Pages

Desember 17, 2014

IDEOLOGI IMPERIALISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT




(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Intelektual)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.





Oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelompok Pro Kapitalisme
Kelas B






PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

A.  Komsep Dasar Imperialisme
1.    Pengetian Imperialisme
Imperialisme berasal dari kata imperium dalam bahasa Latin yang berarti memerintah. Kemudian arti itu berubah menjadi hak memerintah. Arti itu pun mengaami perubahan lagi menjadi daerah dimana kekuasaan memerintah itu dilakukan. Dengan ini, maka imperium selalu dihubungkan dengan kekuasaan dunia.
Awalnya islitah imperium dipakai untuk menyebut wilayah Romawi kuno yang meyatukan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Usaha tersebut dilakukan dengan merebut atau menganeksiasi baik itu daerah – daerah di sekitar wilayahnya maupun daerah – daerah yang sangat jauh sampai keseberang lautan. Setiap usaha untuk menguasai daerah lain (bangsa lain) disebut perbuatan imperialis. Mengenai pengertian imoperialis ada beberapa tokoh yang mengemukakan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       T. Parker Moon, imperialisme adalah nafsu suatu bangsa untuk mendapatkan koloni-koloni karena dorongan idealisme dan avonturisme.
b.      J.A. Habson, imperialisme adalah akaibat dari sistem perekonomian yang buruk. Barang yang melimpah di dalam negeri mendorong para produsen untuk mencari daerah pasaran dan menimbulkan imperialisme.
c.       J. Schumpeter, imperialisme adalah suatu kecenderungan dari suatu negara untuk melakukan ekspansi yang tida terbatas dengan mengunakan kekerasan.
d.      Ir. Soekarno, imperialisme adalah suatu kkeharusan yang ditentrukan oleh tinggi rendahnya ekonomi suatu pergaulan hidup. Imperialisme buan nsaja suatu sistem atau nafsu menahlukan negeri atau bangsa lain, malainkan dapat juga hanya nafsu atau sistem mempengaruhi ekonomi  negeri atau banagsa lain
e.       Kaum sosialis-demokrat, imperialisme adalah suatu konsekuensi dari sistem produksi kapital.
2.    Macam Imperialisme
Pengertian imperialisme sebenarnay sudah ada sejak jaman kuno. Kita menyebut-nyebut imperium sejak jaman Romawi, Mongol dan sebagainya. Kemudian sejak jaman baru yakni sekitar abad ke-16 dan ke-17, kita temui bangsa-bangsa barat seperti Portugis dan Spayol. Selanjutnya abad ke-19 muncul lagi dengan ciri industri yang diprakarsai oleh bangsa Inggris.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa imperialisme pada dasarnya ada dua macam, hal ini dengan berpijak pada usaha penahlukan yang dilakuakn oleh bangsa barat, diantaranya adlah sebagai berikut :
a.       Imperialisme Kuno
Ciri imperialisme kuno adalah 3 G, yakni Gold, Glory, dan Gospel (kekayaan, kejayaan dan penyebaran agama). Pelopornya adalah bangsa Portugis dan Spayol.
b.      Imperialisme Modern
Ciri imperialisme modern adalah adanya industri.  Imperialisme modern ini muncul setelah adanya revolusi industri. Demi kelangsungan industrialisas, maka perlu daerah pemasaran, bahan mentah dan penanaman modal yang surplus. Itulah sebabnya daerah-daerah imperialisme berlomba-lomba untuk tanah jajahan yang akan dijadikan sumber bahan mebntah, pasar hasil industri, penanaman modal, dan bahkan mendapatkan tenaga buruh yang murah.
3.    Motovasi, Bentuk, Tujuan dan Sasaran Imperialisme
a.     Motifasi utama dari imperialisme
1)   Perjuangan untuk memperoleh daerah strategis, basis militer, urat nadi laulintas dan sebagainya.
2)   Keinginan untuk membengun imperium ekonomi demi kesejahteraan dari bangsa dan negara yang menominasi.
3)   Usaha untuk memperoleh daerah pasaran hasil industri mendapatkan bahan mentah, menanamkan modal surplus, dan mendapatkan buruh yang murah.
4)   Keinginan untuk memperoleh prestise dengan terbentuknya imperium yang sangat luas.
5)   Pengharapan untuk memperoleh daerah baru agar dapat memindahkan sebagian penduduk dari bangsa yang  mendominasi.
b.    Bentuk imperialisme
1)   Imperialisme Politik
Bentuk imperialisme ini bertujuan untuk memperoleh penguasaan politik terhadap suatu bangsa atau negara dengan cara pembentukan pemerintah kolonial. Motif utama dari imperialisme politik adalah untuk memperoleh prestise dengan cara pembentukan imperialisme atau menutup ketidak puasan di dalam negari dengan cara melakukan politik di luar negeri.
2)   Imperialisme Militer
Imperialisme militer bertujuan unruk memperoleh daerah startegis, pelabuhan, atau urat nadi laulintas. Daerah – daerah koloni dapat menghasilkan tenaga manusia dan dapat memegang peranan penting dalam menjamin kepentingan negara yang berkuasa. Penguasaan atas daerah seperti selat Gibraltar, Terusan Suez, Panama, Singapura, Hong Kong dan lain – lain adalah sasaran imperilaime. Akan tetapi dengan hasil perkembangan teknologi meodern misalnya pesawat terbang, poeluru kendali maka peranan posisi kinci ini mulai berkurang.
3)   Imperialisme Kebudayaan
Jenis imperialisme ini banyak dilakukan oelh Spayol dalam usaha untuk menguasai dunia, terutama di Amerika Tengah dan Selatan. Begitu pula ketika Hitler melakuakn ekspansi dan Rusia dalam usahanya melakukan penguasaan pemikiran manusia. Imperialisme kebudayaan berusaha untuk melaukan penguasaan atau kontrol atas ide atau pemikiran bangsa lain. Biasanya jenis ini meyertai imperialisme politik, militer dan ekonomi. Dalam sejarah, dapat dilihat bahwa Nazi-Jerman dan Rusia sanagt berhasil mengembangkan jenis imperialisme kebudayaan ini. Khususnya rusia berhasil membentuk dan mempropagandakan sistem sosial dan ideolegi komunismenya kepada  sejumlah besar negara di dunia. Bahkan, imperialisme kebudayaan Rusia berhasil menguasai jalan pikiran orang – orang penting dalam percaturan politik dunia.
4)   Imperialisme Ekonomi
Tujuan imperialisme ekomoni adalah penguasaan daerah yang terbelakan untuk oenanaman modal yang berebihan, penganbilan bahan mentah, dan pasar hasil industri. Bentuk imperialisme ekonomi diantaranya adalah sebagai berikut :
(a)    Imperialisme agraris, yaitu yang bersangkut paut dengan usaha memperoleh konsesi tanah yang luas dalam jangka [panjang demi kepentigan pengusaha perkebunan negara induk
(b)   Imperialisme dagang, yaitu bersangkut paut dengan usaha memperoleh hak – hak dagang tertentu.
(c)    Imperialisme managerial, yaitu bersangkut paut dengan usaha meniadakan perusahaan lain dan membentuk perusahaan baru untuk kepentingan negara induk
(d)   Imperialisme keuangan, yaitu bersangkut paut dengan credit power oleh negara induk yang maju dalam menguasai negara yang lemah keuangannya.
Cara – caraatau metode penguasaan dari imperialisme beraneka acam dan dapat berbentuk penguasaan mutlak dengan kekuata militer atau perlindungan oelh kekusaan besar terhadap bangsa atau negara atau dalam bentuk hak istimewa (privilege) dalam hal pengunaan daerah, pelabuhan atau hak istimewa dalam perdagangan.
c.     Tujuan dan sasaran imperialisme
Tujuan dan sasaran imperialisme adalah dominasi seluruh dunia. Contohnya antara lain imperialisme yang dilakukan oleh Kaisar Romawi, Alexander The Great (Iskandar Zulkarnain), Jengis Khan, Napoleon Bonaparte, dan lain sebagainya. Sasaran dari imperialisme kontinental adalah negara – negara dan bangsa – bangsa tetangganya. Contoh jenis ini adalah raja – raja prancis pada abad ke-16, 17 dan 18. Contoh imperialisme yang daerah jajahannya diseberang lautan antara lain Spayol, Portugis, Inggris, Belanda dan Prancis. Jenis imperialisme ini bertujuan untuk memperoleh daerah yang seluas – luasnya dan sasarannya adalah negara attau bangsa yang belum berkembang.

B.  Sejarah perkembangan Inperialisme
1.    Imperialisme Kuno Sampai abad ke-18
Bentuk imperialisme kuno seprti pada bangsa- bangsa Mesir, Asrirya, Babylonia adalah hasil penahlukan dari bangsa – bangsa sekitarnya. Kemudian lahhirlah imperium Romawi setelah kartago dan Yunani berantakan. Pada puncak kekuasaannya daerah imperium Romawi meliputi seluruh wilayah Eropa Barat, Asia Barat, Mesir dan Selutuh Afrika Utara. Dalam lingkungan imperium tersebut terdapat kesejahteraan dan perdamaian yang meyeluruh.
Pada abas ke-8 dan 9 bangsa Arab menahlukan Afrika Utara, Spayol, Eropa Selatan, Eropa Timur, dan Asia Barat. Kemudian pada abad ke-13 dan 14, bangsa Mongol berhasil menguasai dunia, bahkan mengancam Eropa Barat. Selama pertengahan abad 115, adanay penemuan alalt – alat navigasi, kapal layar yang kuat serta adanya perkembangan ilmu bumi memungkinkan diadakannya pelayaran jarak jauh. Pada masa itulah Columbus menemukan Amerika, Bartholomeus Diaz dan kemudian Vasco da Gama mengetahui jalan laut ke Afrika dan Asia. Portugis dan Spanyol yang mempelopori pembentukn koloni-koloni jajahan di seberang lautan. Kemudian disusul bangsa barat lain seperti Belanda, Inggris, Perancis dan lain sebagainya.
2.    Imperialisme abad ke-19
Ekspansi komersial dari revolusi industri pada abad ke-18 berakibat jauh pada imperialisme. Ekspansi peragagan berkembang sangan intensif dengan berkembangnya rute-rute perdagangan yang intensif. Periode antara 1880-1914 merupakan ciri khas imperialisme modern. Selama periode tersebut imperium yang sangat luas telah terbentuk dan banyak bangsa kulit berwarna kehilangan kemerdekaanya. Inggris dan Prancis merupakan kekuatan imperialis yang aktif, Inggris berhasil menciptakan kekuatan imperium terbesar di dunia modern. Prancis merupakan imperialis kedua, kemudia Italia dan Jerman.
3.    Imperialisme sesudah Perang Dunia I
a.     Imperialisme Italia
Dengan muncunya Mussolini dalam percaturan politik di negaranya, Itaia terpengaruh oleh impian terlahir kembali Imperium Romawi. Italia yang termasuk dalam negara pemenang pasca PD 1 sanagt kecewa akan hasil kemenagnnya dan berusaha memperluas daerah kekuasannya dengan jalan mencari daerah jajahan baru. Usaha Mussolini berhasil menguasai Ethiopia, Libya, Afrika Timur, Somalia dan Albania.
b.    Imperialisme Jepang
Imperialisme Jepang bermotifkan pada kemenangan militer, prestise politik dan faktor ekonomi. Jepang memerlukan koloni untuk memeasarkan hasil industrinya, pengambilan bahan mentah, penanaman modal dan pemindahan penduduk.
c.     Imperialisme Jerman
Sasaran utama imperiualisme Jerman adalah daerah – daerah Eropa yang banyak ditempati orang Jerman harus dimasukan kedalam lingkungan imperium ketiga Jerman. Sasaran langsung dari imperialisme Jerman adalah daerah Balkan dan Ukraina yang merupakan daerah kaya akan hasil pertanian, biji bersi, dan batu bara. Tujuan Nazi Jerman adalah penguasaan atas seluruh Eropa dan akhirnya seluruh dunia.
4.    Imperialisme sesudah Perang Dunia II
Dengan kemenangan sekutu dalam perang dunia II, maka imperium Italia, Jerman dan Jepang mengalami kehancuran. Setelah perang dunia kedua banyak negara – negara Asia dan Afrika yang memperoleh kemerdekaan, baik dengan jalan damai maupun jlan kekerasan. Sesudah perang dunia 2 timbul masalah baru dan timbul pula bentuk baru dari balance of power yang kemudian memerlukan apa yang disebut dengan the cold war.


C.  Perkembangan Imperialisme di Indonesia
1.    Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia.
Kedatangan bangsa barat di berbagai daerah Indonesia pada akhir abad ke-15 bangsa eropa berusaha melakukan penjelajahan samudra Factor - faktor pendorongan penjelajahan samudra antara lain :
1)      Adanya keinginan mencari kekayaan (gold)
2)      Adanya keinginan menyebarkan agama nasrani (gospel)
3)      Adanya keinginan mencari kejayaan (glory)
4)      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5)      Jatuhnya kota konstantinopel ke tangan bangsa turki
2. Terbentuknya kekuasaan kolonial di Indonesia
a.       Pelayaran cornelis de houtman. Pada tahun 1595 belanda berangkat dari eropa di bawah pimpinan cornelis de houtman dan sampai di Indonesia pada tahun 1956 dengan mendarat di banten.
b.      Pembentukkan VOC. Untuk mengatasi persaingan di antara pedagang belanda dan persaingan pedangang belanda dengan portugis, maka pedangang belanda di dukung oleh pemerintahannya kongsi dangang yang bernama VOC (Vereenidge Oost Indishe Compagnie) pada tanggal 20 maret 1602.
c.       Persaingan dagang Belanda dengan Inggris. Menetahui taktik perdagangan Belanda dengan membentuk persekutuan dagana (VOC), maka Inggris juga mendirikan kongsi dagang yang dinamakan EIC (East Indian Company) pada tahun 1600 dengan daerah operasi utamanya di Indonesia.
3.    Pengalihan kekuasahan VOC kepada kerajaan Belanda.
a.         Pembubrab VOC
Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot. Hal ini di sebabkan oleh factor internal dalam tubuh VOC itu sendiri maupun factor eksternal di luar VOC yang menggerogoti keberadaan VOC. Adapun factor internal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah :
1)   Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi.
2)   Sulitnya melakukan pemgawasan terhadap daerah penguasaan VOC yang sangat luas.
Adapun factor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah :
1)   Meletusnya revolusi prancis menyebabkan belanda jatuh ke tangan prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
2)   Reaksi menentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan tenaga.
b.      Pemerintahan Herman W. Daendels
Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795, Belanda di ubah namanya menjadi republic Bataaf dan di perintakan oleh Luis Napoleon. Disamping itu, pemerintahan Prancis mengkhawatirkan keadaan dipulau Jawa sebagai daerah jajahan Belanda akan di rebut oleh inggris yang saat itu, pada tanggal 1 Januari 1808 Luis Napoleon mengutus Herman W. Daendels ke pulau Jawa.
c.       Pemerintahan Inggris di Indonesia (1811-1816)
Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia dan memulai tuasnya pada tanggal 19 oktober 1811
d.      Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (Johanes Van Den Bosch)
Kekosongan keuangan Belanda yang disebabkan oleh perang kemerdakaan dari Belgia maupun perang di ponegoro, mendorong Belanda untuk menciptakan suatu sistem yang dapat menghasilkan keuntungan dalam bidang ekonomi/keuangan bagi Belanda memperkenalkan culturstelsel atau caltivitaion system (tanam paksa). Sistem tanam paksa pertama kali di perkenalkan di Jawa dan di kembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa.

D.  Pro Imperialisme
Imperialisme tidak hanya dipandang sebagai pembawa kesengasaraan pada suatu negara atau bangsa jajahan, sistem ini juga baik apabila diterapkan pada negara koloni yang akan memberikan banyak dampak positif diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Berkembangnya Transportasi
Dibangunnya jaringan jalan raya, jalan kereta api serta perhubungan laut dengan menggunakankapal api. Misalnya, sejak tahun 1808, di Jawa dibangun Jalan Raya Post (Groete Posweg) yangmenghubungkan kotakota besar di Jawa. Pada akhir abad ke-19 terdapat 20.000 km jaringan jalan rayadi Jawa. Pembangunan tersebut dimaksudkan untuk menunjang kegiatan perkebunan, pengangkutanbarang dan tenaga kerja. Namun demikian, kondisi tersebut tidak hanya mengakibatkan terjadinyamobilitas hasil-hasil perkebunan dan barang tetapi juga telah mengakibatkan terjadinya mobilitaspenduduk dari satu tempat ke tempat lainnya melalui jaringan jalan yang ada. Jaringan kereta api di Indonesia termasuk salah satu yang tertua di Asia. Misalnya sejak tahun1863 telah dibangun jaringan rel kereta api antara Semarang dan Yogyakarta. Bebarapa tahunkemudiandisusul dengan rel antara Jakarta-Bogor. Pada akhir abad ke- 19 telah terhubung rel kereta api antaraJakarta-Surabaya. Jaringan perhubungan jalan kereta api tersebut telah mempercepat mobilitaspenduduk dari satu kota ke kota lainnya.
2.    Perkembangan Teknologi
Imperialisme juga membuka wawasan masyarakat setempat untuk mengenal teknologi IPTEK yang berkembang saat itu. Sampai sekarang IPTEK terus menga;lami perkembangan yang sangat pesat. IPTEK pula memiliki peranan penting dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat indonesia yang semakin modern.
3.    Transmigrasi
Adanya jaringan jalan raya serta jalan kereta api dan hubungan laut telah membantumempercepat pertumbuhan kota. Terjadilah urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota. Pada akhir abad ke-19 lahirlah kota-kota baru di pedalaman serta di pesisir pantai.Demikian juga dengankota-kota lama menjadi incaran penduduk untuk bermukim . Lahirnya kota-kota tersebut terkait denganperkembangan ekonomi seperti perkebunan serta perdagangan antar pulau. Pada akhir abad ke-19lahirlah kota pedalaman seperti Bandung, Malang dan Sukabumi. Kota-kota tersebut lahir karena disekitarnya dikembangkan perkebunan. Sedangkan di pesisir pantai berkembang pula kota-kota pesirirseperti Tuban, Gresik, Batavia, Surabaya, Semarang, Banten, Makasar, yang telah lama ada maupun kotabaru seperti Kotaraja, Medan, Padang, Palembang, Pontianak, dan Banjarmasin.
4.    Perkembangan Pendidikan
Pembangunan pendidikan telah mempercepat mobilitas penduduk. Sekolah-sekolah yangdidirikan di perkotaan telah menarik minat yang besar dari penduduk sekitarnya. Banyak penduduk yangberpindah dari satu kota ke kota lainnya karena alasan sekolah. Misalnya, para priyayi dari berbagaikabupaten di Jawa Barat banyak yang berpindah ke Bandung untuk sekolah. Lulusan dari sekolah di sanaada yang tetap bermukin di kota tersebut, ada juga yang kembali ke daerah asalnya atau ke daerah laintempat mereka bekerja. Pendidikan yang berkembang di Indonesia pada abad ke-19 menggunakansistem yang diselenggarakan oleh organisasi agama Kristen, Katholik dan Islam. Sistem persekolahanIslam menggunakan sistem pesantren. Di luar itu, pemerintah kolonial menerapkan sistempendidikan Barat.
Sistem pendidikan Islam dilaksanakan melalui pondok pesantren dengan kurikulum yangterbuka serta staf pengajar yang berasal dari para kiai. Sistem pendidikan ini lebih menekankan padapendidikan agama, kemampuan membaca huruf arab serta dengan menggunakanbahasa setempat.Sistem pendidikan pesantren dianggap lebih demokratis sebab membuka kesempatan pada semuagolongan untuk memperoleh pendidikan di sana. Materi pelajaran umum dalam sistem ini hanyamendapat porsi yang lebih kecil. Namun demikian, melalui sistem pendidikan ini telah dilahirkan banyakorang yang memiliki pandangan yang maju serta mampu melihat kondisi buruk masyarakat yangmenjadi korban dari imperialisme Barat.Bersamaan dengan berkembangnya sistem pendidikan pesantren berkembang pula sistempendidikan Barat. Hal ini terjadi setelah pemerintah kolonial Belanda berusaha menjalankan politik etis,politik balas budi kepada bangsa Indonesia karena telah memberikan kemakmuran bagi negeri Belanda.Sistem tanam paksa telah menguras kekayaan negeri Indonesia dan dinikmati oleh warga negeri Belanda. Sementara sebagian penduduk Indonesia terutama yang terlibat dalam sitem tanam paksaberada dalam kondisi menderita. Menyadari akan kondisi itu, pemerintah kolonial berusahamenjalankan politik etis melalui pendidikan dan pengajaran (edukasi), peningkatan pertanian (irigasi) dan pemindahan penduduk (transmigrasi). Namun, kalau ditinjau secara kritis, pelaksanaan politik etissebenarnya bukan untuk balas budi, untuk kepentingan kesejahteraan rakyat Indonesia, tetapi lebihdiutamakan untuk kepentingan praktek imperialisme Belanda di Indonesia, dengan tamengnya politiketis. Sistem penididikan yang dijalankan pemerintah kolonial Belanda menggunakan sistem Baratdengan menyediakan tempat berupa sekolah, kurikulum serta guru dengan jadwal teratur. Padaawalnya, sekolah yang didirikan adalah sekolah gubernemen di setiap kabupaten atau kota besar.Sekolah-sekolah tersebut baru didirikan pada tahun 1840-an dan diperuntukkan bagi warga pribumi darigolongan menengah atau anak pegawai pemerintah. Untuk menyiapkan tenaga pengajar maka didirikansekolah guru (kweekschool) di Sala (1852) dan Bandung serta Probolinggo (1866). Lulusan sekolahtersebut ditempatkan di sekolah-sekolah gubernemen. Bahasa yang digunakan dalam persekolahantersebut adalah bahasa Sunda, Jawa, Madura atau Melayu, tergantung dari lokasi sekolah tersebut.Demikian juga dengan buku pelajaran. Pada tahun 1851 telah diterbitkan beberapa bukupelajaran mengenai pertanian, peternakan, kesehatan dan bangunan. Buku-buku yang dikarang oleh Holle, Goedkoop, Winter, Wilken dan lain-lain tersebut bersifat praktis dan dapat langsung diterapkanoleh pembaca. Keberadaan sekolah tersebut mengakibatkan terjadinya kemajuan yang cukup pesatdalam bidang pendidikan di Hindia Belanda yang ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa dan guruantara tahun 1873- 1883. Misalnya, pada tahun 1873 terdapat 5512 jumlah siswa di Jawa dan Maduradan meningkat menjadi 16214 tahun 1883. Sedangkan untuk daerah lainnya terdapat 11276 jumlahsiswa pada tahun 1873, meningkat menjadi 18694 sepuluh tahun kemudian. Sedangkan untuk guruseluruh Indonesia meningkat dari 411 tahun 1873 menjadi 1241 sepuluh tahun kemudian.
Sistem pendidikan lokal termasuk sistem dan pendidikan hukumnya di negara kita telah mengalami reformasi dalam hal perbandingan dan pembaharuan sebagai akibat dari interaksi bangsa ini dengan sistem kolonial Belanda. Di sini juga, hendaknya perspektif mengenai istilah ‘penjajah’ jangan hanya berkutat di situ saja (level penyebutan) walau kenyataannya bisa saja seperti itu. Mereka sebetulnya beragam. Ada official/resmi seperti VOC (kala itu) dan ada juga yang independen seperti para sarjana-sarjana hukum Belanda yang tidak terkait dengan pihak kolonial. Kita tentunya ini harus bisa melihatnya secara komphrensif. Mungkin inilah yang disebut modernisasi perkembangan zaman dalam dunia ilmu pengetahuan khususnya pendidikan dan hukumnya dewasa ini. Mari kita terus mengenal dan mencoba membandingkan sistemnya antara satu negara dengan Negara yang lain dengan lebih bijak tanpa harus terus-terusan menjustifikasinya secara negatif.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Agung, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Ombak :Yogyakarta.

IDEOLOGI IMPERIALISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT




(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Intelektual)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.





Oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelompok Pro Kapitalisme
Kelas B






PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

A.  Komsep Dasar Imperialisme
1.    Pengetian Imperialisme
Imperialisme berasal dari kata imperium dalam bahasa Latin yang berarti memerintah. Kemudian arti itu berubah menjadi hak memerintah. Arti itu pun mengaami perubahan lagi menjadi daerah dimana kekuasaan memerintah itu dilakukan. Dengan ini, maka imperium selalu dihubungkan dengan kekuasaan dunia.
Awalnya islitah imperium dipakai untuk menyebut wilayah Romawi kuno yang meyatukan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Usaha tersebut dilakukan dengan merebut atau menganeksiasi baik itu daerah – daerah di sekitar wilayahnya maupun daerah – daerah yang sangat jauh sampai keseberang lautan. Setiap usaha untuk menguasai daerah lain (bangsa lain) disebut perbuatan imperialis. Mengenai pengertian imoperialis ada beberapa tokoh yang mengemukakan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       T. Parker Moon, imperialisme adalah nafsu suatu bangsa untuk mendapatkan koloni-koloni karena dorongan idealisme dan avonturisme.
b.      J.A. Habson, imperialisme adalah akaibat dari sistem perekonomian yang buruk. Barang yang melimpah di dalam negeri mendorong para produsen untuk mencari daerah pasaran dan menimbulkan imperialisme.
c.       J. Schumpeter, imperialisme adalah suatu kecenderungan dari suatu negara untuk melakukan ekspansi yang tida terbatas dengan mengunakan kekerasan.
d.      Ir. Soekarno, imperialisme adalah suatu kkeharusan yang ditentrukan oleh tinggi rendahnya ekonomi suatu pergaulan hidup. Imperialisme buan nsaja suatu sistem atau nafsu menahlukan negeri atau bangsa lain, malainkan dapat juga hanya nafsu atau sistem mempengaruhi ekonomi  negeri atau banagsa lain
e.       Kaum sosialis-demokrat, imperialisme adalah suatu konsekuensi dari sistem produksi kapital.
2.    Macam Imperialisme
Pengertian imperialisme sebenarnay sudah ada sejak jaman kuno. Kita menyebut-nyebut imperium sejak jaman Romawi, Mongol dan sebagainya. Kemudian sejak jaman baru yakni sekitar abad ke-16 dan ke-17, kita temui bangsa-bangsa barat seperti Portugis dan Spayol. Selanjutnya abad ke-19 muncul lagi dengan ciri industri yang diprakarsai oleh bangsa Inggris.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa imperialisme pada dasarnya ada dua macam, hal ini dengan berpijak pada usaha penahlukan yang dilakuakn oleh bangsa barat, diantaranya adlah sebagai berikut :
a.       Imperialisme Kuno
Ciri imperialisme kuno adalah 3 G, yakni Gold, Glory, dan Gospel (kekayaan, kejayaan dan penyebaran agama). Pelopornya adalah bangsa Portugis dan Spayol.
b.      Imperialisme Modern
Ciri imperialisme modern adalah adanya industri.  Imperialisme modern ini muncul setelah adanya revolusi industri. Demi kelangsungan industrialisas, maka perlu daerah pemasaran, bahan mentah dan penanaman modal yang surplus. Itulah sebabnya daerah-daerah imperialisme berlomba-lomba untuk tanah jajahan yang akan dijadikan sumber bahan mebntah, pasar hasil industri, penanaman modal, dan bahkan mendapatkan tenaga buruh yang murah.
3.    Motovasi, Bentuk, Tujuan dan Sasaran Imperialisme
a.     Motifasi utama dari imperialisme
1)   Perjuangan untuk memperoleh daerah strategis, basis militer, urat nadi laulintas dan sebagainya.
2)   Keinginan untuk membengun imperium ekonomi demi kesejahteraan dari bangsa dan negara yang menominasi.
3)   Usaha untuk memperoleh daerah pasaran hasil industri mendapatkan bahan mentah, menanamkan modal surplus, dan mendapatkan buruh yang murah.
4)   Keinginan untuk memperoleh prestise dengan terbentuknya imperium yang sangat luas.
5)   Pengharapan untuk memperoleh daerah baru agar dapat memindahkan sebagian penduduk dari bangsa yang  mendominasi.
b.    Bentuk imperialisme
1)   Imperialisme Politik
Bentuk imperialisme ini bertujuan untuk memperoleh penguasaan politik terhadap suatu bangsa atau negara dengan cara pembentukan pemerintah kolonial. Motif utama dari imperialisme politik adalah untuk memperoleh prestise dengan cara pembentukan imperialisme atau menutup ketidak puasan di dalam negari dengan cara melakukan politik di luar negeri.
2)   Imperialisme Militer
Imperialisme militer bertujuan unruk memperoleh daerah startegis, pelabuhan, atau urat nadi laulintas. Daerah – daerah koloni dapat menghasilkan tenaga manusia dan dapat memegang peranan penting dalam menjamin kepentingan negara yang berkuasa. Penguasaan atas daerah seperti selat Gibraltar, Terusan Suez, Panama, Singapura, Hong Kong dan lain – lain adalah sasaran imperilaime. Akan tetapi dengan hasil perkembangan teknologi meodern misalnya pesawat terbang, poeluru kendali maka peranan posisi kinci ini mulai berkurang.
3)   Imperialisme Kebudayaan
Jenis imperialisme ini banyak dilakukan oelh Spayol dalam usaha untuk menguasai dunia, terutama di Amerika Tengah dan Selatan. Begitu pula ketika Hitler melakuakn ekspansi dan Rusia dalam usahanya melakukan penguasaan pemikiran manusia. Imperialisme kebudayaan berusaha untuk melaukan penguasaan atau kontrol atas ide atau pemikiran bangsa lain. Biasanya jenis ini meyertai imperialisme politik, militer dan ekonomi. Dalam sejarah, dapat dilihat bahwa Nazi-Jerman dan Rusia sanagt berhasil mengembangkan jenis imperialisme kebudayaan ini. Khususnya rusia berhasil membentuk dan mempropagandakan sistem sosial dan ideolegi komunismenya kepada  sejumlah besar negara di dunia. Bahkan, imperialisme kebudayaan Rusia berhasil menguasai jalan pikiran orang – orang penting dalam percaturan politik dunia.
4)   Imperialisme Ekonomi
Tujuan imperialisme ekomoni adalah penguasaan daerah yang terbelakan untuk oenanaman modal yang berebihan, penganbilan bahan mentah, dan pasar hasil industri. Bentuk imperialisme ekonomi diantaranya adalah sebagai berikut :
(a)    Imperialisme agraris, yaitu yang bersangkut paut dengan usaha memperoleh konsesi tanah yang luas dalam jangka [panjang demi kepentigan pengusaha perkebunan negara induk
(b)   Imperialisme dagang, yaitu bersangkut paut dengan usaha memperoleh hak – hak dagang tertentu.
(c)    Imperialisme managerial, yaitu bersangkut paut dengan usaha meniadakan perusahaan lain dan membentuk perusahaan baru untuk kepentingan negara induk
(d)   Imperialisme keuangan, yaitu bersangkut paut dengan credit power oleh negara induk yang maju dalam menguasai negara yang lemah keuangannya.
Cara – caraatau metode penguasaan dari imperialisme beraneka acam dan dapat berbentuk penguasaan mutlak dengan kekuata militer atau perlindungan oelh kekusaan besar terhadap bangsa atau negara atau dalam bentuk hak istimewa (privilege) dalam hal pengunaan daerah, pelabuhan atau hak istimewa dalam perdagangan.
c.     Tujuan dan sasaran imperialisme
Tujuan dan sasaran imperialisme adalah dominasi seluruh dunia. Contohnya antara lain imperialisme yang dilakukan oleh Kaisar Romawi, Alexander The Great (Iskandar Zulkarnain), Jengis Khan, Napoleon Bonaparte, dan lain sebagainya. Sasaran dari imperialisme kontinental adalah negara – negara dan bangsa – bangsa tetangganya. Contoh jenis ini adalah raja – raja prancis pada abad ke-16, 17 dan 18. Contoh imperialisme yang daerah jajahannya diseberang lautan antara lain Spayol, Portugis, Inggris, Belanda dan Prancis. Jenis imperialisme ini bertujuan untuk memperoleh daerah yang seluas – luasnya dan sasarannya adalah negara attau bangsa yang belum berkembang.

B.  Sejarah perkembangan Inperialisme
1.    Imperialisme Kuno Sampai abad ke-18
Bentuk imperialisme kuno seprti pada bangsa- bangsa Mesir, Asrirya, Babylonia adalah hasil penahlukan dari bangsa – bangsa sekitarnya. Kemudian lahhirlah imperium Romawi setelah kartago dan Yunani berantakan. Pada puncak kekuasaannya daerah imperium Romawi meliputi seluruh wilayah Eropa Barat, Asia Barat, Mesir dan Selutuh Afrika Utara. Dalam lingkungan imperium tersebut terdapat kesejahteraan dan perdamaian yang meyeluruh.
Pada abas ke-8 dan 9 bangsa Arab menahlukan Afrika Utara, Spayol, Eropa Selatan, Eropa Timur, dan Asia Barat. Kemudian pada abad ke-13 dan 14, bangsa Mongol berhasil menguasai dunia, bahkan mengancam Eropa Barat. Selama pertengahan abad 115, adanay penemuan alalt – alat navigasi, kapal layar yang kuat serta adanya perkembangan ilmu bumi memungkinkan diadakannya pelayaran jarak jauh. Pada masa itulah Columbus menemukan Amerika, Bartholomeus Diaz dan kemudian Vasco da Gama mengetahui jalan laut ke Afrika dan Asia. Portugis dan Spanyol yang mempelopori pembentukn koloni-koloni jajahan di seberang lautan. Kemudian disusul bangsa barat lain seperti Belanda, Inggris, Perancis dan lain sebagainya.
2.    Imperialisme abad ke-19
Ekspansi komersial dari revolusi industri pada abad ke-18 berakibat jauh pada imperialisme. Ekspansi peragagan berkembang sangan intensif dengan berkembangnya rute-rute perdagangan yang intensif. Periode antara 1880-1914 merupakan ciri khas imperialisme modern. Selama periode tersebut imperium yang sangat luas telah terbentuk dan banyak bangsa kulit berwarna kehilangan kemerdekaanya. Inggris dan Prancis merupakan kekuatan imperialis yang aktif, Inggris berhasil menciptakan kekuatan imperium terbesar di dunia modern. Prancis merupakan imperialis kedua, kemudia Italia dan Jerman.
3.    Imperialisme sesudah Perang Dunia I
a.     Imperialisme Italia
Dengan muncunya Mussolini dalam percaturan politik di negaranya, Itaia terpengaruh oleh impian terlahir kembali Imperium Romawi. Italia yang termasuk dalam negara pemenang pasca PD 1 sanagt kecewa akan hasil kemenagnnya dan berusaha memperluas daerah kekuasannya dengan jalan mencari daerah jajahan baru. Usaha Mussolini berhasil menguasai Ethiopia, Libya, Afrika Timur, Somalia dan Albania.
b.    Imperialisme Jepang
Imperialisme Jepang bermotifkan pada kemenangan militer, prestise politik dan faktor ekonomi. Jepang memerlukan koloni untuk memeasarkan hasil industrinya, pengambilan bahan mentah, penanaman modal dan pemindahan penduduk.
c.     Imperialisme Jerman
Sasaran utama imperiualisme Jerman adalah daerah – daerah Eropa yang banyak ditempati orang Jerman harus dimasukan kedalam lingkungan imperium ketiga Jerman. Sasaran langsung dari imperialisme Jerman adalah daerah Balkan dan Ukraina yang merupakan daerah kaya akan hasil pertanian, biji bersi, dan batu bara. Tujuan Nazi Jerman adalah penguasaan atas seluruh Eropa dan akhirnya seluruh dunia.
4.    Imperialisme sesudah Perang Dunia II
Dengan kemenangan sekutu dalam perang dunia II, maka imperium Italia, Jerman dan Jepang mengalami kehancuran. Setelah perang dunia kedua banyak negara – negara Asia dan Afrika yang memperoleh kemerdekaan, baik dengan jalan damai maupun jlan kekerasan. Sesudah perang dunia 2 timbul masalah baru dan timbul pula bentuk baru dari balance of power yang kemudian memerlukan apa yang disebut dengan the cold war.


C.  Perkembangan Imperialisme di Indonesia
1.    Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia.
Kedatangan bangsa barat di berbagai daerah Indonesia pada akhir abad ke-15 bangsa eropa berusaha melakukan penjelajahan samudra Factor - faktor pendorongan penjelajahan samudra antara lain :
1)      Adanya keinginan mencari kekayaan (gold)
2)      Adanya keinginan menyebarkan agama nasrani (gospel)
3)      Adanya keinginan mencari kejayaan (glory)
4)      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5)      Jatuhnya kota konstantinopel ke tangan bangsa turki
2. Terbentuknya kekuasaan kolonial di Indonesia
a.       Pelayaran cornelis de houtman. Pada tahun 1595 belanda berangkat dari eropa di bawah pimpinan cornelis de houtman dan sampai di Indonesia pada tahun 1956 dengan mendarat di banten.
b.      Pembentukkan VOC. Untuk mengatasi persaingan di antara pedagang belanda dan persaingan pedangang belanda dengan portugis, maka pedangang belanda di dukung oleh pemerintahannya kongsi dangang yang bernama VOC (Vereenidge Oost Indishe Compagnie) pada tanggal 20 maret 1602.
c.       Persaingan dagang Belanda dengan Inggris. Menetahui taktik perdagangan Belanda dengan membentuk persekutuan dagana (VOC), maka Inggris juga mendirikan kongsi dagang yang dinamakan EIC (East Indian Company) pada tahun 1600 dengan daerah operasi utamanya di Indonesia.
3.    Pengalihan kekuasahan VOC kepada kerajaan Belanda.
a.         Pembubrab VOC
Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot. Hal ini di sebabkan oleh factor internal dalam tubuh VOC itu sendiri maupun factor eksternal di luar VOC yang menggerogoti keberadaan VOC. Adapun factor internal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah :
1)   Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi.
2)   Sulitnya melakukan pemgawasan terhadap daerah penguasaan VOC yang sangat luas.
Adapun factor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah :
1)   Meletusnya revolusi prancis menyebabkan belanda jatuh ke tangan prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
2)   Reaksi menentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan tenaga.
b.      Pemerintahan Herman W. Daendels
Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795, Belanda di ubah namanya menjadi republic Bataaf dan di perintakan oleh Luis Napoleon. Disamping itu, pemerintahan Prancis mengkhawatirkan keadaan dipulau Jawa sebagai daerah jajahan Belanda akan di rebut oleh inggris yang saat itu, pada tanggal 1 Januari 1808 Luis Napoleon mengutus Herman W. Daendels ke pulau Jawa.
c.       Pemerintahan Inggris di Indonesia (1811-1816)
Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia dan memulai tuasnya pada tanggal 19 oktober 1811
d.      Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (Johanes Van Den Bosch)
Kekosongan keuangan Belanda yang disebabkan oleh perang kemerdakaan dari Belgia maupun perang di ponegoro, mendorong Belanda untuk menciptakan suatu sistem yang dapat menghasilkan keuntungan dalam bidang ekonomi/keuangan bagi Belanda memperkenalkan culturstelsel atau caltivitaion system (tanam paksa). Sistem tanam paksa pertama kali di perkenalkan di Jawa dan di kembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa.

D.  Pro Imperialisme
Imperialisme tidak hanya dipandang sebagai pembawa kesengasaraan pada suatu negara atau bangsa jajahan, sistem ini juga baik apabila diterapkan pada negara koloni yang akan memberikan banyak dampak positif diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Berkembangnya Transportasi
Dibangunnya jaringan jalan raya, jalan kereta api serta perhubungan laut dengan menggunakankapal api. Misalnya, sejak tahun 1808, di Jawa dibangun Jalan Raya Post (Groete Posweg) yangmenghubungkan kotakota besar di Jawa. Pada akhir abad ke-19 terdapat 20.000 km jaringan jalan rayadi Jawa. Pembangunan tersebut dimaksudkan untuk menunjang kegiatan perkebunan, pengangkutanbarang dan tenaga kerja. Namun demikian, kondisi tersebut tidak hanya mengakibatkan terjadinyamobilitas hasil-hasil perkebunan dan barang tetapi juga telah mengakibatkan terjadinya mobilitaspenduduk dari satu tempat ke tempat lainnya melalui jaringan jalan yang ada. Jaringan kereta api di Indonesia termasuk salah satu yang tertua di Asia. Misalnya sejak tahun1863 telah dibangun jaringan rel kereta api antara Semarang dan Yogyakarta. Bebarapa tahunkemudiandisusul dengan rel antara Jakarta-Bogor. Pada akhir abad ke- 19 telah terhubung rel kereta api antaraJakarta-Surabaya. Jaringan perhubungan jalan kereta api tersebut telah mempercepat mobilitaspenduduk dari satu kota ke kota lainnya.
2.    Perkembangan Teknologi
Imperialisme juga membuka wawasan masyarakat setempat untuk mengenal teknologi IPTEK yang berkembang saat itu. Sampai sekarang IPTEK terus menga;lami perkembangan yang sangat pesat. IPTEK pula memiliki peranan penting dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat indonesia yang semakin modern.
3.    Transmigrasi
Adanya jaringan jalan raya serta jalan kereta api dan hubungan laut telah membantumempercepat pertumbuhan kota. Terjadilah urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota. Pada akhir abad ke-19 lahirlah kota-kota baru di pedalaman serta di pesisir pantai.Demikian juga dengankota-kota lama menjadi incaran penduduk untuk bermukim . Lahirnya kota-kota tersebut terkait denganperkembangan ekonomi seperti perkebunan serta perdagangan antar pulau. Pada akhir abad ke-19lahirlah kota pedalaman seperti Bandung, Malang dan Sukabumi. Kota-kota tersebut lahir karena disekitarnya dikembangkan perkebunan. Sedangkan di pesisir pantai berkembang pula kota-kota pesirirseperti Tuban, Gresik, Batavia, Surabaya, Semarang, Banten, Makasar, yang telah lama ada maupun kotabaru seperti Kotaraja, Medan, Padang, Palembang, Pontianak, dan Banjarmasin.
4.    Perkembangan Pendidikan
Pembangunan pendidikan telah mempercepat mobilitas penduduk. Sekolah-sekolah yangdidirikan di perkotaan telah menarik minat yang besar dari penduduk sekitarnya. Banyak penduduk yangberpindah dari satu kota ke kota lainnya karena alasan sekolah. Misalnya, para priyayi dari berbagaikabupaten di Jawa Barat banyak yang berpindah ke Bandung untuk sekolah. Lulusan dari sekolah di sanaada yang tetap bermukin di kota tersebut, ada juga yang kembali ke daerah asalnya atau ke daerah laintempat mereka bekerja. Pendidikan yang berkembang di Indonesia pada abad ke-19 menggunakansistem yang diselenggarakan oleh organisasi agama Kristen, Katholik dan Islam. Sistem persekolahanIslam menggunakan sistem pesantren. Di luar itu, pemerintah kolonial menerapkan sistempendidikan Barat.
Sistem pendidikan Islam dilaksanakan melalui pondok pesantren dengan kurikulum yangterbuka serta staf pengajar yang berasal dari para kiai. Sistem pendidikan ini lebih menekankan padapendidikan agama, kemampuan membaca huruf arab serta dengan menggunakanbahasa setempat.Sistem pendidikan pesantren dianggap lebih demokratis sebab membuka kesempatan pada semuagolongan untuk memperoleh pendidikan di sana. Materi pelajaran umum dalam sistem ini hanyamendapat porsi yang lebih kecil. Namun demikian, melalui sistem pendidikan ini telah dilahirkan banyakorang yang memiliki pandangan yang maju serta mampu melihat kondisi buruk masyarakat yangmenjadi korban dari imperialisme Barat.Bersamaan dengan berkembangnya sistem pendidikan pesantren berkembang pula sistempendidikan Barat. Hal ini terjadi setelah pemerintah kolonial Belanda berusaha menjalankan politik etis,politik balas budi kepada bangsa Indonesia karena telah memberikan kemakmuran bagi negeri Belanda.Sistem tanam paksa telah menguras kekayaan negeri Indonesia dan dinikmati oleh warga negeri Belanda. Sementara sebagian penduduk Indonesia terutama yang terlibat dalam sitem tanam paksaberada dalam kondisi menderita. Menyadari akan kondisi itu, pemerintah kolonial berusahamenjalankan politik etis melalui pendidikan dan pengajaran (edukasi), peningkatan pertanian (irigasi) dan pemindahan penduduk (transmigrasi). Namun, kalau ditinjau secara kritis, pelaksanaan politik etissebenarnya bukan untuk balas budi, untuk kepentingan kesejahteraan rakyat Indonesia, tetapi lebihdiutamakan untuk kepentingan praktek imperialisme Belanda di Indonesia, dengan tamengnya politiketis. Sistem penididikan yang dijalankan pemerintah kolonial Belanda menggunakan sistem Baratdengan menyediakan tempat berupa sekolah, kurikulum serta guru dengan jadwal teratur. Padaawalnya, sekolah yang didirikan adalah sekolah gubernemen di setiap kabupaten atau kota besar.Sekolah-sekolah tersebut baru didirikan pada tahun 1840-an dan diperuntukkan bagi warga pribumi darigolongan menengah atau anak pegawai pemerintah. Untuk menyiapkan tenaga pengajar maka didirikansekolah guru (kweekschool) di Sala (1852) dan Bandung serta Probolinggo (1866). Lulusan sekolahtersebut ditempatkan di sekolah-sekolah gubernemen. Bahasa yang digunakan dalam persekolahantersebut adalah bahasa Sunda, Jawa, Madura atau Melayu, tergantung dari lokasi sekolah tersebut.Demikian juga dengan buku pelajaran. Pada tahun 1851 telah diterbitkan beberapa bukupelajaran mengenai pertanian, peternakan, kesehatan dan bangunan. Buku-buku yang dikarang oleh Holle, Goedkoop, Winter, Wilken dan lain-lain tersebut bersifat praktis dan dapat langsung diterapkanoleh pembaca. Keberadaan sekolah tersebut mengakibatkan terjadinya kemajuan yang cukup pesatdalam bidang pendidikan di Hindia Belanda yang ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa dan guruantara tahun 1873- 1883. Misalnya, pada tahun 1873 terdapat 5512 jumlah siswa di Jawa dan Maduradan meningkat menjadi 16214 tahun 1883. Sedangkan untuk daerah lainnya terdapat 11276 jumlahsiswa pada tahun 1873, meningkat menjadi 18694 sepuluh tahun kemudian. Sedangkan untuk guruseluruh Indonesia meningkat dari 411 tahun 1873 menjadi 1241 sepuluh tahun kemudian.
Sistem pendidikan lokal termasuk sistem dan pendidikan hukumnya di negara kita telah mengalami reformasi dalam hal perbandingan dan pembaharuan sebagai akibat dari interaksi bangsa ini dengan sistem kolonial Belanda. Di sini juga, hendaknya perspektif mengenai istilah ‘penjajah’ jangan hanya berkutat di situ saja (level penyebutan) walau kenyataannya bisa saja seperti itu. Mereka sebetulnya beragam. Ada official/resmi seperti VOC (kala itu) dan ada juga yang independen seperti para sarjana-sarjana hukum Belanda yang tidak terkait dengan pihak kolonial. Kita tentunya ini harus bisa melihatnya secara komphrensif. Mungkin inilah yang disebut modernisasi perkembangan zaman dalam dunia ilmu pengetahuan khususnya pendidikan dan hukumnya dewasa ini. Mari kita terus mengenal dan mencoba membandingkan sistemnya antara satu negara dengan Negara yang lain dengan lebih bijak tanpa harus terus-terusan menjustifikasinya secara negatif.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Agung, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Ombak :Yogyakarta.