2.1 Tinjauan Historis Kerajaan
Belanda
Nama resmi Kerajaan Belanda adalah
(Nederland) ialah “Koninkrijk der Nederlanden,” yang berarti Kerajaan Negara
Rendah. Namanya yang lain adalah Holland, yang mungkin berasal dari Holland,
yang mungkin berasal dari kata “Holt-land”, yang berarti “Negri Hutan.”
Nama Holland ini
pula asal kata Indonesia “Belanda” sesudah Holland mengalami perubahan menjadi
“Hollanda”.
Negeri ini dinamai “Negeri Rendah” karena
bagian Barat dan Utara letaknya lebih rendah dari permukaan laut pada waktu
pasang sedang naik. Itu sebabnya bagian itu harus dilindungi oleh galangan yang
kuat atau bukit-bukit pasir. Jika kedua jenis “pelindung” itu tidak ada, maka
38% dari tanah akan tergenang air pada waktu pasang naik. Keahlian orang
Belanda membuat galangan yang kuat menahan ombak laut inilah yang menyebabkan
mereka berhasil sekali membuat “polder”,yaitu tanah yang dikeringkan dari rawa
atau dasar laut dengan jalan mengeringkan Laut Selatannya diperoleh tambahan
daratan seluas 7% dari luas daratan sebelumnya.
Letak negeri ini di sekitar muara sungai
Rijn,sejak dahulu merupakan “saluran” lalu lintas air ke daerah hulu. Itu
sebabnya rakyat Nederland banyak mendapat pengaruh dalam berbagai bidang
kehidupan, antara lain: bidang politik dan pendidikan.
Penduduk yang terutama berasal dari suku
bangsa GalloCeltik dari daerah Jerman, berjumlah sekitar 13 juta yang mendiami
negara yang luasnya 12.899 mil persegi. Hal ini berarti hampir satu juta jiwa
dalam satu mil persegi, sehingga merupakan salah satu negara yang terpadat
penduduknya di dunia. Nederland pernah dikuasai oleh kerajaan Spanyol. Dalam
Peperangan 80 tahun (1968-1648) penduduk membebaskan diri dari kekuasaan
Spanyol itu.
Dalam abad ke-17 Nederland mencapai taraf
kemakmuran yang tinggi, yang mereka perdapat dari hasil perdagangan. Nederland
pernah menguasai perdagangan di Ceylon, Afrika Selatan , Brazil, New Netherland
di Amerika Utara, walaupun semuanya kalah pentingnya dengan penjajahandi
Indonesia. Negeri itu menjadi negara dagang dan maritim yang kuat dan utama
pada waktu itu.
2.2 Pendidikan di Belanda
Pendidikan di
Belanda telah dikenal reputasinya didunia karena standart kualitasnya yang
tinggi. Hal ini diperoleh dari sistem regulasi dan managemen mutu yang ada.
Ementrian pendidikan, budaya dan ilmu pengetahuan merupakan departemen yang
bertangungjawab atas pembuatan ngang-undang yang berkaitan dengan pendidikan.
Penelitiaan menunjukkan bahwa mereka
yang pernah studi di universitas atau intitusi pendidikan tinggi belanda
memilki kinerja yang sangat baik dimanapun mereka berada. Untuk negara kecil
seperti belanda, orientasi internasional, termasuk pendidikan dan pelatihan
merupakan keharusan utuk dapat bertahan ditengah arus dunia yang semakin
mengglobal.
Dalam pendidikan tinggi, negara trdepan di
beberapa bidang seperti business asministration, agricultural studies,civil
egineering, medicine, remote sensing and arts and design. Hasil riset yang
berkualitas tinggi di belanda menepati peingkat atas. Kenyataannya, riset
ilmiah belanda menjadi yang terdepan di eropa. Belanda menduduki peringkat
ke-lima di dunia untuk jumlah jurnal-jurnal perkapita.
Belanda merupakan negara non
berbahasa inggris pertama yang menawarkan program studi yang berbahasa inggris
bagi pendidikan tinggi. Lebih dari 1.300
program studi internasional untuk berbagaibidang ditawarkan oleh pendidikan
tinggi belanda.
Sesudah Peperangan 80 tahun berakhir
pemerintah Belanda mendirikan 4 Universitas, seperti di Leiden (1575), Franeker
(1585), Groningen (1614), Ultrecht (1636) dan 10 buah sekolah Gymnasium.
Pembukaan sekolah dasarpun tidak ketinggalan pula, tetapi usaha mendirikannya
terutama didorong oleh gereja. Memang gereja mengakui wewenang pemerintah dalam
bidang pendidikan tetapi,tetapi sebaliknya gereja mendapat hak untuk menentukan
bahan pelajaran agama dan mengawasi kecakapan dan kepercayaan guru-guru.
Wewenang pemerintah dalam soal pendidikan dan hak gereja dalam soal pelajaran
agama ini adalah soal pendidikan dan hak gereja dalam soal pelajaran agama ini
adalah hasil perjuangan gagasan perpisahan gereja dan negara dalam abad ke-18
di daratan Eropah dan yang dimenangkan oleh Revolusi Perancis. Usaha
aliran-aliran agama dalam mendirikan sekolah-sekolah menurut keyakinan mereka
dengan sendirinya terbentur pada bidang wewenang pemerintah dalam soal
pendidikan.
Pendidikan sekolah diwajibkan menurut
undang-undang (pendidikan) dari tahun 1806. Sumbernya terletak pada tempat
lain, yang memaksa pemerintah menjadi besikap “netral” karena tuntutan guru
harus memperlihatkan contoh kehidupan beragama tidak dapat dipenuhi.
Untuk menenggang perasaan keagamaan
penduduk, pemerintah pada mulanya mengangkat guru dari aliran agama tertentu di
daerah kediaman penganut aliran itu. Tetapi, sikap itu tidak dihargai, sehingga
pemerintah bersikap “netral” dalam soal pendidikan agama di sekolah pemerintah.
Yang dirasakan memberatkan sekali ialah
pengesahan atau peng-autorisasian sekolah-sekolah swasta yang baru. Kalau
sekolah baru itu sekolah Katolik atau Protestan tertentu, pengesahannya tidak diberikan oleh pemerintah kotapraja.
Oleh sebab itu diperjuangkanlah oleh golongan-golongan agama dalam parlemen
Belanda untuk menghapus ketentuan tentang otorisasi sekolah-sekolah itu, tetapi
usaha ini tidak berhasil.
Raja Williem II
berikhtiar menghilangkan hambatan-hambatan pelaksanaan undang-undang ini dengan
membentuk satu komisi yang menyampaikan usul-usul perbaikan. Sebagai hasil
komisi ini dikeluarkanlah Keputusan Raja tahun 1842, yang tidak memenuhi
harapan golongan-golongan yang tidak puas. Sebab komisi ini telah mengusulkan
untuk meneruskan permohonan pengesahan sekolah itu kepada raja, kalau ditolak
oleh pemerintah kotapraja, tetapi usul ini tidak menjadi bagian dari keputusan
raja. Kemudian menyusul lagi sebuah surat edaran, yang menyatakan bahwa
pendidikan hanya urusan negara saja. Sebagai akibat dari rasa tidak senang itu
timbullah keinginan yang lebih besar lagi untuk mendirikan lebih banyak sekolah
khusus, yang diusahakan oleh pihak swasta.
Dibeberapa kota timbullah pertentangan antara pemerintah dengan
guru-guru, yang hendak memberikan pelajaran agama menurut aliran tertentu. Pertentangan-pertentangan ini berakhir dengan
dicabutnya ketentuan soal otorisasi sekolah-sekolah setelah ditinjau
undang-undang dasar dalam tahun 1848, yang antara lain menentukan, bahwa
pemberian pelajaran agama itu bebas.
Tetapi ditanah jajahannya di Indonesia soal otorisasi
sekolah-sekolah swasta malah dihidupkannya pada akhir masa penjajahannya dalam
bentuk pembahasan sekolah-sekolah swasta melalui pengesahannya oleh wakil
pemerintah Belanda seperti kontrolir menurut syarat-syarat tertentu. Hal itu waktu itu ditentang oleh semua
organisasi sekolah swasta, istimewa oleh almarhum Ki Hadjar Dewantara.
Selain dari peninjauan undang-undang dasar, dijanjikan pula
akan dikeluarkan undang-undang pendidikan baru.
Beberapa buah cabinet tidak berhasil menyusun undang-undang yang
memuaskan sampai dikeluarkan undang-undang tahun 1857, yang juga tidak
memuaskan.
Oleh karena itu berkembanglah perjuangan sekolah-sekolah
secara luas. Lembaga pendidikan swasta
mengusahakan perluasan sekolah-sekolahnya dan peningkatan perjuangan di
parlemen oleh pemimpin-pemimpin yang cakap yang akhirnya menghasilkan
undang-undang tahun 1878. Oleh karena
sekolah-sekolah swasta membutuhkan biaya yang terlalu tinggi, banyak yang
terpaksa ditutup, maka undnag-undnag ini dinamakan mereka “Resolusi yang
tajam”. Kumpulan tanda tangan yang lebih
dari 300.000 banyaknya, yang kemudian ditambah pula kemudian dengan tanda
tangan 164.000 kepala keluarga orang Katolik, yang memohon kepada raja, supaya
jangan mensyahkan undnag-undang itu tidak berhasil. Undang-undnag itu ditandatangani oleh raja
sehingga organisasi agama bekerja lebih gia lagi sampai mereka berhasil
mencapai tujuan waktu itu, yaitu mendapatkan subsidi untuk sekolah-sekolah
swasta. Rencana undang-undang belajar
tahun 1900 untuk melaksanakan kewajiban belajar menimbulkan perjuangan, karena
soal biaya yang tidak menguntungkan bagi sekolah swasta dan juga karena ada
anggapan bahwa pemerintah melalui kewajiban belajar itu mengambil alih hak
orangtua dalam soal pendidikan. Artinya
soal keuangan dapat diatasi oleh undang-undang tahun 1920. Undang-undang ini menyamakan biaya untuk
sekolah swasta. Sebelum itu telah dapat
di usahakan perubahan salah satu ayat undang-undang dasar, yang menjadikan
sekolah pemerintah sama dengan sekolah swasta.
Maka berkahirlah dengan undang-undang ini perjuangan sekolah-sekolah
untuk mendapatkan kesamaan hak dan kedudukan dengan sekolah pemerintah, yang
telah berjalan selama 80 tahun.
Perjuangan sekolah-sekolah inilah yang menyebabkan
pemerintah Belanda bersikap netral mengenai agama dalam pendidikan juga sikap
ini diteruskan ke tanah jajahannya Indonesia waktu itu.
Selama perjuangan sekolah swasta yang berjalan lama itu
pemerintah tidak dapat memikirkan system pendidikan yang menyeluruh. Sistem pendidikan yang berlaku di daratan
Eropa berkembang pula di negeri Belanda, seperti SD 7 tahun dengan sambungannya
ke sekolah Gymnasium seperti yang ditemui di Jerman, Swedia, Norwegia dan
Denmark, Lyceum seperti di Perancis, yang mengutamakan bahasa klasik Yunani dan
Latin serta H (ogere) B (urger) S (chool), seperti yang ditemui di Jerman
dengan nama “Realschule”, yang mengutamakan matematika, fisika serta bahasa
modern Inggris, Perancis dn Jerman.
Untuk anak-anak dari keluarga yang tidak berada, dibuka sekolah menengah
“U (itgebreid) L (ager) O (nderwijs)”, yang merupakan jenjang pendahuluan untuk
salah satu sekolah kejuruan.
Berdasarkan prinsip konkordansi system pendidikan yang
seperti inipun ditemui ditanah jajahannya Indonesia waktu itu dengan nama-nama
yang sama atau hamper sama seperti Gymnasium, Lyceum, HBS, Europesche Lagere
School untuk anak-anak Belanda dan anak Indo tetapi untuk anak Indonesia rakyat
biasa diadakan sekolah sendiri, yaitu S (ekolah) D (esa) dan Sekolah sambungan.
Seperti halnya dengan yang tampak di Negara lain, masyarakat
Belanda banyak mengalami perubahan oleh kemajuan ilmu pengetahuan, dan
teknologi, yang menimbulkan tuntutan baru bagi pekerjaan dan penghidupan. Sesudah Perang Dunia I dan Perang Dunia II
lapangan pekerjaan bertambah luas dari segi jumlah dan jenisnya. Semua perubahan menghendaki perubahan dalam
bidang pendidikan agar tamatan sekolah dapat secepatnya diikut sertakan dalam
kegiatan masyarakat.
Perjuangan sekolah swasta selama 80 tahun terlalu banyak
memusatkan perhatian pemerintah pada soal-soal agama, pembiayaan sekolah dan
subsidi sekolah swasta. Satu sistem
pendidikan yang integral belum lagi tersusun, biarpun telah banyak juga di
adakan undang-undang pendidikan untuk perbaikan. Terasa sekali keperluan undang-undang
pendidikan yang integral untuk menghadapi tantangan, yang di timbulkan oleh
perubahan dalam masyarakat. Semenjak
tahun 1903 terbentuk satu organisasi pemerintah berbentuk satu komisi untuk
menyusun satu organisasi pendidikan yang integral. Sesudah itu disusun pula satu rencana yang
mengatur dasar-dasar pendidikan. Tetapi
rencana itu tidak diteruskan ke parlemen untuk disahkan menjadi undang-undang. Kemudian disusun pula dua nota pendidikan
yang mengatur organisasi pendidikan.
Baru dalam tahun 1958 disampaikan suatu rencana
undang-undang ke parlemen yang mengatur semua sekolah menengah menyeluruh. Rencana ini terdiri dari 4 sektor pendidikan
masing-masing dengan satu undang-undang.
Menurut rencana itu pendidikan sekolah menjadi satu kesatuan, mulai dari
sekolah dasar sampai ke sekolah tinggi.
Undang-undang Mammoet ini mammoet adalah gajah besar dari zaman purba
diterima oleh parlemen dalam tahun 1961.
Pelaksanannya dicobakan oleh 10 sekolahan pada tahun 1965 dan yang
menjadi 40 sekolah percobaan dalam tahun 1966.
Dalam tahun 1968 undang-undang itu untuk semua sekolah menengah.
Tetapi terlebih dahulu akan ditinjau sekolah Taman
Kanak-kanak dan sekolah dasar, kemudian pelaksanaan Undang-undang Mammoet
mengenai SM, akhirnya akan disoroti sekolah tinggi.
Pendidikan Taman Kanak-kanak di atur dalam undang-undang
Anak kecil dari tahun 1955. TK ini
terbuka untuk anak-anak sejak berumur 4 tahun sampai pada saat kewajiban
belajar berlaku, yaitu kalau anak berumur 6 tahun pada tanggal 1 agustus. Pendidikan yang diberikan bukanlah menurut
program sekolah biasa. Yang disediakan
ialah rencana bermain dan bekerja, yang tercermin dalam gerak badan, mengolah
tanah liat, menggambar, bernyanyi, bercerita.
Perkembangan bahasa dan berhitung pada tahap permulaan turut mendapat
perhatian.
Kewajiban belajar di Belanda ditetapkan dalam Undang-undang
Kewajiban Belajar tahun 1900. Kewajiban
belajar itu 6 tahun lamanya. Perubahan
nama jenis sekolah ini menunujukkan perubahan fungsi. Dengan nama baru itu fungsi SD dianggap
memberikan pengetahuan dan kecakapan yang lengkap untuk penghidupan berikutnya.
Anak-anak dijadikan pusat perhatian, bukan lagi bahan
pelajaran. Bahan pelajaran tidak lagi
ditetapkan untuk satu tahun pelajaran tertentu. Menurut pengaturan ini tidak ada lagi
anak-anak yang tinggal kelas, walaupun begitu masih ada sekolah yang menerapkan
system kenaikan kelas dan tidak naik kelas.
Pelajaran diberikan disekitar 4 objek.:
1.
Kecakapan instrumental dan kebudayaan, yang mengutamakan
pelajaran bahasa, termasuk bahasa inggris, menulis dan berhitung
2.
Pengenalan dunia (sejarah, geografi, biologi, fisika,
hygiene dan lalu lintas),
3.
Saluran-saluran berekspresi (kerajinan tangan, music dan
menggambar),
4.
Olah raga.
2.2.1
Pembagian Pendidikan di Belanda
Sebagai pengganti kelas dibentuk kelompok-kelompok murid
dibawah pimpinan guru kelompok.
Untuk anak-anak yang mempunyai cacat tubuh atau cacat jiwa
diadakan sekolah luar biasa. Pendidikan
untuk anak-anak yang mengikuti orang tuanya dikapal sungai atau kereta tempat
tinggal keliling diberikan secara khusus.
Sekolah menengah menurut Undnag-undnag Mammoet ada yang
memberikan pendidikan umum da nada pula yang mempersiapkan tamatannya untuk
sekolah kejuruan. Sekolah-sekolah itu
terdiri dari sekolah untuk pendidikan tinggi tingkat persiapan, pendidikan umum
tingkat atas dan sekolah kejuruan. Ada
dua hal yang tampak pada pendidikan menengah yang baru sama sekali bagi negeri
Belanda, yaitu:
1.
Kelas jembatan (brugklas) untuk semua kelas satu sekolah
menengah dengan mata pelajaran dan jam pelajaran yang hampir sama: satu untuk
gymnasium, satu untuk sekolah kejuruan dan satu lagi untuk yang lain-lain. Tujuan kelas jembatan itu ialah untuk memberi
kebebasan bagi tamatan sekolah dasar untuk memilih sekolah lanjutan yang sesuai
baginya. Dikelas jembatan itu murid
mempelajari kesanggupan dirinya dan kemungkinan yang dapat dicobanya untuk masa
depan yang sesuai baginya. Sesudah itu
mereka melanjutkan pelajarannya ke sekolah menengah yang sesuai dengan
kesanggupannya.
2.
Pindah ke sekolah menengah lain dimudahkan oleh “gabungan
sekolah-sekolah” (schoolgemeenschappen) menjadi satu sekolah “besar”. Gabungan sekolah-sekolah itu diadakan antara
beberapa sekolah menengah atau sekolah menengah dengan sekolah dasar. Menurut kenyataannya gabungan antara beberapa
sekolah menengah lebih banyak dilakukan daripada jenis kedua.
Sekolah menengah itu dibagi dalam tiga golongan:
1. Pendidikan
persiapan untuk tingkat ilmiah (voorbereidend wetenschappelijk
onderwijs-v.w.o.) yang mempersiapkan lulusannya untuk perguruan tinggi. Jenis ini terdiri dari:
1.1
Gymnasium gaya baru yang memberi pelajaran yang sama untuk
kelas 1,2 dan 3. Sesudah itu diadakan
jurusan Ayang mengutamakan bahasa latin dan yunani dan jurusan B yang
mengutamakan matematika dan fisika, kedua-duanya juga 3 tahun lamanya.
1.2
Athenaeum, yang merupakan pembaharuan dari HBS lama yang
juga mempunyai jurusan A dan B sesudah kelas 3.
Jurusan A mengutamakan ekonomi dan ilmu-ilmu social; jurusan B
mengutamakan matematika dan ilmu fisika.
1.3
Karena jurusan B pada kedua sekolah diatas nama, ada sekolah
yang menghubungkan program Gymnasium dengan Atheneum, yaitu sekolah yang
bernama Lyceum. Pada akhir ketiga
sekolah ini diadakan ujian penghabisan dalam 7 mata pelajaran dengan 5 mata pelajaran
wajib dan 2 mata pelajaran pilihan para pelajar.
2.Sekolah menengah umum (algemeen voortgezet
onderwijs-a.v.o.), yang mempersiapkan lulusannya untuk sekolah kejuruan,
memberikan pendidikan umum untuk:
2.1
Pendidikan menengah umum tingkat atas (hoger algemeen
voortgezet onderwijs-h.v.o) yang lamanya 5 tahun sebagai pengganti HBS yang
lama, tetapi yang sekarang tidak mempersiapkan tamatannya untuk universitas;
2.1.1
Ada bagiannya yang 2 tahun lamanya dan bersambung pada
pendidikan persiapan untuk tingkat ilmiah 3 tahun dari Atheneum atau Lyceum;
2.2
Pendidikan umum tingkat menengah (middelbaar al-gemeen
voortgezet onderwijs-m.a.v.o.), yang lamanya 2 tahun dan kebanyakan merupakan
kelas 1 dan 2 pendidikan kejuruan tingkat rendah.
3.
Sekolah kejuruan berbagai jenis seperti teknik, pertanian
dan perkebunan, perkapalan, perdagangan, kerumahtanggaan, pendidikan dan
lain-lain. Tingkatannya beragam pula,
yaitu: rendah, menengah dan atas. Lamanyapun
bermacam-macam pula. Ada yang 2 tahun
sampai yang 5 atau 6 tahun. Sebagian
besar dari sekolah-sekolah ini mempunyai 3 tingkat. Pendidikan pedagogic social mempersiapkan
tenaga untuk menjadi Pembina pemuda, pendidikan rakyat, petugas kebudayaan,
pekerja social, pelindung anak-anak, penjaga kesehatan, sport dan
lain-lain. Sekolah pendidikan guru,
(kecuali untuk guru Taman kanak-kanak) masuk sekolah kejuruan tingkat atas.
Pada semua kejuruan ini diberikan pendidikan umum terlebih
dahulu selama beberapa tahun.
Seperti dikemukakan diatas nama “mammoet” yang
diberikan pada undang-undang ini adalah nama seekor gajah yang besar dari zaman
purbakala. Oleh sebab itu nama
undang-undang ini menunjukkan kepada sesuatu yang besar pula. Tidak hanya struktur sekolah menengah saja
yang diuraikan, yang disesuaikan pada keperluan masyarakat industry yang maju,
tetapi juga perkembangan system didaktik.
Gabungan sekolah dan berbagai jenis didaktik dicobakan untuk memberi
kebebasan yang lebih besar untuk proses pendidikan. Hal ini diatur dalam undang-undang yang
diterbitkan setelah Undang-undang Mammoet berjalan dan ditujukan untuk memberi
kebebasan pada sekolah yang ingin mengadakan percobaan dewasa ini di Belanda,
seperti:
1.
Proyek “kelas jembatan” selama 4 tahun untuk mencari bentuk
pedagogic, didaktik dan organisasi yang cocok;
2.
Proyek praktek bahasa;
3.
Proyek metode audio-lingual;
4.
Proyek Dalton dari Roncalli college;
5.
Proyek pengajaran berprogram untuk beberapa mata pelajaran;
6.
Proyek tujuan-tujuan mata pelajaran;
7.
Proyek penelitian u.l.o. untuk mencari struktur, bentuk
pedagogic dan didaktiknya.
Pendidikan tinggi ditetapkan dalam undang-undang
dari tahun 1961 yang disebut Undang-undang pendidikan ilmiah, yang meliputi
universitas dan sekolah tinggi. Satu
universitas harus mempunyai sekurang-kurangnya 3 fakultas, diantaranya fakultas
kedokteran serta fakultas matematika dan fisika. Perguruan tinggi yang tidak memenuhi syarat
diatas disebut “sekolah tinggi”.
Universitas negeri ada tiga, yaitu Leiden, Groningen dan di Utrecht. Amsterdam mempunyai satu universitas
kotapraja dan satu universitas Protestan dan kota Nymegen mempunyai universitas
Khatolik. Sekolah tinggi twknik ada
tiga, yaitu di Delft, Eindhove dan Enschede dan sekolah tinggi pertanian hanya
ada di Wageningen, kepunyaan Negara.
Sekolah tinggi ekonomi yang di Rotterdam bersifat netral dan di Tilburg
dari golongan Khatolik. Semua universitas dan sekolah tinggi dibiayai
seluruhnya oleh pemerintah. Tiap-tiap
lembaga pendidikan tinggi ini mengatur statusnya, program akademiknya,
ujian-ujian serta gelarnya.
2.2.2
Kurikulum Pendidikan di Belanda
Kurikulumnya
intensif pada level yang lebih tinggi,yang lebih maju,berorientasi pada praktek
dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan harapan mahasiswa yang
mencari pengtahuan khusus. Program-program studi ini menggantikan teori dengan
praktek didunia kerja yang sebenarnya atau situasi simulasi kerja.
Pendidikan tinggi
di Belanda menyedikan jenis pendidikan: Universitas dan University of Applied
sciences. Universitas melatih para siswanya untuk menggunakan ilmunya secara
mandiri. University of Applied sciences yang di Belanda dikenal dengan sebutan
hoge school, lebih berorientasi ke praktek; para mahasiswanya langsung
diarahkan untuk meraih jenjang karir dibidangnya. Belanda juga memiliki lembaga
institut untuk pendidikan internasional yang sudah sejak lama menawarkan
program-program yang dirancang khusus bagi mahasiswa asing.
2.2.3
Sistim Pendidikan di Belanda
Untuk mencapai pendidikan yang baik, Pemerintah
Belanda melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan
(Menteri Marja van Bijsterveldt) mewajibkan guru-guru yang mengajar di taman
kanak-kanak sampai sekolah lanjutan atas supaya berijazah universitas.
Memang tidak dimungkiri, untuk mencapai sistem yang
baik diperlukan dana yang sangat besar. Belanda selain memberikan tunjangan
bagi bayi sejak lahir dan anak yang tinggal di Belanda, juga memberikan
tunjangan pendidikan kepada murid-murid (sekolah khusus, umum, kejuruan) dan
mahasiswa.
“Sejak tahun 1815 M, Belanda sudah mempunyai sistem
pendidikan yang baik dan berkembang terus. Ijazah pendidikan Belanda sangat
dihargai di dunia internasional. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi
siswa atau mahasiswa asing yang belajar di Belanda.
Apalagi,
pilihan sekolah di Negeri Kincir Air itu juga banyak. Pelajar dan mahasiswa
dapat mengikuti pendidikan dalam bahasa Belanda dan Inggris. Anak-anak usia 2-3
tahun dapat mengikuti taman kanak-kanak (kleuterschool), dan ketika berumur
empat tahun harus masuk sekolah dasar (basisschool).
Pada dasarnya, Belanda mengenal wajib belajar untuk
anak usia 2-18 tahun. Wajib belajar enam tahun diperkenalkan pada 1900 (untuk
6-12 tahun). Namun undang-undang ini sering mengalami perubahan, sampai 1969
ketika anak-anak usia 6-16 tahun harus mengikuti pendidikan penuh waktu.
Penyandang cacat di atas usia 18 tahun juga harus mengikuti wajib belajar.
Tahun ajaran dimulai 1 Agustus-31 Juli. Di sekolah
dasar dan sekolah khusus ada libur enam minggu di musim panas, sedangkan di
sekolah lanjutan mendapat liburan tujuh minggu. Masa liburan ini dibagi untuk
tiga kawasan, guna menghindari kemacetan lalu lintas.
Seorang anak warga negara Belanda atau bukan warga
negara Belanda tetapi orang tuanya bekerja dan membayar pajak, juga mempunyai
hak tunjangan anak (kinderbijslag). Besarnya tunjangan ? 174 dibayarkan setiap
kuartal oleh Siociale Verzekeringsbank (SVB) sampai anak berusia 18 tahun.
Murid yang studi di sekolah umum, agama, dan netral
dibiayai pemerintah dengan anggaran yang sama bila memenuhi persyaratan. Tetapi
pada dasarnya murid tidak membayar sekolah, meskipun sekolah diperbolehkan
menarik sumbangan pendidikan dari orang tua murid.
Sekolah swasta dibiayai yayasan atau sekolah itu
sendiri. Sementara sekolah umum dikelola pemerintah daerah. Keluarga kerajaan
biasanya mengikuti pendidikan di sekolah umum. Sekolah agama dikelola suatu
dewan yang mengelola pembiayaannya. Berdasarkan agama, terdapat Sekolah
Katolik, Protestan, Yahudi, dan Muslim, baik di sekolah dasar, sekolah
lanjutan, maupun perguruan tinggi.
Semua sekolah ini, baik sekolah umum, khusus, maupun
swasta berada di bawah pengawasan Inspectie van het Onerwijs (Inspeksi
Pendidikan). Sekolah dasar dibagi dalam delapan grup. Mereka yang baru masuk
dimasukkan dalam grup 2. Grup 1 dan 2 sebelum 1989 disebut taman kanak-kanak.
Pada grup 3, anak-anak mulai diajar membaca, menulis,
dan matematika, sedangkan mulai grup 7 anak-anak diajar bahasa Inggris. Tetapi
ada juga sekolah yang mengawali bahasa Inggris di grup 4. Pada grup 8 anak-anak
harus menempuh tes yang disebut Cito Eindtoets Basisonderwijs (tes akhir
pendidikan dasar), sering disingkat menjadi Citotoets.
·
Said.Muh.1981. Pendidikan
Abad keduapuluh dengan Latar Belakang Kebudayaannya. Jakarta:Mutiara.
·
Mudyahardjo.Redja.2001.Pengantar
Pendidikan.Jakarta:Rajawali Pers.
·
Nasution.S.1995.Sejarah
Pendidikan Indonesia.Jakarta:Bumi Aksara.
·
Handinisuwarno.2012.Sistim
Pendidikan di Belanda. Tersedia di http://handinisuwarno.wordpress.com.
·
Sutapa Mada dkk.2008. Analisis Competitive Advantage Pendidikan Belanda Dan Jepang. Tersedia di http://www.staff.uny.ac.id .
1 komentar:
Its such as you learn my mind! You seem to grasp a lot about this, like you wrote the ebook in it or something. I feel that you could do with a few to drive the message house a bit, however other than that, this is excellent blog. A great read. I’ll certainly be back.
Visit Us
https://bit.telkomuniversity.ac.id
Posting Komentar