Pages

Mei 27, 2014

KOLONI - KOLONI DI BENUA AMERIKA






(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.





Disusun oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelas B





PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


A.  Koloni – Koloni di Benua Amerika
Tahun 1600-an merupakan awal dari terjadinya gelombang emigrasi dari Eropa ke benua Amerika secara besar-besaran. Selama lebih dari tiga abad, gerakan perpindahan penduduk ini tumbuh dari hanya beberapa ratus orang Inggris menjadi banjir berjuta-juta pendatang baru. Terdorong oleh motivasi yang kuat dan berbagai alasan lainnya,mereka pun membangun peradaban baru di kawasan utara benua tersebut. (Prof. Keith W. Olson, cs.tt: 1 dan USINFO, 2004: 14)
            Kelompok yang paling banyak datang ke benua Amerika adalah dari Inggris, Sama seperti para pendatang yang datang ke Benua Baru, mereka datang dalam kapal-kapal kecil yang berjubel penuh sesak. Selama pelayaran antara 6 sampai 12 minggu, mereka hidup dalam keadaan  yang terbatas terutama dalam hal makanan. Banyak sekali yang tewas karena penyakit, sementara kapal-kapal kecil itu juga sering dihantam badai, dan beberapa diantaranya hilang di laut.
            Masyarakat Eropa banyak  melakukan migrasi ke Amerika dilatar belakangi karena ingin melarikan diri dari penindasan politik, demi mencari kebebasan dalam beragama, adanya faktor renaissance dan reformasi, untuk memperoleh kesempatan ekonomi yang lebih baik, pengaruh dari kemajuan teknologi, atau pun untuk mencari petualangan dan mencari peruntungan yang lebih baik daripada di negeri mereka sendiri.
Kehidupan Koloni Inggris di Benua Amerika
a)        Koloni Utara
Di koloni-koloni utara atau daerah New England, sepereti hainya di daerah tengah dan selatan periode ekspansi konomi ditandai dengan terbentuknya stratifikasi sosial baru. Namun demikian, berbeda dengan koloni-koloni di daerah tengah dan selatan, koloni-koloni utara pada zaman kolonisaasi tidak diikuti dengan gelombang migrasi susulan dari Eropa dalam jumlah besar. Pertumbuhan penduduk lebih disebabkan karena jumlah kelahiran daripada migrasi pada daerah yang iklimnya mirip di Inggeris tersebut. Pertumbuhan penduduk yang cepat tersebut menyebabkan daya dukung daerah koloni menjadi berkurang. Sebagian penduduk yang tinggal di perkotan tidak memiliki tempat tinggal yang memadai dan hidup menganggur.
Stratifikasi sosial dengan jelas terlihat di Boston dimana masyarakat terbagi tiga antara kelompok pedagang aristokrat kaya yang mendominasi perekonomian daerah koloni pada strata atas, para pekerja perkotaan menempati strata tengah dan penduduk kota yang miskin pada lapisan bawah, Kepadatan penduduk dan stratifikasi sosial seperti ini mendorong sebagian penduduk New England genrasi ketiga dan keempat untuk bermigrasi ke daerah perawan di belahan barat Amerika Utara untuk mencari pemukiman dan kehidupan ekonomi baru.
Koloni New England di timur laut umumnya memmiliki tanah datar yang tipis, berbatu, dan relatif, ditambah musin dingin yang panjang sehingga mereka sulit untuk hidup dari bertani. mereka pun  beralih ke profesi lain, menggunakan energi air dan membuat tempat  penggilingan  gandum  serta penggergajian kayu. kayu balok yang baik mendorong pembuatan kapal. Pelabuhan unggul meningkatkan perdagangan dan laut menjadi sumber kekayaan yang besar. Di massachusetts, industri ikan kod dengan  cepat menjadi  sumber  kemakmuran.
Koloni teluk massachusetts  terus memperluas perniagaannya. Se- jak pertengahan abad 17, koloni itu tumbuh  makmur,  sehingga Boston menjadi salah satu pelabuhan  ter- besar Amerika. Berikut adalah koloni – koloni utara, diantaranya adalalah :
1.      New England
Koloni ini dirintis oleh William Bradford sebagai pemimpin kelompok pelarian gereja Anglican Inggris. Nama koloni pada awalnya Plymouth. Kemudian diubah menjadi New England adalah nama yang diberikan oleh Kapten John Smith sebagai penghormatan terhadap dewan New England di Inggris yang telah memberikan izin pada kongsi tersebut untuk menanampkan usaha di Amerika Utara. Tahun 1606 kelompok London mendapatkan keuntungan dari kolonisasi di Selatan. Perusahaan Plymouth mereorganisasi sebagai Dewan atas New England, suatu badan hukum dalam real estate daripada sekedar memajukan perdagangan. Dewan tersebut memindahkan tanah-tanahnya menjadi milik individual dan perusahaan-perusahaan dalam serangkaian dana bantuan yang tumpang tindih dan membingungkan. Hal ini, tetap atau berubah tergantung dana bantuan langsung dari Raja, asal saja dasar untuk semua koloni yang muncul di New England – Massachussetts (termasuk Plymouth dan Maine), Connecticut, Rhode Island, serta New Hampshire.
            Sebagian besar dari penduduk koloni New England dan hampir seluruh koloni adalah kaum Puritan, yang mempunyai motif keagamaan kuat yang sama kuatnya dengan motif ekonomi waktu meninggalkan inggris untuk bermukim di seberang lautan.
2.      Massachussetts
Kaum puritan mencoba mengubah Gereja Negara Inggris tepatnya pad abad ke-16 selama pergolakan agama. Pada dasarnya kaum puritan ini mengiginkan agar tata cara dalam beribadah dan susunan gereja yang mengacu pada Katolik Roma diganti dengan bentuk kepercayaan dan ibadah Protestan yang lebih sederhana. Ide reformis ini membuat kekacauan dalam masyarakat saat itu yang akhirnya memecahbelah masyarakat dan merongrong kekuasaan kerajaan.
Di tahun 1607, sekelompok kecil kaum separatis – sekte Puritan radikal yang tidak percaya Gereja Negara dapat direformasi- memisahkan diri ke Leiden, Belanda, tempat mereka mendapatkan suaka dari penguasa di sana. Namun kaum Calvinis Belanda memanfaatkan mereka untuk menjadi pekerja kasar dengan bayaran murah. Beberapa anggota perhimpunan agama ini menjadi tidak puas dengan perlakuan diskriminatif ini dan memutuskan untuk bermigrasi ke Dunia Baru.
Di tahun 1620, sekelompok kaum Puritan Laiden mendapat sebuah hak paten dari Virginia Co. Maka, sebuah kelompok berjumlah 101 orang yang terdiri dari laki-laki, wanita, dan anak-anak berlayar ke Virginia dengan kapal Mayflower. Badai mengirim     kapal itu jauh ke utara hingga  mereka mendarat di Cape Cod, New England. Yakin bahwa mereka di luar kekuasaan mana pun, mereka menyusun perjanjian resmi untuk berpegang kepada ‘hukum yang adil dan setara’ yangdi buat oleh para pimpinan yang mereka pilih sendiri. Perjanjian ini adalah Mayflower Compact (Kesepakatan Mayflower).
Di bulan Desember, kapal Mayflower mencapai pelabuhan Plymouth. Di tempat inilah kaum Pilgrim sepanjang musim dingin membangu pemukima mereka. Nyaris separuh dari mereka tewas karena udara dingin dan penyakit. Gelombang baru imigran segera berdatangan di Pantai Teluk Massachussetts pada tahun 1630. Bekal mereka adalah mandat dari Raja Charles I untuk membentuk sebuah koloni. Banyak dari mereka adalah kaum Puritan yang praktek keagamaannya semakin dilarang di Inggris. Pemimpin mereka, John Winthrop, secara terbuka menyatakan ingin mendirikan “sebuah kota di atas bukit” di Dunia Baru. Dengan pernyataannya, ia memaksudkan sebuah tempat kaum Puritan akan hidup dengan peraturan ketat yang sesuai dengan kepercayaan mereka.
Koloni Teluk Massachussetts memegang peranan penting dalam perkembangan di seluruh kawasan New England. Keberhasilannya adalah karena Winthrop dan rekannya sesama kaum Puritan berhasil menerapkan anggaran dasar mereka di san. Dengan demikian, kekuasaan atas pemerintahan di koloni ini berada di Massachussetts, bukan di Inggris.
3.      Rhode Island
Providence, Rhode Island (1636), adalah sebuah daerah dimana Roger William yang saat itu sebagai pendeta muda mendirika koloni di Amerika, tepatnya setelah ia dibuang dari Teluk Massachussetts. Hal ini dikarenakan keberaniannya menentang Pengadilan Umum secara terbuka. Ia keberatan atas perampasan tanah suku Indian yang dilakukan secara semena-mena oleh pihak koloni dan hubungan koloni dengan Gereja Inggris.
Di sinilah ia mulai membangun koloni Amerika pertama yang benar-benar memisahkan gereja dari negara, di mana kebebasan beragama dipraktekan.
4.      Connecticut
            Kaum Puritan Ortodoks yang berupaya mencari lahan dan keberuntungan lebih baik, segera mulai meninggalkan Koloni Teluk Massachussetts. Kabar tentang kawasan subur di Lembah Sungai Connecticut, misalnya, telah menarik minat kaum petani yang mengalami masa sulit dengan tanah tandus. Pada awal tahun 1630-an, banyak orang yang berani  menghadapi bahaya serangan suku Indian demi mendapatkan tanah subur dan rata. Kelompok-kelompok baru ini tidak menjadikan keanggotaan gereja sebagai prasyarat untuk bisa memberikan suara. Maka, makin banyak orang yang pindah ke wilayah tersebut.
5.      New Hampshire, Maine
Pada saat yang bersamaan, pemikiman-pemukiman lain mulai tumbuh di sepanjang pantai New Hampshire dan Maine, saat kian banyak imigran yang berdatangan mencari tanah dan kebebasan yang tampaknya ditawarkan oleh Dunia Baru. New Hampshire dan Maine kemudian menjadi milik terpisah antara Kapten John Mason dan Sir Fernando Gorges, ketika pada tahun 1629 mereka membagi sepanjang Sungai Piscataqua dari Dewan untuk New England.  Massachussetts Bay Co. kemudian berniat meluaskan wilayahnya ke utara tetapi kasusnya kalah melawan ahli waris baik dari Mason maupun Gorges di pengadilan tinggi di Inggris. New Hampshire kemudian pada tahun 1679 diatur sebagai propinsi tersendiri. Maine, keluarga Gorges menjual hak mereka , dan menyisakan sebagian massachussetts sejak 1691 sampai  diakui bergabung ke dalam Union sebagai negara bagian pada tahun 1820.
b)       Koloni Tenggah
Koloni bagian tengah kaum kolonis memusatkan kegiatan ekonominya pada sektor pertanian terutama biji-bijian, babi dan sapi yang dapat dieskpor ke West Indies. Hasil pertanian tersebut dapat meningkatkan kemakmuran bukan hanya para petani di daerah pertanian yang subur melainkan juga para pedagang di perkotaan seperti New York dan Philadelphia. Namun demikian tidak semua kaum kolonis di daerah itu memperoleh kemakmuran. Sebagian di antara mereka tetap miskin seperti hainya ketika hidup di negeri asalnya. Kondisi ini telah menciptakan struktur sosial baru. Selain itu masyarakat koloni Tenggah juga bergantung pada sektor industri dan perdagangan.
New York, merupakan contoh dari sifat poliglot Amerika. Tahun 1646 populasi di sepanjang sungai hudson mencakup orang Belanda, Perancis, Denmar, Norwegia, Swiss, Inggris, Skotlandia, Irlandia, Jerman, Polandai, Bohemia, Portugis dan Italia. Masyarakat belanda terus menerus menerapkan pengaruh ekonomi yang besar diwilayah New York setelah runtuhnya New Nederland dan integrasinya ke sistem koloni Inggris. Berikut adalah koloni tengah, diantaranya adalah :
1.      New York     
Awalnya daerah koloni ini bernama Nieuw Amsterdam, merupakan nama awal dari koloni yang dirintis oleh kongsi dagang belanda pada tahun 1624. Lengkapnya setelah Republik Belanda berhasil mencapai kemerdekaan dari Spanyol, segera membangun karirnya dalam perdagangan luar negeri dan mebangun kekaisaran di Asia, Afrika, dan Amerika. Untuk memperoleh keabadian dalam beberapa urusan, Perusahaan India Barat Belanda mulai membangun perkampungan, mengangkut seluruh keluarganya.  Nama koloni ini di ubah menjadi New Yourk pada tahun 1664 setelah di ambil alih oleh Inggris. Nama itu diambil sesuai dengan nama Duke of York yang berkuasa di Inggris dengan gelar James II.
2.      Pensylyania
Koloni ini berkembang pesat di bawah pimpinan William Penn. Tahun 1685 penduduk wilayah ini mencapai 9.000 jiwa. Pusat dari koloni ini adalah di kawasan Philadelphia. Pada akhir periode kolonial. Hampir seanad kemudia terdapat 30.000 orang yang tinggal diwilayah ini. Meskipun sekte Quakers mendominasi Philadelphia kepercayaan lainnya terwakili dengan baik.
Pennsylvania juga merupakan gerbang utama menuju Dunia Baru bagi para  Scots-Irish, yang pindah ke koloni itu pada awal abad ke-18. Orang asing yang pemberani  na- mun melaratdemikianlah sebutan salah  seorang  otoritas  Pennsylva- nia bagi mereka. kaum Scots-Irish membenci orang Inggris dan curiga pada semua pemerintahan.  mereka cenderung  bermukim  di tepi kota, tempat mereka membuka lahan dan hidup dengan berburu  dan bertani ala kadarnya.

c)        Koloni Selatan
Berbeda dengan koloni di wilayah Utara dan Tengah, koloni di wilayah selatan lebih di dimonasi oleh penduduk pedasaan yang sangat tergantung pada sektor agraria Oleh karena itu tanah memiliki nilai yang sangat tinggi.
Pada ahhir abad ke-17, struktur ekonomi dan sosial Virginia serta Maryland bersandar pada pemilik perkebunan besar dan petani kecil. Pemilikperkebunan dari wilayah tidewater, ditunjang oleh tenaga budak, yang menguasai sebagian besar kekuatan politik dan lahan terbaik. Mereka mambangun rumah besar yang mengadaptasi gaya hidup aristokratis. Para petani kecil yang bercocok tanam di lahan yang lebih kecil menempati majelis-majelis populer dan membuka jalan hingga masuk ke dunia politik. Berikut ini adalah koloni – koloni Selatan diantaranya adalah :


1.      Virginia
Virginia merupakan sebuah koloni yang di cetuskan oleh masyarakat Inggris di Amerika Utara, tepatnya di pelopori oleh Jamestown. Kata Virginia sendiri merupakan nama yang diberikan untuk menghormati ratu Inggris saat itu, tidak lain adalah ratu Elizabeth (the virgin queen). Nama Virginia diberikan Elizabeth untuk memberi nama sebuah daratan yang tak tentu namanya di Amerika Utara yang berbatasan dengan Laut Atlantik. Terdapat dua kelompok saudagar yang berminat, yang satu terletak di Plymouth dan satunya d London. Pada tahun 1606, saudagar yang berada di London-lah yang mendapat sebuah piagam dari Raja James I untuk membangun koloni di antara garis lintang ke-34 dan 38. Dengan mengambil contoh EIC, mereka tidak bermaksud untuk membangun sebuah perkampungan pertanian melainkan yang dibangun adalah pos perdagangan.
Ekspedisi pertama mereka dengan tiga kapal kecil yang membawa 120 orang berlayar menuju Teluk Chesapeake dan naik ke atas Sungai James di musim semi pada tahun 1607. Kelompok yang terdiri dari orang-orang kota dan para petualang ini lebih tertarik untuk mencari emas, menumpuk kayu, aspal, bijih besi daripada harus berladang atau bertani.  Kapten John Smith, tampil sebagai sosok yang dominan dalam kelompok tersebut.
Setelah John Smith kembali dari Inggris pada tahun 1609, koloni itu menjadi kacau. Sebagian penduduk tewas akibat kelaparan dan penyakit (1609-1610). Penduduk yang awalnya berjumlah 500 orang hanya tersisa 60 orang pada bulan Mei 1610.  Hal ini tidak berlangsung lama, tepatnya pada tahun 1612, John Rolfe  mulai melakukan perombakan untuk menghidupkan Virginia, yaitu melalui kegiatan menyilangkan benih tembakau dari India Barat dengan perdu asli Amerika dan menghasilkan jenis baru yang cocok dengan selera orang Eropa,  dari kegiatan pertanian tersebut Virginia mampu menjadi pusat penghasil tembakau berkualitas tinggi dan menjadi komoditi eksport ke Inggris dimana pengiriman tembakau ini pertama kali mancapai London pada tahun 1614. Para petani Virginia lebih memilih menanam tembakau di sepanjang sungai yang lahannya subur dan memudahkan melakukan pengangkutan dengan kapal-kapal milik Inggeris. Dalam tempo sepuluh tahun, tembakau menjadi sumber pernghasilan terbesar Virginia. Namun demikian, ketika Virginia mengalami kelebihan produksi koloni ini mengalami kerugian karena harga di pasaran jatuh.  
2.      Maryland.
Tahun 1632 di sebelah utara Virginia, Lord Baltimore, mendirikan koloni bernama Maryland. Nama tersebut diambil dari nama Ratu Perancis bernama Henrietta Maria. Sejak awal berdirinya koloni ini berkembang pesat. Keluarga Baltimore menduduki posisi penting dalam pemerintahan, karena koloni ini dikelola oleh perusahaan pereseorangan.
Pada bulan Maret 1634, Ark dan Dove, membawa 2 sampai 3 ratus penumpang, sebagian besar penganut Katolik Roma, masuk ke Potomac dan  belok ke salah satu anak sungai sebelah timur. Di tebing yang tinggi dan kering inilah mereka membangun kampung, St. Mary, bertetangga dengan orang Indian, yang telah menarik diri untuk menghindari musuh-musuh  pribumi, menolong dengan mencukupi persediaan jagung. Orang-orang Maryland pada awalnya tahu tidak ada kematian besar-besaran, tidak terjadi wabah penyakit, dan tidak ada kelaparan.  Masalah Serius muncul dari perselisihan daerah perbatasan dengan orang-orang Virginia. Perselisihan  menimbulkan pertumpahan darah tetapi pada akhirnya  diselesaikan oleh keputusan Raja  yang menyokong Maryland.(Richard N. Current, 1965: 16)
            Posisi penting dari keluarga Baltimore tersebut berakhir sampai tahun 1715, setelah terjadi perubahan kekuasaan di Kerajaan Inggris. Sejak tahun itu pula, Maryland diambil alih oleh pemerintah Inggris. Meskipun demikian, keluarga Baltimore tetap memiliki hak istimewa.
3.      The Carolinas
            Enam dari tiga belas koloni terakhir berasal sebelum perang saudara di Inggris pada tahun 1640an, yang menghentikan kegiatan kolonisasi di luar negeri. Kemudian pada tahun 1660 Charles II kembali dari pengasingannya untuk memerintah sebagai Raja Merry dan mendapat hadiah sebagai orang istana yang agung di Dunia Baru. Ia tidak hanya diakui dengan piagam kerajaan, tetapi juga diberikan kepadanya koloni tambahan: Carolina Utara, Carolina Selatan, New York, New Jersey, Pennsylvania, dan Delaware.(Richard N. Current, 1965: 20)
            Carolina (menurut bahasa Latin Carolinus, berarti Charles), sebagian diperoleh seperti Maryland yang diperoleh  dari  daerah Virginia, dihadiahkan oleh Charles II untuk suatu kelompok dari delapan kelompok favoritnya, para politikus terkemuka, diantara dari mereka yang paling aktif dalam urusan-urusan Carolina adalah Anthony Cooper, Lord Ashley.  Di dalam piagam berturut-turut tahun 1663 dan 1665 delapan orang ini menerima hak bersama atas seluruh wilayah yang berada di antara garis lintang 29’ dan 36’ 30’. Seperti halnya Lord Baltimore di Maryland, mereka berharap memperoleh keuntungan sebagai tuan tanah dan spekulan tanah, menjual atau menghadiahkan lain-lain dalam bidang kecil, dan menarik pembayaran tahunan. Terdapat dua areal pemukiman yang terpisah, satu di utara dan satunya lagi di selatan Semenanjung Fear.  Setelah dua wilayah diperlakukan sebagai satu koloni, dengan gubernur yang sama, pada akhirnya pemilik modal menjadikan sebagai koloni terpisah pada tahun 1712, masing-masing dengan gubernur yang berbeda sebagai pemiliknya.
            Carolina Utara dan Carolina Selatan mempunyai karakteristik dan sejarah yang agak berbeda.  Penghuni pertama di Carolina Utara berasal  dari tanah koloni lain-sedikit dari New England, sebagian besar berasal dari Virginia. Perintis ini menunjukkan tanda-tanda lalai oleh si pemilik, yang telah memberikan perhatiannya ke separuh selatan dari miliknya. Di Carolina Selatan pemiliknya melihat  kepada pembangunan kota Charleston, dengan dermaga, benteng, rumah-rumah  yang baik, dan jalan-jalan yang lebar. Beberapa dari pemimpin-pemimpin awal koloni dan beberapa penduduk pertamanya berasal dari perkebunan tebu yang mengalami kemunduran di India Barat Inggris, khususnya Barbados.  Perkebunan yang makmur dibangun di tanah daratan, dan jumlah penduduk tumbuh lebih cepat di sini dibandigkan di utara Tanjung Fear. (Richard N. Current, 1965: 20-21)
            Pada tahun setelah penghadiahan Carolina Charles II dilimpahi seluruh wilayah yang terbentang antara Connecticut dan Sungai Delaware oleh saudaranya Duke of York tahun 1664 ( setelah itu  Raja James II). Sebagian besar dari daratan ini agaknya menjadi milik Massachussetts Bay Company atas atas hadiah perusahaan laut ke laut. Seluruh kawasan telah diklaim oleh Belanda, yang telah menanamkan beberapa poin strategis di dalam kawasan tersebut.
4.      Georgia
            Georgia dalam pembentukannya memiliki tujuan utamanya adalah sebagai tempat untuk memenjarakan orang-orang Inggris yang berhutang, dan untuk membangun benteng pertahanan guna melawan orang-orang Spanyol yang berada di selatan daerah perbatasan Inggris Amerika.
            Piagam dari George III (1732) memindahkan tanah di antara Savannah dan Sungai Altamaha kepada pemerintahan Jenderal James Oglethrope dan wakilnya untuk periode 21 tahun. koloni ini memiliki kebijakan untuk memenuhi kebutuhan akan keamanan militer.  Orang-orang Negro dan budak dilarang masuk ke koloni ini, dan juga orang-orang Katolik Roma, guna mencegah  bahaya yang ditimbulkan oleh situasi pada masa-masa perang, dan persekongkolan  dengan musuh. Perdagangan dengan orang Indian pun diatur secara ketat.
            Koloni yang berdekatan dengan Florida ini, atau malah mungkin masuk tapal batas Florida yang diduduki Spanyol, dipandang sebagai tameng terhadap penyerbuan Spanyol. Namun Georgia juga kualitas unik yang lain: Jendral James Oglethrope yang memipin benteng Georgia adalah seorang tokoh pembaharu yang sengaja membuat tempat penampungan di mana kum miskin dan para mantan narapidana diberi kesempatan baru.
            Sebelum dua puluh satu tahun dari masa perwalian berakhir, aturan melawan perkebunan besar, budak, dan rum dihapuskan, dan setelah 1750 Georgia telah berdiri di sepanjang garis yang sejajar dengan Carolina Selatan.

Kehidupan Koloni Portugis di Benua Amerika
Ekspedisi Pedro Alvares Cabral ke Brasil pada tanggal 22 April 1500 merintis kekuasaan bangsa Portugis atas wilayah Amerika Selatan. Yang mana para penguasa dan pedagang lokal di daerah tersebut harus tunduk pada Portugal, apabila ada perlawanan akan terjadi penyerangan maupun penaklukan. Dan untuk mengkonsolidasikan dan memperkuat kendali Portugis atas Brasil, pada tahun 1553 Raja John III membentuk 12 sistem kerajaan kecil meskipun hanya Pernambuco dan Sao Vicente yang benar-benar menguntungkan.
Koloni yang dirintis oleh bangsa Portugis berpusat di daerah Brazil. Dalam memperlakukan daerah jajahannya, Portugal dikenal lebih moderat sehingga jarang terjadi konflik anatar daerah jajahan dengan negara induk. Bangsa Portugis melakukan kolonisasi di benua Amerika ini dilandasi oleh beberapa hal diantaranya adalah keuntungan perdagangan di India sudah tidak memadai untuk   menanggung biaya kerajaan yang relatif boros, yang pada akhirnya didirikan pemukiman Portugis yang bersifat permanen di Sao Vicente (Brazil) pada tahun 1532.
Pada mulanya Brazil diperintah oleh gubernur yang berkedudukan di Bahia, ibukota Brazil waktu itu. Tahun 1763, Gubernur diganti dengan wakil raja yang memindahkan ibukota ke Rio de Jenero. Wakil raja berwenang mengumpulkan pajak, menjaga keamanan pantai terhadap bajak laut dan pedagang gelap serta memaksakan pemerintahan Portugis atas rakyat Brazil. Seluruh Brazil dibagi dalam distrik yang dinamakan Captaincy yang diperintahkan oleh seorang Donatorio yang pada abad ke-18 diganti oleh jabatan gubernur. Tiap distrik dibagi dalam Municipality (kota Madya) yang mempunyai satu dewan kota yang dinamakan Camara yang anggotanya dipilih dari tuan tanah besar, pedagang besar dan aristokrat.
Wilayah Brasil memiliki bahan tambang berupa emas dan kayu celup yang sangat laku di pasaran Eropa. Perekonomian dari koloni Portugis di wilayah Amerika khususnya amerika bagian selatah adalah perdagangan, seperti gula tebu adalah salah satu komoditas utama selain kayu pau. Pusat utama produksi gula adalah Pernambuco. Gula adalah kegiatan ekonomi utama di Brasil, pada abad keenam belas dan ketujuh belas.
Kehidupan intelektual di Barzil sangat rendah. Hanya gereja Katholik saja yang mengusahakan untuk anak-anak miskin, sedangkan pemerintah kolonial sama sekali tidak menghiraukan pendidikan. Pemerintah Portugis tidak mendirikan universitas satupun. Sebagian besar dari rakyat Brazilia masih buta huruf. Menjelang akhir penjajahanbaru terdapat sebuah percetakan.
Dalam bidang perdagangan Portugal berhasil memonopoli perdagangn rempah-rempah dari Maluku ke Lisabon. Minatnya ke arah mengamankan dan menjamin jalur pelayaran dan pangkalan yang penting di daerah tertentu membuatnya berhasil dalam hal perdagangan dan pelayaran niaga, sehingga dalam memperlakukan daerah jajahannya berbeda dengan Spanyol yang cenderung mengeruk habis kekayaan daerah jajahan.

Kehidupan Koloni Spanyol di Benua Amerika
Spanyol melakuakan kolonisasi di daerah Amerika Latin, termasuk diantaranya Mexico, Chilli, Argentina, Uruguay, Panama, Peru, Kuba, Geutamala, Ekuador, Venezuela, dan Paraguay. Dimana daerah yang di bawah kendali Spanyol termasuk dalam kekuasaaan mahkota Spanyol yang berada di baah kendali raja yang mempunyai kekuasaan eksekutif atas rakyat, kekayaan alam, perdagangan dan pemerintahan. Setiap tahunnya Spanyol mengirimkan dua armada yang dikirim ke Veracrus (mexico) dan Puerte Rico (Panama). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengawasi perdagangan dengan dunia baru serta untuk mencegah orang-orang Inggris, Perancis, dan Belanda.
Pada tahun 1681 pemerintah Spanyol mengeluarkan UU dengan nama Recopilacion de leyes de los Reynos de Indias yang dikenal dengan Leves de Indias. UU ini berisi 6.377 UU yang disusun dalam 9 buku dan diatur dalam tiap-tiap soal dalam 218 bab. Dalam sejarah pemerintahan kolonial, Spanyol termasuk pemerintah kolonial yang paling baik dalam bidang perundang-undangan kolonial yang berusaha sebaik mungkin mengatur kehidupan rakyat jajahannya. Bila terjadi kekejaman dan pemerasan, maka hal ini bergantung kepada para pelaksana di daerah jajahan.
Daerah – daerah yang dirasa belum aman kemudian diperintah oleh seorang kapiten jendral (adelantado), yakni pemerintahan militer. Adelantado sendiri pada dasarnya mempunyai wewenang untuk merebut daerah-daerah baru dan mengusahakan kekayaan alam. Untuk koloni – koloni yang besar dan kaya akan berada dibawah diperintahkan oleh Viceroy atau wakil raja  yang dimasukkan ke dalam daerah Vice Royally. Sedangkan untuk koloni-koloni kecil akan berada di bawah pemerintahan kapiten kenderal atau gubernur. Baik Viceroy maupun Adelantado, keduanya sama – sama diangkat oleh raja Spanyol. Sedangkan dalam hal pegawasan terhadap kekuasaan para wakil raja dan gubernur maka dibentuklah Audince.
Spanyol mendirikan pendidikan formal seperti sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Sekolah yang pertama didirikan pada tahun 1523 di Mexico. Pada tahun 1547 dibuka sekolah untuk anak-anak Mexico. Tahun 1553 raja Carlos I mendirikan Universitas di Mexico City. Berturut-turut dibuka lima universitas pada tahu 1572 bernama Universitas San Marco, di Cordoba (Argentina), di Santiago (Chile) dan di Caracas (Venezuela). Dalam sejarah pendidikan tinggi, Spanyol termasuk satu negara kolonial yang paling banyak mendirikan universitas di tanah jajahannya.
Dalam sektor kebudayaan bangsa Spanyol mengembangkan peradaban dan kebudayaannya di Amerika Latin, sehingga bangsa Indian mengetahui peradaban dan kebudayaan melalui sekolah dan perguruan tinggi banyak juga pengarang-pengarang bangsa Spanyol yang menulis tentang sejarah dan suka duka yang mereka saksikan di Amerika Latin. Terdapat juga para penulis puisi dan prosa yakni Sor Juana Ines de la Cru dan Alonso de Ercilia y. Zunga.
Tepatnya pada tahun 1898 terjadi  Perang Spanyol-Amerika yang akhirnya mengakibatkan hilangnya koloni Spanyol yang tersisa di Amerika. Hal Ini merupakan akhir dari kekuasaan Spanyol di Amerika, setelah itu Spanyol tersebar di seluruh benua itu dan menetap di tempat yang berbeda. Tapi koloni Spanyol di Amerika masih ada selama beberapa saat lagi, terutama terdiri dari imigran miskin atau diasingkan secara politik Spanyol, di Kuba, Meksiko dan Argentina. 

B.       Munculnya Pemerintah Kolonial
Fase  awal  dari  perkembangan  kolonial, karakteristik luar biasa yang terlihat  adalah kurangnya kendali yang berpengaruh dari pemerintah  Inggris. Semua koloni kecuali   Georgia   muncul   sebagai perusahaan   dengan   para   pemegang saham,  atau  sebagai pemilik properti  feodal, yang         berakar dari piagam yang diberikan oleh kerajaan. Tentu saja, fakta bahwa raja telah memindahkan  kedaulatannya atas pemukiman Dunia Baru dalam bentuk saham perusahaan dan pemilik properti tidak  berarti  koloni di Amerika harus bebas tanpa kendali dari luar. menurut  kesepakatan undang-undang Perusahaan Virginia, contohnya, otoritas penuh pemerintahan dipegang oleh perusahaan  itu sen- diri. meski demikian, kerajaan berharap perusahaan itu menjadi penduduk   Inggris.  Oleh  karena itu,   penduduk   Virginia  tak kan memiliki suara dalam pemerin- tahan mereka, sama halnya jika sang raja sendiri yang memegang kekuasaan di sana.
Kebebasan politik menggabungkan konsep kemerdekaan dalam undang - undang pertama Virginia. Undang- undang  itu  menjamin  warga  koloni Inggris untuk  mempraktikkan kebebasan, hak memilih dan ke- kebalan seperti jika mereka me- matuhi dan dilahirkan dalam realitas Inggris ini. mereka kemudian menikmati keuntungan Piagam Magna Carta undang-undang mengenai   kebebasan  politik   dan sipil yang dikeluarkan oleh raja john pada  1215dan hukum  umum sistem hukum Inggris didasarkan pada konstitusi legal sebelumnya atau tradisi, bukan hukum  statuta. Pada 1618, Persekutuan Virginia me- ngeluarkan instruksi kepada guber- nur yang ditunjuk yang menyatakan bahwa setiap penduduk bebas dalam perkebunan harus memilih wakilnya untuk  bergabung dengan gubernur dan dewan yang ditunjuk dalam mengesahkan peraturan pemerintah demi kemakmuran koloni.
Langkah ini terbukti menjadi yang salah satu langkah dengan dampak paling jauh ke depan dalam seluruh periode kolonial. Sejak saat itu, masyarakat umum menerima fakta bahwa warga koloni mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan mereka sendiri. Dalam banyak kasus, manakala menyusun kebijakan masa depan, raja menjamin dalam undang-undang  bahwa setiap manusia  bebas dalam koloni harus memiliki suara dalam  badan  legislatif yang  ber- kaitan langsung dengan mereka. Oleh  karena  itu,  piagam  yang diserahkan kepada Calverts di maryland, William Penn di Pennsylvania, tuan tanah di North dan South Carolina, serta tuan tanah di New jersey menekankan  bahwa legislasi harus dilaksanakan dengan izin manusia bebas.
            Pada 1689, Undang undang hak Azasi dan Undang-Undang toleransi Inggris memastikan kebebasan beragama bagi orang kristen  di   koloni   serta   di Inggris dan menerapkan pembatasan terhadap kerajaan. tidak kalah pentingnya, Second Treatise on Government (1690) karya john Locke tentang justifikasi teoretis utama  revolusi  Agung, memaparkan teori pemerintah yang tidak berdasarkan hak ilahi, melainkan berdasarkan kontrak. tulisan itu menjelaskan bahwa manusia memiliki hak asasi akan kehidupan, kebebasan, dan kepemilikan, serta berhak memberontak  bila pemerintah melanggar hak mereka.
Pada awal abad 18, hampir semua koloni berada di bawah yurisdiksi langsung kerajaan Inggris, tetapi mengikuti aturan yang dibentuk oleh revolusi Agung. Gubernur koloni mencoba menerapkan kekuasaan yang menghilang dari ta- ngan raja di Inggris, tetapi majelis koloni yang mengetahui peristiwa tersebut, berupaya mengesahkan hak dan kebebasanmereka. Dasar tuntutan mereka adalah pada dua  kekuatan  signifikan yang mirip dengan apa yang dianut oleh Parlemen Inggris hak untuk memilih  dalam  masalah  pajak, pembelanjaan dan hak memulai legislasi ketimbang hanya bereaksi terhadap proposal dari gubernur.
Legislatur menggunakan hak ini untuk mengawasi kekuasaan gubernur kerajaan dan mengizinkan cara lain untuk  memperluas  kekuasaan serta pengaruh mereka. Perselisihan yang sering terjadi antara gubernur  dan majelis menyebabkan kesemrawutan politik kolonial dan menyadarkan semakin  banyak warga koloni  tentang perbedaan  antara  kepentingan Amerika dan Inggris. Dalam banyak kasus, otoritas kerajaan tidak memahami pentingnya tindakan majelis kolonial dan  mengabaikan  mereka begitu saja. meski demikian, preseden dan prinsip yang dibentuk pada saat konflik antara majelis dan gubernur pada akhirnya menjadi bagian konstitusi tidak tertuliskoloni. Dengan cara ini, badan pembuat undang-undang kolonial menyatakan hak atas pemerintahan otonomi.

Tidak ada komentar:

KOLONI - KOLONI DI BENUA AMERIKA






(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.





Disusun oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelas B





PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


A.  Koloni – Koloni di Benua Amerika
Tahun 1600-an merupakan awal dari terjadinya gelombang emigrasi dari Eropa ke benua Amerika secara besar-besaran. Selama lebih dari tiga abad, gerakan perpindahan penduduk ini tumbuh dari hanya beberapa ratus orang Inggris menjadi banjir berjuta-juta pendatang baru. Terdorong oleh motivasi yang kuat dan berbagai alasan lainnya,mereka pun membangun peradaban baru di kawasan utara benua tersebut. (Prof. Keith W. Olson, cs.tt: 1 dan USINFO, 2004: 14)
            Kelompok yang paling banyak datang ke benua Amerika adalah dari Inggris, Sama seperti para pendatang yang datang ke Benua Baru, mereka datang dalam kapal-kapal kecil yang berjubel penuh sesak. Selama pelayaran antara 6 sampai 12 minggu, mereka hidup dalam keadaan  yang terbatas terutama dalam hal makanan. Banyak sekali yang tewas karena penyakit, sementara kapal-kapal kecil itu juga sering dihantam badai, dan beberapa diantaranya hilang di laut.
            Masyarakat Eropa banyak  melakukan migrasi ke Amerika dilatar belakangi karena ingin melarikan diri dari penindasan politik, demi mencari kebebasan dalam beragama, adanya faktor renaissance dan reformasi, untuk memperoleh kesempatan ekonomi yang lebih baik, pengaruh dari kemajuan teknologi, atau pun untuk mencari petualangan dan mencari peruntungan yang lebih baik daripada di negeri mereka sendiri.
Kehidupan Koloni Inggris di Benua Amerika
a)        Koloni Utara
Di koloni-koloni utara atau daerah New England, sepereti hainya di daerah tengah dan selatan periode ekspansi konomi ditandai dengan terbentuknya stratifikasi sosial baru. Namun demikian, berbeda dengan koloni-koloni di daerah tengah dan selatan, koloni-koloni utara pada zaman kolonisaasi tidak diikuti dengan gelombang migrasi susulan dari Eropa dalam jumlah besar. Pertumbuhan penduduk lebih disebabkan karena jumlah kelahiran daripada migrasi pada daerah yang iklimnya mirip di Inggeris tersebut. Pertumbuhan penduduk yang cepat tersebut menyebabkan daya dukung daerah koloni menjadi berkurang. Sebagian penduduk yang tinggal di perkotan tidak memiliki tempat tinggal yang memadai dan hidup menganggur.
Stratifikasi sosial dengan jelas terlihat di Boston dimana masyarakat terbagi tiga antara kelompok pedagang aristokrat kaya yang mendominasi perekonomian daerah koloni pada strata atas, para pekerja perkotaan menempati strata tengah dan penduduk kota yang miskin pada lapisan bawah, Kepadatan penduduk dan stratifikasi sosial seperti ini mendorong sebagian penduduk New England genrasi ketiga dan keempat untuk bermigrasi ke daerah perawan di belahan barat Amerika Utara untuk mencari pemukiman dan kehidupan ekonomi baru.
Koloni New England di timur laut umumnya memmiliki tanah datar yang tipis, berbatu, dan relatif, ditambah musin dingin yang panjang sehingga mereka sulit untuk hidup dari bertani. mereka pun  beralih ke profesi lain, menggunakan energi air dan membuat tempat  penggilingan  gandum  serta penggergajian kayu. kayu balok yang baik mendorong pembuatan kapal. Pelabuhan unggul meningkatkan perdagangan dan laut menjadi sumber kekayaan yang besar. Di massachusetts, industri ikan kod dengan  cepat menjadi  sumber  kemakmuran.
Koloni teluk massachusetts  terus memperluas perniagaannya. Se- jak pertengahan abad 17, koloni itu tumbuh  makmur,  sehingga Boston menjadi salah satu pelabuhan  ter- besar Amerika. Berikut adalah koloni – koloni utara, diantaranya adalalah :
1.      New England
Koloni ini dirintis oleh William Bradford sebagai pemimpin kelompok pelarian gereja Anglican Inggris. Nama koloni pada awalnya Plymouth. Kemudian diubah menjadi New England adalah nama yang diberikan oleh Kapten John Smith sebagai penghormatan terhadap dewan New England di Inggris yang telah memberikan izin pada kongsi tersebut untuk menanampkan usaha di Amerika Utara. Tahun 1606 kelompok London mendapatkan keuntungan dari kolonisasi di Selatan. Perusahaan Plymouth mereorganisasi sebagai Dewan atas New England, suatu badan hukum dalam real estate daripada sekedar memajukan perdagangan. Dewan tersebut memindahkan tanah-tanahnya menjadi milik individual dan perusahaan-perusahaan dalam serangkaian dana bantuan yang tumpang tindih dan membingungkan. Hal ini, tetap atau berubah tergantung dana bantuan langsung dari Raja, asal saja dasar untuk semua koloni yang muncul di New England – Massachussetts (termasuk Plymouth dan Maine), Connecticut, Rhode Island, serta New Hampshire.
            Sebagian besar dari penduduk koloni New England dan hampir seluruh koloni adalah kaum Puritan, yang mempunyai motif keagamaan kuat yang sama kuatnya dengan motif ekonomi waktu meninggalkan inggris untuk bermukim di seberang lautan.
2.      Massachussetts
Kaum puritan mencoba mengubah Gereja Negara Inggris tepatnya pad abad ke-16 selama pergolakan agama. Pada dasarnya kaum puritan ini mengiginkan agar tata cara dalam beribadah dan susunan gereja yang mengacu pada Katolik Roma diganti dengan bentuk kepercayaan dan ibadah Protestan yang lebih sederhana. Ide reformis ini membuat kekacauan dalam masyarakat saat itu yang akhirnya memecahbelah masyarakat dan merongrong kekuasaan kerajaan.
Di tahun 1607, sekelompok kecil kaum separatis – sekte Puritan radikal yang tidak percaya Gereja Negara dapat direformasi- memisahkan diri ke Leiden, Belanda, tempat mereka mendapatkan suaka dari penguasa di sana. Namun kaum Calvinis Belanda memanfaatkan mereka untuk menjadi pekerja kasar dengan bayaran murah. Beberapa anggota perhimpunan agama ini menjadi tidak puas dengan perlakuan diskriminatif ini dan memutuskan untuk bermigrasi ke Dunia Baru.
Di tahun 1620, sekelompok kaum Puritan Laiden mendapat sebuah hak paten dari Virginia Co. Maka, sebuah kelompok berjumlah 101 orang yang terdiri dari laki-laki, wanita, dan anak-anak berlayar ke Virginia dengan kapal Mayflower. Badai mengirim     kapal itu jauh ke utara hingga  mereka mendarat di Cape Cod, New England. Yakin bahwa mereka di luar kekuasaan mana pun, mereka menyusun perjanjian resmi untuk berpegang kepada ‘hukum yang adil dan setara’ yangdi buat oleh para pimpinan yang mereka pilih sendiri. Perjanjian ini adalah Mayflower Compact (Kesepakatan Mayflower).
Di bulan Desember, kapal Mayflower mencapai pelabuhan Plymouth. Di tempat inilah kaum Pilgrim sepanjang musim dingin membangu pemukima mereka. Nyaris separuh dari mereka tewas karena udara dingin dan penyakit. Gelombang baru imigran segera berdatangan di Pantai Teluk Massachussetts pada tahun 1630. Bekal mereka adalah mandat dari Raja Charles I untuk membentuk sebuah koloni. Banyak dari mereka adalah kaum Puritan yang praktek keagamaannya semakin dilarang di Inggris. Pemimpin mereka, John Winthrop, secara terbuka menyatakan ingin mendirikan “sebuah kota di atas bukit” di Dunia Baru. Dengan pernyataannya, ia memaksudkan sebuah tempat kaum Puritan akan hidup dengan peraturan ketat yang sesuai dengan kepercayaan mereka.
Koloni Teluk Massachussetts memegang peranan penting dalam perkembangan di seluruh kawasan New England. Keberhasilannya adalah karena Winthrop dan rekannya sesama kaum Puritan berhasil menerapkan anggaran dasar mereka di san. Dengan demikian, kekuasaan atas pemerintahan di koloni ini berada di Massachussetts, bukan di Inggris.
3.      Rhode Island
Providence, Rhode Island (1636), adalah sebuah daerah dimana Roger William yang saat itu sebagai pendeta muda mendirika koloni di Amerika, tepatnya setelah ia dibuang dari Teluk Massachussetts. Hal ini dikarenakan keberaniannya menentang Pengadilan Umum secara terbuka. Ia keberatan atas perampasan tanah suku Indian yang dilakukan secara semena-mena oleh pihak koloni dan hubungan koloni dengan Gereja Inggris.
Di sinilah ia mulai membangun koloni Amerika pertama yang benar-benar memisahkan gereja dari negara, di mana kebebasan beragama dipraktekan.
4.      Connecticut
            Kaum Puritan Ortodoks yang berupaya mencari lahan dan keberuntungan lebih baik, segera mulai meninggalkan Koloni Teluk Massachussetts. Kabar tentang kawasan subur di Lembah Sungai Connecticut, misalnya, telah menarik minat kaum petani yang mengalami masa sulit dengan tanah tandus. Pada awal tahun 1630-an, banyak orang yang berani  menghadapi bahaya serangan suku Indian demi mendapatkan tanah subur dan rata. Kelompok-kelompok baru ini tidak menjadikan keanggotaan gereja sebagai prasyarat untuk bisa memberikan suara. Maka, makin banyak orang yang pindah ke wilayah tersebut.
5.      New Hampshire, Maine
Pada saat yang bersamaan, pemikiman-pemukiman lain mulai tumbuh di sepanjang pantai New Hampshire dan Maine, saat kian banyak imigran yang berdatangan mencari tanah dan kebebasan yang tampaknya ditawarkan oleh Dunia Baru. New Hampshire dan Maine kemudian menjadi milik terpisah antara Kapten John Mason dan Sir Fernando Gorges, ketika pada tahun 1629 mereka membagi sepanjang Sungai Piscataqua dari Dewan untuk New England.  Massachussetts Bay Co. kemudian berniat meluaskan wilayahnya ke utara tetapi kasusnya kalah melawan ahli waris baik dari Mason maupun Gorges di pengadilan tinggi di Inggris. New Hampshire kemudian pada tahun 1679 diatur sebagai propinsi tersendiri. Maine, keluarga Gorges menjual hak mereka , dan menyisakan sebagian massachussetts sejak 1691 sampai  diakui bergabung ke dalam Union sebagai negara bagian pada tahun 1820.
b)       Koloni Tenggah
Koloni bagian tengah kaum kolonis memusatkan kegiatan ekonominya pada sektor pertanian terutama biji-bijian, babi dan sapi yang dapat dieskpor ke West Indies. Hasil pertanian tersebut dapat meningkatkan kemakmuran bukan hanya para petani di daerah pertanian yang subur melainkan juga para pedagang di perkotaan seperti New York dan Philadelphia. Namun demikian tidak semua kaum kolonis di daerah itu memperoleh kemakmuran. Sebagian di antara mereka tetap miskin seperti hainya ketika hidup di negeri asalnya. Kondisi ini telah menciptakan struktur sosial baru. Selain itu masyarakat koloni Tenggah juga bergantung pada sektor industri dan perdagangan.
New York, merupakan contoh dari sifat poliglot Amerika. Tahun 1646 populasi di sepanjang sungai hudson mencakup orang Belanda, Perancis, Denmar, Norwegia, Swiss, Inggris, Skotlandia, Irlandia, Jerman, Polandai, Bohemia, Portugis dan Italia. Masyarakat belanda terus menerus menerapkan pengaruh ekonomi yang besar diwilayah New York setelah runtuhnya New Nederland dan integrasinya ke sistem koloni Inggris. Berikut adalah koloni tengah, diantaranya adalah :
1.      New York     
Awalnya daerah koloni ini bernama Nieuw Amsterdam, merupakan nama awal dari koloni yang dirintis oleh kongsi dagang belanda pada tahun 1624. Lengkapnya setelah Republik Belanda berhasil mencapai kemerdekaan dari Spanyol, segera membangun karirnya dalam perdagangan luar negeri dan mebangun kekaisaran di Asia, Afrika, dan Amerika. Untuk memperoleh keabadian dalam beberapa urusan, Perusahaan India Barat Belanda mulai membangun perkampungan, mengangkut seluruh keluarganya.  Nama koloni ini di ubah menjadi New Yourk pada tahun 1664 setelah di ambil alih oleh Inggris. Nama itu diambil sesuai dengan nama Duke of York yang berkuasa di Inggris dengan gelar James II.
2.      Pensylyania
Koloni ini berkembang pesat di bawah pimpinan William Penn. Tahun 1685 penduduk wilayah ini mencapai 9.000 jiwa. Pusat dari koloni ini adalah di kawasan Philadelphia. Pada akhir periode kolonial. Hampir seanad kemudia terdapat 30.000 orang yang tinggal diwilayah ini. Meskipun sekte Quakers mendominasi Philadelphia kepercayaan lainnya terwakili dengan baik.
Pennsylvania juga merupakan gerbang utama menuju Dunia Baru bagi para  Scots-Irish, yang pindah ke koloni itu pada awal abad ke-18. Orang asing yang pemberani  na- mun melaratdemikianlah sebutan salah  seorang  otoritas  Pennsylva- nia bagi mereka. kaum Scots-Irish membenci orang Inggris dan curiga pada semua pemerintahan.  mereka cenderung  bermukim  di tepi kota, tempat mereka membuka lahan dan hidup dengan berburu  dan bertani ala kadarnya.

c)        Koloni Selatan
Berbeda dengan koloni di wilayah Utara dan Tengah, koloni di wilayah selatan lebih di dimonasi oleh penduduk pedasaan yang sangat tergantung pada sektor agraria Oleh karena itu tanah memiliki nilai yang sangat tinggi.
Pada ahhir abad ke-17, struktur ekonomi dan sosial Virginia serta Maryland bersandar pada pemilik perkebunan besar dan petani kecil. Pemilikperkebunan dari wilayah tidewater, ditunjang oleh tenaga budak, yang menguasai sebagian besar kekuatan politik dan lahan terbaik. Mereka mambangun rumah besar yang mengadaptasi gaya hidup aristokratis. Para petani kecil yang bercocok tanam di lahan yang lebih kecil menempati majelis-majelis populer dan membuka jalan hingga masuk ke dunia politik. Berikut ini adalah koloni – koloni Selatan diantaranya adalah :


1.      Virginia
Virginia merupakan sebuah koloni yang di cetuskan oleh masyarakat Inggris di Amerika Utara, tepatnya di pelopori oleh Jamestown. Kata Virginia sendiri merupakan nama yang diberikan untuk menghormati ratu Inggris saat itu, tidak lain adalah ratu Elizabeth (the virgin queen). Nama Virginia diberikan Elizabeth untuk memberi nama sebuah daratan yang tak tentu namanya di Amerika Utara yang berbatasan dengan Laut Atlantik. Terdapat dua kelompok saudagar yang berminat, yang satu terletak di Plymouth dan satunya d London. Pada tahun 1606, saudagar yang berada di London-lah yang mendapat sebuah piagam dari Raja James I untuk membangun koloni di antara garis lintang ke-34 dan 38. Dengan mengambil contoh EIC, mereka tidak bermaksud untuk membangun sebuah perkampungan pertanian melainkan yang dibangun adalah pos perdagangan.
Ekspedisi pertama mereka dengan tiga kapal kecil yang membawa 120 orang berlayar menuju Teluk Chesapeake dan naik ke atas Sungai James di musim semi pada tahun 1607. Kelompok yang terdiri dari orang-orang kota dan para petualang ini lebih tertarik untuk mencari emas, menumpuk kayu, aspal, bijih besi daripada harus berladang atau bertani.  Kapten John Smith, tampil sebagai sosok yang dominan dalam kelompok tersebut.
Setelah John Smith kembali dari Inggris pada tahun 1609, koloni itu menjadi kacau. Sebagian penduduk tewas akibat kelaparan dan penyakit (1609-1610). Penduduk yang awalnya berjumlah 500 orang hanya tersisa 60 orang pada bulan Mei 1610.  Hal ini tidak berlangsung lama, tepatnya pada tahun 1612, John Rolfe  mulai melakukan perombakan untuk menghidupkan Virginia, yaitu melalui kegiatan menyilangkan benih tembakau dari India Barat dengan perdu asli Amerika dan menghasilkan jenis baru yang cocok dengan selera orang Eropa,  dari kegiatan pertanian tersebut Virginia mampu menjadi pusat penghasil tembakau berkualitas tinggi dan menjadi komoditi eksport ke Inggris dimana pengiriman tembakau ini pertama kali mancapai London pada tahun 1614. Para petani Virginia lebih memilih menanam tembakau di sepanjang sungai yang lahannya subur dan memudahkan melakukan pengangkutan dengan kapal-kapal milik Inggeris. Dalam tempo sepuluh tahun, tembakau menjadi sumber pernghasilan terbesar Virginia. Namun demikian, ketika Virginia mengalami kelebihan produksi koloni ini mengalami kerugian karena harga di pasaran jatuh.  
2.      Maryland.
Tahun 1632 di sebelah utara Virginia, Lord Baltimore, mendirikan koloni bernama Maryland. Nama tersebut diambil dari nama Ratu Perancis bernama Henrietta Maria. Sejak awal berdirinya koloni ini berkembang pesat. Keluarga Baltimore menduduki posisi penting dalam pemerintahan, karena koloni ini dikelola oleh perusahaan pereseorangan.
Pada bulan Maret 1634, Ark dan Dove, membawa 2 sampai 3 ratus penumpang, sebagian besar penganut Katolik Roma, masuk ke Potomac dan  belok ke salah satu anak sungai sebelah timur. Di tebing yang tinggi dan kering inilah mereka membangun kampung, St. Mary, bertetangga dengan orang Indian, yang telah menarik diri untuk menghindari musuh-musuh  pribumi, menolong dengan mencukupi persediaan jagung. Orang-orang Maryland pada awalnya tahu tidak ada kematian besar-besaran, tidak terjadi wabah penyakit, dan tidak ada kelaparan.  Masalah Serius muncul dari perselisihan daerah perbatasan dengan orang-orang Virginia. Perselisihan  menimbulkan pertumpahan darah tetapi pada akhirnya  diselesaikan oleh keputusan Raja  yang menyokong Maryland.(Richard N. Current, 1965: 16)
            Posisi penting dari keluarga Baltimore tersebut berakhir sampai tahun 1715, setelah terjadi perubahan kekuasaan di Kerajaan Inggris. Sejak tahun itu pula, Maryland diambil alih oleh pemerintah Inggris. Meskipun demikian, keluarga Baltimore tetap memiliki hak istimewa.
3.      The Carolinas
            Enam dari tiga belas koloni terakhir berasal sebelum perang saudara di Inggris pada tahun 1640an, yang menghentikan kegiatan kolonisasi di luar negeri. Kemudian pada tahun 1660 Charles II kembali dari pengasingannya untuk memerintah sebagai Raja Merry dan mendapat hadiah sebagai orang istana yang agung di Dunia Baru. Ia tidak hanya diakui dengan piagam kerajaan, tetapi juga diberikan kepadanya koloni tambahan: Carolina Utara, Carolina Selatan, New York, New Jersey, Pennsylvania, dan Delaware.(Richard N. Current, 1965: 20)
            Carolina (menurut bahasa Latin Carolinus, berarti Charles), sebagian diperoleh seperti Maryland yang diperoleh  dari  daerah Virginia, dihadiahkan oleh Charles II untuk suatu kelompok dari delapan kelompok favoritnya, para politikus terkemuka, diantara dari mereka yang paling aktif dalam urusan-urusan Carolina adalah Anthony Cooper, Lord Ashley.  Di dalam piagam berturut-turut tahun 1663 dan 1665 delapan orang ini menerima hak bersama atas seluruh wilayah yang berada di antara garis lintang 29’ dan 36’ 30’. Seperti halnya Lord Baltimore di Maryland, mereka berharap memperoleh keuntungan sebagai tuan tanah dan spekulan tanah, menjual atau menghadiahkan lain-lain dalam bidang kecil, dan menarik pembayaran tahunan. Terdapat dua areal pemukiman yang terpisah, satu di utara dan satunya lagi di selatan Semenanjung Fear.  Setelah dua wilayah diperlakukan sebagai satu koloni, dengan gubernur yang sama, pada akhirnya pemilik modal menjadikan sebagai koloni terpisah pada tahun 1712, masing-masing dengan gubernur yang berbeda sebagai pemiliknya.
            Carolina Utara dan Carolina Selatan mempunyai karakteristik dan sejarah yang agak berbeda.  Penghuni pertama di Carolina Utara berasal  dari tanah koloni lain-sedikit dari New England, sebagian besar berasal dari Virginia. Perintis ini menunjukkan tanda-tanda lalai oleh si pemilik, yang telah memberikan perhatiannya ke separuh selatan dari miliknya. Di Carolina Selatan pemiliknya melihat  kepada pembangunan kota Charleston, dengan dermaga, benteng, rumah-rumah  yang baik, dan jalan-jalan yang lebar. Beberapa dari pemimpin-pemimpin awal koloni dan beberapa penduduk pertamanya berasal dari perkebunan tebu yang mengalami kemunduran di India Barat Inggris, khususnya Barbados.  Perkebunan yang makmur dibangun di tanah daratan, dan jumlah penduduk tumbuh lebih cepat di sini dibandigkan di utara Tanjung Fear. (Richard N. Current, 1965: 20-21)
            Pada tahun setelah penghadiahan Carolina Charles II dilimpahi seluruh wilayah yang terbentang antara Connecticut dan Sungai Delaware oleh saudaranya Duke of York tahun 1664 ( setelah itu  Raja James II). Sebagian besar dari daratan ini agaknya menjadi milik Massachussetts Bay Company atas atas hadiah perusahaan laut ke laut. Seluruh kawasan telah diklaim oleh Belanda, yang telah menanamkan beberapa poin strategis di dalam kawasan tersebut.
4.      Georgia
            Georgia dalam pembentukannya memiliki tujuan utamanya adalah sebagai tempat untuk memenjarakan orang-orang Inggris yang berhutang, dan untuk membangun benteng pertahanan guna melawan orang-orang Spanyol yang berada di selatan daerah perbatasan Inggris Amerika.
            Piagam dari George III (1732) memindahkan tanah di antara Savannah dan Sungai Altamaha kepada pemerintahan Jenderal James Oglethrope dan wakilnya untuk periode 21 tahun. koloni ini memiliki kebijakan untuk memenuhi kebutuhan akan keamanan militer.  Orang-orang Negro dan budak dilarang masuk ke koloni ini, dan juga orang-orang Katolik Roma, guna mencegah  bahaya yang ditimbulkan oleh situasi pada masa-masa perang, dan persekongkolan  dengan musuh. Perdagangan dengan orang Indian pun diatur secara ketat.
            Koloni yang berdekatan dengan Florida ini, atau malah mungkin masuk tapal batas Florida yang diduduki Spanyol, dipandang sebagai tameng terhadap penyerbuan Spanyol. Namun Georgia juga kualitas unik yang lain: Jendral James Oglethrope yang memipin benteng Georgia adalah seorang tokoh pembaharu yang sengaja membuat tempat penampungan di mana kum miskin dan para mantan narapidana diberi kesempatan baru.
            Sebelum dua puluh satu tahun dari masa perwalian berakhir, aturan melawan perkebunan besar, budak, dan rum dihapuskan, dan setelah 1750 Georgia telah berdiri di sepanjang garis yang sejajar dengan Carolina Selatan.

Kehidupan Koloni Portugis di Benua Amerika
Ekspedisi Pedro Alvares Cabral ke Brasil pada tanggal 22 April 1500 merintis kekuasaan bangsa Portugis atas wilayah Amerika Selatan. Yang mana para penguasa dan pedagang lokal di daerah tersebut harus tunduk pada Portugal, apabila ada perlawanan akan terjadi penyerangan maupun penaklukan. Dan untuk mengkonsolidasikan dan memperkuat kendali Portugis atas Brasil, pada tahun 1553 Raja John III membentuk 12 sistem kerajaan kecil meskipun hanya Pernambuco dan Sao Vicente yang benar-benar menguntungkan.
Koloni yang dirintis oleh bangsa Portugis berpusat di daerah Brazil. Dalam memperlakukan daerah jajahannya, Portugal dikenal lebih moderat sehingga jarang terjadi konflik anatar daerah jajahan dengan negara induk. Bangsa Portugis melakukan kolonisasi di benua Amerika ini dilandasi oleh beberapa hal diantaranya adalah keuntungan perdagangan di India sudah tidak memadai untuk   menanggung biaya kerajaan yang relatif boros, yang pada akhirnya didirikan pemukiman Portugis yang bersifat permanen di Sao Vicente (Brazil) pada tahun 1532.
Pada mulanya Brazil diperintah oleh gubernur yang berkedudukan di Bahia, ibukota Brazil waktu itu. Tahun 1763, Gubernur diganti dengan wakil raja yang memindahkan ibukota ke Rio de Jenero. Wakil raja berwenang mengumpulkan pajak, menjaga keamanan pantai terhadap bajak laut dan pedagang gelap serta memaksakan pemerintahan Portugis atas rakyat Brazil. Seluruh Brazil dibagi dalam distrik yang dinamakan Captaincy yang diperintahkan oleh seorang Donatorio yang pada abad ke-18 diganti oleh jabatan gubernur. Tiap distrik dibagi dalam Municipality (kota Madya) yang mempunyai satu dewan kota yang dinamakan Camara yang anggotanya dipilih dari tuan tanah besar, pedagang besar dan aristokrat.
Wilayah Brasil memiliki bahan tambang berupa emas dan kayu celup yang sangat laku di pasaran Eropa. Perekonomian dari koloni Portugis di wilayah Amerika khususnya amerika bagian selatah adalah perdagangan, seperti gula tebu adalah salah satu komoditas utama selain kayu pau. Pusat utama produksi gula adalah Pernambuco. Gula adalah kegiatan ekonomi utama di Brasil, pada abad keenam belas dan ketujuh belas.
Kehidupan intelektual di Barzil sangat rendah. Hanya gereja Katholik saja yang mengusahakan untuk anak-anak miskin, sedangkan pemerintah kolonial sama sekali tidak menghiraukan pendidikan. Pemerintah Portugis tidak mendirikan universitas satupun. Sebagian besar dari rakyat Brazilia masih buta huruf. Menjelang akhir penjajahanbaru terdapat sebuah percetakan.
Dalam bidang perdagangan Portugal berhasil memonopoli perdagangn rempah-rempah dari Maluku ke Lisabon. Minatnya ke arah mengamankan dan menjamin jalur pelayaran dan pangkalan yang penting di daerah tertentu membuatnya berhasil dalam hal perdagangan dan pelayaran niaga, sehingga dalam memperlakukan daerah jajahannya berbeda dengan Spanyol yang cenderung mengeruk habis kekayaan daerah jajahan.

Kehidupan Koloni Spanyol di Benua Amerika
Spanyol melakuakan kolonisasi di daerah Amerika Latin, termasuk diantaranya Mexico, Chilli, Argentina, Uruguay, Panama, Peru, Kuba, Geutamala, Ekuador, Venezuela, dan Paraguay. Dimana daerah yang di bawah kendali Spanyol termasuk dalam kekuasaaan mahkota Spanyol yang berada di baah kendali raja yang mempunyai kekuasaan eksekutif atas rakyat, kekayaan alam, perdagangan dan pemerintahan. Setiap tahunnya Spanyol mengirimkan dua armada yang dikirim ke Veracrus (mexico) dan Puerte Rico (Panama). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengawasi perdagangan dengan dunia baru serta untuk mencegah orang-orang Inggris, Perancis, dan Belanda.
Pada tahun 1681 pemerintah Spanyol mengeluarkan UU dengan nama Recopilacion de leyes de los Reynos de Indias yang dikenal dengan Leves de Indias. UU ini berisi 6.377 UU yang disusun dalam 9 buku dan diatur dalam tiap-tiap soal dalam 218 bab. Dalam sejarah pemerintahan kolonial, Spanyol termasuk pemerintah kolonial yang paling baik dalam bidang perundang-undangan kolonial yang berusaha sebaik mungkin mengatur kehidupan rakyat jajahannya. Bila terjadi kekejaman dan pemerasan, maka hal ini bergantung kepada para pelaksana di daerah jajahan.
Daerah – daerah yang dirasa belum aman kemudian diperintah oleh seorang kapiten jendral (adelantado), yakni pemerintahan militer. Adelantado sendiri pada dasarnya mempunyai wewenang untuk merebut daerah-daerah baru dan mengusahakan kekayaan alam. Untuk koloni – koloni yang besar dan kaya akan berada dibawah diperintahkan oleh Viceroy atau wakil raja  yang dimasukkan ke dalam daerah Vice Royally. Sedangkan untuk koloni-koloni kecil akan berada di bawah pemerintahan kapiten kenderal atau gubernur. Baik Viceroy maupun Adelantado, keduanya sama – sama diangkat oleh raja Spanyol. Sedangkan dalam hal pegawasan terhadap kekuasaan para wakil raja dan gubernur maka dibentuklah Audince.
Spanyol mendirikan pendidikan formal seperti sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Sekolah yang pertama didirikan pada tahun 1523 di Mexico. Pada tahun 1547 dibuka sekolah untuk anak-anak Mexico. Tahun 1553 raja Carlos I mendirikan Universitas di Mexico City. Berturut-turut dibuka lima universitas pada tahu 1572 bernama Universitas San Marco, di Cordoba (Argentina), di Santiago (Chile) dan di Caracas (Venezuela). Dalam sejarah pendidikan tinggi, Spanyol termasuk satu negara kolonial yang paling banyak mendirikan universitas di tanah jajahannya.
Dalam sektor kebudayaan bangsa Spanyol mengembangkan peradaban dan kebudayaannya di Amerika Latin, sehingga bangsa Indian mengetahui peradaban dan kebudayaan melalui sekolah dan perguruan tinggi banyak juga pengarang-pengarang bangsa Spanyol yang menulis tentang sejarah dan suka duka yang mereka saksikan di Amerika Latin. Terdapat juga para penulis puisi dan prosa yakni Sor Juana Ines de la Cru dan Alonso de Ercilia y. Zunga.
Tepatnya pada tahun 1898 terjadi  Perang Spanyol-Amerika yang akhirnya mengakibatkan hilangnya koloni Spanyol yang tersisa di Amerika. Hal Ini merupakan akhir dari kekuasaan Spanyol di Amerika, setelah itu Spanyol tersebar di seluruh benua itu dan menetap di tempat yang berbeda. Tapi koloni Spanyol di Amerika masih ada selama beberapa saat lagi, terutama terdiri dari imigran miskin atau diasingkan secara politik Spanyol, di Kuba, Meksiko dan Argentina. 

B.       Munculnya Pemerintah Kolonial
Fase  awal  dari  perkembangan  kolonial, karakteristik luar biasa yang terlihat  adalah kurangnya kendali yang berpengaruh dari pemerintah  Inggris. Semua koloni kecuali   Georgia   muncul   sebagai perusahaan   dengan   para   pemegang saham,  atau  sebagai pemilik properti  feodal, yang         berakar dari piagam yang diberikan oleh kerajaan. Tentu saja, fakta bahwa raja telah memindahkan  kedaulatannya atas pemukiman Dunia Baru dalam bentuk saham perusahaan dan pemilik properti tidak  berarti  koloni di Amerika harus bebas tanpa kendali dari luar. menurut  kesepakatan undang-undang Perusahaan Virginia, contohnya, otoritas penuh pemerintahan dipegang oleh perusahaan  itu sen- diri. meski demikian, kerajaan berharap perusahaan itu menjadi penduduk   Inggris.  Oleh  karena itu,   penduduk   Virginia  tak kan memiliki suara dalam pemerin- tahan mereka, sama halnya jika sang raja sendiri yang memegang kekuasaan di sana.
Kebebasan politik menggabungkan konsep kemerdekaan dalam undang - undang pertama Virginia. Undang- undang  itu  menjamin  warga  koloni Inggris untuk  mempraktikkan kebebasan, hak memilih dan ke- kebalan seperti jika mereka me- matuhi dan dilahirkan dalam realitas Inggris ini. mereka kemudian menikmati keuntungan Piagam Magna Carta undang-undang mengenai   kebebasan  politik   dan sipil yang dikeluarkan oleh raja john pada  1215dan hukum  umum sistem hukum Inggris didasarkan pada konstitusi legal sebelumnya atau tradisi, bukan hukum  statuta. Pada 1618, Persekutuan Virginia me- ngeluarkan instruksi kepada guber- nur yang ditunjuk yang menyatakan bahwa setiap penduduk bebas dalam perkebunan harus memilih wakilnya untuk  bergabung dengan gubernur dan dewan yang ditunjuk dalam mengesahkan peraturan pemerintah demi kemakmuran koloni.
Langkah ini terbukti menjadi yang salah satu langkah dengan dampak paling jauh ke depan dalam seluruh periode kolonial. Sejak saat itu, masyarakat umum menerima fakta bahwa warga koloni mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan mereka sendiri. Dalam banyak kasus, manakala menyusun kebijakan masa depan, raja menjamin dalam undang-undang  bahwa setiap manusia  bebas dalam koloni harus memiliki suara dalam  badan  legislatif yang  ber- kaitan langsung dengan mereka. Oleh  karena  itu,  piagam  yang diserahkan kepada Calverts di maryland, William Penn di Pennsylvania, tuan tanah di North dan South Carolina, serta tuan tanah di New jersey menekankan  bahwa legislasi harus dilaksanakan dengan izin manusia bebas.
            Pada 1689, Undang undang hak Azasi dan Undang-Undang toleransi Inggris memastikan kebebasan beragama bagi orang kristen  di   koloni   serta   di Inggris dan menerapkan pembatasan terhadap kerajaan. tidak kalah pentingnya, Second Treatise on Government (1690) karya john Locke tentang justifikasi teoretis utama  revolusi  Agung, memaparkan teori pemerintah yang tidak berdasarkan hak ilahi, melainkan berdasarkan kontrak. tulisan itu menjelaskan bahwa manusia memiliki hak asasi akan kehidupan, kebebasan, dan kepemilikan, serta berhak memberontak  bila pemerintah melanggar hak mereka.
Pada awal abad 18, hampir semua koloni berada di bawah yurisdiksi langsung kerajaan Inggris, tetapi mengikuti aturan yang dibentuk oleh revolusi Agung. Gubernur koloni mencoba menerapkan kekuasaan yang menghilang dari ta- ngan raja di Inggris, tetapi majelis koloni yang mengetahui peristiwa tersebut, berupaya mengesahkan hak dan kebebasanmereka. Dasar tuntutan mereka adalah pada dua  kekuatan  signifikan yang mirip dengan apa yang dianut oleh Parlemen Inggris hak untuk memilih  dalam  masalah  pajak, pembelanjaan dan hak memulai legislasi ketimbang hanya bereaksi terhadap proposal dari gubernur.
Legislatur menggunakan hak ini untuk mengawasi kekuasaan gubernur kerajaan dan mengizinkan cara lain untuk  memperluas  kekuasaan serta pengaruh mereka. Perselisihan yang sering terjadi antara gubernur  dan majelis menyebabkan kesemrawutan politik kolonial dan menyadarkan semakin  banyak warga koloni  tentang perbedaan  antara  kepentingan Amerika dan Inggris. Dalam banyak kasus, otoritas kerajaan tidak memahami pentingnya tindakan majelis kolonial dan  mengabaikan  mereka begitu saja. meski demikian, preseden dan prinsip yang dibentuk pada saat konflik antara majelis dan gubernur pada akhirnya menjadi bagian konstitusi tidak tertuliskoloni. Dengan cara ini, badan pembuat undang-undang kolonial menyatakan hak atas pemerintahan otonomi.

Tidak ada komentar: