(Disusun guna untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Intelektual)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr.
Suranto, M.Pd.
Oleh:
Eka Ariska Putri
(120210302005)
Kelompok Konta Kapitalisme
Kelas B
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A. KONSEP DASAR KAPITALISME
Kata
kapitalisme berasal dari capital yang berarti modal, dengan yang dimaksud modal
adalah alat produksi seperti tanah, uang dan lain sebagainya. Dan kata isme
berarti suatu paham atau ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah suatu
ajaran atau paham tentang modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan
uang. Paham kapitalisme ini meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan
usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka
pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama.
Kapitalisme
menurut sejarahnya berkembang sebagai suatu bagian dari gerakn bersar
individualisme rasional. Sistem ini mulai berkembang di Inggris pada abad
ke-18, kemudian dibawa dan dikembangkan i daerah barat laut eropa dan Amerika
Utara. Prinsip – prinsip yang dalam sistem kapitalis diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Prinsip
Hak Milik
Dalam
sistem kapitalisme, hak milik atas alat-alat produksi ada ditangan
perseorangan, tidak ditangan negara. Kecenderungan peradaban kapitalisme lebih
menyukai kepemilikan perseorangan atas alat-alat produksi didasarkan atas dua
hal diantaranya adalah :
a. Kepemilikan
atas harta produktif berrti kekuasaan atas hidup orang lain. Lebih disukai
kalau kekuasaaan sseperti itu dipecah diantara banyak pemilik harta dari pada
dipegang oleh satu pemilik yaitu negara.
b. Anggapan
cara berfikir kapitalis bahwa kemajuan di bidang teknologi akan lebih mudah
dicapai apabila setiap orang menggurus setiap urusannya sendiri dan mempunyai
dorongan pribadi untuk berbuat demikian.
2. Prinsip
Ekonomi Pasar
Dizaman
prakapitalis, ekonomi pada umumnya bersifat lokal dan mencukupi diri sendiri.
Setip keluarga menghasilkan hanya sekira-kira yang diperlukannya dan menambah
kebutuhan – kebutuhannya yang mudah dengan jalan barter atau pertukaran barang
dipasar setempat yang primitif. Sebaliknya ekonomi pasar sistem kapitalis
didasarkan atas spesialisasi pekerjaan. Setiap orang hanya menyediakan bagian
yang sangat kecil dari keperluan – keperluannya dengan kecakapan dan
pekerjaanya sendiri.
Harga
dipasar tidak ditentukan oleh adat dan kebiasaan, dan juga perintah-perintah
seorang penguasa politik. Fungsi ini dipenuhi oleh suplai dan permintaan. Dalam
sistem ekonomi pasar kapitalis, setiap pembuat keputusan memperhatikan daerah
yang jauh lebih kecil. Dan luasnya jangkauan perhatian dan pengawasannya lebih
terbatas dan lebih diataur.
Kemerdekaan
– kemerdekaan khusus yang paling penting dalam ekonomi pasar bebas adalah :
a. Bagi
pekerja, untuk memilih garis pekerjaannya dan pekerjaan tertentu bagi dirinya
sendiri.
b. Bagi
pengusa, untuk memilih jenis usaha yang akan dilakukannya dan mendirikan usaha
itu ditemat yang dikehendakinya
c. Bagi
penanam modal, untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan apapun yang
dipilihnya
d. Bagi
konsumen, untuk membeli barang produksi yang lebih disukainya.
Pada
akhirnya kekuasaan konsumenlah yang menentukan dipasar bebas apa yang harus
dihasilkan, bagaimana kualitas dan jumlahnya.
Ciri
oenting lainnya dari ekonomi kapitalis adalah persaingan. Anggapan pokok dalam
ekonomi kapitalis klasik adalah ada perimbangan yang relatif antara kesanggupan
tawar menawar dikalangan dan antara para pembeli dan penjuan. Kebebasan untuk
mengadakan persaingan dip pasar berasal dari empat pook kebebasa kapitalis
yaitu kebebasan untuk berdagag dan mempunyai pekerjaan, kebebasan untuk
mengadakan kontrak, kebebasan hak mili dan kebebasan membuat untung.
3.
Prinsip Keuntungan
Ekonomi
kapitalis memberikan lebih banyak kesempatan untuk mencari keuntungan dari
sistem ekonomi sebelumnya. karena ada jaminan kebebasan tiga macam yang
biasanya tidak terdapat dalam sistem pra kapitalis yaitu ebebasan untuk
berdagang dan mempunyai pekerjaan, kebebasan hak milik dan kebebasan hak
kontrak.
Kapitalisme
lebih demokratis sifatnya dalam membuka kesempatan-kesempatan keuntungan bagi
orang – orang dan kelas – kelas yang ecara tradisional di marjinalkan.
Kesempatan – kesempatan untuk untung dan rugi dalam kapitalisme yang tidak ada
bandingannya mempunyai persamaan dala satu hal yaitu pengambilan resiko untuk
diri sendiri. Kapitalisme tidak menyuruh seseorang untuk menambil resiko tapi
menjajikan keuntungan bagi seseorang yang mengambil resiko.
Di
lapangan pemerintah, demokrasi telah menemparkan prinsip bahwa mereka yang
mempunyai kekuasaan harus bertangung jawab terhadap masyaraakat. Rakyat yang
menjadi tuan dan pemerintah jadi wakil mereka. Dalam sebuah negara demokrasi
kekuasaan politik tidak boleh digunakan untuk keuntungan golongan yang
memerintah. Menjadi suatu hal yang dipercayakan, yang maksudnya adlah untuk
melindungi kepentingan-kepentingan rayat. Dalam alam ekonomi sebaliknya,
terdapat suatu keadaan konstitusional yang berlawanan dengan konsep dasar
demokrasi. Para pemilik modal memiliki kekuasaan yang luas atas para
pegawainya.
Dalam
demokrasi kapitalis kebijakan-kebijakan politik diputuskan berdasarkan proses
persetujuan yang mulai dari bawah dan diakhiri di atas. Dalam perusahaan badan
hukum kebijaksanaan ekonomi diputuskan dari atas dan diteruskan kebawah. Sifat
dari organisasi modern adalah bertingkat-tingkat. Akhir-akhir ini pola
tradisional dalam industri telah dirubah menjadi lebih demokratis terutama oleh
para buruh yang terorganisir, perundang-undangan, pendapatan umum, dan
tumbuhnya dalam kelas pengusaha seperti rasa tangung jawab terhadap masyarakat.
B. AWAL PERKEMBANGAN KAPITALISME
Kapitalisme mulai muncul pertama kali di
Eropa, pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Pada masa itu, dunia perekonomian di
Eropa dalam masa perkembangan. Kondisi saat itu memperlihatkan bahwa sekelompok
individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu. Hal ini
tampak sekali di Perancis. Puncaknya, terjadilah Revolusi Perancis pada tahun
1789. Para kapitalis saat itu diserang oleh rakyat. Sebelumnya mereka dapat
memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang
modal seperti tanah maupun manusia.
Sistem Kapitalisme Awal (1500-1750)
ditandai dengan kebijakan-kebijakan Merkantilis yang identik dengan penumpukan
emas dan perak. Kapitalisme Awal ini juga ditandai dengan munculnya
imperium-imperium kolonial di Eropa Barat, seperti Spanyol, Portugis, Belanda,
Perancis dan Inggris. Kerakusan antar imperium kapitalis ini membuat mereka
saling berperang untuk menjajah bangsa-bangsa lain memperebutkan harta.
C. PERKEMBANGAN KAPITALISME
DI INDONESIA
Perkembangan
paham kapitalisme di Indonesia berkaitan dengan sejarah eksploitasi kapitalisme imperialis. Adanya Penjajahan yang di lakukan oleh Belanda (negara kapitalis di abad 17). Semenjak
penjajahan Belanda terhadap Indonesia, nasib Indonesia sudah terhubung dengan
kapitalisme dunia. Sampai pada awal kemerdekaan Indonesia sistem politik dan ekonomi masih tidak beraturan.
Presiden Soekarno sebagai seorang pemimpin
Indonesia memberikan komando untuk mengatasi hal tersebut. Kebijakan-kebijakan
yang di keluarkan Presiden Sukarno tidak mampu mengatasi pemasalahan politik
dan ekonomi yang bergejolak di indonesia.
Indonesia
masa Soeharto merupakan
babak baru kapitalis di Indonesia. Orde
Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan
menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer
namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Kebijakan-kebijakan yang
di kelurkan pada masa orde baru ini pada dasarnya sangat baik, tetapi dalam
prosesnya mengalami penyimpangan. Salah satu penyimpangan yang terjadi adalah
pembangunan industri-industri untuk meningkatkan pendapatan masyarakata justru
malah membuat orang yang kaya semakin kaya dan orang yang miskin semakin
miskin.
Masa Orde Baru benar-benar membuat Indonesia memasuki masa kapitalime yang
sesungguhnya. Pada masa ini indonesia membuak peluang besar bagi investor asing
untuk masuk ke Indonesia menanamkan modalnya. Pemerintah juga banyak menjali
kerja sama dengan lembaga asing yang mengurusi masalah hutang luar negeri.
Lembaga-lembaga itu diantaranya International Monetary Fund (IMF), World Bank,
Asian Development Bank, dan lain-lain. Hutang tersebut digunakan untuk
menggalakkan dan membiayai program pembangunannyayang digagas oleh Presiden
Soeharto yang disebut dengan Proyek Pelita (Pembangunan Lima Tahun).
Menjamurnya perbankan yang saat itu marak dengan dibarengi tranksaksi hutang ke
luar negeri semakin memperparah praktek kapitalis.
D. KONTRA KAPITALISME
Kapitalisme
merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia saat ini.
Kita banyak melihat merk-merk terkenal dan merupakan produksi dari perusahaan
besar Internasional, itu merupakan dampak dari Globalisasi yang sudah terjadi
di negara-negara di dunia termasuk juga Indonesia. Perlu diingat, bahwa
sebenarnya globalisasi merupakan gerbang awal bagi kelanggengan kapitalisme.
Globalisasi yang membuat negara-negara pro kapitalis (negara yang tidak
menghambat arus kapitalisme) menyatu dalam hal ekonomi, membuat para kapitalis
semakin mudah dalam melancarkan strateginya untuk menguasai perekonomian.
John
Pilger dalam pengantar “The New Rulers of The World” menyatakan bahwa hanya
dengan 200 perusahaan, dapat menguasai seperempat perekonomian dunia. Hal ini
tentu sangat memprihatinkan, mengingat kita sering mendengar mengenai manfaat
dari globalisasi yang disebutkan memberikan kesejahteraan bagi manusia dengan
menyatunya bangsa-bangsa di dunia. Kita dapat melihat dengan kenyataan banyakya
kemiskinan di berbagai belahan dunia, sementara terdapat juga kaum yang
begelimangan harta tidak jauh dari daerah yang miskin tersebut. Kesenjangan
tersebut merupakan dampak dari kapitalisme yang lebih bersifat mengeksploitasi
keuntungan sebanyak-banyakya dengan mematikan perekonomian kecil yang merupakan
kekuatan perekonomian lokal.
Besarnya
modal serta strategi yang baik memang sangat berperan, hal ini yang membuat
para kaum kapitalis mendapat penguasaan atas perekonomian di berbagai tempat.
Semisal saja saat ini di Indonesia telah banyak pusat perbelanjaan yang banyak
menampilkan merk-merk internasional, atau banyaknya mini market asing yang membuat
sepi toko kelontong. Minimarket asing yang unggul dalam modal dan strategi
mematikan toko atau warung kecil di sekitarnya
Kapitalisme
sangat identik juga dengan liberalisme. Kita juga mengetahui bahwa terdapat
juga komunisme yang dekat dengan sosialisme. Kedua hal ini sangat berperan
dalam kehidupan bangsa di dunia (dalam hal ini terjadinya perang dingin),
dimana antara dua paham ini saling bersaing untuk menanamkan pengaruhnya.
Berbagai
dampak negatif yang ditimbulkan dari diterapkannya sistem kaptalisme dalam
sebuah negara diantaranta adalah sebagai berikut :
1.
Kemiskinan
Empat-perlima
penduduk dunia ‘secara resmi’ hidup dalam kemiskinan, dan sistem ini tetap
mempertahankan mereka pada posisi kemiskinan itu. Sebagian besar dari Dunia
Ketiga dihambat untuk berkembang maju secara ekonomi. Negara-negara Dunia
Ketiga dibuat tergantung pada bantuan dari negara-negara industri, dan kekayaan
alam mereka dikering tandaskan oleh kekuatan-kekuatan imperialis ini. Pada
tahun 1990, Dunia Ketiga menerima bantuan resmi sebesar 44 milyar dolar AS. Di
tahun yang sama, 165 milyar dollar AS mengalir dari Dunia Ketiga ke
negara-negara imperialis hanya untuk melayani pembayaran hutang luar negeri.
Teknologi
dan uang yang diperlukan untuk proses industrialisasi di Dunia Ketiga
dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan transnasional di negara-negara kaya.
Kurang dari 700 perusahaan-perusahaan seperti ini mengontrol hampir keseluruhan
produksi dunia. Untuk mengumpulkan bahan-bahan mentah dan menjual produk-produk
pertanian ke negara-negara maju, ekonomi-ekonomi Dunia Ketiga harus bekerja
sama dengan perusahaan transnasional yang mengambil sebagian besar keuntungan.
Kemudian produk-produk jadi, yaitu barang-barang manufaktur, dijual kembali ke
Dunia Ketiga.
2.
Pengangguran
Diantara
orang-orang yang ingin bekerja dan mesin-mesin yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan, terdapat sekelompok kecil kapitalis, yang dikenal sebagai orang
bisnis (pengusaha). Usaha mereka adalah untuk menghasilkan uang. Dan anda tidak
bisa menggunakan mesin yang mereka miliki, kecuali jika digunakan untuk
menghasilkan uang bagi mereka. Mereka lebih memilih untuk menjalankan
pabrik-pabrik mereka dengan kapasitas 50 atau 70%, untuk mempertahankan agar
produk-produk yang dihasilkan tetap langka dan mereka bisa menjualnya dengan
harga tinggi. Dan para kapitalis ini perlu mempertahankan adanya pengangguran
agar upah pekerja bisa tetap rendah. Buruh yang berjuang untuk mendapatkan upah
yang lebih baik setiap saat bisa mereka pecat, dan digantikan dengan calon buruh
baru yang telah menunggu dalam antrian panjang. Kapitalisme tidak bisa
membiarkan buruh bangunan pergi bekerja, dan membangun rumah cukup untuk semua
orang.
Persoalannya
bukanlah bahwa buruh memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan, melainkan
lebih banyak dari yang bisa dijual untuk mendapatkan keuntungan. Ini
menyebabkan tekanan agar harga turun, yang mengancam perolehan keuntungan bagi
kapitalis lainnya. Dan ketika para kapitalis tidak bisa menjual produk-produk
mereka dengan harga yang menghasilkan keuntungan, maka mereka akan memotong
produksi. Memotong produksi berarti mereka hanya membutuhkan sedikit buruh.
3.
Kapitalisme Global
Di
sisi lain, kekayaan negara kita dikeruk setiap hari dan sebagian besar
dinikmati segelintir orang kaya raya di negeri ini, korporasi-korporasi
multinasional, dan negara-negara maju. Banyak kajian dan studi yang dilakukan
para ahli dari berbagai disiplin ilmu, terutama pakar ekonomi dan manajemen,
berusaha menjawab pertanyaan klasik tersebut. menegaskan bahwa akar persoalan tersebut
ialah para pemimpin NKRI telah berkhianat terhadap jiwa proklamasi, dasar dan
ideologi negara Pancasila, serta UUD 1945.
Fakta
hingga hari ini, Indonesia mengembangkan ekonomi konglomerasi yang digerakkan
kapitalisme global dan neoliberalisme, dua musuh besar yang menyengsarakan
rakyat Nusantara selama 350 tahun. Atas nama tuntutan globalisasi, kita membuka
lebar-lebar utang luar negeri, perusahaan-perusahaan transnasional, investasi
asing, dan berbagai produk impor. Akibatnya, koperasi ‘mati suri’. Usaha-usaha
mikro, kecil, dan menengah kewalahan menghadapi serbuan produk-produk impor.
4.
Rakyat di Abaikan
Sebagaimana
diketahui, belanja perjalanan selama ini menjadi lahan subur penghasilan baru
pejabat. Berdasarkan hasil audit BPK pada Semester I 2010, belanja perjalanan
adalah belanja yang paling banyak mengalami penyimpangan. Setidaknya ditemukan
penyimpangan anggaran perjalanan dinas di 35 kementerian/lembaga senilai Rp
73,5 miliar. Angka penyimpangan sebenarnya diyakini jauh lebih besar dari angka
itu mengingat audit yang dilakukan oleh BPK beluk secara menyeluruh dan detil.
Selain biaya perjalanan, juga ada rencana pembelian mobil dinas dengan total
mencapai Rp 32,572 miliar, selain biaya perawatan gedung yang mencapai Rp 6,1
triliun.
Sungguh
ironi disatu sisi pemerintah begitu mudahnya menggunakan uang rakyat untuk
kepentingan yang tidak ada hasilnya kepada rakyat, tetapi di sisi lain, dengan
alasan untuk menghemat anggaran, Pemerintah menaikan TDL sebesar 15% karena
deficit APBN. Begitupun dengan BBM, pemerintah memutuskan melakukan pembatasan
BBM bersubsidi yang direncanakan bulan maret ini. Padahal, seperti yang
diprediksi oleh BPS, pembatasan BBM bersubsidi itu pasti menyebabkan kenaikan
harga barang atau inflasi. Ujung-ujungnya rakyat secara umum jugalah yang harus
menanggung akibatnya.
Pada
saat bersamaan pemerintah selalu memangkas subsidi bagi rakyat, ini terlihat
dari belanja fungsi kesehatan dari 19,8 triliun Rupiah di APBN P 2010 menjadi
13,6 triliun Rupiah di APBN 2011. Anggaran yang dialokasikan untuk
menanggulangi gizi buruk pada balita hanya Rp 209,5 miliar. Padahal dari
berbagai data, di Indonesia terdapat 4,1 juta balita yang mengalami gizi buruk.
Artinya, untuk satu balita hanya dialokasikan sekitar Rp 50 ribuan/balita/tahun
atau sekitar Rp 4 ribuan/balita/bulan.
Kapitalisme
banyak berkembang pada negara-negara barat, yang tentunya mencari pasar untuk
perekonomiannya. Akibat dari hal ini tentunya penguasaan atas wilayah yang
memiliki kekuatan ekonomi yang lemah (dilihat dari strategi dan modal),
sehingga kapitalisme semakin kokoh berdiri dan menciptakan jurang kesenjangan
yang dalam.
5.
Egoistik.
Dalam
sistem kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar utk
mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan
menghormati kepentingan umum.
6.
Monopolostik.
Dalam
sistem kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komoditas dan menimbunnya.
Apabila barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya utk dijual dgn harga
mahal yg berlipat ganda mencekik konsumen dan orang-orang lemah.
7. Terlalu
berpihak kepada hak milik pribadi.
Kapitalisme
terlalu mengagungkan hak milik pribadi. Sedangkan komunisme malah menghilangkan
hak milik pribadi.
8. Persaingan.
Sistem
dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan harga. Semua orang
berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan dalam sistem kapitalisme
berubah menjadi riba di mana yg kuat menerkam yg lemah. Hal ini sering
menimbulkan kebangkrutan pabrik atau perusahaan tertentu.
9. Perampasan
tenaga produktif.
Kapitalisme
membuat para tenaga kerja sebagai barang komoditas yg harus tunduk kepada hukum
permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia sebagai barang yg dapat ditawarkan
tiap saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti dgn orang lain yg
upahnya lbh rendah dan mampu bekerja lbh banyak dan pengabdiannya lbh baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mohtar
Mas’oed, Negara Kapital dan Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.
2. Restik
Anggada Pratama, 2012, Perkembangan Kapitalisme Di Indonesia, tersedia pada http://restik-a-p-fisip11.web.unair.ac.id