Pages

Oktober 19, 2013

Strategi Pembelajaran Induktif

2.1 Strtegi Pembeajaran Induktif 2.1.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Induktif. Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya (Dick dan Carey, 2005:7). Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Suparman, 1997:157). Sedangkan menurut Hilda Taba, strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.Strategi induktif berkenaan dengan proses abstraksi dari sesuatu yang bersifat konkrit, khusus dan terbatas menjadi sesuatu yang lebih abstrak bersifat lebih umum, dan memiliki kemungkinan pemanfaatan lebih luas. Sebagai contoh pada kegiatan yang diamati pada sekelompok manusia dirumuskan sesuatu yang berkenaan dengan komunitas dimana sekelompok manusia tadi menjadi anggotanya. Proses pembentukan konnsep, generalisasi dan teori pada dasarnya adalah proses abstraksi dan bersifat induktif. Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis.Selain itu dikatakan pembelajaran Induktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari hal – hal yang konkret atau contoh – contoh kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum,maksudnya yaitu pembelajaran Induktif ini dimulai dengan pemberian berbagai kasus,fakta,contoh,atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip, kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut.Metode seperti ini disebut dengan metode “discovery atau socratic”.Metode ini tepat digunakan jika: 1) Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut 2) Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap, pemecahan, dan pengambilan keputusan. 3) Pengajaran mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan, terampil mengulang pertanyaan dan sabar 4) Waktu yang tersedia cukup panjang. Sebenarnya masih banyak metode-metode pembelajaran yang ditemui oleh para ahli pembelajaran atau oleh para guru yang telah berpengalaman mengajar beberapa tahun.Setiap komponen yang tergabung dalam komponen dlam urutan komponen utama dalam kegiatan pembeljaran,dimulai dari deskripsi singkat sampai pada tingkat lanjut memerlukan gabungan dari beberapa metode pembeljran.Pemilihan metode untuk setiap komponen tersebut didasarkan pada indikator yang telah dirancang didalam satuan pembelajaran (SP) sebelumnya. • Di dalam pembelajaran induktif menggunakan pendekatan kualitatif,yaitu pendekatan yang di lakukan dengan tanpa menggunakan prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik,tapi melainkan dengan menggunakan nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-kata. Oleh karena itu, bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai; peringkat atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematik atau statistik (Creswell, 2002). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Menurut Creswell (2003), pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif (misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya. • Metode yang digunakan dalam pembelajaran induktif yaitu Dalam observasi mendalam,dimana ketika seseorang siswa diminta mengumpulkan berbagai informasi yang berkenaan dengan pusat pengamatan,atau dengan cara observasi. Wawancara mendalam,ketika siswa melakukan pengamatan atau observasi,siswa juga menggunakan wawancara agar siswa tersebut mendapatkan kumpulan-kumpulan informasi yang sesuai atau valid sesuai dengan fakta. 2.1.2 Tujuan Strategi Pembelajaran Induktif. Strategi pengajaran induktif bertujuan untuk membantu siswa belajar secara induktif. Dalam banyak penelitian bahwa belajar secara induktif dianggap lebih meguntungkan karena proses berfikir induktif dan proses penelitian induktif adalah ciri dari disiplin ilmu-ilmu social. Dengan demikian belajar induktif dianggap lebih sesuai dengan karakteristik keilmuan disiplin ilmu-ilmu social. Strategi belajar dan mengajar induktif dapat digunakan untuk mencapai tujuan berfikir. Dalam bentuk semacam itu ia akan menjadi sesuatu yang erat hubungannya dengan model-model belajar inkuiri. Dalam bagian ini tujuan, yang demikian tinggi tidak atau belum dimanfaatkan dalam strategi inkuiri.Penjelasan mengenai strategi inkuiri lebih dipusatkan pada tujuan mengingat fakta dan pemahaman terhadap berbagai konsep.Keduanya dianggap bermanfaat dengan mengunakan strategi induktif karena sekarang ini kedua tujuan tadi hanya dicapai dengan pengajaran yang mengunakan metode ceramah ataupun ceramah berfariasi. 2.1.3 Ciri Karakteristik dari Strategi Induktif Strategi induktif memiliki tiga ciri karakteristik diantaranya adalah:  Sintetis adalah merupakan suatu ciri yang akan terlihat ketika kesimpulan ditarik dengan jalan mensintesiskan atau mengabungkan kasus-kasus yang terdapat dalam permis-permis yang diperoleh.  General (umum) adalah Ciri umum adalah karena kesimpulan yang ditarik selalu meliputi jumlah kasus yang lebih banyak atau yang lebih umum sifatnya dibandingkan jumlah kasus yang terhimpun dalam premis-premisnya.  Terakhir, apostetori adalah kasus-kasus konkret yang dijadikan landasan atau titik tolak argumen selalu merupakan buah hasil pengamatan inderawi bukan merupakan kebenaran-kebenaran fikiran belaka. Ciri-ciri yang demikian itu menyebabkan setiap argumen induktif tidak dapat dikatakan sah atau tidak sah, dan kerena itu kesimpulannya pun tidak mungkin mengandung nilai kepastian mutlak. 2.2 Cara Pengajaran dan Kelemahan Kelebihan Strategi Pembelajaran Induktif. 2.2.1 Cara Pengajaran Strategi Pembelajaran Induktif. Sesuai dengan maknanya, strategi induktif dilakukan dengan membicarakan mengenai hal-hal yang dianggap kecil dan terbatas pada sesuatu.Untuk itu siswa diminta mengumpulkan berbagai informasi yang berkenaan dengan pusat pengamatan. Berikut langkah-langkah dalam belajar fakta dan pemahaman melalui strategi iniduktif:  Langkah pertama, Dalam langkah ini, misalnya siswa membicarakan mengenai suatu lingkungan social tertentu yang ada disekitar sekolahnya. Mereka diminta untuk mengamati berbagai fakta penting yang ada didalam masyarakat seperti tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, keadaan ekonomi, jumlah dan jenis lembaga social. Jumlah rumah dan kepala keluarga, serta letak lingkungan social yang diamati itu. Dalam kesempatan lain tentu saja siswa tidak harus memulai kegiatannya dengan mengamati langsung, mereka juga dpat diminta membaca suatu media catak.  Langkah kedua ialah identifikasi fakta-fakta penting yang telah dikumpulkan. Fakta-fakta itu kemudian dikaji kesamaan dan perbedaannya. Berdasarkan kesamaan dan perbedaan tersebut maka siswa mengelompokan fakta-fakta itu. Jumlah kelompok tidak ditentukan berdasarkan hasil kajian tentang persamaan dan perbedaan fakta-fakta tersebut. Untuk setiap siswa mungkin terjadi perbadaan jumlah kelompok walaupun tugas yang diberikan sama sehingga terjadi pula perbedaan jumlah kelompok antara satu siwa dengan siswa lainnya.  Langkah ketiga adalah mencoba mencari apa yang dapat dijaadikan suatu pengikat untuk fakta yang dapat dijadikan suatu pengikat untuk fakta yang telah dikumpulkan dan dikelompokan tersebut. Misalkan fakta mengaikan pendidikan dapat dikaitkan dengan pengalaman belajar siswa yang besangkutan. Fakta lainnya dapat juga dikaitkan dengan kenyataan hidup sebagai anggota keluarga. Berdasarkan pengalamannya mengenai keluarga, dimana dalam keluarga terdapat kepala keluarga, pengatur rumah tangga dalam ekonomi, pendidikan, dan anak-anak sebagai anggota keluarga yang memiliki hak dan juga kewajiban maka ditarik kesamaan dengan lingkungan social yang telah dipelajari. Jabatan berbagai kepemimpinan dapat di sejajarkan dengan apa yang ada dalam keluarga.  Langkah keempat, berdasarkan tentang pengetahuan keluarga, maka siswa dapat mengikat pengetahuan social yang telah dipelajarinya. Ini adalah proses pengikat pengetahuan dan pengembangan pemahaman bagi siswa untuk bahan yang baru dipelajari tapi bukan atau belum merupakan dari langkah akhir dari pendekatan induktif yang dimaksud. Hakekat induktif belum tampak dan belum dikembangkan, apa yang telah dilakukan baru memberikan landasan untuk kegiatan induktif. Langkah induktif dilakukan atas dasar pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai lingkungan social yang ada. Siswa kemudia diajak mempelajari lingkungan social dengan organisasinya yang lebih kompleks dari apa yang telah dipelajari. Mereka memulai dengan mempelajari lingkungan social didaerahnya yang lebih luas lingkup geografis dan politisnya. Ia kemudian menarik kesamaan dan perbedaan antara apa yang telah dipelajari di lingkungan sendiri dengan lingkungan yang lebih luas dan lebih kompleks tersebut. Dalam kondisi demikian, berbagai istilah atau fakta baru yang dipelajari adalah sesuatu yang ruang lingkupnya lebih luas dan merupakan iiniferensi yang lebih tinggi dan juga lebih abstrak dibandingkan apa yang sudah diketahuinya.  Dalam langkah terakhir ini memang hatus diakui adanya suatu kegiatan membandingkan, sama seperti pda langkah kedua. Kegiatan pembandingan ini akan menimbulkan persamaan dan perbedaan baru dan yang sifatnya lebih tinggi dan lebih umum dari sesuatu yang lebih konkrit dan terbatas yang diketahui siswa. 2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Induktif. a.) Kelebihan  Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.  Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa denganguru  Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses Tanya jawab tersebut. b.) Kelemahan  Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikanilustrasi-ilustrasi.  Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswaberpikir  Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secarasempurna  Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembangoptimal.  Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol proses belajar siswa.  Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.  Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif. 2.3 Peran Guru Dalam Model Pembelajaran Induktif Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. selain itu guru juga harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, dan selalu menunjukkan ekspektasi positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa-siswanya. Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif juga bergantung pada contoh-contoh ilustrasi yang digunakan oleh guru serta kemampuan guru membimbing siswa untuk melakukan analisis terhadap contoh/ilustrasi yang diberikan. Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam model pembelajaran dengan pendekatan induktif yaitu : (1) guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif, (2) guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh, (3) guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan, dan (4) menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut. Hilda Taba memberikan pedoman pada guru dalam memberikan tanggapan dan respon di setiap tahap pengajaran, antara lain: 1. Guru harus yakin bahwa tugas-tugas kognitif tersebut muncul dengan instruksi yang optimal dan juga pada saat yang tepat. 2. Guru harus mengkaji seperangkat data secara utuh sebelum melakukan katagorisasi, lalu dilanjutkan dengan mencari hubungan-hubungan. 3. Tugas mental guru adalah memonitor bagaimana siswa memproses informasi dan kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan. 4. Tugas penting guru adalah merasakan kesiapan siswa untuk menjalani pennglaman-pengalaman dan aktivitas-aktivitas kognitif yang baru, dengan cara mengasimilasi dan menggunakan pengalaman-pengalaman ini. Prosedur Pembelajaran yang diajukan Taba menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya. Strategi pertama adalah pembentukan konsep (concept formation) sebagai strategi dasar, kedua interpretasi data (data interpretation) dan ketiga adalah penerapan prinsip (application of principles). a) Konsep pembentukan (belajar konsep) 1.membuat daftar konsep 2.pengelompokan konsep sesuai dengan karakteristik yang sama 3. Pemberian label atau kategorisasi. b) Interpretasi data (menyimpulkan data): Strategi kedua ini merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi dan menyimpulkan data. Cara ini dapat dilakukan dengan 1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya. 2. menjelaskan dimensi - dimensi dan hubungan-hubungannya. 3.Membuat kesimpulan c) Menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda atau menjelaskan fenomena baru 1. Membuat hipotesis, memprediksi konsekuensi 2. Menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi 3. Menguji hipotesis atau prediksi. Yamin, Martinis. 2010. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Gaung Persda Press Jakarta. Hasan, S.H. 1995. Penidikan Ilmu Sosial. Bandung. http://fajarsubijakto.wordpress.com/2013/02/14/belajar-berpikir-secara-induktif/ http://srinataluay.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Strategi Pembelajaran Induktif

2.1 Strtegi Pembeajaran Induktif 2.1.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Induktif. Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya (Dick dan Carey, 2005:7). Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Suparman, 1997:157). Sedangkan menurut Hilda Taba, strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.Strategi induktif berkenaan dengan proses abstraksi dari sesuatu yang bersifat konkrit, khusus dan terbatas menjadi sesuatu yang lebih abstrak bersifat lebih umum, dan memiliki kemungkinan pemanfaatan lebih luas. Sebagai contoh pada kegiatan yang diamati pada sekelompok manusia dirumuskan sesuatu yang berkenaan dengan komunitas dimana sekelompok manusia tadi menjadi anggotanya. Proses pembentukan konnsep, generalisasi dan teori pada dasarnya adalah proses abstraksi dan bersifat induktif. Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis.Selain itu dikatakan pembelajaran Induktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari hal – hal yang konkret atau contoh – contoh kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum,maksudnya yaitu pembelajaran Induktif ini dimulai dengan pemberian berbagai kasus,fakta,contoh,atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip, kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut.Metode seperti ini disebut dengan metode “discovery atau socratic”.Metode ini tepat digunakan jika: 1) Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut 2) Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap, pemecahan, dan pengambilan keputusan. 3) Pengajaran mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan, terampil mengulang pertanyaan dan sabar 4) Waktu yang tersedia cukup panjang. Sebenarnya masih banyak metode-metode pembelajaran yang ditemui oleh para ahli pembelajaran atau oleh para guru yang telah berpengalaman mengajar beberapa tahun.Setiap komponen yang tergabung dalam komponen dlam urutan komponen utama dalam kegiatan pembeljaran,dimulai dari deskripsi singkat sampai pada tingkat lanjut memerlukan gabungan dari beberapa metode pembeljran.Pemilihan metode untuk setiap komponen tersebut didasarkan pada indikator yang telah dirancang didalam satuan pembelajaran (SP) sebelumnya. • Di dalam pembelajaran induktif menggunakan pendekatan kualitatif,yaitu pendekatan yang di lakukan dengan tanpa menggunakan prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik,tapi melainkan dengan menggunakan nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-kata. Oleh karena itu, bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai; peringkat atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematik atau statistik (Creswell, 2002). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Menurut Creswell (2003), pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif (misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya. • Metode yang digunakan dalam pembelajaran induktif yaitu Dalam observasi mendalam,dimana ketika seseorang siswa diminta mengumpulkan berbagai informasi yang berkenaan dengan pusat pengamatan,atau dengan cara observasi. Wawancara mendalam,ketika siswa melakukan pengamatan atau observasi,siswa juga menggunakan wawancara agar siswa tersebut mendapatkan kumpulan-kumpulan informasi yang sesuai atau valid sesuai dengan fakta. 2.1.2 Tujuan Strategi Pembelajaran Induktif. Strategi pengajaran induktif bertujuan untuk membantu siswa belajar secara induktif. Dalam banyak penelitian bahwa belajar secara induktif dianggap lebih meguntungkan karena proses berfikir induktif dan proses penelitian induktif adalah ciri dari disiplin ilmu-ilmu social. Dengan demikian belajar induktif dianggap lebih sesuai dengan karakteristik keilmuan disiplin ilmu-ilmu social. Strategi belajar dan mengajar induktif dapat digunakan untuk mencapai tujuan berfikir. Dalam bentuk semacam itu ia akan menjadi sesuatu yang erat hubungannya dengan model-model belajar inkuiri. Dalam bagian ini tujuan, yang demikian tinggi tidak atau belum dimanfaatkan dalam strategi inkuiri.Penjelasan mengenai strategi inkuiri lebih dipusatkan pada tujuan mengingat fakta dan pemahaman terhadap berbagai konsep.Keduanya dianggap bermanfaat dengan mengunakan strategi induktif karena sekarang ini kedua tujuan tadi hanya dicapai dengan pengajaran yang mengunakan metode ceramah ataupun ceramah berfariasi. 2.1.3 Ciri Karakteristik dari Strategi Induktif Strategi induktif memiliki tiga ciri karakteristik diantaranya adalah:  Sintetis adalah merupakan suatu ciri yang akan terlihat ketika kesimpulan ditarik dengan jalan mensintesiskan atau mengabungkan kasus-kasus yang terdapat dalam permis-permis yang diperoleh.  General (umum) adalah Ciri umum adalah karena kesimpulan yang ditarik selalu meliputi jumlah kasus yang lebih banyak atau yang lebih umum sifatnya dibandingkan jumlah kasus yang terhimpun dalam premis-premisnya.  Terakhir, apostetori adalah kasus-kasus konkret yang dijadikan landasan atau titik tolak argumen selalu merupakan buah hasil pengamatan inderawi bukan merupakan kebenaran-kebenaran fikiran belaka. Ciri-ciri yang demikian itu menyebabkan setiap argumen induktif tidak dapat dikatakan sah atau tidak sah, dan kerena itu kesimpulannya pun tidak mungkin mengandung nilai kepastian mutlak. 2.2 Cara Pengajaran dan Kelemahan Kelebihan Strategi Pembelajaran Induktif. 2.2.1 Cara Pengajaran Strategi Pembelajaran Induktif. Sesuai dengan maknanya, strategi induktif dilakukan dengan membicarakan mengenai hal-hal yang dianggap kecil dan terbatas pada sesuatu.Untuk itu siswa diminta mengumpulkan berbagai informasi yang berkenaan dengan pusat pengamatan. Berikut langkah-langkah dalam belajar fakta dan pemahaman melalui strategi iniduktif:  Langkah pertama, Dalam langkah ini, misalnya siswa membicarakan mengenai suatu lingkungan social tertentu yang ada disekitar sekolahnya. Mereka diminta untuk mengamati berbagai fakta penting yang ada didalam masyarakat seperti tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, keadaan ekonomi, jumlah dan jenis lembaga social. Jumlah rumah dan kepala keluarga, serta letak lingkungan social yang diamati itu. Dalam kesempatan lain tentu saja siswa tidak harus memulai kegiatannya dengan mengamati langsung, mereka juga dpat diminta membaca suatu media catak.  Langkah kedua ialah identifikasi fakta-fakta penting yang telah dikumpulkan. Fakta-fakta itu kemudian dikaji kesamaan dan perbedaannya. Berdasarkan kesamaan dan perbedaan tersebut maka siswa mengelompokan fakta-fakta itu. Jumlah kelompok tidak ditentukan berdasarkan hasil kajian tentang persamaan dan perbedaan fakta-fakta tersebut. Untuk setiap siswa mungkin terjadi perbadaan jumlah kelompok walaupun tugas yang diberikan sama sehingga terjadi pula perbedaan jumlah kelompok antara satu siwa dengan siswa lainnya.  Langkah ketiga adalah mencoba mencari apa yang dapat dijaadikan suatu pengikat untuk fakta yang dapat dijadikan suatu pengikat untuk fakta yang telah dikumpulkan dan dikelompokan tersebut. Misalkan fakta mengaikan pendidikan dapat dikaitkan dengan pengalaman belajar siswa yang besangkutan. Fakta lainnya dapat juga dikaitkan dengan kenyataan hidup sebagai anggota keluarga. Berdasarkan pengalamannya mengenai keluarga, dimana dalam keluarga terdapat kepala keluarga, pengatur rumah tangga dalam ekonomi, pendidikan, dan anak-anak sebagai anggota keluarga yang memiliki hak dan juga kewajiban maka ditarik kesamaan dengan lingkungan social yang telah dipelajari. Jabatan berbagai kepemimpinan dapat di sejajarkan dengan apa yang ada dalam keluarga.  Langkah keempat, berdasarkan tentang pengetahuan keluarga, maka siswa dapat mengikat pengetahuan social yang telah dipelajarinya. Ini adalah proses pengikat pengetahuan dan pengembangan pemahaman bagi siswa untuk bahan yang baru dipelajari tapi bukan atau belum merupakan dari langkah akhir dari pendekatan induktif yang dimaksud. Hakekat induktif belum tampak dan belum dikembangkan, apa yang telah dilakukan baru memberikan landasan untuk kegiatan induktif. Langkah induktif dilakukan atas dasar pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai lingkungan social yang ada. Siswa kemudia diajak mempelajari lingkungan social dengan organisasinya yang lebih kompleks dari apa yang telah dipelajari. Mereka memulai dengan mempelajari lingkungan social didaerahnya yang lebih luas lingkup geografis dan politisnya. Ia kemudian menarik kesamaan dan perbedaan antara apa yang telah dipelajari di lingkungan sendiri dengan lingkungan yang lebih luas dan lebih kompleks tersebut. Dalam kondisi demikian, berbagai istilah atau fakta baru yang dipelajari adalah sesuatu yang ruang lingkupnya lebih luas dan merupakan iiniferensi yang lebih tinggi dan juga lebih abstrak dibandingkan apa yang sudah diketahuinya.  Dalam langkah terakhir ini memang hatus diakui adanya suatu kegiatan membandingkan, sama seperti pda langkah kedua. Kegiatan pembandingan ini akan menimbulkan persamaan dan perbedaan baru dan yang sifatnya lebih tinggi dan lebih umum dari sesuatu yang lebih konkrit dan terbatas yang diketahui siswa. 2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Induktif. a.) Kelebihan  Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.  Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa denganguru  Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses Tanya jawab tersebut. b.) Kelemahan  Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikanilustrasi-ilustrasi.  Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswaberpikir  Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secarasempurna  Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembangoptimal.  Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol proses belajar siswa.  Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.  Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif. 2.3 Peran Guru Dalam Model Pembelajaran Induktif Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. selain itu guru juga harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, dan selalu menunjukkan ekspektasi positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa-siswanya. Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif juga bergantung pada contoh-contoh ilustrasi yang digunakan oleh guru serta kemampuan guru membimbing siswa untuk melakukan analisis terhadap contoh/ilustrasi yang diberikan. Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam model pembelajaran dengan pendekatan induktif yaitu : (1) guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif, (2) guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh, (3) guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan, dan (4) menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut. Hilda Taba memberikan pedoman pada guru dalam memberikan tanggapan dan respon di setiap tahap pengajaran, antara lain: 1. Guru harus yakin bahwa tugas-tugas kognitif tersebut muncul dengan instruksi yang optimal dan juga pada saat yang tepat. 2. Guru harus mengkaji seperangkat data secara utuh sebelum melakukan katagorisasi, lalu dilanjutkan dengan mencari hubungan-hubungan. 3. Tugas mental guru adalah memonitor bagaimana siswa memproses informasi dan kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan. 4. Tugas penting guru adalah merasakan kesiapan siswa untuk menjalani pennglaman-pengalaman dan aktivitas-aktivitas kognitif yang baru, dengan cara mengasimilasi dan menggunakan pengalaman-pengalaman ini. Prosedur Pembelajaran yang diajukan Taba menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya. Strategi pertama adalah pembentukan konsep (concept formation) sebagai strategi dasar, kedua interpretasi data (data interpretation) dan ketiga adalah penerapan prinsip (application of principles). a) Konsep pembentukan (belajar konsep) 1.membuat daftar konsep 2.pengelompokan konsep sesuai dengan karakteristik yang sama 3. Pemberian label atau kategorisasi. b) Interpretasi data (menyimpulkan data): Strategi kedua ini merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi dan menyimpulkan data. Cara ini dapat dilakukan dengan 1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya. 2. menjelaskan dimensi - dimensi dan hubungan-hubungannya. 3.Membuat kesimpulan c) Menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda atau menjelaskan fenomena baru 1. Membuat hipotesis, memprediksi konsekuensi 2. Menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi 3. Menguji hipotesis atau prediksi. Yamin, Martinis. 2010. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Gaung Persda Press Jakarta. Hasan, S.H. 1995. Penidikan Ilmu Sosial. Bandung. http://fajarsubijakto.wordpress.com/2013/02/14/belajar-berpikir-secara-induktif/ http://srinataluay.blogspot.com/

Tidak ada komentar: