Bentuk
muka bumi di daratan dan di lautan dari waktu ke waktu selalu berubah.
perubahan itu disebabkan tenaga yang berasal dari dalam bumi maupun tenaga yang
berasal dari luar bumi.
Tenaga yang berasal dari dalam bumi disebut tenaga endogen sedangkan tenaga yang berasal dari luar bumi disebut tenaga eksogen.
Tenaga yang berasal dari dalam bumi disebut tenaga endogen sedangkan tenaga yang berasal dari luar bumi disebut tenaga eksogen.
1 Proses Alam Endogen
Perubahan-perubahan yang terjadi di muka
bumi disebabkan oleh kekuatan besar
yang bekerja pada bumi. Kekuatan tersebut dinamakan dengan tenaga Geologi.
Tenaga geologi terdiri tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen
merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Berbeda dengan tenaga endogen
yang bersifat membangun (konstruktif), tenaga eksogen sifatnya merusak (
destruktif).
a. Proses
Tenaga Endogen
Endogen terdiri dari :
1) Gempa
bumi, yaitu getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi
2) Vulkanisme,
yaitu segala peristiwa yang menyebabkan magama naik ke permukaan bumi (segala
sesuatu yang berhubungan dengan guning api)
3) Tektonisme,
yaitu perubahan letak lapisan batuan (kulit bumi) baik secara mendatar
(horisontal) maupun tegak lurus ( vertikal)
Gerak tektonik yang
bekerja secara horisontal maupun vertikal akan berakibat pada
perubahanbentuk-bentuk permukaan bumi. Geraka tektonik dapat pula dibedakan
atas dua bagian yaitu epirogenetik dan orogenetik.
a) Epirogenetik,
yaitu gerakan lapisan kulit bumiyang menyebabkan pengangkatan dan penurunan
permukaan bumi yang berlangsung dengan sangat lambat atau dalam waktu yang
lama, serta meliputi wilayah yang luas.
b) Orogenetik,
yaitu gerakan pada lapisan kulit bumi yang menyebabkan pengangkatan dan
penurunan permukaaan bumi yang berlanhsung relatif cepat. Orogenerik
menyebabkan terjadinya pelipatan, retakan dan patahan pada kulit bumidisebut
juga proses struktural.
(1) Lipatan,
terjadi jika ada tekanan horisonatal maupun vertikal pada kulit bumi yang bersifat
liat (plastis), sehingga kulit bumi mengalami pengerutan. Punggung lipatannya
disebut antiklibal, sedang lembah lipatannya disebut sinklinal. Puncakk dan
lembah inilah yang akan membentuk rangkaian pegungungan. Lipatan- lipatan yang
terjadi tegak, lipatan miring, lipatan menggantung, lipatan rebah dan
sebagainya.
(2) Patahan
atau Retakan, patahan terjadi karena adanya tekanan horizontal maupun vertikal
pada lapisan batuan di kulit bumi yang bersifat rapuh, misalnya batuan kapur.
Gerak patahan pada umumnya tidak hanya terjadi pada satu bidang, akan tetapi
terjadi pada suatu daerah yang disebut zona patahan. Dalam retakan atau petahan
terdapat pula horst dan graben (slenk).
Horst iala bagian kulit
bumi yang terangkat, sedangkan graben (slenk) ialah bagian kulit bumi yang
mengalami pemerosotan atau penurunan karena tenaga endogen.
2 Macam-Macam Bentuk Muka Bumi
Sebagai akibat tenaga eksogen dan
endogen, maka terbentuklah perbedaaan ketinggian permukaan bumi, yang dikenal
dengan sebutan relief. Relief permukaan bumi terdiri dari relif dataran dan
relief laut.
a. Relief
Dataran, terdiri dari :
1) Gunung,
yaitu daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, dan ditandai dengan
adanya puncak, lereng, dan kaki gunung.
2) Lembah,
yaitu daerah ledokan/ lebih rendah dari tempat sektarnya.
3) Pegunungan,
yaitu rangkaian dari beberapa gunung, bentuknya memanjang.
4) Dataran
Rendah, yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian kurang dari 200 m dari
permukaan laut.
5) Dataran
Tinggi, yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian lebih dari 200 m dari
berciri sejuk.
b. Relief
Dasar Laut, terdiri dari :
1) Palung
Laut, yaitu ledokan atau celah yang sangat dalam, berada didasar laut
2) Ambang
laut, yaitu dasar laut yang muncuat memisahkan satu periran dengan perairan
lain.
3) Gunung
Laut, yaitu guning yang muncul dari dasar laut.
4) Laut
Dangkal, yaitu laut yang kedalamannya tidak lebih dari 200 m.
5) Laut
Dalam, yaitu laut yang kedalamannya
lebih dari 200 m
3 Jenis-Jenis Batuan
Batuan- batuan yang menyusun kulit bumi
secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga jenis yaitu batuan beku,
batuan endapan (sedimen), dan batuan malihan (metamorfosa).
a. Batuan
Beku
Batuan beku berasal dari magma yang mengalami
pendinginan sehinggah membeku. Berdasarkan tempat pembekuan magama, batuan beku
dapat dibedakan atas 3 (tiga) :
1) Batuan
beku dalam, proses pembekuannya tejadi di dalama dapur magma pada kedalaman 15-50
km di dalam bumi. Proses pembentukan sangat lambat sehingga terjadi pembentukan
kristal yang agak besar pada batuan. Contohnya adalah batuan Granit.
2) Batuan
beku luar, terjadi karena pembekuan magma (lava) yang telah sampai di permukaan
bumi. Contohnya adalah batuan andesit.
3) Batuan
beku korok atau batuan beku gang, yaitu batuan beku yang berbentuk di sela
(korok) lapisan kulit bumi.
b. Batuan
Sedimen
Batuan sedimen atau batuan endapan terbentuk dari
batuan yang telah ada oleh kekuatan dari luar kulit bumi (tenaga eksogen). Berdasarkan cara terbentuknyaa, batuan
sedimen dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu :
1) Sedimen
klastis atau mekanik, yaitu sedimen yang terdiri dari puing-puing batuan.
Unsur-unsur yang terdapat pada batuan sedimen sama dengan unsur-unsur yang
redapat paa batuan induk atau batuan asalnya.
2) Sedimen
kimiawi, yaitu batuan beku yang mengalami pelarutan karena proses-prose kimia
dan akhirnya mengendap menjadi batuan sedimen. Misalnya batuan gamping dan
garam dapur
3) Sedimen
organik, yaitu batuan yang terjadi setelah batuan tersebut mengalami penumpukan
karena digunakan oleh organisme, dan apabila organisme tesebut mati, maka
terbentuklah sedimen organik. Contohnya
batu karang.
c. Batuan
metamorfosa (malihan)
Batuan metamorfosa ialah batuan yang mengalami
perubahan bentuk di didalam bumi. Perubahan bentuk terjadi karena adanya
tekanan yang kuat dari lapisan diatasnya dan karena pemanasan dalam waktu yang
sangat lama. Contohnya ialah batu kapur yang berubah menjadi marmer (batu
pualam).
4 Tipe-Tipe Gunung Api
Di dalam bumi terdapat magama yatitu
massa batuan cair/liat, pijar, sangat panas yang berada didalam litosfer.
Magama keluar ke permukaan bumi melalui rekahan dalam kerak buni atau melalui
sebuah pipa sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema. Pada waktu
magma menerobos kedalam lapisan kulit bumi, ada kalanya magma tersebut tidak
sampai ke permukaan bumi, gejala ini disebut dengan intrusi magma. Akan tetapi
bila magma dapat menerobos hingga permukaan bumi gejala ini disebut ekstrusi
magma. Magma yang keluar hingga ke permukaan bumi disebut lava.
Bagian atas kerak bumi terdiri atas
lapisan Sial (Sisilium Aluminium) dan lapisan Sima ( Sisilium Magnesium ) .
Lapisan sial memiliki berat jenisnya anatara 2,7-2,8. Lapisan Sima berat
jenisnya lebih dari 3. Pada lapisan Sima ini lah terdapat dapur magma yang
merupakan sumber utama dari aktivitas vulkanik. Pada lapisan antara Sima dan
Sial terdapat jalur yang terdiri dari subtansi amorf yang berada dalam keadaan
panas sekali.
a. Jenis-
Jenis Erupsi Gunung Berapi
Berdasarkan kekuatan letusannya, erupsi
guning api dibedakaan atas tiga jenis yaitu :
1) Erupsi
Effusif, pada erupsi effuisf tidak terdapat jatuhan debu, hanya terdapat aliran
lava yang meluncur menuruni lereng karena lavanya cair.
2) Erupsi
Eksplosif, erupsi ini berlangsung sangat kuat, disertai ledakan-ledakan yang
dasyat karena tekanan gas dari dalam bumi snagat tinggi. Pada aliran eksplosif
tidak terdapat aliran lava, bahkan material padat banyak terlempar (batu,
krikil, pasir)
3) Erupsi
Campuran, kekuatan erupsi campuran sekuat erupsi eksplosif, namun lebih kuat
dari erupsi effusif. Bahan-bahan yang dikeluarkan sewaktu terjadi erupsi selain
lav, juga debu-debu vulkanis yang akhirnya bersama-sam dengan lava yang membeku
tertimbun di lereng gunung itu.
Berdasarkan aliran magma ke permukaan
bumi, erupsi dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
1) Erupsi
Sentral, yaitu erupsi yang terjadi karena magma menuju sepanjang kulit bumi
hanya melalui satu pipa.
2) Erupsi
Linear (satu garis), yaitu erupsi yang terjadi sepanjang satu retakan di kulit
bumi. Karena magma keluar sepanjang satu retakan, maka terbentuk deretan gunung
api yang kecil-kecil sepanjang retakan itu.
Bahan- bahan atau material yang
dikeluarkan pada waktu erupsi gunung berapi terdiri dari gas karbon dioksida
atau CO2, karbon
monoksida atau CO, gas belerang atau H2S dan uao air atau H2O, zat
cair terdiri atas air yang bercampur dengan belerang dan zat padat (bom,
lapili. Batu apung dan debu vulkanik). Bom merupakan material batu sebesar kelapa,
sedangkan lapili merupakan batuan kecil sebesar buji kacang atau krikil. Batu
apung merupakan batuan yang penuh dengan rongga-rongga yang tadinya berisi gas
pada waktu keluar dar perut bumi. Debu vulkanik merupakan material halus yang
meyebar ke udara pada waktu letusan terjadi. Selain bahan tersebut ada pula
gunung api yang mengluarkan lahar, yaitu sejenis aliran lumpur dari puncak
gunung menuruni lereng.
b. Bentuk-Bentuk
Gunung Api
Menurut bentuknya gunung api dapay
dibedakan atas 3 tipe yaitu : gunung api perisai, gunung api strato, dan gunung
api maar.
1) Gunung
Api Perisai/Prisma
Gunung api perisai
berciri lerengnya agak landai berbentuk perisai. Gunung api ini hanya terdiri
dari lapisan-lapisan lava saja, karena lava yang keluar dari gunung api hanya
berupa lava yang cair sekali, sehinggadapat mengalir jauh menuruni lereng,
kemudian mengalami pembekuaan. Contoh : Gunung Mauna Loa (Kepulauaan
Hawaii), dan Gunung Kilauea.
2) Gunung
Api Strato
Gunung api strato
berciri bentuknya seperti kerucut. Strato artinya lapisan, oleh karana badan
gunung apai ini terdiri daei lapisan-lapisan lava yang bercampur dengan
hasil-hasil vulkanis lainnya seperti debu, pasir, krikil, dan bom. Sebagian
besar gunung api di Indonesia tergolong berbentuk gunung api strato.
3) Gunung
Api Maar
Kata maar berasal dari
bahasa Jerman yang artinya “kawah”. Maar terjadi karena peletusan gunung api
itu hanya terjadi satu kali. Setelah itu kegiatan vulkanis berhenti sama
sekali. Akibat peletusanyang terjadi, terbentuklah lubang besar berbentuk
corong, yang dikelilingi oleh tebing yang terombak ketika terjadi letusan.
Contoh : Gunung
Lamongan (Jawa Timur), maar di daerah Pegunungan Eifel (Jerman), dan maar di
dataran tinggi Auvergne (Perancis)
c. Manfaat
dan Kerugian Gunung Api
Indonesia dilalui oleh dua jalur
pegunungan muda yang panjang di dunia, yaitu jalur Pasifik dan jalur
Mediterania, sehingga menyebabkan terdapat banyak gunung api.
Beberapa manfaat gunung api antara lain
:
1) Menyuburkan
tanah
Debu vulkanis yang di
keluarkan oleh gunung api banyak mengandung unsur unsur yang diperlukan oleh
tanaman, menyebabkan tanah disekitar gunung api sangat subur.
2) Sebagai
objek pariwisata
Di sekitar gunung api
banyak terdapat mata air panas yang bercampur belerang, merupakan tempat wisata
yang menarik dan ramai dikunjungi oleh wisatawan.
3) Sebagai
sumber energi
Gunung Api menghasilkan
panas bumi (geothermal) yang dapat di manfaatkan sebagai pembangkit tenaga
listrik.
4) Menghasilkan
berbagai barang tambang
Gunung api menghasilkan beraneka
ragam macam bahan galian seperti besi, emas, perak, tembaga, belerang, dan
sebagainya.
Selain memberikan manfaat yang sangat
besar bagi kehidupan manusia,gunung api dapat pula menimbulkan bencana alam
yang mengakibatkan kerugian materiil dan korban jiwa.
5 Terjdinya Gempa Bumi dan Akibatnya
Gempa bumi atau seisme adalah getaran
pada permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi. Berdasarkan
terjadinya, gempa bumi dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu gempa vulkanik,
gempa runtuhan, dan gempa tektonik.
a. Gempa
Vulkanik, disebabkan oleh letusan gunung api. Pada umunya getaran yang kuat
hanya ada disekitar gunung api itu saja. Gempa vulkanik terjadi sebelum dan
selama letusan gunung api. Gempa vulkanik hanya sekitar 7 % dari jumlah gempa
yang terjadi di dunia.
b. Gempa
Runtuhan/ tanah terban, terjadi di daerah yang banyak rongga-rongga dibawah
tanah. Gempa runtuhan/ tanah terban ini jarang sekali terjadi dan hanya
menepati 3% dari jumlah gempa yang terjadi.
c. Gempa
Tektonik, terjadi akibat pergeseraan tiba-tiba di dalam kulit bumi dan hal itu
sangat erat dengan pembentukan pegunungan. Gempa tektonik disebut pula gempa
dislokasi. Gempa tektonik terjadi jika terbentuk patahan-patahan yang baru,
pergeseran-pergeseran di sepanjang patahan akibat ketegangan di dalam kerak
bumi.
Getaran gempa bumi merambat sebagai
gelombang sesuai dengan syarat-syarat di dlam ilmu disika. Perambatan gelombang
gempa dpat disamakan dengan gelombang yang terjadi karena sebuah batu
dijatuhkan kedalam air. Tempat-tempat yang terletak dekat pusat gempa,
getarannya terasa lebih kuat. Makin jauh dari pusat gempa, getarannya semakin
lemah. Sumber gempa bumi yang terletak di dlam bumi disebut hiposentrum (asal mula gempa), sedangkan
daerah yang tegak lurus di atas hiposentrum disebut episentrum (pusat gempa di permukaan bumi).
Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya,
gempa bumi terdiri dari :
a. Gempa
dangkal, dengan kedalaman hiposentrumnya kurng dari 60 km
b. Gempa
menengah, kedalamaan hiposentrumnya antara 60 km-300 km
c. Gempa
dalam, dengan kedalamaan hiposentrumnya lebih dari 300 km
Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam,
telah menimbulkan bencana yang besar di berbagai belahan bumi. Korban jiwa,
harta benda, serta kerusakan fasilitas umum seperti jalan, jembatan, dan
sebagainya tidak dapat lagi dihitung nilainya akibat gempa bumi karena
jumlahnya yang telah menimbulkan kerugian yang amat besar.
6 Tsunami
Kata Tsunami berasal dari bahasa Jepang
karena negara itu sering diland gempa yang diikuti dengan Tsunami. Tsu artinya pelabuhan, dan nami artinya gelombang. Tidak semua
gempa dapat menimbulkan tsunami. Tsunami terjadi apabila :
a. Episentrum
gempa terjadi di dasar laut
b. Kekuatan
gempa minimal 6,5 SR
c. Gempa
dangkal, kedalaman gempa maxsimal 33 km
d. Wilayah
gempa relatif luas
Keruskan lingkungan di daerah pesisir,
khususnya kehamcuran hutan bakau turut memperbesar bencana yang ditimbulkan
tsunami, karena tidak ada penghalang hantaman gelombang tsunami yang dasyat ke
arah daratan.
7 Keragaman Bentuk Muka Bumi sebagai Akibat
Proses Eksogen
Bentuk-bentuk muka bumi tidak hanya
disebabkan oleh tenaga endogen tetapi juga dipengaruhi oleh tenag eksogen.
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi, sifatnya merombak atau
merusak permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen
dapat berasal dari tenag air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya
proses pelapukan, erosi, denudasi, dan sedimentasi.
a. Pelapukan
Berdasarkan prosesnya, pelapukan dapat
dibagi atas tiga jenis, yaitu pelapukan fisis, pelapukan organis, dan pelapukan
kimiawi
1) Pelapukan
Fisis atau Mekanis
Dalam pelapukan fisis
atau mekanis, batuan yang terdiri dari bongkah-bongkah yang besar, pecah
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Demikian pula dari bagian-bagian yang
kecil akan hancur menjadi pasir, bahkan menjadi debu. Pelapukan ini disebut
pelapukan mekanis karena prosesnya berlangsung secara fisis atau mekanis.
Contoh : Karena
pembekuan air didalam tanah atau di celah-celah batuan. Air yang beku dalam
celah batuan, volumenya akan bertambah, akibatnya menekan batu-batuan tersebut
dan pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
2) Pelapukan
Organis atau Biologis
Proses pelapukan batuan
dapat juga terjadi akibat pengaruh organisme atau makhluk hidup. Contoh
binatang yang banyak menyebabkan terjadinya proses pelapukan ialah cacing
tanah, serangga, tikus dll. Pengaruh tumbuh-tumbuhan terhadap terjadinya proses
pelapukan batuan dapat terjadi secara mekanis maupun kimiawi.
Pelapukan organis yang
bersifat mekanis, misalnya akar tumbuh-tumbuhan yang masuk di dalam tanah atau
rekah-rekah batuan akan tumbuh dan semakin lama semakin besar sehingga tanah
dan batuan disekitarnya mengalami proses pelapukan.
Pelapukan organis yang
bersifat kimiawi yaitu zat asam yang dikeluarkan oleh akar tanaman dapat menghancurkan
batuan.
3) Pelapukan
Kimiawi
Pelapukan kimiawi
banyak yang terjadi di pegunungan kapur atau daerah karst. Air hujan yang
banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dapat dengan mudah malarutkan
batuan kapur (CaCO3).
b. Erosi
Permukaan batuan yang telah lapuk mudah
sekali dihanyutkan oleh air oleh air yang mengalir atau bahakan tertiup angin.
Berdasarkan proses terjadinya, ada empat
macam erosi yakni:
1) Erosi
oleh Air Sungai
Air sungai yang
mengalir dapt menyebabkan proses pengangkutan material-material yang mengapung
maupun yang berada didasar sungai mengasah dan menghanyutkan ke bagian hilir.
Di bagian hulu, arus sungai sangat deras dan mengakibtkan erosi bekerja secara
vertikal (kedasar sungai) sehingga mengubah bentuk badan sungai menjadi
lembah-lembah berbentuk huruf V. Di
bagian muara, arus sungai semakin lambat karena sungai mengalir di tempat yang
semakin datar, sehingga erosi ke arah dasar sungai semakin kecil, akan tetapi
erosi yang lebih besar terjadi ke arah dinding sungai (erosi horizontal). Akibatnya
pada bagian muara, sungai-sungai semakin melebar , sehingga mengubah badan
sungai menjadi lembah-lembah berbentuk U.
2) Erosi
oleh Air Laut (Abrasi)
Erosi air laut disebut
abrasi atau erosi marine yang disebabkan oleh hempasan ombak sungai.
Abrasi sangat besar
pengaruhnya pada pantai-pantai yang curam. Di daerah pantai yang hutan bakaunya
sudah habis ditebang, abrasi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan di
sepanjang pantai. Bentuk-bentuk muka bumi akibat abrasi terlihat pada pantai
yang curam berupa gua-gua, pintu air, stack, dan cliff.
Stack adalah
tonggak-tonggak batu yang nampak berdiri di atas permukaan laut yang merupakan
sisa-sisa batuan.
Cliff adalah pantai
terjal, terjadi karena kikisan air laut terhadap pantai.
3) Erosi
oleh Gletsyer
Pengikisan oelh
gletsyer disebut erosi glasial atau
eksarasi. Gletsyer adalah lapisan es yang bergerak secra perlahan menurun
lembah di lereng pegunungan akibat gaya beratnya sendiri. Karena gerakan
gletsyer ini maka terjadi pengikisan terhadap dasar dan samping kanan-kiri
lembah tersebut. Puing-puing hasil kikisan gletsyer tersebut akhirnya
diendapkan pada ujung gletsyer pada saat gletsyer mulai mencair. Endapan
gletsyer disebut moraine.
4) Erosi
oleh Angin
Erosi angin disebut
deflasi, terjadi terutama di daerah-daerah kering, seperti gurun. Kekuatan
angin menjadi faktor yang penting dalam perombakan muka bumi, yaitu mengikis
dan membangun bentuk-bentuk muka bumi. Disampaing deflasi, di gurun juga
terjadi korasi yaitu angin yang mengangkut pasir dengan kerasnya mengikis
batu-batuan di daerah tersebut. Pengikisan semacam ini akan mengasah dan
mengikis batuan yang kuat.
c. Denudasi
Denudasi ialah proses yang mengakibatkan
perendahan relief daratan. Karena denudasi, permukaan bumi semakin berkurang
ketinggiannya. Pegungungan dan perbukitan makin lama makin rendah karena proses
tenaga eksogen seperti pelapukan, erosi, tanah longsor, kemudian terjadi proses
pengangkutan atau transportasi dan sedimentasi. Bentuk-bentuk muka bumi akibat
denudasi ialah peneplain yaitu daratan yang luas dan semakin melandai ke laut.
d. Sedimemtasi
Batuan yang mengalami pelapukan dan
erosu diangkut oleh tenaga alam dan akhirnya diendapkan. Proses pengendapan
material-material yang diangkut tersebut dinamakan sedimentasi atau
pengendapan.
Berdasarkan tenaga alam yang
mengangkutnya , sedimentasi dibagi atas : Sedimentasi air sungai, air laut,
angin, dan gletsyer.
1) Sedimentasi
oleh Air Sungai
Bahan-bahan lepas yang diangkut oleh
sungai sebagian kecil diendapkan di dasar sungai saat arus sungai mulai melemah
sedang sebagian besar bahan-bahan halus tersebut diendapkan di muaranya.
Pengendapan yang terus-menerus dan berlangsung bertahun-tahun menyebabkan
terbentuknya beberapa bentukan alam :
a) Kipas
aluvial
Kipas aluvual (alluvial fan) terbentuk karena suangi
mengalami perubahan atau penurunan kekuatan arus sebagai akiabat perubahan
kemiringan, dimana sungai yang berasal dari pegunungan tiba-tiba mencapai suatu
dataran rendah yang memiliki perbedaan tinggi yang sangat mencolok sehingga material
yang diangkut langsung pada mulut jeram atau pada lembah suatu pegunungan.
b) Meander
Meander adalah aliran
sungai yang berkelok-kelok. Kenampakan ini sering ditemukan pada daerah hilir
sebuah sungai, yaitu pada daerah aliran sungai yang ada pada daratan rendah.
Terbentuknya meander ialah karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap
batu-batuan yang relatif homogen dan kurang tahan terhadap erosi.
c) Dataran
banjir
Dalam proses
terbentuknya meander dan pemindahan lembah sungai, hasil pengendapan pada bekas
aliran yang ditinggalkan akan membentuk tumpukkan lumpur yang sangat luas.
Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air pada waktu terjadi
hujan yang mengakibatkan air sungai meluap.
d) Delta
Pada daerah muara
sungai, terjadi pengendapan sebagian besar material yang diangkat oleh sungai
tersebut. Endapan sungai pada ujung muara ini disebut delta. Delta memiliki
bentuk dan ukuran yang berbeda beda.
2) Sedimentasi
oleh Air Laut
Gelombang air laut disamping mengikis
pantai, juga mempunyai sifat membangun. Bahan-bahan lepas yang diangkut oleh
air laut disamping sebagian mengendap di dasar laut dan ada sebagian yang
diendapkan di sekitar pantai dan terbentuklah gosong-gosong pasir. Endapan ini
semakin lama semakin banyak dan terbentuklah lidah-lidah pasir/ tanah akibat
gelomabang laut yang disebut nehrung atau
kubu pasir.
Gosong pasir kadang-kadang dapat
menghubungkan pantai dengan pulau yang ada didekatnya. Nehrung ini
kadang-kadang membentuk danau (air laut yang dipisahkan oleh nehrung dari laut bebas).
Danau ini disebut haff. Gosong pasir
yang menghubungkan daratan dengan pulau terdekat disebut tombolo.
3) Sedimentasi
oleh Gletsyer
Sedimentasi oleh
gletsyer berasal dari moraine yaitu longgorkan batu-batu krikil, pasir, dan
sebagainya yang mengendap di ujung gletsyer. Sedimentasi oleh gletsyer banyak
ditemukan di wilayah kutub.
4) Sedimentasi
oleh Angin
Angin mengangkut
material-material lepas, setelah kekuatannya melemah akan mengendapkan
bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan tersebut bisa terdiri dari pasir dan debu
yang diendapkan di suatu tempat dan membentuk bukit-bukit pasir. Bukit-bukit
pasir yang terbentuk karena sedimentasi oleh angin banyak ditemukan didaerah-
daerah gunung pasir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar