Pages

Desember 17, 2014

IDEOLOGI SOSIALIS KOMUNIS DAN PENGARUHNYA BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT



PAPER
(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Intelektual)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.





Oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)

Kelas B






PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

I.     SOSIALISME
A.      Konsep Dasar Sosialisme
1)   Istilah Sosialisme
Sekalipun gerakan-gerakan sosialisme telah muncul pada abad 17, istilah sosialisme baru ertama kali muncul dan dipakai pada tahun 1827 dalam majalah perkoperasian oleh Robert Owen yang ingin meringankan kesengsaraan pekerjapabrik. Akan tetapi KarlMax yang hamipr hidup setengan abad kemudian ingin membuat perbedaan yang snagat jelas natara ajarannya dan pemikiran orang-orang seperti Robert Owen dengan menetapkan sifat revolusionernya. Dengan sengaja karya yang dituliskannya pada tahun 1848 dengan Frederich Engelks merupakan awal gerakan untuk mengoranisasi kaum buruh dinamakan Manifesto Komunis.
Kemudian oleh Lenin istilah sosialisme dihidupkan kembali untuk menunjuk pada yang disesbut oleh Max tahap awal dari komunisme yang mendahului terciptanya komunisme penuh. Dalam tahap ini prinsip ekonomi adalah setiap orang menuntu kemampuannya, setiap orang menerima sesuai dengan karyanya, sedangkan dalam tahap komunisme peuh dengan prinsip ekonomi telalh berkembang menjadi setiap orang memeberi sesuai dengan kemampuanya. Pada awal berdirinya parta Marxis akhir adan 19, semua partai memakai nama sosialme demokrat.
2)   Definisi Sosialisme
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan definisi sosialisme, diantaranya adalah sebagai berikut :
a)    Keneth J. Arrow dalam Budiharjo (1984)
Sosialisme adalh suatu sistem ekonimo dimana sebagain besar keputusan-keputusan ekonomi diambil dalam satuan-satuan yang dikuasia oleh berbagai bagian dari struktur negara atau para pekerja.
b)   Sutan Syahrir dalam Anwar (1966)
Sosialisme adalah suatu gerakan dan ajaran untuk mencari keadilan didalam kehidupan kemanusiaan
c)    Teuku May Rudy (1963)
Sosialisme adalah paham yang beranggapan bahwa kepentingan bersama atau kepentingan umum harus diutamakan ketimbang kepentingan individu.
d)   Ir. Soekarno (1963)
Sisosialisme adalah bukan saja merupakan suatu sistem masyarakat tapi sosialisme juga suatu tuntutan perjuangan, yakni kemakmuran bersama.
e)    R.N. Berki (1975)
Sosialisme sebagai suatu konsep yang memiliki dua pengertian. Pertama, sosialisme berkaitan dengan ide-ide nilai-nilai dan hak milik yang sering disebut dengan vision (cita-cita) sosialisme. Kedua sosialisme berkaitan dengan segi empiris, sosial dan institusi politik yang digunakan untuk mewujudkan cita-citanya.
Dari beberpa pendapat sebelumnya mengenai pengertian sosialisme, dapat ditarik kesimpulan bahwa sosialisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya kemakmuran bersama.
3)   Latar Belakang Munculnya Sosialisme
Sejauh sosialisme mengandung unsur protes terhadap kepentingan sosial, maka dapat dikatakan bahwa sosialisme sudah ada sejak peradan Romawi. Sekalipun gerakan-gerakan sosialisme telah muncul sejak lama, istilah sosialisme baru ertama kali muncul dan dipakai pada tahun 1827 dalam majalah perkoperasian oleh Robert Owen. Selanjutnyay sosialisme sebagai gerakan politik yang efektif dan terorganisir muncul setelah adanya revolusi industri pada abad 18 di Inggris. Adanya penemuan baru di bidang teknologi telah membuat cakrawala baru di bidang Industri dan perdganagn. Selanjutnya muncul golongan pengusaha pemilik modal yang hidup makmur (kapitalis), sebaliknya golongan buruh dengan upah yang sangat minim hidup melarat dan menderita. Keadaan iini kemudian yang menimbulkan kritik yang tajam terhadap sistem ekonomi kapitalis yang berdasarkan paham liberalisme. Kritikan tersebut dilontarkan oleh kaum dengan pahan sosialis.


4)   Unsur-Unsur Pemikiran dan Kebijakan Sosialisme
Unsur-unsur pemikiran dan kebijakan sosialisme ketika lahir di Inggris adalah sebagai berikut :
a)    Agama
Gerakan sosialis kristen yang dipimpin oleh dua orang biarawan, yakni Frederick Maurice dan Charles Kingsley mencapai puncak kejayaannya pada pertengahan abad ke 18 dan menjadi sumber peting untuk perkembangan organisasi kelas buruh dan sosialis sdi kemudian hari. Prinsip ini menjadi pedoman kaum sosialis kristen adalah konsep yang mendasarkan bahwa ssialisme harus dikristenkan dan kristianitas harus di sosialissasikan.
b)   Idealisme etnis dan estetis
Idealisme yang diungkapkan oleh beberapa penulis seperti John Rusin dan Willian Mowris bukanlah suatu program politik atau ekonomi melanikan pemberontakan terhadap kemelaratan, kebebasan hidup dan kemiskinan d bawah kapitalisme industri. Kapitalisme di iNggris mungkin menciptakan lebih banyak keburukan di Inggris dibandingkan ditempat lain karena para industriawan di Inggris tidak dapat membanyangkan bagaimanan udara, air dan keindahan Inggris. . Jika Max melakukan pendekatan terhadap alitalisme industri dalam kerangka hukum-hukum sosial yang tidak dapat dielakan seperti perkembangan sejarah hukum menurut perkembangan sosial, maka Morris lebih bertumpu pada kenyataan. Disekitarnya ia melihat ehidupan manusia yang tidak menampakan kecerahan dan keindahan daam kehidupan.
c)    Empirisme fabian
Masyarakat fabian didirikan pada 1884 menambil dari nama jandral Romawi yaitu Quantinus Fabian Maximus Cuntator. Pendiri awalnya adalahGeorge Bernand Shaw, Sidney dan Beatrice Webb, H.G Well, dan Graham Walas. Dalam peneitian histori tentang kandasan yang dilakuakn oleh Sedney Webb dalam buku Fabain Essey kita temukan apa yangmenjadi dasar sosialisme yaitu sosialisme merupalan hasil yang tidak dapat dielakan dari keberhasilan demookrasi, tapi ia mendasarkan kepastian yang datang secara bertahap, yangsangat berbeda dengan kepastian revolusi yang diungkapakan oleh Max.
Masyarakat fabian berangkat dari anggapan bahwa tidak akan ada kemajuan kearah tatanan masyarakat yang adil kaalu kepada kelas mengah dan kelas diatasnya tidaj diperhatikan kelogisn dan keadilan yang ditampilkan oleh seruan-seruan pokok dalam pemikiran dan kebijakan sosial.
d)   Liberalisme
Adanya kebebasan individu dan perbedaan individu menjadi adat yang paling khas dari kaum liberal. Dalam waktu 40 tahun banya orang liberal yang bergabung denga partai buruh hal ini dikarenakan lenyapnya partai liberal di Inggris dikaenakan hasil yang telah dicapai membuuat partai tersebut mmbuat partai tersebut tudalk diperlukan lagi. Perdagangan bebas yang merupakan cita-cita penting dari liberalisme Inggris abad 19 tidak muncul lagi. Karena pengaruh liberalisme para pemimpin lebih moderat dan kurang terpaku pada dokrin. Lliberalisme telah merubah partai buruh menjadi partai nasional dan bukan partai yang didasatkan pada kelas.

B.       Awal Perkembangan Sosialisme
Sosialisme timbuk di Eropa pada awal abad 19 karena keprihatinan akses-akses dari Revolusi Industri. Pada awal abad ke 19  penemuan-penemuan dan kemajuan-kemajaun baru di bidang teknoloi telah berkembang dengan pesat dan membuka cakrawala baru di bidang produksi dan perdagangan. Perubahan-perubahan terjadi dengan sangat luarbiasa sehingga dikatakan bahwa dalam masa limapulub tahun transformasi masyarakat lebih besara dari pada tiga abad sebelumnya.
Akakn tetapi, perubahan-perubahan tersebut juga membawa kesengsaraan yanng laur biasa terutama bagi rakyat kecil seperti petani, di daearh pedesaan dan pengrajin di ddawrah kota-kota. Struktur masyarakakt fedal hancur sistem Gilda yang selama ini mengatr dan menjamin kehidupan warganyay serta membawa kebahagiaan dan perlindungan pada pengrajin yang berkarya menjadi hancur dengan adanya pabrik-pabrik tempat buruh hanya mengerjakan sebagian kecil dari produk ytng dihasilkan. Perbedaan anatara orang kaya dan orang miskin sanagt ,encolok sehingga menurut Perdana Menteri Inggris, Benyamin Disraeli seolah –oleh di Inggris ada dua bangsa yang kaya dan miskin, yang tidak kenal satusama lalinberangkat dari hal tersebutlah kemudian muncul tokoh-tokoh yang ingin memperjuangkakn dan menghapus kesegsaraandan memperbaiki keadaan diantaranya adalah
1)   Tokoh sosialsi utopian
Beberapa cendekiawan Prancis dan Inggris, diantaranya Saint Simon, Charles Fourier, dan Robert Owen tergugah oleh kesengsaraan dan ingin memperbaiki keadaan. Pada umumnya mereka mencita-citakan suatu masyarakat yang lebih egaliter yang kekayaannya dibagikan secara lebih merata dan milik pribadi serta persaingan lebih dibatasi.
Saint Simon (1760-1825), masalh-masalh sosial yang dihadapi idapat diaasi menjadiasosiasi produktif yang pemimpinnya diserahkan pada teknokrat dan ahli-ahli industri yng mengatur kehidupan secara rasial dan mengendalikan kekuatan ekonomi termasuk usaha swasta. Ia menginginkan alat produksi menjadi milik masyarakat.
Fourier (1772-1837), suatu kehidupan yang sehat hanya dapat dicpai dalam kesatuan kecil yang dinamakakn dengan Phalanx. Setiapa phalax yang terdiri dari 1.600 orang diatur sedemikian rupa sehingga tiga unsur yang menurut Fourier antagonisme secara ilmiah yakni modal buruh bakat bekerjasama secara harmonis.
Roberet Owen (1771-1858), owen memperbaiki upah buruh dan mengunakan sebagain euntunagnnya untuk memperbaiki nasib para pekerja. Mendirikan sekolh tanpa dipungut biaya dan mendirikan pemukiman di Amerika Serikat pada 1824 New Harmony, namun pemukiman ini tidak bertahan lama. Dia lebih berhasil dalam usahanya mendirikan koperasi di bidang produksi dan konsumsi membantu pendirian dan kordinasi antarar serekat kerja.
Tiga orang ini tidak berhasil dalam usaha menerapakan cita-citanya. Mereka tidak menyadari bahwa tanpa konseps yang jelas menegnai bentuk masyarakat yang ingin dicapai serta untuk upaya mencapainya, cita-cita akan tetap angan-aangan saja. Hal ini yang disebut dengan sosialis utopi atau dunia khayalan
2)   Tokoh sosialis ilmiah
Seorang yang juga terkesan dengan kesengsaran yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri adalah Karl Max (1818-1883), masyarakat tidak dapat diperbaiki secara tambal sulam tetapi sendi-sendinya perlu dirombak secara radikal sampai terjadi transformasi total. Ia menyusun suatu teori sosial yang menurutnya didasari hukum-hukum ilmiah karena itu pasti akan terlaksana.
Revolusi akan mengawalai diktator ploletar yang revolusioner yang merupakan transisi kemasyarakakt komunis. Masyarakat komunispum mempuanyai suatu tahap awal yang kemudian oleh lenin disebut tahap sosialisme ketika seseorang memberi sesustu dengan kemampuannya dan menerima sesuai dengan karyanya.
Pada masyarakat yang telah mencapai komunisme penuh prinsip ekonomi telah meningkat menjadi setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya dan menerima sesuai dengan kebutuhannya. Dalam masyaraat komunis ini menurut ax, kelas sosial telah tiada dan dengan sendirinya pertentangan kelas dengan segala kekerasannya telah berakhir. Akan tetapi untuk mencapai masyarakat yang diidam-idamkan itu pengunaan paksaan perlu uuntuk menyelenggaraka revolusi maupun selama terselenggaranya diktataor ploretar.

C.      Perkembangan Soialisme di Indonesia
Sejarah sosialisme di Indonesia mulai dari sosialisme bukan merupakan paham baru di Indonesia, sosialisme didasarkan pada teori Karl Marx dan Frederick Engels, tokoh-tokoh sosialisme utopis, perkembangan sosialisme ilmiah, serta pilihan paham sosialisme untuk Indonesia. Selain itu juga mendeskripsikan tentang pelaksanaan atau aktualisme sosialisme Indonesia pada saat itu di dalam wujud pemerintahan Indonesia pada jaman Soekarno. Jelas disitu bahwa berdirinya Indonesia Merdeka adalah jembatan emas untuk selanjutnya mewujudkan cita-cita sosialisme Indonesia.
Munculnya paham sosialisme di Indonesia ini tidak lepas dari adanya golongan sosialis dari luar negeri dalam menancapkan sosialisme di negeri ini (dulu Hindia Belanda). Diperkirakan sosialisme mulai berkembang di Indonesia ketika sebuah organisasi kaum sosialis yang dibangun tahun 1914 yaitu ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda (Dekker, 1993: 33). Organisasi ini pada awalnya merupakan kumpulan dari kaum sosialis Belanda yang bekerja di Hindia-Belanda, dan dibentuk atas kegelisahan seorang sosialis Belanda yang berhadapan dengan kondisi-kondisi sosial-politik Hindia Belanda saat itu, yaitu Sneevliet atau lengkapnya Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet. Seneevliet adalah seorang aktivis buruh kereta api di negeri Belanda yang datang ke Indonesia untuk mencari pekerjaan (Lemhanas: 2005:208). Kedatangannya ke Hindia Belanda tahun 1913 telah membawanya menjadi tonggak awal dari kemunculan ide-ide Sosialisme di Indonesia.
Gerakan sosialis yang dilakukan oleh Sneevliet ini sebenarnya juga dipengaruhi oleh keadaan yang ada di luar negeri seperti peristiwa di Rusia. Menurut Baars (1991: 384) bahwa dalam artikel "Kemenangan", yang merupakan teriakan gembira dari Revolusi Rusia pada bulan Februari di surat kabar Hindia bulan Maret 1917, Henk Sneevliet, pemimpin kelompok kecil sosialis yang tersisa di Hindia Belanda, menyebabkan proses politik besar pertama publik di koloni.  Atas dasar itulah, membuat keinginan Sneevliet sebagai pejuang kelas di Hindia Belanda saat itu sangat ingin untuk melakukan hal yang sama. Saat itu ISDV mengerti betul bahwa penjajahan Belanda di Indonesia dalam bentuk kolonialisme (pemerintahan Hindia Belanda) merupakan bagian langsung dari cara untuk mempertahankan Kapitalisme di Eropa dan Amerika (Imperialisme).
Faksi Sneevliet juga mulai mempengaruhi organisasi-organisasi massa besar seperti Insulinde dan Serikat Islam. Usaha ini dilakukan karena ISDV membutuhkan pengikut sosialis dari kalangan pribumi untuk tampil memimpin dan mengorganisasikan perjuangan rakyat, sebagai suatu hal yang sulit dilakukan oleh kaum sosialis berkebangsaan Belanda. Hingga akhirnya Serikat Islam terbukti menjadi tempat yang subur bagi pertumbuhan pemikiran sosialis di kalangan pribumi, dan menjadikan gerakan berbasis massa yang diharapkan Sneevliet mendapatkan sejarahnya di Indonesia.
Sedangkan, disaat pandangan-pandangan sosialis telah mengalir deras dan meraih kepopuleran dalam tubuh SI khususnya cabang Semarang, dan setelah peristiwa revolusi Rusia 1917 yang tersiar ke pelosok dunia, tokoh-tokoh pergerakan Indonesia dari yang berpandangan nasionalis sampai islam, dari Tjokroaminoto sampai Soekarno, mulai ikut gandrung untuk mempelajari karya-karya Marx dan Engels, khususnya yang berjudul Das Capital (Modal). Dan saat itu dapat dikatakan, tidak ada pemimpin pergerakan yang menolak tujuan-tujuan sosialisme secara umum (yang dianggap sebagai tujuan persamaan antara sesama manusia tanpa penindasan).Pengusungan prinsip dan tujuan sosialisme kedalam sebuah partai politik akhirnya terjadi pada tahun 1920, yaitu hasil dari perubahan ISDV sendiri menjadi Partai Komunis Indonesia. Dilarangnya PKI tidak membuat pandangan-pandangan sosialisme sama sekali hilang dari dunia pergerakan. Prinsip-prinsip kesetaraan antar bangsa, ras, agama, maupun kedudukan sosial (yang awalnya diterangi oleh Sosialisme), walau dijalankan dalam praktek politik yang berbeda-beda sekaligus membingungkan, telah juga merasuk kedalam gerakan kemerdekaan nasional hingga terwujudnya di tahun 1945. Saat itu kaum yang menamakan diri sebagai sosialis memang telah berpencar kedalam berbagai organisasi dan menerapkan strategi-taktik yang berbeda-beda pula dalam menyongsong kemerdekaan nasional.
Perkembangan cita-cita sosialisme Indonesia yaitu tentang pilihan paham untuk sosialisme Indonesia dijelaskan bahwa sosialisme Indonesia lahir karena kondisi sosial kemiskinan rakyat Indonesia. Menurut Roeslan Abdulgani dalam bukunya Sosialisme Indonesia (1963) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh kaum sosial demokrat Belanda pada waktu itu juga ikut mempengaruhi perkembangan paham sosialisme di Indonesia. Setelah itu tumbuh Partai Komunis Indonesia. Upaya untuk membumikan sosialisme di Indonesia tidak bisa lepas dari membahas seputar basis masyarakat Islam di Indonesia sehingga lahirlah usaha-usaha untuk mensintesakan antara Islam dan Sosialisme itu. Lahirnya Marhaenisme sebagai usaha mencari sintesis atas sosialisme Indonesia yang dilakukan oleh Soekarno. Menurut Soekarno (2005: 4) bahwa seorang Marhaen adalah orang yang mempunyai alat yang sedikit. Bangsa kita yang puluhan juta jiwa yang sudah dimelaratkan, bekerja bukan untuk orang laain dan tidak ada orang bekerja untuk dia. Marhaenisme adalah sosialisme dalam praktek.
Untuk selanjutnya, harapan pemimpin bangsa Indonesia saat itu yaitu Soekarno, berharap bahwa Indonesia akan menjadi Sosialisme. Mengingat bahwa paham ini memberikan keterbukaan akan asas kebersamaan dan kesetaraan. Dalam Aning (2005: 206) disebutkan bahwa Soekarno mengatakan sebagai berikut: “dalam tahap Nasional Demokratis ini, revolusi kita telah menjebol nekolim dan feodalisme untuk dapat menyelenggarakan tata kehidupan nasional yang demokratis. Sekarang kita melangkah ke tahap selanjutnya .... Sosialisme Indonesia ”
Kemudian di era perkembangan perekonomian, sosialisme juga ikut mempengaruhi adanya pemikiran-pemikiran tentang ekonomi Indonesia, salah satunya adalah Moh.Hatta. Menurut (Suleman, 2010: 130) aliran sosialisme demokrasi ini memmilki peranan yang penting dalam struktur pemikiran Hatta. Dalam beberapa tulisan pentingnya, Hatta merujuk pada sosialisme Barat, khususnya prinsip perikemanusiaan, sebagai sumber pemikiran tentang demokrasi untuk Indonesia merdeka. Tentu saja yang dimaksud Hatta dengan sosialisme Barat adalah paham sosialisme demokrasi, bukan sosialisme Marx (komunis) yang menghendaki perubahan secara kekerasan (kekerasan). Perkenalan Hatta dengan paham sosialisme sudah berlangsung sejak tahun 1920.
Menurut Harsoyo dkk (2006: 12) bahwa Hatta selain menggunakan istilah kolektivisme, Hatta juga menggunkan istilah sosialisme untuk mengungkapkan hal yang sama tentang masyarakat yang ada dalam idealismenya. Sungguh pun usaha ekonomi masih bisa dikelompokkan dalam tiga cabang besar yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi seperti halnya dalam masyarakat kapitalis, tetapi kelas manusia hilang dalam masyrakat sosialisme. Dalam masyarakaat sosialisme yang ada adalah pembagian fungsi pekerjaan. Diilustrasikan oleh Hatta, dalam masyarakat sosialis pekerjaan saudagar tetap ada, tetapi saudagar yang mencari keuntungan hanya untuk dirinya sendiri sudah tidak ada lagi dalam masyarakat tersebut. Tampak sekali dalam pemikiran Hatta insentif moral begitu penting peranannya dalam masyarakat. Insentif ekonomi yang berwujud keuntungan usaha tidaklah cukup.
Menurut pandangan Sri Edi Swasono (dalam Haryoso dkk, 2006: 12-13), sosialisme Indonesia menurut Hatta dicirikan oleh 3 hal:
1)    Sosialisme muncul karena golongan etik agama yang menghendaki adanya persaudaraan dan tolong-menolong antar sesama. Rasa keadilan menggerakkan jiwa untuk berontak terhadap kesengsaraan hidup dan terhadap ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Visi kerajaan Allah dihadirkan dalam dalam hidup masyarakat, supaya manusia hidup dalam suasana sayang menyayangi, persaudaraan, dan bersikap adil. Dengan demikian sosialisme di Indonesia tidak mendasarkaan pada pandangan materialisme dialektik dari Marxisme.
2)    Sosialisme Indonesia merupakan ekspresi dari jiwa berontak bangsa Indonesia yang memperoleh perlakuan yang sangat tidak adil dari penjajah. Sosialisme tumbuh dan sekaligus menjiwai pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia.
3)    Hatta yang kurang menerima pandangan Marxisme, mencari sumber-sumber sosialisme dalam masyarakat Indonesia sendiri. Hatta menegaskan bahwa dasar-dasar sosialisme Indonesia terdapat pada masyarakat desa yang kecil, yang bercorak kolektif, yang sedikit-sedikit banyaknya masih bertahan sampai sekarang.
Sebenarnya, dalam Indonesia, yang berdasarkan sosialisme tidak begitu sukar mencari dasar-dasar tempat membandingkan masalah-masalah detail yang merupakan berbagai kesulitan dalam cara melaksanakannya. Pertama, ada pancasila yang menjadi pedoman pokok bagi kita untuk membangun negara dan masyarakat. Yang sangat disesalkan sampai sekarang ialah bahwa Pancasila ini dalam kebanyakan hal hanya diamalkan sebagai lip-service saja, tidak ditanam di dalam jiwa (Isei, 2005: 128).
Undang-undang dasar negara Indonesia sudah dari semulanya berdasarkan kolektivisme, bedasarkan sosialisme Indonesia. Ketentuan-ketentuan ini menjadi pedoman pula bagi orang-orang atau badan politik yang menentukan politik perekonomian dan bagi pegawai pelaksana yang tugasnya mengerjakan. Apabila dijalankan sungguh-sungguh, tujuan sosialisme yang terdekat aakan tercaapai, yaitu rakyat Indonesia terlepas dari kesengsaraan hidup dan tiap-tiap orang terjamin penghidupannya.

D.      Sosialisme Dewasa Ini
Jika sosialisme di dunia telah banyak berubah sejak lahirnya pada pertengahan abad 19, didunia keduapun banyak yang terjadi. Setelah Stalin meninggal pada tahun 1953, pengantinya Khrushchev dengan dukungan dari anggta-anggpta teras [artai kommunis melancarkan gerakan de-stalinisasi pada 1956. Dalam proses ini Stalin dikecam keras dengan tuduhan telah melakukan kesalahan-kesalahan besar yang telah merugikan rakyat dan dianggap telah mengdakan pemujaan terhadap dirinya atau disebut kultus individu (personality cult). Daam marxix lenin ditinjau kembali dalam rangka perkembangan baru yang tlah terjadi setelah perang dunia II, baik didalam negeri maupun di luar negeri.
Proses de-staliniasi menimbulkan keresahan yang luas di negara-negara komunis lainnya, terutama di Eropa timur dengan akibat yang sangat jauh. Kepatuhan negara-negara komunis pada pimpinan dunia komunis yang bermarkas di Moskow mulai kendor dan timbul gagasan bahwa setiap negara mestinya diperbolehkan mengembangkan komunisme yang lebih sesuai dengan kepentingan nasional masing-masing negara. Gagasan ini disebut polysentrism, satu istilh yang pertama kali dilontaran oleh P. Togliatti, seorang tokoh komunis Italia.



II.  KOMUNISME
A.  Konsep Dasar Komunisme
1)   Pengertian komunisme
Istilah komunis pada mulanya mengandung dua pengertia yaitu, pertama ada hubungannya dengan komune, yaitu satuan dasar bagi wilayah negara yang berpemerintah sendiri dengan demikian negara itu sebagai federasi dari komune-komune. Kedua istilah komunis menunjukan hak milik atau kepunyaan bersama.
Dalam perkembangannya istilah komunis diartikan sebagai suatu gerakan yang berdasar pada Maxisme Leninisme. Ajaran ideologi komunis tertuang dalam Dialegtis Matrelialistis. Ini bertitk tolak dari materi sebagai satu-satunya kenyataan. Materi inilah yang menjadi sumber keberadaan benda-benda alamiah yang senantiasa bergerak dan berubah tanpa henti hentinya.
Dengan demikian, komunisme sekaligus bersiat atheis, inti orientasi atheis ini adalahtidak diterimanya kekuatan dan dasar lain, keculai materi. Dalam konterk materidemikian itulah, sejak semula mkomunisme rusia adalah atheisisme yang militandan tidak bisa membenarkan kehidupan keagamaanberkembang dalam kehidupan masyarakat. Oleh kerana itu, pemerintah selalu memberantasnya dengan mencanagkan propaganda yang antireligius, seperti agama sebagai pelarian atau agama sebagai candu masyarakat.
2)   Dinamika perubahan sosial
Sebelum Max, perubahan sosial yang penting dianggap sebagai hasil perubahan para pemimpi [olitik yang besar, para pembuat undang-undang dan para pelopor pembaharuan. Max menolak kekutan pribadi sebagai pelaku utama perubahan sosial yang penting dan menyatakan penjelasannya pada alasan-alasan ekonomi. Dua konsep ekonomi yang digunakan dalam mengadakan pendekatan terhadap masalah perubahan sosial yang penting ialah kekuatan produksi dan hubungan produksi.
Konsepsi Max tentang kekuatan produksi mengungkapkan hubungan manusia dengan alam dan pada dasarnya apa yang dewasa ini disebut dengan teknoligi dan ilmu pengetahuan. Pengertian Max tentang hubungan produksi mengungkpkan hubungan manusi adengan manusia lain dan mencakup semua masalah yang dewasa inidikenal dengan islital lembaga sosial. Setiap perubahan sosial ekonomi pada mulanya terdapat keseimbanagn antara pengetahuan dan organisasi sosial tetapi secara bertahap terjad ketidak seimbanagn atau semacam ketinggalan anata ilmu pengetahuan yang ada dengan lembaga sosial yang beraku.
3)   Revolusi
Dalam buku Communist Manifesto, Max menjelaskan mengapa revolusi dengan kekerasan merupakan satu-satunya jalan keluar atau cara menujutransformasi soasil yang mendasar. Ketika teknologi know how mulai melampaui lembaga sosial, ekonomi dan politik maka pemilik alat-alat produksi tidak dengan rela membiarkan sejarah berjalan menuju kearha yang tidak dapat dielakan. Karena ideologi dari kelas yang berkuasa  mencerminkan sistem ekonomi yang berlaku itu secaraekonomi merupakan yang paling efisien, secara sosial paling adil, dan secara filosifis paling sesuai dengan hukum alam dan rencana ilahi.
Konsep kaum komunis tentang revolusi dan kediktatoran uniberdal sejalan dengan teori Maaxis tentang kesadaran didalam maasyarakat yang kondisi sosial politiknya telah menciptakan kesangsian umum mengenai kemugkinan terjadinya peruahan secara damai. Konsep itu tidak berlaku di negara-negara yang kesadarnnya tentang demokrasi tidak muncul dari teks konstitusi, melainkan dari kondis kedasarannya. Dengan berpegang teguh dengan pendiriannya nahwa revoluidan keditatoran universal merupaka satu-satunya jalan menuju perubahan, kaum komunis sesungguhnya memproklamasikan dokrin yang bukan Maaxis lagi dookrin ini mengandung pengertian bahwa terlepas dari kondisi historis politik ekonomi ekonomi, sosial dan budaya kedasaran yang tunggal dan seragam yang merupakan kredo kaum komunis dapat dipaksakan dimana saja hanya dengan kekerasan.
4)   Dokrin dan pilitk komunis
Sejak meninggalnya Lenin pada 1924, dapat dikatakan belumada perubahan dasar pemikiran Maxisme-Leninisme. Stalin yang memegan pemerintahan Rusia lebih menekankan pemerintahan praktis, dan kesangupan mengorganisasi dari pada teori-teori. Kebanyakan dar tulisan-tulisan Stalin hanya merupkan ulangan dari keterangan-keterangan Max dan Lenin yang sesuai dengan kebutuhan pemerintahan diktatornya.
Inti kesimpulan Stalin mengenai strategi komunis jangka panjan yang juga diikuti oleh para penganti-pengantinya, terdapat didalam konsep mengenai empat keterangan pokok, yaitu :
a)    Keterangan diantara kaum kapitalis dan akum ploretar
b)    Keterangan diantara negara-negara imperialis dan daerah-daerah jajahannya
c)    Keterangan diantara negara-negara imperialis dan pesaingan
d)   Keterangan diantara diantara negara-negara komunis dengan negara-negara kapitalis

B.  Awal Perkembanagn Komunisme
Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme-Leninisme”. Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi “tumpul” dan tidak lagi diminati.
Ideologi komunisme mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak itu komunisme disebarkan sebagai sebuah ideologi ke negara lain. Komunisme ini merupakan paham yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan. Komunisme Ini menyebabkan banyak penduduk beragama tidak mendukung komunis. Pemerintah komunis juga sering menindas mereka yang berpegang pada agama.     
            Pasca revolusi oktober 1917, kekuatan-kekuatan politik yang awalnya mendukung Lenin dan faksi Bolshevik meruntuhkan Trarisme, yaitu faksi Menshevik, Sosialis Revolusioner (SR) Kiri dan Kanan, berbalik menarik dukungannya. Lenin yang kokoh pada tesis imperialisme dan Rusia sebagai negara sosialis, mendapat tentangan serius dari faksi Menshevik dan sebagaian eksponen SR. Berkebalikan dengan Lenin, faksi Menshevik dan SR justru berpandangan bahwa Rusia belum siap untuk sosialisme. Kesiapan tersebut hanya dapat dibangun jika kepemimpinan diserahkan pada kaum borjuis progresif, dan tugas kaum buruh adalah beroposisi dalam struktur tersebut, hingga kapitalisme mencapai tahap matang dan buruh dapat melancarkan revolusinya. Penentangan faksi Menshevik dan SR tersebut dan bergabungnya mereka dengan tentara putih, membuat Lenin dan Bolshevik (dan tentara merah) berada dalam posisi terisolir.
Inilah ancama perang sipil pertama yang dihadapi Rusia dibawah Lenin pasca Revolusi. Ancaman perang sipil ke dua datang dari konflik kelas, antara buruh perkotaan dan tani pedesaan. Puncak dari konflik ini adalah pemberontakan Krondstad pada 1921, pemberontakan kaum tani yang terkena wajib militer untuk mengisi pertahanan Petrograd , yang ditinggalkan tentara merah untuk bertempur di front depan. Pemberontakan tersebut adalah puncak dari ketidakpuasan kaum tani berkenaan dengan penyediaan makanan, sementara pada saat yang sama tidak ada barang yang diperoleh dari kota untuk memenuhi kebutuhan petani perdesaan akibat kelangkaan barang. Situasi kelangkaan barang ini merupakan imbas dari buruknya keadaan Rusia pasca revolusi yang diwarisi Lenin, khususnya keadaan ekonomi yang porak poranda akibat salah urus administrasi Tsar dan kehancuran industri akibat perang berkepanjangan.
Perdamaian lalu dibangun Rusia dibawah Lenin dengan pihak Jerman, melalui perjanjian damai yang terbilang kontroversial, yakni perjanjian Brest-Litovsk pada Maret 1918. Perjanjian damai dengan Jerman ini juga menjadi pokok pertentangan antara Lenin dengan faksi Menshevik dan Sosialis Revolusioner (SR) yang sejak awal tidak sepakat jika perang dihentikan.  Ditambah lagi, isi perjanjian Brest-Litovsk memang lebih banyak merugikan Rusia. Jerman yang menyadari perkembangan situasi Rusia, terdorong untuk mengajukan tuntutan lebih. Lewat perjanjian Brest-Litovsk, Jerman menuntut Riga (Latvia), Lithuania, Livonia (Baltik), Estonia, dan terutama ukraina. Daerah-daerah tersebut adalah lumbung pangan utama bagi Rusia. Alhasil, perjanjian tersebut memicu pertentangan, terutama dari Menshevik dan SR, bahkan beberapa eksponen Bolshevik sendiri. Bagi Lenin, perjanjian damai dengan Jerman, tidak saja berguna untuk konsolidasi kekuasaan pasca revolusi, namun juga terkait dengan slogan revolusi oktober sendiri: Roti dan Perdamaian. Rusia harus memilih antara keduanya, karena situasi tak memungkinkan untuk mendapatkan keduanya. Jika ingin roti, berarti mengorbankan perdamaian,begitu pula sebaliknya. Atas pertimbangan Lenin, sovyet Rusia lebih memilih perdamaian. Konsekuensinya berupa kekurangan pangan yang memaksa sovyet Rusia dan pengawal merah menyita bahan-bahan makanan (khususnya gandum) dari gudang-gudang petani menengah atas, yang memicu perang sipil sebagaimana telah disebutkan secara ringkas sebelumnya.
            Dihadapkan pada situasi yang sulit; perang sipil, PD I, ambruknya ekonomi dan industri dan konflik kelas buruh dan tani; memaksa Lenin untuk mengambil kebijakan drastis ditengah situasi serba darurat. Kondisi perang yang dihadapi Rusia pasca Revolusi (1918-1921) membuat desain kebijakan yang dibangun adalah kebijakan komunisme perang (war communism), yang mendukung industri perang untuk melindungi Rusia pasca revolusi. Komunisme perang tersebut justru memicu konflik kelas, yang berpuncak pada pemberontakan Krondstadt. Oleh karena itu, Lenin kemudian berupaya untuk mendamaikan kepentingan tani dan buruh. Haluan komunisme perang lalu dirubah lewat kebijakan baru yang diluncurkan Lenin sebagai kebijakan ekonomi baru atau New Economic Policy (NEP ) yang disahkan pada kongres  Partai komunis Uni Sovyet (PKUS) ke sepuluh pada 1921. Pada dasarnya, NEP adalah pemulihan sistem ekonomi pasar, sebagai kebijakan sementara untuk memperbolehkan pasar bebas dan investasi asing. Lenin menjelaskan perlunya menghidupkan kembali pasar karena keberadaan jutaan usaha pertanian subsisten yang—relatif—terisolasi di Rusia, yang tidak terbiasa mendefinisikan relasi ekonominya dengan dunia luar kecuali melalui perdagangan. Sirkulasi perdagangan akan membangunkan koneksi antara kaum tani kecil dengan industri-industri yang ternasionalisasi. Rumusan teoritik untuk koneksi ini adalah: industri harus memasok wilayah pedesaan dengan barang-barang kebutuhan dengan tingkat harga tertentu yang memungkinkan dihentikannya pengumpulan paksa atas produksi petani kecil oleh aparatus negara (Trotsky, 2010 [1936]:37).
            Segera setelah diluncurkan, NEP menuai reaksi keras dari kalangan internal Bolshevik sendiri. April 1921, rumor bermunculan tentang upaya demontrasi besar buruh menuntut dihapuskannya kebebasan berdagang. Lenin berusaha keras untuk mengendalikan ekses buruk dari perekonomian pasar. Di usahakannya kendali Sovyet atas kapitalisme, yang dikenal sebagai state capitalism. Tetapi itu tidak cukup untuk mencegah ketegangan yang terlanjur menajam di tubuh partai.
Ketegangan yang berlangsung dalam suasana negara Soviet yang masih sangat muda, memaksa Lenin mengeluarkan kebijakan drastis ditahun 1922, yang dikenal sebagai larangan berfaksi. Larangan ini sebenarnya merupakan kebijakan temporer untuk meredakan ketegangan di tubuh partai dan menjaga dukungan utuh partai pada Soviet (dewan pekerja). Kebijakan ini, yang tidak pernah dicabut sejak itu, menjadi landasan bagi kemunculan totalitarianisme Stalin, pasca mangkatnya Lenin pada 1925. 

C.  Perkembangan Komunisme di Indonesia
1)   Awal masuknya komunisme di Indonesia
Awal masuknya ideologi komunisme ke Indonesia sejalan tidak pernah terlepas dari peranan seorang warga negara Belanda yang bernama Hendricus Josephus Franciscus Maria Sneevliet. Pada awal masuknya ke Indonesia Sneevliet bekerja disalah satu harian di Surabaya yang bernama Soerabajasche Handelsbad sebagai staff redaksi di harian tersebut. Namun tidak lama berada di Surabaya, Sneevliet memutuskan untuk pindah ke Semarang dan bekerja sebgai sekertaris di salah satu maskapai dagang di kota tersebut. Pada saat itu kota Semarang merupakan pusat organisasi buruh kereta api Vereenigde van Spoor en Tramweg Personnel (VSTP). Pada awalnya Sneevliet di sewa oleh VSTP sebagai propagondis bayaran untuk menyebarkan ajaran yang dianut oleh buruh tersebut. Melalui kesempatan inilah Sneevliet berkenalan dengan massa buruh sekaligus menyebarluaskan doktrin pertentangan kelas yang dianut oleh ideologi komunisme.
Sneevliet sadar betul bahwa keterkaitannya dengan VSTP merupakan sebuah peluang besar untuk menumbuhkembangkan ideologi komunisme di Indonesia. Pada bulan Juli 1914 bersama personil-personil yang tergabung dalam VSTP seperti P. Bersgma, J.A. Brandstedder, W.H. Dekker (pada saat itu menjabat sebagai sekertaris VSTP) mempelopori berdirinya organisasi politik yang bersifat radikal, Indische Sosial Democratische Vereeniging (ISDV) atau Serikat Sosial Demokrat India. ISDV kemudian menerbitkan surat kabar Het Vrije Woord (suara kebebasan) sebagai media propaganda untuk menyebarka ajaran ajaran komunisme yang menjadi ideologi dari organisasi tersebut. Oleh karena anggota ISDV terbatas dikalangan orang orang Belanda, maka organisasi ini belum dapat menjamah dan mempengaruhi organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo dan Sarekat Islam (SI).
Setelah revolusi Rusia meletus pada tahun 1917 dan dimenangkan oleh kekuatan komunis, watak gerakan ISDV pun semakin radikal dan tak henti-hentinya untuk menyeberluaskan ajaran komunismenya. Para pemimpin ISDV semakin gencar untuk terus melakukan pendekatan diri terhadap para pemimpin SI di Semarang. Disamping itu, Sneevliet dan kawan-kawan juga melakukan propaganda sampai ke lingkungan angkatan perang. Sneevliet terus melakukan ceramah-ceramah politk yang tujuannya adalah menanamkan benih-benih komunisme di lingkungan tersebut. Kegiatan Sneevliet ini sepenuhnya dibantu oleh Branstedder dan van Burink. Atas kerjasama bersama rekan-rekannya Sneevliet akhirnya berhasil menggagasi terbentuknya Raad van Matrozen en Mariniers (Dewan Kelasi dan Marinir), suatu organisasi dilingkungan militer yang bersifat radikal revolusioner. Gebrakan yang dilakukan Sneevliet pun diperkuat dengan di terbitkannya koran Soldaten en Mattrozekrant (koran serdadu dan kelasi) dalam lingkungan militer. Isi koran ini selalu diwarnai dengan ide-ide komunisme yang mengedepankan ide-ide perjuangan kelas.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Sneevliet ternyata tercium oleh pemerintah Hindia Belanda. Kemudian pada bulan Desember 1918 Pemerintah Hindia Belanda mengambil tindakan untuk mengusir Sneevliet dari Hindia Belanda karena kegiatan yang dilakukannya dianggap mulai mengancam. Pada bulan Desember 1919 rekan Sneevliet Brandstedder juga mengalami hal yang sama diusir oleh pemerintah Hindia Belanda. Sekalipun Sneevliet dan Brandstedder telah meninggalkan Hindia Belanda (Indonesia) namun usaha yang mereka lakukan selama ini telah menemukan hasillnya. ISDV akhirnya berhasil menyebarkan ajaran-ajaran komunisme di Semarang dan mempengaruhi pimpinan SI Semarang yang pada saat itu dipimpin oleh Semaun dan Darsono.
2)   Perkembangan komunisme di Indonesia pada masa Pra Kemerdekaan
a)    Pergolakan PKI 1926/1927
Pergolakan yang dilakukan PKI pada tahun 1926 merupakan sebuah bukti bahwa apa yang terjadi pada kongres tahun 1924 di kota gede Yogyakarta tidak mendapatkan kesepakatan bersama dari pimpinan pimpinan PKI pada saat itu. Setelah dilangsungkannya kongres di Yogyakarta tersebut, PKI memerintahkan untuk mengadakan mogok besar-besaran dikalangan para buruh. Hal ini sontak saja membuat pemerintah Hindia Belanda berang melihat ulah PKI tersebut. Pemerintah Hindia kemudian mengambil tindakan tegas terhadap tokoh-tokoh PKI dan semakin memperketat aktivitas mereka. Pada tahun 1925 Darsono diusir keluar Indonesia, Aliarcham dibuang ke Digul, sedangkan Alimin,Musso dan Tan Malaka terpaksa menyingkir ke luar negeri.Sementara tokoh tokoh PKI yang masih bebas seperti Budisutjitro, Sugono, Suprodjo, dan lainnya mengadakan rapat di Prambanan untuk membicarakan keberadaan PKI yang semakin mengancam keberadaannyakarena aktivitasnya telah dibatasi oleh pemerintah Hindia Belanda.
b)   Pergolakan PKI 1928 (Gerakan PKI Ilegal)
Setelah pemberontakan yang dilakukan PKI pada tahun 1926/1927 gagal, para tokoh-tokoh komunis pun semakin rawan keberadaannya di Indonesia. Kebangkitan PKI mulai terlihat setelah di laksanakannya kongres keenam Komintern pada bulan Agustus 1928 di Moskow.
Pergerakan PKI mengalami perubahan sejak kembalinya Musso dari Moskow. Kader-kader PKI justru disarankan untuk masuk kedalam Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), sebuah gerakan yang terbentuk pada tahun 1937 dan memiliki azas kooperasi dengan pemerintah Belanda. Hal ini dikarenakan sikap Gerindo yang dengan tegas anti-fasis sehingga menarik perhatian dari kader-kader PKI. Didalam Gerindo inilah kemudian kader-kader PKI (terutama kader muda) di berikanpemahaman mendalam mengenai doktrin komunisme. Pemuda pemuda yang terkader pada saat itu antara lain adalah Wikana, D.N. Aidit, Sudisman, Anwar Kadir, Tjugito dan Mr. Joseph.
3)   Perkembangan komunisme di Indonesia pada masa Kemerdekaan
a)    Pergerakan Komunisme di Awal Kemerdekaan (Merebut Kekuasaan Pemuda dan Buruh)
Dengan begitu banyaknya organisasi pemuda yang tumbuh di awal kemerdekaan, maka muncul sebuah ide untuk menyatukan organisasi kepemudaan kedalam satu wadah organisasi baru yang sifatnya menyeluruh. Pada tanggal 6 Nopember 1945 organisasi-organisasi kepemudaan mengadakan pertemuan di Yogyakarta. Pertemuan ini kemudian menyepakati untuk mengadakan kongres pada tanggal 10-11 Nopember di Yogyakarta. Pada saat itu kongres dihadiri oleh 332 peserta yang menjadi utusan dari 30 organisasi kepemudaan. Chaerul saleh menjadi pimpinan dalam kongres tersebut.
Komunisme tidak hanya menggunakan pemuda sebagai upaya terhdap penggalangan kekuatan mereka. Mereka juga menaruh perhatiannya terhadap kelompok buruh. Dalam ajaran komunisme, buruh merupakan kekuatan pokok dalam melakukan sebuah revolusi. Setiap partai komunis diwajibkan untuk mengagasi dan membina terbentuknay organisasi buruh. Seteleh Indonesia merdeka, muncul organisasi buruh yang bernama Barisan Buruh Indonesia (BBI). Organisasi BBI tersebut dibentuk di jakarta dipimpin olehKoesnaini. Pada tanggal 6 september 1945 terjadi pergantian pimpinan di dalam tubuh BBI, yaitu dari Koesnaini kepada Nyono.
Pergerakan komunisme diawal kemerdekaan berkisar mengenai usaha ideologi ini untuk menggalang kekuatan kembali pasca zaman penjajahan. Penggalangan kekuatan di konsolidasikan pada golongan golongan pemuda, buruh, tani dan pekerja pekerja lainnya. Hal ini dilakukan untuk membangkitkan kembali kekutan komunis setelah sebelumnya di bantai oleh pemerintahan penjajahan Belanda dan Jepang. Diawal masa kemerdekaan, ideologi ini dapat disebarkan dengan begitu bebas karena tidak mendapat pengawasan seperti yang telah dialami pada masa penjajahan sebelumnya.
b)   Pergerakan PKI di Madiun 1948 (Sebuah Usaha Kudeta Yang Gagal)
Pada tanggal 10 September 2008 diadakan rapat besar di Madiun yang dihadiri oleh Musso dan Amir Sjarifuddin. Setelah rapat besar ini selesai di gelar, kota madiun lama kelamaan makin ramai oleh orang orang yang tidak dikenal. Terjadi penculikan dimana mana sehingga kondisi ini membuat warga semakin ketakutan karena situasi yang sangat mengancam. Tempat tempat sentral seperti pasar, sekolah sekolah, stasiun kereta api lambat laun berhasil dikuasi oleh kekuatan PKI. Bahkan kepala kepolisian kerseidenan madiun Komisatis besar Sunaryo tidak luput dari aksi penculkan tersebut. Dengan lain kekuatan PKI telah begitu dominan menguasai Madiun.
Aksi PKI di Madiun tersebut tidak sepenuhnya mendapat sambutan hangat dari warga madiun. Kelmpok pelajar di madiun bahkan secara terang terangan mengambil sikap yang bersebrangan dengan apa yang telah dilakukan PKI tersebut. Namun PKI mengambil tindakan tegas atas setiap tindakan yang menentang Pemerintahan Front Persatuan yang telah mereka bentuk. Karena bagi mereka Pemerintahan Front Persatuan adalah satu satunya pemerintahan yang harus diakui keberadaannya. Kondisi jelas semkain membuat PKI yakin bahwa mereka telah benar benar menguasai madiun
Pada desember 1948 pasukan pemerintahan Indonesia merencanakan serangan ke karesidenan Madiun tempat para pimpinan PKI. Penyerangan ini dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto yang notabene adalah Pati Solo-Madiun. Pada tanggal 4 Desember 1948 Musso dan Sjarifuddin tewas tertembak, pasukan rakyat dan TNI pun berhasil kembalmenduduki kota madiun. Tokoh tokoh PKI lainnya seperti Alimin, D.N. Aidit, Nyoto, Soemarsono, Tan Ling Djie dan lain lain memlih utnuk melarikan diri. Karena aksi penumpasan pemberontakan PKI di Madiun ini bersamaan dengan adanay aksi militer Belanda kedua, maka pengejaran terhadap tokoh tokoh Komunis yang masih tersisa menjadi Terbengkalai.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Agung, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Ombak :Yogyakarta.
2.    Sejarah Dan Perkembangan Komunisme Di Indonesia. Universitas Sumatra Utara

IDEOLOGI SOSIALIS KOMUNIS DAN PENGARUHNYA BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT



PAPER
(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Intelektual)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.





Oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)

Kelas B






PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

I.     SOSIALISME
A.      Konsep Dasar Sosialisme
1)   Istilah Sosialisme
Sekalipun gerakan-gerakan sosialisme telah muncul pada abad 17, istilah sosialisme baru ertama kali muncul dan dipakai pada tahun 1827 dalam majalah perkoperasian oleh Robert Owen yang ingin meringankan kesengsaraan pekerjapabrik. Akan tetapi KarlMax yang hamipr hidup setengan abad kemudian ingin membuat perbedaan yang snagat jelas natara ajarannya dan pemikiran orang-orang seperti Robert Owen dengan menetapkan sifat revolusionernya. Dengan sengaja karya yang dituliskannya pada tahun 1848 dengan Frederich Engelks merupakan awal gerakan untuk mengoranisasi kaum buruh dinamakan Manifesto Komunis.
Kemudian oleh Lenin istilah sosialisme dihidupkan kembali untuk menunjuk pada yang disesbut oleh Max tahap awal dari komunisme yang mendahului terciptanya komunisme penuh. Dalam tahap ini prinsip ekonomi adalah setiap orang menuntu kemampuannya, setiap orang menerima sesuai dengan karyanya, sedangkan dalam tahap komunisme peuh dengan prinsip ekonomi telalh berkembang menjadi setiap orang memeberi sesuai dengan kemampuanya. Pada awal berdirinya parta Marxis akhir adan 19, semua partai memakai nama sosialme demokrat.
2)   Definisi Sosialisme
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan definisi sosialisme, diantaranya adalah sebagai berikut :
a)    Keneth J. Arrow dalam Budiharjo (1984)
Sosialisme adalh suatu sistem ekonimo dimana sebagain besar keputusan-keputusan ekonomi diambil dalam satuan-satuan yang dikuasia oleh berbagai bagian dari struktur negara atau para pekerja.
b)   Sutan Syahrir dalam Anwar (1966)
Sosialisme adalah suatu gerakan dan ajaran untuk mencari keadilan didalam kehidupan kemanusiaan
c)    Teuku May Rudy (1963)
Sosialisme adalah paham yang beranggapan bahwa kepentingan bersama atau kepentingan umum harus diutamakan ketimbang kepentingan individu.
d)   Ir. Soekarno (1963)
Sisosialisme adalah bukan saja merupakan suatu sistem masyarakat tapi sosialisme juga suatu tuntutan perjuangan, yakni kemakmuran bersama.
e)    R.N. Berki (1975)
Sosialisme sebagai suatu konsep yang memiliki dua pengertian. Pertama, sosialisme berkaitan dengan ide-ide nilai-nilai dan hak milik yang sering disebut dengan vision (cita-cita) sosialisme. Kedua sosialisme berkaitan dengan segi empiris, sosial dan institusi politik yang digunakan untuk mewujudkan cita-citanya.
Dari beberpa pendapat sebelumnya mengenai pengertian sosialisme, dapat ditarik kesimpulan bahwa sosialisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya kemakmuran bersama.
3)   Latar Belakang Munculnya Sosialisme
Sejauh sosialisme mengandung unsur protes terhadap kepentingan sosial, maka dapat dikatakan bahwa sosialisme sudah ada sejak peradan Romawi. Sekalipun gerakan-gerakan sosialisme telah muncul sejak lama, istilah sosialisme baru ertama kali muncul dan dipakai pada tahun 1827 dalam majalah perkoperasian oleh Robert Owen. Selanjutnyay sosialisme sebagai gerakan politik yang efektif dan terorganisir muncul setelah adanya revolusi industri pada abad 18 di Inggris. Adanya penemuan baru di bidang teknologi telah membuat cakrawala baru di bidang Industri dan perdganagn. Selanjutnya muncul golongan pengusaha pemilik modal yang hidup makmur (kapitalis), sebaliknya golongan buruh dengan upah yang sangat minim hidup melarat dan menderita. Keadaan iini kemudian yang menimbulkan kritik yang tajam terhadap sistem ekonomi kapitalis yang berdasarkan paham liberalisme. Kritikan tersebut dilontarkan oleh kaum dengan pahan sosialis.


4)   Unsur-Unsur Pemikiran dan Kebijakan Sosialisme
Unsur-unsur pemikiran dan kebijakan sosialisme ketika lahir di Inggris adalah sebagai berikut :
a)    Agama
Gerakan sosialis kristen yang dipimpin oleh dua orang biarawan, yakni Frederick Maurice dan Charles Kingsley mencapai puncak kejayaannya pada pertengahan abad ke 18 dan menjadi sumber peting untuk perkembangan organisasi kelas buruh dan sosialis sdi kemudian hari. Prinsip ini menjadi pedoman kaum sosialis kristen adalah konsep yang mendasarkan bahwa ssialisme harus dikristenkan dan kristianitas harus di sosialissasikan.
b)   Idealisme etnis dan estetis
Idealisme yang diungkapkan oleh beberapa penulis seperti John Rusin dan Willian Mowris bukanlah suatu program politik atau ekonomi melanikan pemberontakan terhadap kemelaratan, kebebasan hidup dan kemiskinan d bawah kapitalisme industri. Kapitalisme di iNggris mungkin menciptakan lebih banyak keburukan di Inggris dibandingkan ditempat lain karena para industriawan di Inggris tidak dapat membanyangkan bagaimanan udara, air dan keindahan Inggris. . Jika Max melakukan pendekatan terhadap alitalisme industri dalam kerangka hukum-hukum sosial yang tidak dapat dielakan seperti perkembangan sejarah hukum menurut perkembangan sosial, maka Morris lebih bertumpu pada kenyataan. Disekitarnya ia melihat ehidupan manusia yang tidak menampakan kecerahan dan keindahan daam kehidupan.
c)    Empirisme fabian
Masyarakat fabian didirikan pada 1884 menambil dari nama jandral Romawi yaitu Quantinus Fabian Maximus Cuntator. Pendiri awalnya adalahGeorge Bernand Shaw, Sidney dan Beatrice Webb, H.G Well, dan Graham Walas. Dalam peneitian histori tentang kandasan yang dilakuakn oleh Sedney Webb dalam buku Fabain Essey kita temukan apa yangmenjadi dasar sosialisme yaitu sosialisme merupalan hasil yang tidak dapat dielakan dari keberhasilan demookrasi, tapi ia mendasarkan kepastian yang datang secara bertahap, yangsangat berbeda dengan kepastian revolusi yang diungkapakan oleh Max.
Masyarakat fabian berangkat dari anggapan bahwa tidak akan ada kemajuan kearah tatanan masyarakat yang adil kaalu kepada kelas mengah dan kelas diatasnya tidaj diperhatikan kelogisn dan keadilan yang ditampilkan oleh seruan-seruan pokok dalam pemikiran dan kebijakan sosial.
d)   Liberalisme
Adanya kebebasan individu dan perbedaan individu menjadi adat yang paling khas dari kaum liberal. Dalam waktu 40 tahun banya orang liberal yang bergabung denga partai buruh hal ini dikarenakan lenyapnya partai liberal di Inggris dikaenakan hasil yang telah dicapai membuuat partai tersebut mmbuat partai tersebut tudalk diperlukan lagi. Perdagangan bebas yang merupakan cita-cita penting dari liberalisme Inggris abad 19 tidak muncul lagi. Karena pengaruh liberalisme para pemimpin lebih moderat dan kurang terpaku pada dokrin. Lliberalisme telah merubah partai buruh menjadi partai nasional dan bukan partai yang didasatkan pada kelas.

B.       Awal Perkembangan Sosialisme
Sosialisme timbuk di Eropa pada awal abad 19 karena keprihatinan akses-akses dari Revolusi Industri. Pada awal abad ke 19  penemuan-penemuan dan kemajuan-kemajaun baru di bidang teknoloi telah berkembang dengan pesat dan membuka cakrawala baru di bidang produksi dan perdagangan. Perubahan-perubahan terjadi dengan sangat luarbiasa sehingga dikatakan bahwa dalam masa limapulub tahun transformasi masyarakat lebih besara dari pada tiga abad sebelumnya.
Akakn tetapi, perubahan-perubahan tersebut juga membawa kesengsaraan yanng laur biasa terutama bagi rakyat kecil seperti petani, di daearh pedesaan dan pengrajin di ddawrah kota-kota. Struktur masyarakakt fedal hancur sistem Gilda yang selama ini mengatr dan menjamin kehidupan warganyay serta membawa kebahagiaan dan perlindungan pada pengrajin yang berkarya menjadi hancur dengan adanya pabrik-pabrik tempat buruh hanya mengerjakan sebagian kecil dari produk ytng dihasilkan. Perbedaan anatara orang kaya dan orang miskin sanagt ,encolok sehingga menurut Perdana Menteri Inggris, Benyamin Disraeli seolah –oleh di Inggris ada dua bangsa yang kaya dan miskin, yang tidak kenal satusama lalinberangkat dari hal tersebutlah kemudian muncul tokoh-tokoh yang ingin memperjuangkakn dan menghapus kesegsaraandan memperbaiki keadaan diantaranya adalah
1)   Tokoh sosialsi utopian
Beberapa cendekiawan Prancis dan Inggris, diantaranya Saint Simon, Charles Fourier, dan Robert Owen tergugah oleh kesengsaraan dan ingin memperbaiki keadaan. Pada umumnya mereka mencita-citakan suatu masyarakat yang lebih egaliter yang kekayaannya dibagikan secara lebih merata dan milik pribadi serta persaingan lebih dibatasi.
Saint Simon (1760-1825), masalh-masalh sosial yang dihadapi idapat diaasi menjadiasosiasi produktif yang pemimpinnya diserahkan pada teknokrat dan ahli-ahli industri yng mengatur kehidupan secara rasial dan mengendalikan kekuatan ekonomi termasuk usaha swasta. Ia menginginkan alat produksi menjadi milik masyarakat.
Fourier (1772-1837), suatu kehidupan yang sehat hanya dapat dicpai dalam kesatuan kecil yang dinamakakn dengan Phalanx. Setiapa phalax yang terdiri dari 1.600 orang diatur sedemikian rupa sehingga tiga unsur yang menurut Fourier antagonisme secara ilmiah yakni modal buruh bakat bekerjasama secara harmonis.
Roberet Owen (1771-1858), owen memperbaiki upah buruh dan mengunakan sebagain euntunagnnya untuk memperbaiki nasib para pekerja. Mendirikan sekolh tanpa dipungut biaya dan mendirikan pemukiman di Amerika Serikat pada 1824 New Harmony, namun pemukiman ini tidak bertahan lama. Dia lebih berhasil dalam usahanya mendirikan koperasi di bidang produksi dan konsumsi membantu pendirian dan kordinasi antarar serekat kerja.
Tiga orang ini tidak berhasil dalam usaha menerapakan cita-citanya. Mereka tidak menyadari bahwa tanpa konseps yang jelas menegnai bentuk masyarakat yang ingin dicapai serta untuk upaya mencapainya, cita-cita akan tetap angan-aangan saja. Hal ini yang disebut dengan sosialis utopi atau dunia khayalan
2)   Tokoh sosialis ilmiah
Seorang yang juga terkesan dengan kesengsaran yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri adalah Karl Max (1818-1883), masyarakat tidak dapat diperbaiki secara tambal sulam tetapi sendi-sendinya perlu dirombak secara radikal sampai terjadi transformasi total. Ia menyusun suatu teori sosial yang menurutnya didasari hukum-hukum ilmiah karena itu pasti akan terlaksana.
Revolusi akan mengawalai diktator ploletar yang revolusioner yang merupakan transisi kemasyarakakt komunis. Masyarakat komunispum mempuanyai suatu tahap awal yang kemudian oleh lenin disebut tahap sosialisme ketika seseorang memberi sesustu dengan kemampuannya dan menerima sesuai dengan karyanya.
Pada masyarakat yang telah mencapai komunisme penuh prinsip ekonomi telah meningkat menjadi setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya dan menerima sesuai dengan kebutuhannya. Dalam masyaraat komunis ini menurut ax, kelas sosial telah tiada dan dengan sendirinya pertentangan kelas dengan segala kekerasannya telah berakhir. Akan tetapi untuk mencapai masyarakat yang diidam-idamkan itu pengunaan paksaan perlu uuntuk menyelenggaraka revolusi maupun selama terselenggaranya diktataor ploretar.

C.      Perkembangan Soialisme di Indonesia
Sejarah sosialisme di Indonesia mulai dari sosialisme bukan merupakan paham baru di Indonesia, sosialisme didasarkan pada teori Karl Marx dan Frederick Engels, tokoh-tokoh sosialisme utopis, perkembangan sosialisme ilmiah, serta pilihan paham sosialisme untuk Indonesia. Selain itu juga mendeskripsikan tentang pelaksanaan atau aktualisme sosialisme Indonesia pada saat itu di dalam wujud pemerintahan Indonesia pada jaman Soekarno. Jelas disitu bahwa berdirinya Indonesia Merdeka adalah jembatan emas untuk selanjutnya mewujudkan cita-cita sosialisme Indonesia.
Munculnya paham sosialisme di Indonesia ini tidak lepas dari adanya golongan sosialis dari luar negeri dalam menancapkan sosialisme di negeri ini (dulu Hindia Belanda). Diperkirakan sosialisme mulai berkembang di Indonesia ketika sebuah organisasi kaum sosialis yang dibangun tahun 1914 yaitu ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda (Dekker, 1993: 33). Organisasi ini pada awalnya merupakan kumpulan dari kaum sosialis Belanda yang bekerja di Hindia-Belanda, dan dibentuk atas kegelisahan seorang sosialis Belanda yang berhadapan dengan kondisi-kondisi sosial-politik Hindia Belanda saat itu, yaitu Sneevliet atau lengkapnya Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet. Seneevliet adalah seorang aktivis buruh kereta api di negeri Belanda yang datang ke Indonesia untuk mencari pekerjaan (Lemhanas: 2005:208). Kedatangannya ke Hindia Belanda tahun 1913 telah membawanya menjadi tonggak awal dari kemunculan ide-ide Sosialisme di Indonesia.
Gerakan sosialis yang dilakukan oleh Sneevliet ini sebenarnya juga dipengaruhi oleh keadaan yang ada di luar negeri seperti peristiwa di Rusia. Menurut Baars (1991: 384) bahwa dalam artikel "Kemenangan", yang merupakan teriakan gembira dari Revolusi Rusia pada bulan Februari di surat kabar Hindia bulan Maret 1917, Henk Sneevliet, pemimpin kelompok kecil sosialis yang tersisa di Hindia Belanda, menyebabkan proses politik besar pertama publik di koloni.  Atas dasar itulah, membuat keinginan Sneevliet sebagai pejuang kelas di Hindia Belanda saat itu sangat ingin untuk melakukan hal yang sama. Saat itu ISDV mengerti betul bahwa penjajahan Belanda di Indonesia dalam bentuk kolonialisme (pemerintahan Hindia Belanda) merupakan bagian langsung dari cara untuk mempertahankan Kapitalisme di Eropa dan Amerika (Imperialisme).
Faksi Sneevliet juga mulai mempengaruhi organisasi-organisasi massa besar seperti Insulinde dan Serikat Islam. Usaha ini dilakukan karena ISDV membutuhkan pengikut sosialis dari kalangan pribumi untuk tampil memimpin dan mengorganisasikan perjuangan rakyat, sebagai suatu hal yang sulit dilakukan oleh kaum sosialis berkebangsaan Belanda. Hingga akhirnya Serikat Islam terbukti menjadi tempat yang subur bagi pertumbuhan pemikiran sosialis di kalangan pribumi, dan menjadikan gerakan berbasis massa yang diharapkan Sneevliet mendapatkan sejarahnya di Indonesia.
Sedangkan, disaat pandangan-pandangan sosialis telah mengalir deras dan meraih kepopuleran dalam tubuh SI khususnya cabang Semarang, dan setelah peristiwa revolusi Rusia 1917 yang tersiar ke pelosok dunia, tokoh-tokoh pergerakan Indonesia dari yang berpandangan nasionalis sampai islam, dari Tjokroaminoto sampai Soekarno, mulai ikut gandrung untuk mempelajari karya-karya Marx dan Engels, khususnya yang berjudul Das Capital (Modal). Dan saat itu dapat dikatakan, tidak ada pemimpin pergerakan yang menolak tujuan-tujuan sosialisme secara umum (yang dianggap sebagai tujuan persamaan antara sesama manusia tanpa penindasan).Pengusungan prinsip dan tujuan sosialisme kedalam sebuah partai politik akhirnya terjadi pada tahun 1920, yaitu hasil dari perubahan ISDV sendiri menjadi Partai Komunis Indonesia. Dilarangnya PKI tidak membuat pandangan-pandangan sosialisme sama sekali hilang dari dunia pergerakan. Prinsip-prinsip kesetaraan antar bangsa, ras, agama, maupun kedudukan sosial (yang awalnya diterangi oleh Sosialisme), walau dijalankan dalam praktek politik yang berbeda-beda sekaligus membingungkan, telah juga merasuk kedalam gerakan kemerdekaan nasional hingga terwujudnya di tahun 1945. Saat itu kaum yang menamakan diri sebagai sosialis memang telah berpencar kedalam berbagai organisasi dan menerapkan strategi-taktik yang berbeda-beda pula dalam menyongsong kemerdekaan nasional.
Perkembangan cita-cita sosialisme Indonesia yaitu tentang pilihan paham untuk sosialisme Indonesia dijelaskan bahwa sosialisme Indonesia lahir karena kondisi sosial kemiskinan rakyat Indonesia. Menurut Roeslan Abdulgani dalam bukunya Sosialisme Indonesia (1963) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh kaum sosial demokrat Belanda pada waktu itu juga ikut mempengaruhi perkembangan paham sosialisme di Indonesia. Setelah itu tumbuh Partai Komunis Indonesia. Upaya untuk membumikan sosialisme di Indonesia tidak bisa lepas dari membahas seputar basis masyarakat Islam di Indonesia sehingga lahirlah usaha-usaha untuk mensintesakan antara Islam dan Sosialisme itu. Lahirnya Marhaenisme sebagai usaha mencari sintesis atas sosialisme Indonesia yang dilakukan oleh Soekarno. Menurut Soekarno (2005: 4) bahwa seorang Marhaen adalah orang yang mempunyai alat yang sedikit. Bangsa kita yang puluhan juta jiwa yang sudah dimelaratkan, bekerja bukan untuk orang laain dan tidak ada orang bekerja untuk dia. Marhaenisme adalah sosialisme dalam praktek.
Untuk selanjutnya, harapan pemimpin bangsa Indonesia saat itu yaitu Soekarno, berharap bahwa Indonesia akan menjadi Sosialisme. Mengingat bahwa paham ini memberikan keterbukaan akan asas kebersamaan dan kesetaraan. Dalam Aning (2005: 206) disebutkan bahwa Soekarno mengatakan sebagai berikut: “dalam tahap Nasional Demokratis ini, revolusi kita telah menjebol nekolim dan feodalisme untuk dapat menyelenggarakan tata kehidupan nasional yang demokratis. Sekarang kita melangkah ke tahap selanjutnya .... Sosialisme Indonesia ”
Kemudian di era perkembangan perekonomian, sosialisme juga ikut mempengaruhi adanya pemikiran-pemikiran tentang ekonomi Indonesia, salah satunya adalah Moh.Hatta. Menurut (Suleman, 2010: 130) aliran sosialisme demokrasi ini memmilki peranan yang penting dalam struktur pemikiran Hatta. Dalam beberapa tulisan pentingnya, Hatta merujuk pada sosialisme Barat, khususnya prinsip perikemanusiaan, sebagai sumber pemikiran tentang demokrasi untuk Indonesia merdeka. Tentu saja yang dimaksud Hatta dengan sosialisme Barat adalah paham sosialisme demokrasi, bukan sosialisme Marx (komunis) yang menghendaki perubahan secara kekerasan (kekerasan). Perkenalan Hatta dengan paham sosialisme sudah berlangsung sejak tahun 1920.
Menurut Harsoyo dkk (2006: 12) bahwa Hatta selain menggunakan istilah kolektivisme, Hatta juga menggunkan istilah sosialisme untuk mengungkapkan hal yang sama tentang masyarakat yang ada dalam idealismenya. Sungguh pun usaha ekonomi masih bisa dikelompokkan dalam tiga cabang besar yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi seperti halnya dalam masyarakat kapitalis, tetapi kelas manusia hilang dalam masyrakat sosialisme. Dalam masyarakaat sosialisme yang ada adalah pembagian fungsi pekerjaan. Diilustrasikan oleh Hatta, dalam masyarakat sosialis pekerjaan saudagar tetap ada, tetapi saudagar yang mencari keuntungan hanya untuk dirinya sendiri sudah tidak ada lagi dalam masyarakat tersebut. Tampak sekali dalam pemikiran Hatta insentif moral begitu penting peranannya dalam masyarakat. Insentif ekonomi yang berwujud keuntungan usaha tidaklah cukup.
Menurut pandangan Sri Edi Swasono (dalam Haryoso dkk, 2006: 12-13), sosialisme Indonesia menurut Hatta dicirikan oleh 3 hal:
1)    Sosialisme muncul karena golongan etik agama yang menghendaki adanya persaudaraan dan tolong-menolong antar sesama. Rasa keadilan menggerakkan jiwa untuk berontak terhadap kesengsaraan hidup dan terhadap ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Visi kerajaan Allah dihadirkan dalam dalam hidup masyarakat, supaya manusia hidup dalam suasana sayang menyayangi, persaudaraan, dan bersikap adil. Dengan demikian sosialisme di Indonesia tidak mendasarkaan pada pandangan materialisme dialektik dari Marxisme.
2)    Sosialisme Indonesia merupakan ekspresi dari jiwa berontak bangsa Indonesia yang memperoleh perlakuan yang sangat tidak adil dari penjajah. Sosialisme tumbuh dan sekaligus menjiwai pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia.
3)    Hatta yang kurang menerima pandangan Marxisme, mencari sumber-sumber sosialisme dalam masyarakat Indonesia sendiri. Hatta menegaskan bahwa dasar-dasar sosialisme Indonesia terdapat pada masyarakat desa yang kecil, yang bercorak kolektif, yang sedikit-sedikit banyaknya masih bertahan sampai sekarang.
Sebenarnya, dalam Indonesia, yang berdasarkan sosialisme tidak begitu sukar mencari dasar-dasar tempat membandingkan masalah-masalah detail yang merupakan berbagai kesulitan dalam cara melaksanakannya. Pertama, ada pancasila yang menjadi pedoman pokok bagi kita untuk membangun negara dan masyarakat. Yang sangat disesalkan sampai sekarang ialah bahwa Pancasila ini dalam kebanyakan hal hanya diamalkan sebagai lip-service saja, tidak ditanam di dalam jiwa (Isei, 2005: 128).
Undang-undang dasar negara Indonesia sudah dari semulanya berdasarkan kolektivisme, bedasarkan sosialisme Indonesia. Ketentuan-ketentuan ini menjadi pedoman pula bagi orang-orang atau badan politik yang menentukan politik perekonomian dan bagi pegawai pelaksana yang tugasnya mengerjakan. Apabila dijalankan sungguh-sungguh, tujuan sosialisme yang terdekat aakan tercaapai, yaitu rakyat Indonesia terlepas dari kesengsaraan hidup dan tiap-tiap orang terjamin penghidupannya.

D.      Sosialisme Dewasa Ini
Jika sosialisme di dunia telah banyak berubah sejak lahirnya pada pertengahan abad 19, didunia keduapun banyak yang terjadi. Setelah Stalin meninggal pada tahun 1953, pengantinya Khrushchev dengan dukungan dari anggta-anggpta teras [artai kommunis melancarkan gerakan de-stalinisasi pada 1956. Dalam proses ini Stalin dikecam keras dengan tuduhan telah melakukan kesalahan-kesalahan besar yang telah merugikan rakyat dan dianggap telah mengdakan pemujaan terhadap dirinya atau disebut kultus individu (personality cult). Daam marxix lenin ditinjau kembali dalam rangka perkembangan baru yang tlah terjadi setelah perang dunia II, baik didalam negeri maupun di luar negeri.
Proses de-staliniasi menimbulkan keresahan yang luas di negara-negara komunis lainnya, terutama di Eropa timur dengan akibat yang sangat jauh. Kepatuhan negara-negara komunis pada pimpinan dunia komunis yang bermarkas di Moskow mulai kendor dan timbul gagasan bahwa setiap negara mestinya diperbolehkan mengembangkan komunisme yang lebih sesuai dengan kepentingan nasional masing-masing negara. Gagasan ini disebut polysentrism, satu istilh yang pertama kali dilontaran oleh P. Togliatti, seorang tokoh komunis Italia.



II.  KOMUNISME
A.  Konsep Dasar Komunisme
1)   Pengertian komunisme
Istilah komunis pada mulanya mengandung dua pengertia yaitu, pertama ada hubungannya dengan komune, yaitu satuan dasar bagi wilayah negara yang berpemerintah sendiri dengan demikian negara itu sebagai federasi dari komune-komune. Kedua istilah komunis menunjukan hak milik atau kepunyaan bersama.
Dalam perkembangannya istilah komunis diartikan sebagai suatu gerakan yang berdasar pada Maxisme Leninisme. Ajaran ideologi komunis tertuang dalam Dialegtis Matrelialistis. Ini bertitk tolak dari materi sebagai satu-satunya kenyataan. Materi inilah yang menjadi sumber keberadaan benda-benda alamiah yang senantiasa bergerak dan berubah tanpa henti hentinya.
Dengan demikian, komunisme sekaligus bersiat atheis, inti orientasi atheis ini adalahtidak diterimanya kekuatan dan dasar lain, keculai materi. Dalam konterk materidemikian itulah, sejak semula mkomunisme rusia adalah atheisisme yang militandan tidak bisa membenarkan kehidupan keagamaanberkembang dalam kehidupan masyarakat. Oleh kerana itu, pemerintah selalu memberantasnya dengan mencanagkan propaganda yang antireligius, seperti agama sebagai pelarian atau agama sebagai candu masyarakat.
2)   Dinamika perubahan sosial
Sebelum Max, perubahan sosial yang penting dianggap sebagai hasil perubahan para pemimpi [olitik yang besar, para pembuat undang-undang dan para pelopor pembaharuan. Max menolak kekutan pribadi sebagai pelaku utama perubahan sosial yang penting dan menyatakan penjelasannya pada alasan-alasan ekonomi. Dua konsep ekonomi yang digunakan dalam mengadakan pendekatan terhadap masalah perubahan sosial yang penting ialah kekuatan produksi dan hubungan produksi.
Konsepsi Max tentang kekuatan produksi mengungkapkan hubungan manusia dengan alam dan pada dasarnya apa yang dewasa ini disebut dengan teknoligi dan ilmu pengetahuan. Pengertian Max tentang hubungan produksi mengungkpkan hubungan manusi adengan manusia lain dan mencakup semua masalah yang dewasa inidikenal dengan islital lembaga sosial. Setiap perubahan sosial ekonomi pada mulanya terdapat keseimbanagn antara pengetahuan dan organisasi sosial tetapi secara bertahap terjad ketidak seimbanagn atau semacam ketinggalan anata ilmu pengetahuan yang ada dengan lembaga sosial yang beraku.
3)   Revolusi
Dalam buku Communist Manifesto, Max menjelaskan mengapa revolusi dengan kekerasan merupakan satu-satunya jalan keluar atau cara menujutransformasi soasil yang mendasar. Ketika teknologi know how mulai melampaui lembaga sosial, ekonomi dan politik maka pemilik alat-alat produksi tidak dengan rela membiarkan sejarah berjalan menuju kearha yang tidak dapat dielakan. Karena ideologi dari kelas yang berkuasa  mencerminkan sistem ekonomi yang berlaku itu secaraekonomi merupakan yang paling efisien, secara sosial paling adil, dan secara filosifis paling sesuai dengan hukum alam dan rencana ilahi.
Konsep kaum komunis tentang revolusi dan kediktatoran uniberdal sejalan dengan teori Maaxis tentang kesadaran didalam maasyarakat yang kondisi sosial politiknya telah menciptakan kesangsian umum mengenai kemugkinan terjadinya peruahan secara damai. Konsep itu tidak berlaku di negara-negara yang kesadarnnya tentang demokrasi tidak muncul dari teks konstitusi, melainkan dari kondis kedasarannya. Dengan berpegang teguh dengan pendiriannya nahwa revoluidan keditatoran universal merupaka satu-satunya jalan menuju perubahan, kaum komunis sesungguhnya memproklamasikan dokrin yang bukan Maaxis lagi dookrin ini mengandung pengertian bahwa terlepas dari kondisi historis politik ekonomi ekonomi, sosial dan budaya kedasaran yang tunggal dan seragam yang merupakan kredo kaum komunis dapat dipaksakan dimana saja hanya dengan kekerasan.
4)   Dokrin dan pilitk komunis
Sejak meninggalnya Lenin pada 1924, dapat dikatakan belumada perubahan dasar pemikiran Maxisme-Leninisme. Stalin yang memegan pemerintahan Rusia lebih menekankan pemerintahan praktis, dan kesangupan mengorganisasi dari pada teori-teori. Kebanyakan dar tulisan-tulisan Stalin hanya merupkan ulangan dari keterangan-keterangan Max dan Lenin yang sesuai dengan kebutuhan pemerintahan diktatornya.
Inti kesimpulan Stalin mengenai strategi komunis jangka panjan yang juga diikuti oleh para penganti-pengantinya, terdapat didalam konsep mengenai empat keterangan pokok, yaitu :
a)    Keterangan diantara kaum kapitalis dan akum ploretar
b)    Keterangan diantara negara-negara imperialis dan daerah-daerah jajahannya
c)    Keterangan diantara negara-negara imperialis dan pesaingan
d)   Keterangan diantara diantara negara-negara komunis dengan negara-negara kapitalis

B.  Awal Perkembanagn Komunisme
Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme-Leninisme”. Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi “tumpul” dan tidak lagi diminati.
Ideologi komunisme mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak itu komunisme disebarkan sebagai sebuah ideologi ke negara lain. Komunisme ini merupakan paham yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan. Komunisme Ini menyebabkan banyak penduduk beragama tidak mendukung komunis. Pemerintah komunis juga sering menindas mereka yang berpegang pada agama.     
            Pasca revolusi oktober 1917, kekuatan-kekuatan politik yang awalnya mendukung Lenin dan faksi Bolshevik meruntuhkan Trarisme, yaitu faksi Menshevik, Sosialis Revolusioner (SR) Kiri dan Kanan, berbalik menarik dukungannya. Lenin yang kokoh pada tesis imperialisme dan Rusia sebagai negara sosialis, mendapat tentangan serius dari faksi Menshevik dan sebagaian eksponen SR. Berkebalikan dengan Lenin, faksi Menshevik dan SR justru berpandangan bahwa Rusia belum siap untuk sosialisme. Kesiapan tersebut hanya dapat dibangun jika kepemimpinan diserahkan pada kaum borjuis progresif, dan tugas kaum buruh adalah beroposisi dalam struktur tersebut, hingga kapitalisme mencapai tahap matang dan buruh dapat melancarkan revolusinya. Penentangan faksi Menshevik dan SR tersebut dan bergabungnya mereka dengan tentara putih, membuat Lenin dan Bolshevik (dan tentara merah) berada dalam posisi terisolir.
Inilah ancama perang sipil pertama yang dihadapi Rusia dibawah Lenin pasca Revolusi. Ancaman perang sipil ke dua datang dari konflik kelas, antara buruh perkotaan dan tani pedesaan. Puncak dari konflik ini adalah pemberontakan Krondstad pada 1921, pemberontakan kaum tani yang terkena wajib militer untuk mengisi pertahanan Petrograd , yang ditinggalkan tentara merah untuk bertempur di front depan. Pemberontakan tersebut adalah puncak dari ketidakpuasan kaum tani berkenaan dengan penyediaan makanan, sementara pada saat yang sama tidak ada barang yang diperoleh dari kota untuk memenuhi kebutuhan petani perdesaan akibat kelangkaan barang. Situasi kelangkaan barang ini merupakan imbas dari buruknya keadaan Rusia pasca revolusi yang diwarisi Lenin, khususnya keadaan ekonomi yang porak poranda akibat salah urus administrasi Tsar dan kehancuran industri akibat perang berkepanjangan.
Perdamaian lalu dibangun Rusia dibawah Lenin dengan pihak Jerman, melalui perjanjian damai yang terbilang kontroversial, yakni perjanjian Brest-Litovsk pada Maret 1918. Perjanjian damai dengan Jerman ini juga menjadi pokok pertentangan antara Lenin dengan faksi Menshevik dan Sosialis Revolusioner (SR) yang sejak awal tidak sepakat jika perang dihentikan.  Ditambah lagi, isi perjanjian Brest-Litovsk memang lebih banyak merugikan Rusia. Jerman yang menyadari perkembangan situasi Rusia, terdorong untuk mengajukan tuntutan lebih. Lewat perjanjian Brest-Litovsk, Jerman menuntut Riga (Latvia), Lithuania, Livonia (Baltik), Estonia, dan terutama ukraina. Daerah-daerah tersebut adalah lumbung pangan utama bagi Rusia. Alhasil, perjanjian tersebut memicu pertentangan, terutama dari Menshevik dan SR, bahkan beberapa eksponen Bolshevik sendiri. Bagi Lenin, perjanjian damai dengan Jerman, tidak saja berguna untuk konsolidasi kekuasaan pasca revolusi, namun juga terkait dengan slogan revolusi oktober sendiri: Roti dan Perdamaian. Rusia harus memilih antara keduanya, karena situasi tak memungkinkan untuk mendapatkan keduanya. Jika ingin roti, berarti mengorbankan perdamaian,begitu pula sebaliknya. Atas pertimbangan Lenin, sovyet Rusia lebih memilih perdamaian. Konsekuensinya berupa kekurangan pangan yang memaksa sovyet Rusia dan pengawal merah menyita bahan-bahan makanan (khususnya gandum) dari gudang-gudang petani menengah atas, yang memicu perang sipil sebagaimana telah disebutkan secara ringkas sebelumnya.
            Dihadapkan pada situasi yang sulit; perang sipil, PD I, ambruknya ekonomi dan industri dan konflik kelas buruh dan tani; memaksa Lenin untuk mengambil kebijakan drastis ditengah situasi serba darurat. Kondisi perang yang dihadapi Rusia pasca Revolusi (1918-1921) membuat desain kebijakan yang dibangun adalah kebijakan komunisme perang (war communism), yang mendukung industri perang untuk melindungi Rusia pasca revolusi. Komunisme perang tersebut justru memicu konflik kelas, yang berpuncak pada pemberontakan Krondstadt. Oleh karena itu, Lenin kemudian berupaya untuk mendamaikan kepentingan tani dan buruh. Haluan komunisme perang lalu dirubah lewat kebijakan baru yang diluncurkan Lenin sebagai kebijakan ekonomi baru atau New Economic Policy (NEP ) yang disahkan pada kongres  Partai komunis Uni Sovyet (PKUS) ke sepuluh pada 1921. Pada dasarnya, NEP adalah pemulihan sistem ekonomi pasar, sebagai kebijakan sementara untuk memperbolehkan pasar bebas dan investasi asing. Lenin menjelaskan perlunya menghidupkan kembali pasar karena keberadaan jutaan usaha pertanian subsisten yang—relatif—terisolasi di Rusia, yang tidak terbiasa mendefinisikan relasi ekonominya dengan dunia luar kecuali melalui perdagangan. Sirkulasi perdagangan akan membangunkan koneksi antara kaum tani kecil dengan industri-industri yang ternasionalisasi. Rumusan teoritik untuk koneksi ini adalah: industri harus memasok wilayah pedesaan dengan barang-barang kebutuhan dengan tingkat harga tertentu yang memungkinkan dihentikannya pengumpulan paksa atas produksi petani kecil oleh aparatus negara (Trotsky, 2010 [1936]:37).
            Segera setelah diluncurkan, NEP menuai reaksi keras dari kalangan internal Bolshevik sendiri. April 1921, rumor bermunculan tentang upaya demontrasi besar buruh menuntut dihapuskannya kebebasan berdagang. Lenin berusaha keras untuk mengendalikan ekses buruk dari perekonomian pasar. Di usahakannya kendali Sovyet atas kapitalisme, yang dikenal sebagai state capitalism. Tetapi itu tidak cukup untuk mencegah ketegangan yang terlanjur menajam di tubuh partai.
Ketegangan yang berlangsung dalam suasana negara Soviet yang masih sangat muda, memaksa Lenin mengeluarkan kebijakan drastis ditahun 1922, yang dikenal sebagai larangan berfaksi. Larangan ini sebenarnya merupakan kebijakan temporer untuk meredakan ketegangan di tubuh partai dan menjaga dukungan utuh partai pada Soviet (dewan pekerja). Kebijakan ini, yang tidak pernah dicabut sejak itu, menjadi landasan bagi kemunculan totalitarianisme Stalin, pasca mangkatnya Lenin pada 1925. 

C.  Perkembangan Komunisme di Indonesia
1)   Awal masuknya komunisme di Indonesia
Awal masuknya ideologi komunisme ke Indonesia sejalan tidak pernah terlepas dari peranan seorang warga negara Belanda yang bernama Hendricus Josephus Franciscus Maria Sneevliet. Pada awal masuknya ke Indonesia Sneevliet bekerja disalah satu harian di Surabaya yang bernama Soerabajasche Handelsbad sebagai staff redaksi di harian tersebut. Namun tidak lama berada di Surabaya, Sneevliet memutuskan untuk pindah ke Semarang dan bekerja sebgai sekertaris di salah satu maskapai dagang di kota tersebut. Pada saat itu kota Semarang merupakan pusat organisasi buruh kereta api Vereenigde van Spoor en Tramweg Personnel (VSTP). Pada awalnya Sneevliet di sewa oleh VSTP sebagai propagondis bayaran untuk menyebarkan ajaran yang dianut oleh buruh tersebut. Melalui kesempatan inilah Sneevliet berkenalan dengan massa buruh sekaligus menyebarluaskan doktrin pertentangan kelas yang dianut oleh ideologi komunisme.
Sneevliet sadar betul bahwa keterkaitannya dengan VSTP merupakan sebuah peluang besar untuk menumbuhkembangkan ideologi komunisme di Indonesia. Pada bulan Juli 1914 bersama personil-personil yang tergabung dalam VSTP seperti P. Bersgma, J.A. Brandstedder, W.H. Dekker (pada saat itu menjabat sebagai sekertaris VSTP) mempelopori berdirinya organisasi politik yang bersifat radikal, Indische Sosial Democratische Vereeniging (ISDV) atau Serikat Sosial Demokrat India. ISDV kemudian menerbitkan surat kabar Het Vrije Woord (suara kebebasan) sebagai media propaganda untuk menyebarka ajaran ajaran komunisme yang menjadi ideologi dari organisasi tersebut. Oleh karena anggota ISDV terbatas dikalangan orang orang Belanda, maka organisasi ini belum dapat menjamah dan mempengaruhi organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo dan Sarekat Islam (SI).
Setelah revolusi Rusia meletus pada tahun 1917 dan dimenangkan oleh kekuatan komunis, watak gerakan ISDV pun semakin radikal dan tak henti-hentinya untuk menyeberluaskan ajaran komunismenya. Para pemimpin ISDV semakin gencar untuk terus melakukan pendekatan diri terhadap para pemimpin SI di Semarang. Disamping itu, Sneevliet dan kawan-kawan juga melakukan propaganda sampai ke lingkungan angkatan perang. Sneevliet terus melakukan ceramah-ceramah politk yang tujuannya adalah menanamkan benih-benih komunisme di lingkungan tersebut. Kegiatan Sneevliet ini sepenuhnya dibantu oleh Branstedder dan van Burink. Atas kerjasama bersama rekan-rekannya Sneevliet akhirnya berhasil menggagasi terbentuknya Raad van Matrozen en Mariniers (Dewan Kelasi dan Marinir), suatu organisasi dilingkungan militer yang bersifat radikal revolusioner. Gebrakan yang dilakukan Sneevliet pun diperkuat dengan di terbitkannya koran Soldaten en Mattrozekrant (koran serdadu dan kelasi) dalam lingkungan militer. Isi koran ini selalu diwarnai dengan ide-ide komunisme yang mengedepankan ide-ide perjuangan kelas.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Sneevliet ternyata tercium oleh pemerintah Hindia Belanda. Kemudian pada bulan Desember 1918 Pemerintah Hindia Belanda mengambil tindakan untuk mengusir Sneevliet dari Hindia Belanda karena kegiatan yang dilakukannya dianggap mulai mengancam. Pada bulan Desember 1919 rekan Sneevliet Brandstedder juga mengalami hal yang sama diusir oleh pemerintah Hindia Belanda. Sekalipun Sneevliet dan Brandstedder telah meninggalkan Hindia Belanda (Indonesia) namun usaha yang mereka lakukan selama ini telah menemukan hasillnya. ISDV akhirnya berhasil menyebarkan ajaran-ajaran komunisme di Semarang dan mempengaruhi pimpinan SI Semarang yang pada saat itu dipimpin oleh Semaun dan Darsono.
2)   Perkembangan komunisme di Indonesia pada masa Pra Kemerdekaan
a)    Pergolakan PKI 1926/1927
Pergolakan yang dilakukan PKI pada tahun 1926 merupakan sebuah bukti bahwa apa yang terjadi pada kongres tahun 1924 di kota gede Yogyakarta tidak mendapatkan kesepakatan bersama dari pimpinan pimpinan PKI pada saat itu. Setelah dilangsungkannya kongres di Yogyakarta tersebut, PKI memerintahkan untuk mengadakan mogok besar-besaran dikalangan para buruh. Hal ini sontak saja membuat pemerintah Hindia Belanda berang melihat ulah PKI tersebut. Pemerintah Hindia kemudian mengambil tindakan tegas terhadap tokoh-tokoh PKI dan semakin memperketat aktivitas mereka. Pada tahun 1925 Darsono diusir keluar Indonesia, Aliarcham dibuang ke Digul, sedangkan Alimin,Musso dan Tan Malaka terpaksa menyingkir ke luar negeri.Sementara tokoh tokoh PKI yang masih bebas seperti Budisutjitro, Sugono, Suprodjo, dan lainnya mengadakan rapat di Prambanan untuk membicarakan keberadaan PKI yang semakin mengancam keberadaannyakarena aktivitasnya telah dibatasi oleh pemerintah Hindia Belanda.
b)   Pergolakan PKI 1928 (Gerakan PKI Ilegal)
Setelah pemberontakan yang dilakukan PKI pada tahun 1926/1927 gagal, para tokoh-tokoh komunis pun semakin rawan keberadaannya di Indonesia. Kebangkitan PKI mulai terlihat setelah di laksanakannya kongres keenam Komintern pada bulan Agustus 1928 di Moskow.
Pergerakan PKI mengalami perubahan sejak kembalinya Musso dari Moskow. Kader-kader PKI justru disarankan untuk masuk kedalam Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), sebuah gerakan yang terbentuk pada tahun 1937 dan memiliki azas kooperasi dengan pemerintah Belanda. Hal ini dikarenakan sikap Gerindo yang dengan tegas anti-fasis sehingga menarik perhatian dari kader-kader PKI. Didalam Gerindo inilah kemudian kader-kader PKI (terutama kader muda) di berikanpemahaman mendalam mengenai doktrin komunisme. Pemuda pemuda yang terkader pada saat itu antara lain adalah Wikana, D.N. Aidit, Sudisman, Anwar Kadir, Tjugito dan Mr. Joseph.
3)   Perkembangan komunisme di Indonesia pada masa Kemerdekaan
a)    Pergerakan Komunisme di Awal Kemerdekaan (Merebut Kekuasaan Pemuda dan Buruh)
Dengan begitu banyaknya organisasi pemuda yang tumbuh di awal kemerdekaan, maka muncul sebuah ide untuk menyatukan organisasi kepemudaan kedalam satu wadah organisasi baru yang sifatnya menyeluruh. Pada tanggal 6 Nopember 1945 organisasi-organisasi kepemudaan mengadakan pertemuan di Yogyakarta. Pertemuan ini kemudian menyepakati untuk mengadakan kongres pada tanggal 10-11 Nopember di Yogyakarta. Pada saat itu kongres dihadiri oleh 332 peserta yang menjadi utusan dari 30 organisasi kepemudaan. Chaerul saleh menjadi pimpinan dalam kongres tersebut.
Komunisme tidak hanya menggunakan pemuda sebagai upaya terhdap penggalangan kekuatan mereka. Mereka juga menaruh perhatiannya terhadap kelompok buruh. Dalam ajaran komunisme, buruh merupakan kekuatan pokok dalam melakukan sebuah revolusi. Setiap partai komunis diwajibkan untuk mengagasi dan membina terbentuknay organisasi buruh. Seteleh Indonesia merdeka, muncul organisasi buruh yang bernama Barisan Buruh Indonesia (BBI). Organisasi BBI tersebut dibentuk di jakarta dipimpin olehKoesnaini. Pada tanggal 6 september 1945 terjadi pergantian pimpinan di dalam tubuh BBI, yaitu dari Koesnaini kepada Nyono.
Pergerakan komunisme diawal kemerdekaan berkisar mengenai usaha ideologi ini untuk menggalang kekuatan kembali pasca zaman penjajahan. Penggalangan kekuatan di konsolidasikan pada golongan golongan pemuda, buruh, tani dan pekerja pekerja lainnya. Hal ini dilakukan untuk membangkitkan kembali kekutan komunis setelah sebelumnya di bantai oleh pemerintahan penjajahan Belanda dan Jepang. Diawal masa kemerdekaan, ideologi ini dapat disebarkan dengan begitu bebas karena tidak mendapat pengawasan seperti yang telah dialami pada masa penjajahan sebelumnya.
b)   Pergerakan PKI di Madiun 1948 (Sebuah Usaha Kudeta Yang Gagal)
Pada tanggal 10 September 2008 diadakan rapat besar di Madiun yang dihadiri oleh Musso dan Amir Sjarifuddin. Setelah rapat besar ini selesai di gelar, kota madiun lama kelamaan makin ramai oleh orang orang yang tidak dikenal. Terjadi penculikan dimana mana sehingga kondisi ini membuat warga semakin ketakutan karena situasi yang sangat mengancam. Tempat tempat sentral seperti pasar, sekolah sekolah, stasiun kereta api lambat laun berhasil dikuasi oleh kekuatan PKI. Bahkan kepala kepolisian kerseidenan madiun Komisatis besar Sunaryo tidak luput dari aksi penculkan tersebut. Dengan lain kekuatan PKI telah begitu dominan menguasai Madiun.
Aksi PKI di Madiun tersebut tidak sepenuhnya mendapat sambutan hangat dari warga madiun. Kelmpok pelajar di madiun bahkan secara terang terangan mengambil sikap yang bersebrangan dengan apa yang telah dilakukan PKI tersebut. Namun PKI mengambil tindakan tegas atas setiap tindakan yang menentang Pemerintahan Front Persatuan yang telah mereka bentuk. Karena bagi mereka Pemerintahan Front Persatuan adalah satu satunya pemerintahan yang harus diakui keberadaannya. Kondisi jelas semkain membuat PKI yakin bahwa mereka telah benar benar menguasai madiun
Pada desember 1948 pasukan pemerintahan Indonesia merencanakan serangan ke karesidenan Madiun tempat para pimpinan PKI. Penyerangan ini dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto yang notabene adalah Pati Solo-Madiun. Pada tanggal 4 Desember 1948 Musso dan Sjarifuddin tewas tertembak, pasukan rakyat dan TNI pun berhasil kembalmenduduki kota madiun. Tokoh tokoh PKI lainnya seperti Alimin, D.N. Aidit, Nyoto, Soemarsono, Tan Ling Djie dan lain lain memlih utnuk melarikan diri. Karena aksi penumpasan pemberontakan PKI di Madiun ini bersamaan dengan adanay aksi militer Belanda kedua, maka pengejaran terhadap tokoh tokoh Komunis yang masih tersisa menjadi Terbengkalai.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Agung, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Ombak :Yogyakarta.
2.    Sejarah Dan Perkembangan Komunisme Di Indonesia. Universitas Sumatra Utara