(Disusun guna untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Intelektual)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr.
Suranto, M.Pd.
Oleh:
Eka Ariska Putri
(120210302005)
Kelompok Pro Kapitalisme
Kelas B
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A. Komsep Dasar Imperialisme
1.
Pengetian
Imperialisme
Imperialisme
berasal dari kata imperium dalam
bahasa Latin yang berarti memerintah. Kemudian
arti itu berubah menjadi hak memerintah. Arti
itu pun mengaami perubahan lagi menjadi daerah
dimana kekuasaan memerintah itu dilakukan. Dengan ini, maka imperium selalu
dihubungkan dengan kekuasaan dunia.
Awalnya
islitah imperium dipakai untuk menyebut wilayah Romawi kuno yang meyatukan
wilayah kekuasaan yang sangat luas. Usaha tersebut dilakukan dengan merebut
atau menganeksiasi baik itu daerah – daerah di sekitar wilayahnya maupun daerah
– daerah yang sangat jauh sampai keseberang lautan. Setiap usaha untuk
menguasai daerah lain (bangsa lain) disebut perbuatan imperialis. Mengenai pengertian imoperialis ada beberapa tokoh yang
mengemukakan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. T.
Parker Moon, imperialisme adalah nafsu suatu bangsa untuk mendapatkan
koloni-koloni karena dorongan idealisme dan avonturisme.
b. J.A.
Habson, imperialisme adalah akaibat dari sistem perekonomian yang buruk. Barang
yang melimpah di dalam negeri mendorong para produsen untuk mencari daerah
pasaran dan menimbulkan imperialisme.
c. J.
Schumpeter, imperialisme adalah suatu kecenderungan dari suatu negara untuk
melakukan ekspansi yang tida terbatas dengan mengunakan kekerasan.
d. Ir.
Soekarno, imperialisme adalah suatu kkeharusan yang ditentrukan oleh tinggi
rendahnya ekonomi suatu pergaulan hidup. Imperialisme buan nsaja suatu sistem
atau nafsu menahlukan negeri atau bangsa lain, malainkan dapat juga hanya nafsu
atau sistem mempengaruhi ekonomi negeri
atau banagsa lain
e. Kaum
sosialis-demokrat, imperialisme adalah suatu konsekuensi dari sistem produksi
kapital.
2.
Macam
Imperialisme
Pengertian
imperialisme sebenarnay sudah ada sejak jaman kuno. Kita menyebut-nyebut
imperium sejak jaman Romawi, Mongol dan sebagainya. Kemudian sejak jaman baru
yakni sekitar abad ke-16 dan ke-17, kita temui bangsa-bangsa barat seperti
Portugis dan Spayol. Selanjutnya abad ke-19 muncul lagi dengan ciri industri
yang diprakarsai oleh bangsa Inggris.
Dari
uraian diatas dapat dikatakan bahwa imperialisme pada dasarnya ada dua macam,
hal ini dengan berpijak pada usaha penahlukan yang dilakuakn oleh bangsa barat,
diantaranya adlah sebagai berikut :
a. Imperialisme
Kuno
Ciri
imperialisme kuno adalah 3 G, yakni Gold,
Glory, dan Gospel (kekayaan, kejayaan dan penyebaran agama). Pelopornya
adalah bangsa Portugis dan Spayol.
b. Imperialisme
Modern
Ciri
imperialisme modern adalah adanya industri.
Imperialisme modern ini muncul
setelah adanya revolusi industri. Demi kelangsungan industrialisas, maka perlu
daerah pemasaran, bahan mentah dan penanaman modal yang surplus. Itulah
sebabnya daerah-daerah imperialisme berlomba-lomba untuk tanah jajahan yang
akan dijadikan sumber bahan mebntah, pasar hasil industri, penanaman modal, dan
bahkan mendapatkan tenaga buruh yang murah.
3.
Motovasi,
Bentuk, Tujuan dan Sasaran Imperialisme
a.
Motifasi utama dari imperialisme
1) Perjuangan
untuk memperoleh daerah strategis, basis militer, urat nadi laulintas dan
sebagainya.
2) Keinginan
untuk membengun imperium ekonomi demi kesejahteraan dari bangsa dan negara yang
menominasi.
3) Usaha
untuk memperoleh daerah pasaran hasil industri mendapatkan bahan mentah,
menanamkan modal surplus, dan mendapatkan buruh yang murah.
4) Keinginan
untuk memperoleh prestise dengan terbentuknya imperium yang sangat luas.
5) Pengharapan
untuk memperoleh daerah baru agar dapat memindahkan sebagian penduduk dari
bangsa yang mendominasi.
b.
Bentuk imperialisme
1) Imperialisme
Politik
Bentuk
imperialisme ini bertujuan untuk memperoleh penguasaan politik terhadap suatu
bangsa atau negara dengan cara pembentukan pemerintah kolonial. Motif utama
dari imperialisme politik adalah untuk memperoleh prestise dengan cara pembentukan
imperialisme atau menutup ketidak puasan di dalam negari dengan cara melakukan
politik di luar negeri.
2) Imperialisme
Militer
Imperialisme
militer bertujuan unruk memperoleh daerah startegis, pelabuhan, atau urat nadi
laulintas. Daerah – daerah koloni dapat menghasilkan tenaga manusia dan dapat
memegang peranan penting dalam menjamin kepentingan negara yang berkuasa.
Penguasaan atas daerah seperti selat Gibraltar, Terusan Suez, Panama,
Singapura, Hong Kong dan lain – lain adalah sasaran imperilaime. Akan tetapi
dengan hasil perkembangan teknologi meodern misalnya pesawat terbang, poeluru
kendali maka peranan posisi kinci ini mulai berkurang.
3) Imperialisme
Kebudayaan
Jenis
imperialisme ini banyak dilakukan oelh Spayol dalam usaha untuk menguasai
dunia, terutama di Amerika Tengah dan Selatan. Begitu pula ketika Hitler
melakuakn ekspansi dan Rusia dalam usahanya melakukan penguasaan pemikiran
manusia. Imperialisme kebudayaan berusaha untuk melaukan penguasaan atau
kontrol atas ide atau pemikiran bangsa lain. Biasanya jenis ini meyertai
imperialisme politik, militer dan ekonomi. Dalam sejarah, dapat dilihat bahwa
Nazi-Jerman dan Rusia sanagt berhasil mengembangkan jenis imperialisme
kebudayaan ini. Khususnya rusia berhasil membentuk dan mempropagandakan sistem sosial
dan ideolegi komunismenya kepada
sejumlah besar negara di dunia. Bahkan, imperialisme kebudayaan Rusia
berhasil menguasai jalan pikiran orang – orang penting dalam percaturan politik
dunia.
4) Imperialisme
Ekonomi
Tujuan
imperialisme ekomoni adalah penguasaan daerah yang terbelakan untuk oenanaman
modal yang berebihan, penganbilan bahan mentah, dan pasar hasil industri.
Bentuk imperialisme ekonomi diantaranya adalah sebagai berikut :
(a) Imperialisme
agraris, yaitu yang bersangkut paut dengan usaha memperoleh konsesi tanah yang
luas dalam jangka [panjang demi kepentigan pengusaha perkebunan negara induk
(b) Imperialisme
dagang, yaitu bersangkut paut dengan usaha memperoleh hak – hak dagang
tertentu.
(c) Imperialisme
managerial, yaitu bersangkut paut dengan usaha meniadakan perusahaan lain dan
membentuk perusahaan baru untuk kepentingan negara induk
(d) Imperialisme
keuangan, yaitu bersangkut paut dengan credit power oleh negara induk yang maju
dalam menguasai negara yang lemah keuangannya.
Cara
– caraatau metode penguasaan dari imperialisme beraneka acam dan dapat
berbentuk penguasaan mutlak dengan kekuata militer atau perlindungan oelh
kekusaan besar terhadap bangsa atau negara atau dalam bentuk hak istimewa
(privilege) dalam hal pengunaan daerah, pelabuhan atau hak istimewa dalam
perdagangan.
c.
Tujuan dan sasaran imperialisme
Tujuan
dan sasaran imperialisme adalah dominasi seluruh dunia. Contohnya antara lain
imperialisme yang dilakukan oleh Kaisar Romawi, Alexander The Great (Iskandar
Zulkarnain), Jengis Khan, Napoleon Bonaparte, dan lain sebagainya. Sasaran dari
imperialisme kontinental adalah negara – negara dan bangsa – bangsa
tetangganya. Contoh jenis ini adalah raja – raja prancis pada abad ke-16, 17
dan 18. Contoh imperialisme yang daerah jajahannya diseberang lautan antara
lain Spayol, Portugis, Inggris, Belanda dan Prancis. Jenis imperialisme ini
bertujuan untuk memperoleh daerah yang seluas – luasnya dan sasarannya adalah
negara attau bangsa yang belum berkembang.
B. Sejarah perkembangan Inperialisme
1.
Imperialisme
Kuno Sampai abad ke-18
Bentuk
imperialisme kuno seprti pada bangsa- bangsa Mesir, Asrirya, Babylonia adalah
hasil penahlukan dari bangsa – bangsa sekitarnya. Kemudian lahhirlah imperium
Romawi setelah kartago dan Yunani berantakan. Pada puncak kekuasaannya daerah
imperium Romawi meliputi seluruh wilayah Eropa Barat, Asia Barat, Mesir dan
Selutuh Afrika Utara. Dalam lingkungan imperium tersebut terdapat kesejahteraan
dan perdamaian yang meyeluruh.
Pada
abas ke-8 dan 9 bangsa Arab menahlukan Afrika Utara, Spayol, Eropa Selatan,
Eropa Timur, dan Asia Barat. Kemudian pada abad ke-13 dan 14, bangsa Mongol
berhasil menguasai dunia, bahkan mengancam Eropa Barat. Selama pertengahan abad
115, adanay penemuan alalt – alat navigasi, kapal layar yang kuat serta adanya
perkembangan ilmu bumi memungkinkan diadakannya pelayaran jarak jauh. Pada masa
itulah Columbus menemukan Amerika, Bartholomeus Diaz dan kemudian Vasco da Gama
mengetahui jalan laut ke Afrika dan Asia. Portugis dan Spanyol yang mempelopori
pembentukn koloni-koloni jajahan di seberang lautan. Kemudian disusul bangsa
barat lain seperti Belanda, Inggris, Perancis dan lain sebagainya.
2.
Imperialisme
abad ke-19
Ekspansi
komersial dari revolusi industri pada abad ke-18 berakibat jauh pada
imperialisme. Ekspansi peragagan berkembang sangan intensif dengan
berkembangnya rute-rute perdagangan yang intensif. Periode antara 1880-1914
merupakan ciri khas imperialisme modern. Selama periode tersebut imperium yang
sangat luas telah terbentuk dan banyak bangsa kulit berwarna kehilangan
kemerdekaanya. Inggris dan Prancis merupakan kekuatan imperialis yang aktif,
Inggris berhasil menciptakan kekuatan imperium terbesar di dunia modern.
Prancis merupakan imperialis kedua, kemudia Italia dan Jerman.
3.
Imperialisme
sesudah Perang Dunia I
a.
Imperialisme Italia
Dengan
muncunya Mussolini dalam percaturan politik di negaranya, Itaia terpengaruh
oleh impian terlahir kembali Imperium Romawi. Italia yang termasuk dalam negara
pemenang pasca PD 1 sanagt kecewa akan hasil kemenagnnya dan berusaha
memperluas daerah kekuasannya dengan jalan mencari daerah jajahan baru. Usaha
Mussolini berhasil menguasai Ethiopia, Libya, Afrika Timur, Somalia dan
Albania.
b.
Imperialisme Jepang
Imperialisme
Jepang bermotifkan pada kemenangan militer, prestise politik dan faktor
ekonomi. Jepang memerlukan koloni untuk memeasarkan hasil industrinya,
pengambilan bahan mentah, penanaman modal dan pemindahan penduduk.
c.
Imperialisme Jerman
Sasaran
utama imperiualisme Jerman adalah daerah – daerah Eropa yang banyak ditempati
orang Jerman harus dimasukan kedalam lingkungan imperium ketiga Jerman. Sasaran
langsung dari imperialisme Jerman adalah daerah Balkan dan Ukraina yang
merupakan daerah kaya akan hasil pertanian, biji bersi, dan batu bara. Tujuan
Nazi Jerman adalah penguasaan atas seluruh Eropa dan akhirnya seluruh dunia.
4.
Imperialisme
sesudah Perang Dunia II
Dengan
kemenangan sekutu dalam perang dunia II, maka imperium Italia, Jerman dan
Jepang mengalami kehancuran. Setelah perang dunia kedua banyak negara – negara
Asia dan Afrika yang memperoleh kemerdekaan, baik dengan jalan damai maupun
jlan kekerasan. Sesudah perang dunia 2 timbul masalah baru dan timbul pula
bentuk baru dari balance of power yang
kemudian memerlukan apa yang disebut dengan the
cold war.
C. Perkembangan Imperialisme di
Indonesia
1.
Kedatangan
Bangsa Barat di Indonesia.
Kedatangan bangsa barat di berbagai daerah Indonesia
pada akhir abad ke-15 bangsa eropa berusaha melakukan penjelajahan samudra
Factor - faktor pendorongan penjelajahan samudra antara lain :
1) Adanya keinginan mencari kekayaan (gold)
2) Adanya keinginan menyebarkan agama nasrani (gospel)
3) Adanya keinginan mencari kejayaan (glory)
4) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5) Jatuhnya kota konstantinopel ke tangan bangsa turki
2. Terbentuknya kekuasaan kolonial di Indonesia
a. Pelayaran cornelis de houtman. Pada tahun 1595 belanda
berangkat dari eropa di bawah pimpinan cornelis de houtman dan sampai di
Indonesia pada tahun 1956 dengan mendarat di banten.
b. Pembentukkan VOC. Untuk mengatasi persaingan di antara
pedagang belanda dan persaingan pedangang belanda dengan portugis, maka
pedangang belanda di dukung oleh pemerintahannya kongsi dangang yang bernama
VOC (Vereenidge Oost Indishe Compagnie) pada tanggal 20 maret 1602.
c. Persaingan dagang Belanda dengan Inggris. Menetahui
taktik perdagangan Belanda dengan membentuk persekutuan dagana (VOC), maka
Inggris juga mendirikan kongsi dagang yang dinamakan EIC (East Indian Company) pada
tahun 1600 dengan daerah operasi utamanya di Indonesia.
3.
Pengalihan
kekuasahan VOC kepada kerajaan Belanda.
a.
Pembubrab VOC
Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot.
Hal ini di sebabkan oleh factor internal dalam tubuh VOC itu sendiri maupun
factor eksternal di luar VOC yang menggerogoti keberadaan VOC. Adapun factor
internal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah :
1)
Banyaknya
pegawai VOC yang melakukan korupsi.
2)
Sulitnya
melakukan pemgawasan terhadap daerah penguasaan VOC yang sangat luas.
Adapun factor eksternal yang menyebabkan kemerosotan
VOC adalah :
1)
Meletusnya
revolusi prancis menyebabkan belanda jatuh ke tangan prancis di bawah pimpinan
Napoleon Bonaparte.
2)
Reaksi
menentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam bentuk peperangan yang
banyak menyedot pembiayaan dan tenaga.
b. Pemerintahan Herman W. Daendels
Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795,
Belanda di ubah namanya menjadi republic Bataaf dan di perintakan oleh Luis
Napoleon. Disamping itu, pemerintahan Prancis mengkhawatirkan keadaan dipulau
Jawa sebagai daerah jajahan Belanda akan di rebut oleh inggris yang saat itu,
pada tanggal 1 Januari 1808 Luis Napoleon mengutus Herman W. Daendels ke pulau
Jawa.
c. Pemerintahan Inggris di Indonesia (1811-1816)
Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian
memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia dan
memulai tuasnya pada tanggal 19 oktober 1811
d. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (Johanes Van Den
Bosch)
Kekosongan keuangan Belanda yang disebabkan oleh
perang kemerdakaan dari Belgia maupun perang di ponegoro, mendorong Belanda
untuk menciptakan suatu sistem yang dapat menghasilkan keuntungan dalam bidang
ekonomi/keuangan bagi Belanda memperkenalkan culturstelsel atau caltivitaion
system (tanam paksa). Sistem tanam paksa pertama kali di perkenalkan di Jawa
dan di kembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa.
D. Pro Imperialisme
Imperialisme
tidak hanya dipandang sebagai pembawa kesengasaraan pada suatu negara atau
bangsa jajahan, sistem ini juga baik apabila diterapkan pada negara koloni yang
akan memberikan banyak dampak positif diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Berkembangnya
Transportasi
Dibangunnya
jaringan jalan raya, jalan kereta api serta perhubungan laut dengan
menggunakankapal api. Misalnya, sejak tahun 1808, di Jawa dibangun Jalan Raya
Post (Groete Posweg) yangmenghubungkan kotakota besar di Jawa. Pada akhir abad
ke-19 terdapat 20.000 km jaringan jalan rayadi Jawa. Pembangunan tersebut
dimaksudkan untuk menunjang kegiatan perkebunan, pengangkutanbarang dan tenaga
kerja. Namun demikian, kondisi tersebut tidak hanya mengakibatkan
terjadinyamobilitas hasil-hasil perkebunan dan barang tetapi juga telah
mengakibatkan terjadinya mobilitaspenduduk dari satu tempat ke tempat lainnya
melalui jaringan jalan yang ada. Jaringan kereta api di Indonesia termasuk
salah satu yang tertua di Asia. Misalnya sejak tahun1863 telah dibangun
jaringan rel kereta api antara Semarang dan Yogyakarta. Bebarapa
tahunkemudiandisusul dengan rel antara Jakarta-Bogor. Pada akhir abad ke- 19
telah terhubung rel kereta api antaraJakarta-Surabaya. Jaringan perhubungan
jalan kereta api tersebut telah mempercepat mobilitaspenduduk dari satu kota ke
kota lainnya.
2.
Perkembangan Teknologi
Imperialisme
juga membuka wawasan masyarakat setempat untuk mengenal teknologi IPTEK yang
berkembang saat itu. Sampai sekarang IPTEK terus menga;lami perkembangan yang
sangat pesat. IPTEK pula memiliki peranan penting dalam berbagai sendi
kehidupan masyarakat indonesia yang semakin modern.
3.
Transmigrasi
Adanya
jaringan jalan raya serta jalan kereta api dan hubungan laut telah
membantumempercepat pertumbuhan kota. Terjadilah urbanisasi atau perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Pada akhir abad ke-19 lahirlah kota-kota baru di
pedalaman serta di pesisir pantai.Demikian juga dengankota-kota lama menjadi
incaran penduduk untuk bermukim . Lahirnya kota-kota tersebut terkait
denganperkembangan ekonomi seperti perkebunan serta perdagangan antar pulau.
Pada akhir abad ke-19lahirlah kota pedalaman seperti Bandung, Malang dan
Sukabumi. Kota-kota tersebut lahir karena disekitarnya dikembangkan perkebunan.
Sedangkan di pesisir pantai berkembang pula kota-kota pesirirseperti Tuban,
Gresik, Batavia, Surabaya, Semarang, Banten, Makasar, yang telah lama ada
maupun kotabaru seperti Kotaraja, Medan, Padang, Palembang, Pontianak, dan
Banjarmasin.
4.
Perkembangan Pendidikan
Pembangunan
pendidikan telah mempercepat mobilitas penduduk. Sekolah-sekolah yangdidirikan
di perkotaan telah menarik minat yang besar dari penduduk sekitarnya. Banyak
penduduk yangberpindah dari satu kota ke kota lainnya karena alasan sekolah.
Misalnya, para priyayi dari berbagaikabupaten di Jawa Barat banyak yang
berpindah ke Bandung untuk sekolah. Lulusan dari sekolah di sanaada yang tetap
bermukin di kota tersebut, ada juga yang kembali ke daerah asalnya atau ke
daerah laintempat mereka bekerja. Pendidikan yang berkembang di Indonesia pada
abad ke-19 menggunakansistem yang diselenggarakan oleh organisasi agama
Kristen, Katholik dan Islam. Sistem persekolahanIslam menggunakan sistem
pesantren. Di luar itu, pemerintah kolonial menerapkan sistempendidikan Barat.
Sistem
pendidikan Islam dilaksanakan melalui pondok pesantren dengan kurikulum
yangterbuka serta staf pengajar yang berasal dari para kiai. Sistem pendidikan
ini lebih menekankan padapendidikan agama, kemampuan membaca huruf arab serta
dengan menggunakanbahasa setempat.Sistem pendidikan pesantren dianggap lebih
demokratis sebab membuka kesempatan pada semuagolongan untuk memperoleh
pendidikan di sana. Materi pelajaran umum dalam sistem ini hanyamendapat porsi
yang lebih kecil. Namun demikian, melalui sistem pendidikan ini telah
dilahirkan banyakorang yang memiliki pandangan yang maju serta mampu melihat
kondisi buruk masyarakat yangmenjadi korban dari imperialisme Barat.Bersamaan
dengan berkembangnya sistem pendidikan pesantren berkembang pula
sistempendidikan Barat. Hal ini terjadi setelah pemerintah kolonial Belanda
berusaha menjalankan politik etis,politik balas budi kepada bangsa Indonesia
karena telah memberikan kemakmuran bagi negeri Belanda.Sistem tanam paksa telah
menguras kekayaan negeri Indonesia dan dinikmati oleh warga negeri Belanda.
Sementara sebagian penduduk Indonesia terutama yang terlibat dalam sitem tanam
paksaberada dalam kondisi menderita. Menyadari akan kondisi itu, pemerintah
kolonial berusahamenjalankan politik etis melalui pendidikan dan pengajaran
(edukasi), peningkatan pertanian (irigasi) dan pemindahan penduduk
(transmigrasi). Namun, kalau ditinjau secara kritis, pelaksanaan politik
etissebenarnya bukan untuk balas budi, untuk kepentingan kesejahteraan rakyat
Indonesia, tetapi lebihdiutamakan untuk kepentingan praktek imperialisme
Belanda di Indonesia, dengan tamengnya politiketis. Sistem penididikan yang
dijalankan pemerintah kolonial Belanda menggunakan sistem Baratdengan
menyediakan tempat berupa sekolah, kurikulum serta guru dengan jadwal teratur.
Padaawalnya, sekolah yang didirikan adalah sekolah gubernemen di setiap
kabupaten atau kota besar.Sekolah-sekolah tersebut baru didirikan pada tahun
1840-an dan diperuntukkan bagi warga pribumi darigolongan menengah atau anak
pegawai pemerintah. Untuk menyiapkan tenaga pengajar maka didirikansekolah guru
(kweekschool) di Sala (1852) dan Bandung serta Probolinggo (1866). Lulusan
sekolahtersebut ditempatkan di sekolah-sekolah gubernemen. Bahasa yang
digunakan dalam persekolahantersebut adalah bahasa Sunda, Jawa, Madura atau
Melayu, tergantung dari lokasi sekolah tersebut.Demikian juga dengan buku
pelajaran. Pada tahun 1851 telah diterbitkan beberapa bukupelajaran mengenai
pertanian, peternakan, kesehatan dan bangunan. Buku-buku yang dikarang oleh Holle,
Goedkoop, Winter, Wilken dan lain-lain tersebut bersifat praktis dan dapat
langsung diterapkanoleh pembaca. Keberadaan sekolah tersebut mengakibatkan
terjadinya kemajuan yang cukup pesatdalam bidang pendidikan di Hindia Belanda
yang ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa dan guruantara tahun 1873- 1883.
Misalnya, pada tahun 1873 terdapat 5512 jumlah siswa di Jawa dan Maduradan
meningkat menjadi 16214 tahun 1883. Sedangkan untuk daerah lainnya terdapat
11276 jumlahsiswa pada tahun 1873, meningkat menjadi 18694 sepuluh tahun
kemudian. Sedangkan untuk guruseluruh Indonesia meningkat dari 411 tahun 1873
menjadi 1241 sepuluh tahun kemudian.
Sistem pendidikan lokal termasuk sistem dan pendidikan
hukumnya di negara kita telah mengalami reformasi dalam hal perbandingan dan
pembaharuan sebagai akibat dari interaksi bangsa ini dengan sistem kolonial
Belanda. Di sini juga, hendaknya perspektif
mengenai istilah ‘penjajah’
jangan hanya berkutat di situ saja (level penyebutan) walau kenyataannya bisa
saja seperti itu. Mereka sebetulnya beragam. Ada official/resmi seperti VOC
(kala itu) dan ada juga yang independen seperti para sarjana-sarjana hukum
Belanda yang tidak terkait dengan pihak kolonial. Kita tentunya ini harus bisa
melihatnya secara komphrensif. Mungkin inilah yang disebut modernisasi
perkembangan zaman dalam dunia ilmu pengetahuan khususnya pendidikan dan
hukumnya dewasa ini. Mari kita terus mengenal dan mencoba membandingkan
sistemnya antara satu negara dengan Negara yang lain dengan lebih bijak tanpa harus
terus-terusan menjustifikasinya secara negatif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Agung,
Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Ombak
:Yogyakarta.