Pages

Desember 17, 2014

IDEOLOGI KAPITALISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT



(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Intelektual)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.





Oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelompok Konta Kapitalisme
Kelas B






PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

A.  KONSEP DASAR KAPITALISME
Kata kapitalisme berasal dari capital yang berarti modal, dengan yang dimaksud modal adalah alat produksi seperti tanah, uang dan lain sebagainya. Dan kata isme berarti suatu paham atau ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah suatu ajaran atau paham tentang modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang. Paham kapitalisme ini meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama.
Kapitalisme menurut sejarahnya berkembang sebagai suatu bagian dari gerakn bersar individualisme rasional. Sistem ini mulai berkembang di Inggris pada abad ke-18, kemudian dibawa dan dikembangkan i daerah barat laut eropa dan Amerika Utara. Prinsip – prinsip yang dalam sistem kapitalis diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Prinsip Hak Milik
Dalam sistem kapitalisme, hak milik atas alat-alat produksi ada ditangan perseorangan, tidak ditangan negara. Kecenderungan peradaban kapitalisme lebih menyukai kepemilikan perseorangan atas alat-alat produksi didasarkan atas dua hal diantaranya adalah :
a.       Kepemilikan atas harta produktif berrti kekuasaan atas hidup orang lain. Lebih disukai kalau kekuasaaan sseperti itu dipecah diantara banyak pemilik harta dari pada dipegang oleh satu pemilik yaitu negara.
b.      Anggapan cara berfikir kapitalis bahwa kemajuan di bidang teknologi akan lebih mudah dicapai apabila setiap orang menggurus setiap urusannya sendiri dan mempunyai dorongan pribadi untuk berbuat demikian.
2.      Prinsip Ekonomi Pasar
Dizaman prakapitalis, ekonomi pada umumnya bersifat lokal dan mencukupi diri sendiri. Setip keluarga menghasilkan hanya sekira-kira yang diperlukannya dan menambah kebutuhan – kebutuhannya yang mudah dengan jalan barter atau pertukaran barang dipasar setempat yang primitif. Sebaliknya ekonomi pasar sistem kapitalis didasarkan atas spesialisasi pekerjaan. Setiap orang hanya menyediakan bagian yang sangat kecil dari keperluan – keperluannya dengan kecakapan dan pekerjaanya sendiri.
Harga dipasar tidak ditentukan oleh adat dan kebiasaan, dan juga perintah-perintah seorang penguasa politik. Fungsi ini dipenuhi oleh suplai dan permintaan. Dalam sistem ekonomi pasar kapitalis, setiap pembuat keputusan memperhatikan daerah yang jauh lebih kecil. Dan luasnya jangkauan perhatian dan pengawasannya lebih terbatas dan lebih diataur.
Kemerdekaan – kemerdekaan khusus yang paling penting dalam ekonomi pasar bebas adalah :
a.       Bagi pekerja, untuk memilih garis pekerjaannya dan pekerjaan tertentu bagi dirinya sendiri.
b.      Bagi pengusa, untuk memilih jenis usaha yang akan dilakukannya dan mendirikan usaha itu ditemat yang dikehendakinya
c.       Bagi penanam modal, untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan apapun yang dipilihnya
d.      Bagi konsumen, untuk membeli barang produksi yang lebih disukainya.
Pada akhirnya kekuasaan konsumenlah yang menentukan dipasar bebas apa yang harus dihasilkan, bagaimana kualitas dan jumlahnya.
Ciri oenting lainnya dari ekonomi kapitalis adalah persaingan. Anggapan pokok dalam ekonomi kapitalis klasik adalah ada perimbangan yang relatif antara kesanggupan tawar menawar dikalangan dan antara para pembeli dan penjuan. Kebebasan untuk mengadakan persaingan dip pasar berasal dari empat pook kebebasa kapitalis yaitu kebebasan untuk berdagag dan mempunyai pekerjaan, kebebasan untuk mengadakan kontrak, kebebasan hak mili dan kebebasan membuat untung.
3.        Prinsip Keuntungan
Ekonomi kapitalis memberikan lebih banyak kesempatan untuk mencari keuntungan dari sistem ekonomi sebelumnya. karena ada jaminan kebebasan tiga macam yang biasanya tidak terdapat dalam sistem pra kapitalis yaitu ebebasan untuk berdagang dan mempunyai pekerjaan, kebebasan hak milik dan kebebasan hak kontrak.
Kapitalisme lebih demokratis sifatnya dalam membuka kesempatan-kesempatan keuntungan bagi orang – orang dan kelas – kelas yang ecara tradisional di marjinalkan. Kesempatan – kesempatan untuk untung dan rugi dalam kapitalisme yang tidak ada bandingannya mempunyai persamaan dala satu hal yaitu pengambilan resiko untuk diri sendiri. Kapitalisme tidak menyuruh seseorang untuk menambil resiko tapi menjajikan keuntungan bagi seseorang yang mengambil resiko.
Di lapangan pemerintah, demokrasi telah menemparkan prinsip bahwa mereka yang mempunyai kekuasaan harus bertangung jawab terhadap masyaraakat. Rakyat yang menjadi tuan dan pemerintah jadi wakil mereka. Dalam sebuah negara demokrasi kekuasaan politik tidak boleh digunakan untuk keuntungan golongan yang memerintah. Menjadi suatu hal yang dipercayakan, yang maksudnya adlah untuk melindungi kepentingan-kepentingan rayat. Dalam alam ekonomi sebaliknya, terdapat suatu keadaan konstitusional yang berlawanan dengan konsep dasar demokrasi. Para pemilik modal memiliki kekuasaan yang luas atas para pegawainya.
Dalam demokrasi kapitalis kebijakan-kebijakan politik diputuskan berdasarkan proses persetujuan yang mulai dari bawah dan diakhiri di atas. Dalam perusahaan badan hukum kebijaksanaan ekonomi diputuskan dari atas dan diteruskan kebawah. Sifat dari organisasi modern adalah bertingkat-tingkat. Akhir-akhir ini pola tradisional dalam industri telah dirubah menjadi lebih demokratis terutama oleh para buruh yang terorganisir, perundang-undangan, pendapatan umum, dan tumbuhnya dalam kelas pengusaha seperti rasa tangung jawab terhadap masyarakat.

B.  AWAL PERKEMBANGAN KAPITALISME
Kapitalisme mulai muncul pertama kali di Eropa, pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Pada masa itu, dunia perekonomian di Eropa dalam masa perkembangan. Kondisi saat itu memperlihatkan bahwa sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu. Hal ini tampak sekali di Perancis. Puncaknya, terjadilah Revolusi Perancis pada tahun 1789. Para kapitalis saat itu diserang oleh rakyat. Sebelumnya mereka dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti tanah maupun manusia.
Sistem Kapitalisme Awal (1500-1750) ditandai dengan kebijakan-kebijakan Merkantilis yang identik dengan penumpukan emas dan perak. Kapitalisme Awal ini juga ditandai dengan munculnya imperium-imperium kolonial di Eropa Barat, seperti Spanyol, Portugis, Belanda, Perancis dan Inggris. Kerakusan antar imperium kapitalis ini membuat mereka saling berperang untuk menjajah bangsa-bangsa lain memperebutkan harta.

C.  PERKEMBANGAN KAPITALISME DI INDONESIA
Perkembangan paham kapitalisme di Indonesia berkaitan dengan sejarah eksploitasi kapitalisme imperialis. Adanya Penjajahan yang di lakukan oleh Belanda (negara kapitalis di abad 17). Semenjak penjajahan Belanda terhadap Indonesia, nasib Indonesia sudah terhubung dengan kapitalisme dunia. Sampai pada awal kemerdekaan Indonesia sistem politik dan ekonomi masih tidak beraturan. Presiden Soekarno sebagai seorang pemimpin Indonesia memberikan komando untuk mengatasi hal tersebut. Kebijakan-kebijakan yang di keluarkan Presiden Sukarno tidak mampu mengatasi pemasalahan politik dan ekonomi yang bergejolak di indonesia.
Indonesia masa Soeharto merupakan babak baru kapitalis di Indonesia. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Kebijakan-kebijakan yang di kelurkan pada masa orde baru ini pada dasarnya sangat baik, tetapi dalam prosesnya mengalami penyimpangan. Salah satu penyimpangan yang terjadi adalah pembangunan industri-industri untuk meningkatkan pendapatan masyarakata justru malah membuat orang yang kaya semakin kaya dan orang yang miskin semakin miskin.
Masa Orde Baru benar-benar membuat Indonesia memasuki masa kapitalime yang sesungguhnya. Pada masa ini indonesia membuak peluang besar bagi investor asing untuk masuk ke Indonesia menanamkan modalnya. Pemerintah juga banyak menjali kerja sama dengan lembaga asing yang mengurusi masalah hutang luar negeri. Lembaga-lembaga itu diantaranya International Monetary Fund (IMF), World Bank, Asian Development Bank, dan lain-lain. Hutang tersebut digunakan untuk menggalakkan dan membiayai program pembangunannyayang digagas oleh Presiden Soeharto yang disebut dengan Proyek Pelita (Pembangunan Lima Tahun). Menjamurnya perbankan yang saat itu marak dengan dibarengi tranksaksi hutang ke luar negeri semakin memperparah praktek kapitalis.

D.  KONTRA KAPITALISME
Kapitalisme merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia saat ini. Kita banyak melihat merk-merk terkenal dan merupakan produksi dari perusahaan besar Internasional, itu merupakan dampak dari Globalisasi yang sudah terjadi di negara-negara di dunia termasuk juga Indonesia. Perlu diingat, bahwa sebenarnya globalisasi merupakan gerbang awal bagi kelanggengan kapitalisme. Globalisasi yang membuat negara-negara pro kapitalis (negara yang tidak menghambat arus kapitalisme) menyatu dalam hal ekonomi, membuat para kapitalis semakin mudah dalam melancarkan strateginya untuk menguasai perekonomian.
John Pilger dalam pengantar “The New Rulers of The World” menyatakan bahwa hanya dengan 200 perusahaan, dapat menguasai seperempat perekonomian dunia. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, mengingat kita sering mendengar mengenai manfaat dari globalisasi yang disebutkan memberikan kesejahteraan bagi manusia dengan menyatunya bangsa-bangsa di dunia. Kita dapat melihat dengan kenyataan banyakya kemiskinan di berbagai belahan dunia, sementara terdapat juga kaum yang begelimangan harta tidak jauh dari daerah yang miskin tersebut. Kesenjangan tersebut merupakan dampak dari kapitalisme yang lebih bersifat mengeksploitasi keuntungan sebanyak-banyakya dengan mematikan perekonomian kecil yang merupakan kekuatan perekonomian lokal.
Besarnya modal serta strategi yang baik memang sangat berperan, hal ini yang membuat para kaum kapitalis mendapat penguasaan atas perekonomian di berbagai tempat. Semisal saja saat ini di Indonesia telah banyak pusat perbelanjaan yang banyak menampilkan merk-merk internasional, atau banyaknya mini market asing yang membuat sepi toko kelontong. Minimarket asing yang unggul dalam modal dan strategi mematikan toko atau warung kecil di sekitarnya
Kapitalisme sangat identik juga dengan liberalisme. Kita juga mengetahui bahwa terdapat juga komunisme yang dekat dengan sosialisme. Kedua hal ini sangat berperan dalam kehidupan bangsa di dunia (dalam hal ini terjadinya perang dingin), dimana antara dua paham ini saling bersaing untuk menanamkan pengaruhnya.
Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari diterapkannya sistem kaptalisme dalam sebuah negara diantaranta adalah sebagai berikut :
1.        Kemiskinan
Empat-perlima penduduk dunia ‘secara resmi’ hidup dalam kemiskinan, dan sistem ini tetap mempertahankan mereka pada posisi kemiskinan itu. Sebagian besar dari Dunia Ketiga dihambat untuk berkembang maju secara ekonomi. Negara-negara Dunia Ketiga dibuat tergantung pada bantuan dari negara-negara industri, dan kekayaan alam mereka dikering tandaskan oleh kekuatan-kekuatan imperialis ini. Pada tahun 1990, Dunia Ketiga menerima bantuan resmi sebesar 44 milyar dolar AS. Di tahun yang sama, 165 milyar dollar AS mengalir dari Dunia Ketiga ke negara-negara imperialis hanya untuk melayani pembayaran hutang luar negeri.
Teknologi dan uang yang diperlukan untuk proses industrialisasi di Dunia Ketiga dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan transnasional di negara-negara kaya. Kurang dari 700 perusahaan-perusahaan seperti ini mengontrol hampir keseluruhan produksi dunia. Untuk mengumpulkan bahan-bahan mentah dan menjual produk-produk pertanian ke negara-negara maju, ekonomi-ekonomi Dunia Ketiga harus bekerja sama dengan perusahaan transnasional yang mengambil sebagian besar keuntungan. Kemudian produk-produk jadi, yaitu barang-barang manufaktur, dijual kembali ke Dunia Ketiga.
2.        Pengangguran
Diantara orang-orang yang ingin bekerja dan mesin-mesin yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan, terdapat sekelompok kecil kapitalis, yang dikenal sebagai orang bisnis (pengusaha). Usaha mereka adalah untuk menghasilkan uang. Dan anda tidak bisa menggunakan mesin yang mereka miliki, kecuali jika digunakan untuk menghasilkan uang bagi mereka. Mereka lebih memilih untuk menjalankan pabrik-pabrik mereka dengan kapasitas 50 atau 70%, untuk mempertahankan agar produk-produk yang dihasilkan tetap langka dan mereka bisa menjualnya dengan harga tinggi. Dan para kapitalis ini perlu mempertahankan adanya pengangguran agar upah pekerja bisa tetap rendah. Buruh yang berjuang untuk mendapatkan upah yang lebih baik setiap saat bisa mereka pecat, dan digantikan dengan calon buruh baru yang telah menunggu dalam antrian panjang. Kapitalisme tidak bisa membiarkan buruh bangunan pergi bekerja, dan membangun rumah cukup untuk semua orang.
Persoalannya bukanlah bahwa buruh memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan, melainkan lebih banyak dari yang bisa dijual untuk mendapatkan keuntungan. Ini menyebabkan tekanan agar harga turun, yang mengancam perolehan keuntungan bagi kapitalis lainnya. Dan ketika para kapitalis tidak bisa menjual produk-produk mereka dengan harga yang menghasilkan keuntungan, maka mereka akan memotong produksi. Memotong produksi berarti mereka hanya membutuhkan sedikit buruh.
3.        Kapitalisme Global
Di sisi lain, kekayaan negara kita dikeruk setiap hari dan sebagian besar dinikmati segelintir orang kaya raya di negeri ini, korporasi-korporasi multinasional, dan negara-negara maju. Banyak kajian dan studi yang dilakukan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, terutama pakar ekonomi dan manajemen, berusaha menjawab pertanyaan klasik tersebut. menegaskan bahwa akar persoalan tersebut ialah para pemimpin NKRI telah berkhianat terhadap jiwa proklamasi, dasar dan ideologi negara Pancasila, serta UUD 1945.
Fakta hingga hari ini, Indonesia mengembangkan ekonomi konglomerasi yang digerakkan kapitalisme global dan neoliberalisme, dua musuh besar yang menyengsarakan rakyat Nusantara selama 350 tahun. Atas nama tuntutan globalisasi, kita membuka lebar-lebar utang luar negeri, perusahaan-perusahaan transnasional, investasi asing, dan berbagai produk impor. Akibatnya, koperasi ‘mati suri’. Usaha-usaha mikro, kecil, dan menengah kewalahan menghadapi serbuan produk-produk impor.
4.        Rakyat di Abaikan
Sebagaimana diketahui, belanja perjalanan selama ini menjadi lahan subur penghasilan baru pejabat. Berdasarkan hasil audit BPK pada Semester I 2010, belanja perjalanan adalah belanja yang paling banyak mengalami penyimpangan. Setidaknya ditemukan penyimpangan anggaran perjalanan dinas di 35 kementerian/lembaga senilai Rp 73,5 miliar. Angka penyimpangan sebenarnya diyakini jauh lebih besar dari angka itu mengingat audit yang dilakukan oleh BPK beluk secara menyeluruh dan detil. Selain biaya perjalanan, juga ada rencana pembelian mobil dinas dengan total mencapai Rp 32,572 miliar, selain biaya perawatan gedung yang mencapai Rp 6,1 triliun.
Sungguh ironi disatu sisi pemerintah begitu mudahnya menggunakan uang rakyat untuk kepentingan yang tidak ada hasilnya kepada rakyat, tetapi di sisi lain, dengan alasan untuk menghemat anggaran, Pemerintah menaikan TDL sebesar 15% karena deficit APBN. Begitupun dengan BBM, pemerintah memutuskan melakukan pembatasan BBM bersubsidi yang direncanakan bulan maret ini. Padahal, seperti yang diprediksi oleh BPS, pembatasan BBM bersubsidi itu pasti menyebabkan kenaikan harga barang atau inflasi. Ujung-ujungnya rakyat secara umum jugalah yang harus menanggung akibatnya.
Pada saat bersamaan pemerintah selalu memangkas subsidi bagi rakyat, ini terlihat dari belanja fungsi kesehatan dari 19,8 triliun Rupiah di APBN P 2010 menjadi 13,6 triliun Rupiah di APBN 2011. Anggaran yang dialokasikan untuk menanggulangi gizi buruk pada balita hanya Rp 209,5 miliar. Padahal dari berbagai data, di Indonesia terdapat 4,1 juta balita yang mengalami gizi buruk. Artinya, untuk satu balita hanya dialokasikan sekitar Rp 50 ribuan/balita/tahun atau sekitar Rp 4 ribuan/balita/bulan.
Kapitalisme banyak berkembang pada negara-negara barat, yang tentunya mencari pasar untuk perekonomiannya. Akibat dari hal ini tentunya penguasaan atas wilayah yang memiliki kekuatan ekonomi yang lemah (dilihat dari strategi dan modal), sehingga kapitalisme semakin kokoh berdiri dan menciptakan jurang kesenjangan yang dalam.
5.        Egoistik.
Dalam sistem kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar utk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.
6.        Monopolostik.
Dalam sistem kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komoditas dan menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya utk dijual dgn harga mahal yg berlipat ganda mencekik konsumen dan orang-orang lemah.
7.      Terlalu berpihak kepada hak milik pribadi.
Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik pribadi. Sedangkan komunisme malah menghilangkan hak milik pribadi.
8.      Persaingan.
Sistem dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan harga. Semua orang berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan dalam sistem kapitalisme berubah menjadi riba di mana yg kuat menerkam yg lemah. Hal ini sering menimbulkan kebangkrutan pabrik atau perusahaan tertentu.
9.      Perampasan tenaga produktif.
Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai barang komoditas yg harus tunduk kepada hukum permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia sebagai barang yg dapat ditawarkan tiap saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti dgn orang lain yg upahnya lbh rendah dan mampu bekerja lbh banyak dan pengabdiannya lbh baik.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Mohtar Mas’oed, Negara Kapital dan Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.
2.    Restik Anggada Pratama, 2012, Perkembangan Kapitalisme Di Indonesia, tersedia pada http://restik-a-p-fisip11.web.unair.ac.id

IDEOLOGI KAPITALISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT



(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Intelektual)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.





Oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelompok Konta Kapitalisme
Kelas B






PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

A.  KONSEP DASAR KAPITALISME
Kata kapitalisme berasal dari capital yang berarti modal, dengan yang dimaksud modal adalah alat produksi seperti tanah, uang dan lain sebagainya. Dan kata isme berarti suatu paham atau ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah suatu ajaran atau paham tentang modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang. Paham kapitalisme ini meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama.
Kapitalisme menurut sejarahnya berkembang sebagai suatu bagian dari gerakn bersar individualisme rasional. Sistem ini mulai berkembang di Inggris pada abad ke-18, kemudian dibawa dan dikembangkan i daerah barat laut eropa dan Amerika Utara. Prinsip – prinsip yang dalam sistem kapitalis diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Prinsip Hak Milik
Dalam sistem kapitalisme, hak milik atas alat-alat produksi ada ditangan perseorangan, tidak ditangan negara. Kecenderungan peradaban kapitalisme lebih menyukai kepemilikan perseorangan atas alat-alat produksi didasarkan atas dua hal diantaranya adalah :
a.       Kepemilikan atas harta produktif berrti kekuasaan atas hidup orang lain. Lebih disukai kalau kekuasaaan sseperti itu dipecah diantara banyak pemilik harta dari pada dipegang oleh satu pemilik yaitu negara.
b.      Anggapan cara berfikir kapitalis bahwa kemajuan di bidang teknologi akan lebih mudah dicapai apabila setiap orang menggurus setiap urusannya sendiri dan mempunyai dorongan pribadi untuk berbuat demikian.
2.      Prinsip Ekonomi Pasar
Dizaman prakapitalis, ekonomi pada umumnya bersifat lokal dan mencukupi diri sendiri. Setip keluarga menghasilkan hanya sekira-kira yang diperlukannya dan menambah kebutuhan – kebutuhannya yang mudah dengan jalan barter atau pertukaran barang dipasar setempat yang primitif. Sebaliknya ekonomi pasar sistem kapitalis didasarkan atas spesialisasi pekerjaan. Setiap orang hanya menyediakan bagian yang sangat kecil dari keperluan – keperluannya dengan kecakapan dan pekerjaanya sendiri.
Harga dipasar tidak ditentukan oleh adat dan kebiasaan, dan juga perintah-perintah seorang penguasa politik. Fungsi ini dipenuhi oleh suplai dan permintaan. Dalam sistem ekonomi pasar kapitalis, setiap pembuat keputusan memperhatikan daerah yang jauh lebih kecil. Dan luasnya jangkauan perhatian dan pengawasannya lebih terbatas dan lebih diataur.
Kemerdekaan – kemerdekaan khusus yang paling penting dalam ekonomi pasar bebas adalah :
a.       Bagi pekerja, untuk memilih garis pekerjaannya dan pekerjaan tertentu bagi dirinya sendiri.
b.      Bagi pengusa, untuk memilih jenis usaha yang akan dilakukannya dan mendirikan usaha itu ditemat yang dikehendakinya
c.       Bagi penanam modal, untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan apapun yang dipilihnya
d.      Bagi konsumen, untuk membeli barang produksi yang lebih disukainya.
Pada akhirnya kekuasaan konsumenlah yang menentukan dipasar bebas apa yang harus dihasilkan, bagaimana kualitas dan jumlahnya.
Ciri oenting lainnya dari ekonomi kapitalis adalah persaingan. Anggapan pokok dalam ekonomi kapitalis klasik adalah ada perimbangan yang relatif antara kesanggupan tawar menawar dikalangan dan antara para pembeli dan penjuan. Kebebasan untuk mengadakan persaingan dip pasar berasal dari empat pook kebebasa kapitalis yaitu kebebasan untuk berdagag dan mempunyai pekerjaan, kebebasan untuk mengadakan kontrak, kebebasan hak mili dan kebebasan membuat untung.
3.        Prinsip Keuntungan
Ekonomi kapitalis memberikan lebih banyak kesempatan untuk mencari keuntungan dari sistem ekonomi sebelumnya. karena ada jaminan kebebasan tiga macam yang biasanya tidak terdapat dalam sistem pra kapitalis yaitu ebebasan untuk berdagang dan mempunyai pekerjaan, kebebasan hak milik dan kebebasan hak kontrak.
Kapitalisme lebih demokratis sifatnya dalam membuka kesempatan-kesempatan keuntungan bagi orang – orang dan kelas – kelas yang ecara tradisional di marjinalkan. Kesempatan – kesempatan untuk untung dan rugi dalam kapitalisme yang tidak ada bandingannya mempunyai persamaan dala satu hal yaitu pengambilan resiko untuk diri sendiri. Kapitalisme tidak menyuruh seseorang untuk menambil resiko tapi menjajikan keuntungan bagi seseorang yang mengambil resiko.
Di lapangan pemerintah, demokrasi telah menemparkan prinsip bahwa mereka yang mempunyai kekuasaan harus bertangung jawab terhadap masyaraakat. Rakyat yang menjadi tuan dan pemerintah jadi wakil mereka. Dalam sebuah negara demokrasi kekuasaan politik tidak boleh digunakan untuk keuntungan golongan yang memerintah. Menjadi suatu hal yang dipercayakan, yang maksudnya adlah untuk melindungi kepentingan-kepentingan rayat. Dalam alam ekonomi sebaliknya, terdapat suatu keadaan konstitusional yang berlawanan dengan konsep dasar demokrasi. Para pemilik modal memiliki kekuasaan yang luas atas para pegawainya.
Dalam demokrasi kapitalis kebijakan-kebijakan politik diputuskan berdasarkan proses persetujuan yang mulai dari bawah dan diakhiri di atas. Dalam perusahaan badan hukum kebijaksanaan ekonomi diputuskan dari atas dan diteruskan kebawah. Sifat dari organisasi modern adalah bertingkat-tingkat. Akhir-akhir ini pola tradisional dalam industri telah dirubah menjadi lebih demokratis terutama oleh para buruh yang terorganisir, perundang-undangan, pendapatan umum, dan tumbuhnya dalam kelas pengusaha seperti rasa tangung jawab terhadap masyarakat.

B.  AWAL PERKEMBANGAN KAPITALISME
Kapitalisme mulai muncul pertama kali di Eropa, pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Pada masa itu, dunia perekonomian di Eropa dalam masa perkembangan. Kondisi saat itu memperlihatkan bahwa sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu. Hal ini tampak sekali di Perancis. Puncaknya, terjadilah Revolusi Perancis pada tahun 1789. Para kapitalis saat itu diserang oleh rakyat. Sebelumnya mereka dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti tanah maupun manusia.
Sistem Kapitalisme Awal (1500-1750) ditandai dengan kebijakan-kebijakan Merkantilis yang identik dengan penumpukan emas dan perak. Kapitalisme Awal ini juga ditandai dengan munculnya imperium-imperium kolonial di Eropa Barat, seperti Spanyol, Portugis, Belanda, Perancis dan Inggris. Kerakusan antar imperium kapitalis ini membuat mereka saling berperang untuk menjajah bangsa-bangsa lain memperebutkan harta.

C.  PERKEMBANGAN KAPITALISME DI INDONESIA
Perkembangan paham kapitalisme di Indonesia berkaitan dengan sejarah eksploitasi kapitalisme imperialis. Adanya Penjajahan yang di lakukan oleh Belanda (negara kapitalis di abad 17). Semenjak penjajahan Belanda terhadap Indonesia, nasib Indonesia sudah terhubung dengan kapitalisme dunia. Sampai pada awal kemerdekaan Indonesia sistem politik dan ekonomi masih tidak beraturan. Presiden Soekarno sebagai seorang pemimpin Indonesia memberikan komando untuk mengatasi hal tersebut. Kebijakan-kebijakan yang di keluarkan Presiden Sukarno tidak mampu mengatasi pemasalahan politik dan ekonomi yang bergejolak di indonesia.
Indonesia masa Soeharto merupakan babak baru kapitalis di Indonesia. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Kebijakan-kebijakan yang di kelurkan pada masa orde baru ini pada dasarnya sangat baik, tetapi dalam prosesnya mengalami penyimpangan. Salah satu penyimpangan yang terjadi adalah pembangunan industri-industri untuk meningkatkan pendapatan masyarakata justru malah membuat orang yang kaya semakin kaya dan orang yang miskin semakin miskin.
Masa Orde Baru benar-benar membuat Indonesia memasuki masa kapitalime yang sesungguhnya. Pada masa ini indonesia membuak peluang besar bagi investor asing untuk masuk ke Indonesia menanamkan modalnya. Pemerintah juga banyak menjali kerja sama dengan lembaga asing yang mengurusi masalah hutang luar negeri. Lembaga-lembaga itu diantaranya International Monetary Fund (IMF), World Bank, Asian Development Bank, dan lain-lain. Hutang tersebut digunakan untuk menggalakkan dan membiayai program pembangunannyayang digagas oleh Presiden Soeharto yang disebut dengan Proyek Pelita (Pembangunan Lima Tahun). Menjamurnya perbankan yang saat itu marak dengan dibarengi tranksaksi hutang ke luar negeri semakin memperparah praktek kapitalis.

D.  KONTRA KAPITALISME
Kapitalisme merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia saat ini. Kita banyak melihat merk-merk terkenal dan merupakan produksi dari perusahaan besar Internasional, itu merupakan dampak dari Globalisasi yang sudah terjadi di negara-negara di dunia termasuk juga Indonesia. Perlu diingat, bahwa sebenarnya globalisasi merupakan gerbang awal bagi kelanggengan kapitalisme. Globalisasi yang membuat negara-negara pro kapitalis (negara yang tidak menghambat arus kapitalisme) menyatu dalam hal ekonomi, membuat para kapitalis semakin mudah dalam melancarkan strateginya untuk menguasai perekonomian.
John Pilger dalam pengantar “The New Rulers of The World” menyatakan bahwa hanya dengan 200 perusahaan, dapat menguasai seperempat perekonomian dunia. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, mengingat kita sering mendengar mengenai manfaat dari globalisasi yang disebutkan memberikan kesejahteraan bagi manusia dengan menyatunya bangsa-bangsa di dunia. Kita dapat melihat dengan kenyataan banyakya kemiskinan di berbagai belahan dunia, sementara terdapat juga kaum yang begelimangan harta tidak jauh dari daerah yang miskin tersebut. Kesenjangan tersebut merupakan dampak dari kapitalisme yang lebih bersifat mengeksploitasi keuntungan sebanyak-banyakya dengan mematikan perekonomian kecil yang merupakan kekuatan perekonomian lokal.
Besarnya modal serta strategi yang baik memang sangat berperan, hal ini yang membuat para kaum kapitalis mendapat penguasaan atas perekonomian di berbagai tempat. Semisal saja saat ini di Indonesia telah banyak pusat perbelanjaan yang banyak menampilkan merk-merk internasional, atau banyaknya mini market asing yang membuat sepi toko kelontong. Minimarket asing yang unggul dalam modal dan strategi mematikan toko atau warung kecil di sekitarnya
Kapitalisme sangat identik juga dengan liberalisme. Kita juga mengetahui bahwa terdapat juga komunisme yang dekat dengan sosialisme. Kedua hal ini sangat berperan dalam kehidupan bangsa di dunia (dalam hal ini terjadinya perang dingin), dimana antara dua paham ini saling bersaing untuk menanamkan pengaruhnya.
Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari diterapkannya sistem kaptalisme dalam sebuah negara diantaranta adalah sebagai berikut :
1.        Kemiskinan
Empat-perlima penduduk dunia ‘secara resmi’ hidup dalam kemiskinan, dan sistem ini tetap mempertahankan mereka pada posisi kemiskinan itu. Sebagian besar dari Dunia Ketiga dihambat untuk berkembang maju secara ekonomi. Negara-negara Dunia Ketiga dibuat tergantung pada bantuan dari negara-negara industri, dan kekayaan alam mereka dikering tandaskan oleh kekuatan-kekuatan imperialis ini. Pada tahun 1990, Dunia Ketiga menerima bantuan resmi sebesar 44 milyar dolar AS. Di tahun yang sama, 165 milyar dollar AS mengalir dari Dunia Ketiga ke negara-negara imperialis hanya untuk melayani pembayaran hutang luar negeri.
Teknologi dan uang yang diperlukan untuk proses industrialisasi di Dunia Ketiga dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan transnasional di negara-negara kaya. Kurang dari 700 perusahaan-perusahaan seperti ini mengontrol hampir keseluruhan produksi dunia. Untuk mengumpulkan bahan-bahan mentah dan menjual produk-produk pertanian ke negara-negara maju, ekonomi-ekonomi Dunia Ketiga harus bekerja sama dengan perusahaan transnasional yang mengambil sebagian besar keuntungan. Kemudian produk-produk jadi, yaitu barang-barang manufaktur, dijual kembali ke Dunia Ketiga.
2.        Pengangguran
Diantara orang-orang yang ingin bekerja dan mesin-mesin yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan, terdapat sekelompok kecil kapitalis, yang dikenal sebagai orang bisnis (pengusaha). Usaha mereka adalah untuk menghasilkan uang. Dan anda tidak bisa menggunakan mesin yang mereka miliki, kecuali jika digunakan untuk menghasilkan uang bagi mereka. Mereka lebih memilih untuk menjalankan pabrik-pabrik mereka dengan kapasitas 50 atau 70%, untuk mempertahankan agar produk-produk yang dihasilkan tetap langka dan mereka bisa menjualnya dengan harga tinggi. Dan para kapitalis ini perlu mempertahankan adanya pengangguran agar upah pekerja bisa tetap rendah. Buruh yang berjuang untuk mendapatkan upah yang lebih baik setiap saat bisa mereka pecat, dan digantikan dengan calon buruh baru yang telah menunggu dalam antrian panjang. Kapitalisme tidak bisa membiarkan buruh bangunan pergi bekerja, dan membangun rumah cukup untuk semua orang.
Persoalannya bukanlah bahwa buruh memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan, melainkan lebih banyak dari yang bisa dijual untuk mendapatkan keuntungan. Ini menyebabkan tekanan agar harga turun, yang mengancam perolehan keuntungan bagi kapitalis lainnya. Dan ketika para kapitalis tidak bisa menjual produk-produk mereka dengan harga yang menghasilkan keuntungan, maka mereka akan memotong produksi. Memotong produksi berarti mereka hanya membutuhkan sedikit buruh.
3.        Kapitalisme Global
Di sisi lain, kekayaan negara kita dikeruk setiap hari dan sebagian besar dinikmati segelintir orang kaya raya di negeri ini, korporasi-korporasi multinasional, dan negara-negara maju. Banyak kajian dan studi yang dilakukan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, terutama pakar ekonomi dan manajemen, berusaha menjawab pertanyaan klasik tersebut. menegaskan bahwa akar persoalan tersebut ialah para pemimpin NKRI telah berkhianat terhadap jiwa proklamasi, dasar dan ideologi negara Pancasila, serta UUD 1945.
Fakta hingga hari ini, Indonesia mengembangkan ekonomi konglomerasi yang digerakkan kapitalisme global dan neoliberalisme, dua musuh besar yang menyengsarakan rakyat Nusantara selama 350 tahun. Atas nama tuntutan globalisasi, kita membuka lebar-lebar utang luar negeri, perusahaan-perusahaan transnasional, investasi asing, dan berbagai produk impor. Akibatnya, koperasi ‘mati suri’. Usaha-usaha mikro, kecil, dan menengah kewalahan menghadapi serbuan produk-produk impor.
4.        Rakyat di Abaikan
Sebagaimana diketahui, belanja perjalanan selama ini menjadi lahan subur penghasilan baru pejabat. Berdasarkan hasil audit BPK pada Semester I 2010, belanja perjalanan adalah belanja yang paling banyak mengalami penyimpangan. Setidaknya ditemukan penyimpangan anggaran perjalanan dinas di 35 kementerian/lembaga senilai Rp 73,5 miliar. Angka penyimpangan sebenarnya diyakini jauh lebih besar dari angka itu mengingat audit yang dilakukan oleh BPK beluk secara menyeluruh dan detil. Selain biaya perjalanan, juga ada rencana pembelian mobil dinas dengan total mencapai Rp 32,572 miliar, selain biaya perawatan gedung yang mencapai Rp 6,1 triliun.
Sungguh ironi disatu sisi pemerintah begitu mudahnya menggunakan uang rakyat untuk kepentingan yang tidak ada hasilnya kepada rakyat, tetapi di sisi lain, dengan alasan untuk menghemat anggaran, Pemerintah menaikan TDL sebesar 15% karena deficit APBN. Begitupun dengan BBM, pemerintah memutuskan melakukan pembatasan BBM bersubsidi yang direncanakan bulan maret ini. Padahal, seperti yang diprediksi oleh BPS, pembatasan BBM bersubsidi itu pasti menyebabkan kenaikan harga barang atau inflasi. Ujung-ujungnya rakyat secara umum jugalah yang harus menanggung akibatnya.
Pada saat bersamaan pemerintah selalu memangkas subsidi bagi rakyat, ini terlihat dari belanja fungsi kesehatan dari 19,8 triliun Rupiah di APBN P 2010 menjadi 13,6 triliun Rupiah di APBN 2011. Anggaran yang dialokasikan untuk menanggulangi gizi buruk pada balita hanya Rp 209,5 miliar. Padahal dari berbagai data, di Indonesia terdapat 4,1 juta balita yang mengalami gizi buruk. Artinya, untuk satu balita hanya dialokasikan sekitar Rp 50 ribuan/balita/tahun atau sekitar Rp 4 ribuan/balita/bulan.
Kapitalisme banyak berkembang pada negara-negara barat, yang tentunya mencari pasar untuk perekonomiannya. Akibat dari hal ini tentunya penguasaan atas wilayah yang memiliki kekuatan ekonomi yang lemah (dilihat dari strategi dan modal), sehingga kapitalisme semakin kokoh berdiri dan menciptakan jurang kesenjangan yang dalam.
5.        Egoistik.
Dalam sistem kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar utk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.
6.        Monopolostik.
Dalam sistem kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komoditas dan menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya utk dijual dgn harga mahal yg berlipat ganda mencekik konsumen dan orang-orang lemah.
7.      Terlalu berpihak kepada hak milik pribadi.
Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik pribadi. Sedangkan komunisme malah menghilangkan hak milik pribadi.
8.      Persaingan.
Sistem dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan harga. Semua orang berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan dalam sistem kapitalisme berubah menjadi riba di mana yg kuat menerkam yg lemah. Hal ini sering menimbulkan kebangkrutan pabrik atau perusahaan tertentu.
9.      Perampasan tenaga produktif.
Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai barang komoditas yg harus tunduk kepada hukum permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia sebagai barang yg dapat ditawarkan tiap saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti dgn orang lain yg upahnya lbh rendah dan mampu bekerja lbh banyak dan pengabdiannya lbh baik.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Mohtar Mas’oed, Negara Kapital dan Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.
2.    Restik Anggada Pratama, 2012, Perkembangan Kapitalisme Di Indonesia, tersedia pada http://restik-a-p-fisip11.web.unair.ac.id