(Disusun
guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Australia & Oceania)
Dosen Pengampu mata
kuliah Dr. Sumadri, M.Hum
PRODI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Australia negara yang merupakan
negara Commonwealth of Australia. Australia, atau lebih tepatnya Persemakmuran
Australia adalah sebuah Negara dibelahan selatan yang terdiri dari daratan
utamaya itu benua Australia, Pulau Tasmania, dan berbagai pulau kecil di
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Benua yang bertetanggaan dengan Indonesia,
Timor Leste, dan Papua Nugini, di sebelah utara bertetanggaan dengan kepulauan
Solomon, Vanuatu, di timur laut dengan Kaledonia Baru, dan di tenggara dengan
Selandia Baru.[1]
Keputusan konvensi federal kedua
(1897-1898) yang kemudian disetuji oleh rakyat lewat referendum kedua yang
diselenggarakan di seluruhkoloni (1899) tentang konstitusi Commonwealth of
Australia, akhirnya, endapat pengesahan dari pemerintah Inggris dalam bulan
Juli 1900. Undang-undang ini kemudian ditindaklanjuti oleh proklamasi Ratu pada
17 Sepetember 1900 selanjutnya dituangkan dalam Australian Commonwealth Act
yang berisibah warakyat di enam koloni di Australia akan bergabung dalam suatu
federasi yang bernama Commonwealth of Australia (Persemakmuaran Australia) yang
akan efektif sejak tanggal 1 Januari 1901.
Commonwealth of Australia terdiri
dari enam Negara bagian (state). Sebagai manatelah diuraikan diatas, konvensi
federal tahun 1897 memilih system pemerintah yang mirip dengan Amerika Serikat.
Kekuasaan mana yang diserahkan kepada pemerintah sentral (federal) ditetapkan
secara tegas, dan sisanya berada pada Negara bagian atau state. Dengan
demikian, di Australia terdapat dua susunan pemerintahan, yaitu Pemerintah
Sentral atau Pemerintah Federal dan Pemerintah Negara Bagian.
Pelaksanaan pemerintahan di
Australia menganut system birokrasi liberal parlementer. Artinya pemerintah
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemauanrakyat. Negara menjamin kebutuhan
pribadi setiap warganegara dalam hal memilih dan menganut keyakinan agama,
memilih lapangan pekerjaan dan menjamin hak sipil mereka. Berdasarkan
nilai-nilai toleransi beragama, kebebasan berbicara dan berserikat, dan supremasi
hukum, lembaga-lembaga Australia dan praktik-praktik pemerintahannya
mencerminkan model Inggris dan Amerika Utara.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
latarbelakang diatas maka rumusan permasalahan dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
1) Bagaimana
gelombang migrasi Australia ?
2) Bagaimana
keanekaragaman masyarakat Australia ?
3) Bagaimana
bentuk system pemerintahan negara Australia ?
4) Bagaimana
keterkaitan antara pemerintahan pusat (pemerintahan federasi) dan pemerintahan
Negara bagian ?
5) Bagaimana
partai politik Australia ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan
permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalaah :
1)
Untuk
mengetahui dan memahami gelombang
migrasi Australia
2)
Untuk
mengetahui dan memahami keanekaragaman masyarakat Australia
3)
Untuk
mengetahui dan memahami bentuk system pemerintahan negara Australia
4)
Untuk
mengetahui dan memahami keterkaitan antara pemerintahan pusat (pemerintahan
federasi) dan pemerintahan Negara bagian
5)
Untuk
mengetahui dan memahami partai
politik Australia
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Gelombang
Migrasi Australia
Dalam sejarah
Australia, ada tiga gelombang utama migrasi yang pengaruhnya nampak dan terasa
dalam masyarakat Australia sekarang. Pertama, migrasi penduduk asli yang diperkirakan
memasuki Australia paling sedikit dalam dua gelombang dengan selang waktu yang
cukup lama. Kedua, migrasi yang dimulai di Sidney Cove. Gelombang ini
didominasi oleh orang-orang dari Inggris, yang disekitar tahun 1850 sudah
melebihi jumlah penduduk asli. Ketiga adalah migrasi yang mulai pada bagian akhir tahun 1940-an.[2]
Gelombang migrasi ke
Australia dimulai oleh masyarakat yang kemudian dikenal sebagai penduduk asli
gelombang ini sudah mulai paling sedikit 30.000 tahun sebelum kehadiran orang-orang
Eropa. Sebagaimana telah diutarakan di muka, mungkin mereka datang dari India
melalui Semenanjung Malaya serta kepulauan Indonesia memasuki daratan
Australia.diduga sebagian memasuki Australia lewat pantai barat laut, dan yang
lain melalui Semenanjung York dan teluk carpentaria. Beberapa sejarawan
meyakini bahwa penduduk asli Tasmania datang melalui rute yang lain, melalui
samudra pasifik.[3]
Tidak dapat dikeytahui
secara jumlah penduduk asli ketika rombongan pertama kolonis kulit putih tiba.
Diduga, pada saat itu jumlah mereka sekitar 300.000 orang. Merekaa terdiri dari
ratusan suku yang masing-masing dengan bahasa dan dialek sendiri. Corak
kehidupan mereka masih taraf berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering).
Mereka belum mengenal pertanian. Dalam masyarakat tidak dikenal adanya kelas,
baik dilihat berdasarkan kelahiran maupun kesejahteraan. Semua dan milik apa
saja dibagi rata di antara anggota suku. Juga mereka tidak mengenal pemilihan
pemimpin, juga pemimpin berdasarkan keturunan. Anggota suku sangat
memperhatikan nasehat orang yang lebih tua.
Karena terdesak oleh
pendatang kulit putih, penduduk asli berusaha melakukan perlawanan. Namun
kondisi peralatan dan persenjataan yang dimiliki oleh penduduk asli tidak
seimbang dengan apa yang digunakan oleh pendatang baru. Akhirnya penduduk asli
terdesak ke daerah pedalaman, dan daerah yang tadinya mereka tempati, diduduki
oleh masyarakat berkulit putih. Dalam hubungannya dengan penduduk asli, awal
sejarah Australia dinodai olej cedrita-cerita kekejaman imigran-imigran dari
Eropa, misalnya pembunuh besar-besaran yang terjadi di Myall Creek dan
Pinjarra. Episode yang paling buruk adalah tentang musnahnya penduduk asli
Tasmania. Dalam dua dekade permulaan pendudukan oleh imigran dari Eropa saja, sudah
hampir semua penduduk asli Tasmania mati, baik karena dibunuh mauoun karena
penyakit. Pada tahun 1838 hanya tinggal 80 orang yang masih hidup. Penduduk
asli Tasmania yang terakhir adalah seorang perempuan, bernama Triuganini,
meninggal pada tahun 1876 (Bereson dan Rosenblat, 1979).
Masalah-masalah yang
dihadapi oleh penduduk asli Australia, amat banyak. Mereka menderita kesulitan
ekonomi dan perlakuan diskriminatif. Mereka yang tinggal di kota-kota, terpaksa
puas dengan gubuk-gubuk kecil dalam lingkungan pemukiman yang miskin dan jorok.
Di teritori Utara (Northern Territory), angka kematian penduduk asli sering
diabaikan oleh masyarakat kulit putih.
Beberapa tahun terakhir
ini, kenaikan jumlah penduduk asli serta dukungan beberapa orang kulit putih,
telah menyebabkan tuntutan atas hak-hak mereka semakin nyaring, baik tuntutan
yang dihitung dalam pelaksanaan sensus penduduk. Jumlah penduduk asli menurut
sensus tahun 1976 adalah 144.381 orang, dengan rincian 72.824 pria dan 71.557
wanita (Hagger, 1983). Namun dengan perkembangan yang begitu lambat , kiranya
cukup beralasan kalau dikatakan bahwa masih sangat jauh jalan yang harus
ditempuh sebelum sampai pada titik persamaan sebagai warga negara, justru di
negeri di mana merekalah penduduk pertama.
Gelombang kedua migrasi
ke Australia berlangsung dalam kurun waktu antara tahun 1788, saat rombongan
pertama dari Inggris tiba, dan tahun 1945, saat berakhirnya Perang Dunia II.
Sampai tahun 1820, jumlah imigran bebas di Australia masih sangat sedikit.
Pertambahan jumlah penduduk kulit putih sangat sedikit.[4]
Pertambahan jumlah penduduk kulit putih sangat lambat. Deapan dari sepuluh
narapidana yang ditransportasika ke Australia, adalah laki-laki. Tentara yang
bertugas menjaga keamanan pada umumnya tidak bersama keluarganya ; karena itu
pertambahan penduduk secara ilmiah sangat kecil. Dalam kaitannya dengan ini,
Pope (1982) menyatakan bahwa satu dari skema besar yang menyelimuti Sejarah
Australia adalah keinginan untuk mengisi benua itu dengan penduduk. Hanya
sdengan jumlah penduduk yang memadai, Australia dapat melaksanakan
pembangunannya dengan baik.
Untuk mengatasi
kesulitan itu, pada tahun 1830-an pemerintah Inggris melancarkan program
memberi bantuan kepada orang-orang yang mau bermigrasi ke Australia. Program
ini terkenal dengan sebutan assisted immigration yang berlangsung
terus sampi masa-masa sesudah terbentuknya Common wealth of Australia (Pope,
1982). Wanita dalam kelompok usia 15-30 tahun, yang mau bermigrasi ke Australia
diberi bantuan ; demikian juga para pedagang dan orang-orang yang memiliki
keterampilan tertentu. Dalam tahun 1835 diperkenalkan Bounty System. Menurut sistem ini, para kolonis diminta memilih
kualifikasi imigran tertentu untuk didatangkan dan bekerja pada mereka. Kepada
kolonis itu diberikan hadiah untuk setiap imigran ke Australia adalah rencana
yang disarankan oleh Edward Gibbon Wakefield.
Berbagai program
imigrasi ini nampaknya cukup berhasil , sehingga pada tahun 1840-an jumlah free
settlers sudah melebihi jumlah narapidana. Pada tahun 1850 jumlah penduduk
Australia sudah hampir mencapai setengah juta. Ketika disekitar tahun itu
sebagian besar koloni menolak transportasi narapidana, nampaknya masalah tenaga
kerja di daerah sempit yang sudah diduduki, tidak terlalu merisaukan lagi.
Antara tahun 1861 dan
tahun 1890 migrasi ke Australia masih relatif tinggi. Tekanan diutamakan
memasukkan wanita, seluruh keluarga, dan pekerja-pekerja trampil. Dalam tahun
1870-an minat orang-ornag dari Inggris untuk bermigrasi ke Australia agak
bertambah. Hal ini terutama karena makin pendeknya jarak pelayaran akibat
pembukaan Terusan Suez, dan juga karena makin baiknya hubungan telekomunikasi
sejalan dengan selesainya sambungan telegraf antara Australia dengan Inggris
dalam tahun 1872.
Setelah Perang Dunia I
pada tahun 1919, nampak adanya peningkatan minat bermigrasi ke Australia lagi,
karena pada saat itu Amerika Serikat menutup pintunya bagi migrasi
besar-besaran. Antara tahun 1921 dan 1930, sekitar tahun 300.000 imigran masuk
ke Australia ; dua pertiganya bermigrasi dengan bantuan, dan sisanya tanpa
bantuan. Namun dalam tahun 1930-an terjadi lagi penurunan migrasi karena
terjadinya depresi ekonomi yang melanda dunia pada waktu itu. Jumlah orang yang
keluar dari Australia pada waktu itu, justru lebih besar dari jumlah yang
masuk. Pertambahan penduduk secara alamiah juga terhambat. Walaupun sesudah
depresi ekonomi dilewati pertambahan penduduk mulai bergerak lagi, selama
Perang Dunia II (1939-1945) arus imigran terputus lagi.
Arus imigran yang
dihasilkan oleh kebujaksanaan tahun 1940-an inilah yang dikategorikan gelombang
ketiga. Walaupun pemerintah memprogramkan agar imigran yang masuk itu sebanyak
mungkin berasal dari Inggris, namun dalam gelombang ini Ustralia menerima arus
imigran yang berasala dari luar Inggris. Mereka terutama berasal dari daratan
Eropa dan daerah sekitar Laut Tengah.[5]
Dengan menandatangani persetujuan dengan Internasional Refugee Organization,
untuk pertama kali sejarah Australia ditandai oleh usaha menggalakkan imigran
non Inggris secara besar-besaran. Hasilnya adalah, bahwa seperempat penduduk
Australia sekarang terdiri dari ornag-orang yang berlatar belakang non Inggris.
Jumlah terbesar secara berturut-turut berasal dari Italia, Yunani, Yugoslavia,
Bealanda, Jerman, Polandia, Libanon, Austria, Hongaria,dan Malta.
2.2
Keanekaragaman
Masyarakat Australia
Struktur dan
keanekaragaman masyarakat Australia terdiri dari penduduk asli (yang terdiri
dari suku-suku asli, seperti Aborigin), kolonis (pendatang) dari Eropa dan
Asia. Adapun struktur daan keanekaragaman para imigran tersebut adalah sebagai
berikut[6] :
a. Penduduk
Asli (imigran Awal).
Penduduk asli terdiri dari orang-orang Aborigin
sebagai imigran awal yang menghuni benua Australia. Struktur masyrakat penduduk
Aborigin terdiri dari suku-suku yang di kepalai oleh seorang Kepala suku.
b. Kolonis
dan pendatang (imigran ke-dua)
1)
Inggris
Inggris adalah bangsa pertama yang mendirikan dan
mebanun kolon-koloni di Australia. Dan struktur masyarakat di koloni tersebut
terdiri dari: Narapidana, Orang-orang bebas, pemerintah Australia yang mewakili
Inggris.
Kemudian setelah cinvict system berakhir, pemerintah
Inggris membantu imigrasi ke Australia dengan maksud membangun koloni-koloninya
dibenua itu, sambil mengurangi kepadatan penduduk serta masalah-masalah sosial
di Inggris akibat pertambahan penduduk yang amat besar serta ekses revolusi
Industri. Pusat-pusat industri dijejali orang-orang yang terpaksa pergi
meninggalksn desanya. Mereka menjadi orang pencari-pencari pekerjaan, yang
kalau dapat mereka di gaji sangat rendah. Bagi mereka yang tetap tingggal
didesanya terpksa menerima gaji amat rendah sebagai buruh di ladang milik para
tuan tanah. Bagi penduduk yang tidak tahan dengan keadaan seperti ini, mereka
sangat mengharapakan mendapatkan kesempatan untuk beremigrasi, maka dari itu
pemerintah memberikan subsidi bagi orang-orang yang bersedia beremigrasi,
terutama ke daerah baru yaitu Australia. Para emigran yang sudah tinggal di
daerah baru tersebut masih hidup menurut pola lama, yaitu pola ketika mereka
belum beremigrasi dan masih tinggal di Inggris. Maka dari itu pikiran-pikiran,
adat kebiasaan, dan pandangan hidup bangsa Australia, banyak yang berasal dari
Inggris.
2) Orang
Irlandia
Sampai di Australia pada abad 19, mereka
mayoritas beragama katolik. Datang ke Australi mencari kebebasan beragama. Pada
perkembangannya angka imigran Irlandia meningkat secara drastis dan banyak
imigran Irlandia yang menjadi tokoh gerakan nasional Australia.
3) Orang
Jerman dan Italia
Orang Jerman mendirikan komunitas di
koloni Victoria, New South Wales dan terutama di Queensland. Sedangkan orang
Italia mempelopori pembukaan pemukiman di New South Wales pada tahun 1860. para
imigran Itali bermata pencarian sebagai petani dan perkebunan. Sampai saat ini
keturunan Itali menduduki tempat terting dari jumblah masyarakat Australia.
4) Orang
Yunani.
Kedatangan orang-orang Yunani di
Australia di fasilitasi oleh pemerintah New South Wales (NSW) dengan diberi
tiket grartis untuk datang ke Australia. Dan orang Australia tersebut bekerja
di perkebuna Anggur keluarga Mac Arthur di Camden NSW. Dalam tahun 1981 jumblah
orang Australia keturunan Yunani mencapai 146.625 jiwa.
5) Orang
Yahudi
Kedatangan imigran dari Yahudi ke
Asutralia, karena melarikan diri dari pengejaran dan penyiksaan oleh Nazi
(Jerman)
6) Orang-
orang Balkan, Eropa Timur dan Sekitar Laut Tengah.
Orang – orang tersebut datang ke
Australia menandai berrakhirnya dominasi Inggris. Gelombang ini berisi
unsur-unsur campuran yang sanang besar pengaruhnya terhadap perkembana sejarah
Australia. Ketika perang dunia II terjadi pada tahun (1930an- 1940an) terjadi
perpidahan penduduk Eropa secara besar-besaran keluar Eropa. Pemeritah
Australia menyokong orang-orang Eropa tersebut, khususnya non Inggris. Tahun
1940an – 1950an Autralia menerima ratusan ribu orang yang tidak punya tempat
tinggal di Eropa.
7) Orang
– orang Timur Tengah (Turki dan Lebanon), dan China
Orang timur tengah datang ke australia
pada tahun 1970an. Sedangkan otang-orang Cina datang ke Australia (koloni
Victoria) tahun 1959 sudah mencapai 42 ribu jiwa. Mereka bekerja di
pertambangan-pertambanan emas. Pada perkembanannya orang Cina menimbulkan
masalah, karena ingin menguras habis tambang di Austrlia, juga timbul masalah
budaya dan masalah sosial, karena pernah terjadi beberapa kali kerusuhan didaerah
tamban emas di Victori. Orang-orng cina menjadi sasaran kekerasan tersebut.
Upaya pemerintah Australia untuk
mengatasi masalah orang-orang China, yaitu dengan membuat UU pembatasan
imigrasi China. Dalam tahun 1880-1888 di lakukan konvrensi antar koloni dimana
konfrensi tersebut memutuskan bahwa semua koloni mengeluarkan UU koloni dengan
tujuan mencegah terlalu banyaknya imigran orang non kulit putih, karena
menimbulkan masalah.
c. Kolonis
dan Pendatang (imigran gelombang ke-3)
Pada tahun 1940 pemerintah Australia memprogemkan
agar imigran yang masuk ke Australia sebanyak mungkin, khususnya dari Inggris.
Namun dalam gelombang ketiga ini Australia menerima imigran dari luar Inggris.
Mereka masuk dari daratan Eropa dan daerah sekitar Laut Tengah (Siboro, 1989:
147-152)
2.3
Sistem
Pemerintahan Negara Australia
2.3.1 Pemerintahan
Pusat atau Pemerintahan Federasi
Commonwealth of Australia terdiri dari enam ngara
bagian (state). Kekuasaan mana yang diserahkan kepada pemerintah sentral
(federal) ditetapkan secara tegas, dan sisanya berada pada negara bagian atau
state. Dengan demikian, di Australia terdapat dua susunan pemerintahan, yaitu
Pemerintah Sentral atau Pemerintah Federal, dan Pemerintah Negara Bagian.[7]
Sistem pemerintahan federal dalam garis besar dapat
dideskripsikan sebagai berikut[8]:
1. Commonwealth
of Australia didasarkan pada konstitusi tertulis yang hanya bisa diubah melelui
referendum.
2. Kepala
negara, yang resminya memegang kedaulatan atas Australia, adalah Gubernur
Jendral sebagai wakil raja / ratu Inggris. Dalam praktek pemerintahan
sehari-hari dipimpin oleh Perdana Mentri (Prime minister).
3. Parlemen
terdiri dari dua badan. Senate dan House of Representatives. Senat merupakan
wakil negara-negara bagian. Tiap negara bagian mengirimkan jumlah yang sama.
Semula tiap negara bagian mengirimkan 6 orang, akan tetapi kemudian jumlah ini
ditingkatkan menjadi 10 orang. Northern Territory dan Australian Capital
Territory, masing-masing mengirimkan dua orang wakil, sehingga jumlah anggota
Senat seluruhnya menjadi 64 orang. Biasanya setengah dari anggota Senate
dipilih sekali 3 tahun. House of Representatives merupakan wakil dari seluruh
rakyat. Jumlah wakil dari tiap negara bagian tidak sama, karena tergantung pada
jumlah penduduk di negara bagian masing-masing. Jumlah anggota House of
Representatives dewasa ini adalah 124 orang. Melihat namanya, Senate dan House
of Representatives, susunan parlemen Commonwealth of Australia ini diilhami
oleh sistem yang berlaku di Amerika Serikat.
4. Untuk
memimpin pemerintahan, Gubernur Jendral mengundang orang yang secara mayoritas
mendapat dukungan dari House of Representatives, untuk diangkat menjadi Perdana
Mentri.
5. Perdana
Menteri, yang harus seorang anggota House of Representatives, memilih
mentri-mentri yang juga harus anggota House of Representatives atau Senate.
Perdana Menteri dan kabinet yang dipimpinnya berkuasa selama mendapat dukungan
mayoritas dari House of Representatives.
6. Perdana
Menteri dan Kabinet menyelenggarakan pemerintahan sehari-hari, membuat
keputusan politik dan melaksanakannya, dan juga mempersiapkan rancangan UU
untuk diajukan kepada parlemen.
7. Suatu
rancangan UU harus didiskusikan oleh Senate dan House of Representatives. Suatu
UU harus disetujui oleh kedua badan parlemen tersebut dan ditandatangani oleh
Gubernur Jendral.
8. Gubernur
Jendral berhak memberhentikan Perdana Merntri walaupun masih mendapat dukungan
mayoritas dan House of Representatives, lalu mengangkat Perdana Mentri yang
baru. Hal seperti itu jarang terjadi.
Dari sejak terbentuknya Commonwealth of Australia,
sudah ditetapkan bidang-bidang yang menjadi wewenang dan tanggung jawab
pemerintah federal antara lain[9]:
1.
pertahanan, yang meliputi pemeliharaan
dan pembinaan angkatan perang,
2.
perpajakan, yang meliputi pajak
penghasilan, pajak perusahaan, dan bea cukai,
3.
urusan luar negeri, yang meliputi
pengiriman perwakilan di luar negeri, penendatanganan perjanjian dan perdamaian
dengan negara lain, serta pernyataan perang,
4.
perdagangan luar negeri, yang meliputi
ekspor dan impor, bea cukai,
5.
komunikasi, yang meliputi pos dan telegraf,
6.
imigrasi, yang meliputi kebijaksanaan
dan bantuan bantuan imigrasi,
7.
transportasi, yang meliputi penerbangan,
pelayaran, jalan-jalan dan rel kereta api nasional,
8.
pendidikan, meliputi pendidikan tinggi
dan bantuan untuk sekolah-sekolah,
9.
pembangunan, khususnya proyek-proyek
nasional,
10. hal-hal
yang berkaitan dengan Antartica.
2.3.2 Pemerintahan
Negara Bagian
Pemerintahan di negara bagian, nampaknya disusun
meniru sistem yang berlaku di Inggris[10]:
1. Tiap
negara bagian dikepalai oleh Gubernur yang mewakili Gubernur Jendral,
2. Parlemen
di negara-negara bagian terdiri dari dua badan, kecuali di Queesland yang sejak
tahun 1922 hanya terdiri dari satu badan dan disebut Legislative Assembly. Nama
kedua badan parlemen tersebut tidak sama untuk seluruh negara bagian.
3. Kepala
pemerintahan di negara bagian disebut Primer yang dalam bahasa Indonesia juga
diterjemahkan Perdana Menteri.
Bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab
pemerintahan negara bagian cukup banyak, antara lain[11]:
1. Pendidikan,
meliputi pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan guru,
2. Pembinaan
hukum dan ketertiban masyarakat,
3. Pembangunan,
yang meliputi penjualan tanah dan proyek-proyek bangunan,
4. Pemeliharaan
dan perlindungan lingkungan hidup,
5. Penyediaan
jasa kepala masyarakat, seperti listrik, gas, air, dan sanitari,
6. Perumahan
rakyat,
7. Kesehatan,
termasuk penyediaan rumah sakit dan perawatan,
8. Transportasi
lokal.
2.3.3 Pemerintahan
Lokal
Terdapat sekitar 900 badan pemerintah lokal di Australia. Wewenang pemerintah lokal berbeda
untuk setiap negara bagian dan merupakan tanggung jawab pemerintah negara
bagian masing-masing.[12]
Beberapa badan pemerintah lokal bertanggung jawab menjalankan perusahaan
perhubungan/transportasi dan energi, kebanyakan negara bagian menetapkan besar
tarif bea dan menerima dana dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.
Tanggungjawab pemerintah lokal secara khusus meliputi perencanaan/tata kota,
pengawasan izin bangunan, sarana jalan setempat, penyediaan air bersih, saluran
pembuangan dan drainase, pelayanan sampah dan kebersihan dan fasilitas hiburan
masyarakat.
2.4
Keterkaitan
antara pemerintah pusat atau pemerintahan dan pemerintahan Negara bagian
Pemerintah Federasi dan negara
bagian menjalin kerjasama di berbagai bidang, yang secara resmi merupakan
tanggung jawab negara bagian dan teritori; seperti pendidikan, perhubungan,
kesehatan dan penegakan hukum. Pajak pendapatan ditarik secara federal, dan
debat di antara semua tingkat pemerintahan negara bagian mengenai akses
mendapatkan pemasukan merupakan ciri lama politik Australia.[13]
Parlemen Negara bagian tunduk kepada
UUD nasional dan konstitusi Negara bagian. Hukum federal mengalahkan hokum
Negara bagian yang tidak selaras
dengannya.
Dalam praktiknya, kedua tingkat
pemerintahan bekerjasama dalam banyak bidang di mana Negara bagian dan teritori
secara resmi bertanggung jawab, seperti pendidikan, transportasi, kesehatan dan
penegakan hukum. Pajak penghasilan ditetapkan secara federal, dan debat antar
tingkat pemerintahan mengenai akses kepenerimaan dan fungsi pengeluaran yang
tumpang tindih adalah corak permanen politik Australia. Lembaga pemerintah
daerah dibentuk melalui perundang-undangan di tingkat Negara bagian dan
teritori. Dewan Pemerintahan Australia (COAG) adalah forum untuk
memprakarsai, mengembangkan dan menerapkan reformasi kebijakan nasional yang
menuntut tindakan kerjasama antar tiga tingkat pemerintahan : nasional,
negarabagian atau teritori, dan daerah. Sasarannya mencakup penanganan isu
besar dengan kerjasama dalam reformasi structural pemerintah dan reformasi
untuk mencapai ekonomi nasional yang terintegrasi dan efisien serta pasar
tunggal nasional.
COAG terdiri dari perdana menteri,
perdana menteri Negara bagian, ketua menteri teritori, dan presiden Asosiasi
Pemerintah Daerah Australia. Selainitu, dewan menteri (terdiri dari
menteri nasional, Negara bagian dan teritori, dan bila relevan, perwakilan
pemerintah daerah dan pemerintah Selandia Baru dan Papua Nugini) bertemu secara
teratur untuk mengembangkan dan menerapkan tindakan antar-pemerintah di
bidang-bidang kebijakan khusus.
2.5
Partai
Politik Australia
Di Australia hanya ada
tiga partai utama, yaitu Partai Buruh Australia (Australian Labor Party),
Partai Liberal (Liberal Party), dan Partai Country (Country Party). Partai
Liberal dan Partai Country biasanya sering mendukung dan bergabung atau
berkoalisi menghadapi Partai Buruh, karena itu dalam berbagai literatur,
keduanya disebut Non-Labor atau Non-Labor Coalition.[14]
Ketiga partai
menitikberatkan dukungannya pada sistem pemerintahan parlementer yang
didasarkan pada pemilihan biasa secara rahasia. Berkaitan dengan usaha
masing-masing untuk memperoleh kekuasaan, kedua pihak, Partai Buruh dan koalisi
Liberal-Country, sering menuduh pihak lain berbuat di luar sistem parlementer
untuk mencapai tujuannya.
a. Partai
Buruh Australia (Australian Labor Party),
Sebelum
tahun 1890-an, para pekerja di Australia berpikir bahwa mereka dapat
meningkatkan kehidupan dan kondisi kerja mereka melalui organisasi-organisasi
serikat kerja (Trade Union). Namun ternyata anggapan mereka itu keliru.
Partai-partai politik pada waktu itu terutama mewakili kepentingan para
majikan, dan dapat menggunakan parlemen melawan tuntutan-tuntutan para pekerja
dan memecahkan kekuatan serikat-sekerja. Sadar akan pengalamannya ini, para
pemimpin pekerja memutuskan untuk mendirikan partai politik yang dapat
memperjuangkan nasib mereka di parlemen. Mereka lalu mendirikan Partai Buruh
dalam tahun 1891. Sejak berdirinya sampai sekarang, Partai Buruh memandang
dirinya sebagai partai yang mewakili kepentingan para pekerja di Australia,
terutama dalam memperjuangkan upah dan jam kerja.
Ideologi
partai buruh terdapat dalam mukadimah
dari tujuan partai, yang dirumuskan dalam konferensi Nasional 1981. Konferensi
ini menetapkan bahwa partai burh mengambil ideologi Sosialisme Demokratis, dalam pengertian beberapa prinsip sosialisme
dikehendaki dan hal itu hanya dapt diperoleh dengan melaksanakan proses-proses
parlementer yang demokratis.[15]
Struktur
partai buruh terdiri atas dua tingkat yaitu tingkatan nasional dan tingkatan negara
bagian. Struktur nasionalnya memperlihatkan karakteristik partai yang bersifat
sentralistis, atau lebih besar karakter nasionalnya. Otonomi yang dimilikii
diberbagai cabang negara bagian berbeda dengan berbeda satu sam alin.
Cabang-cabang di negara-negara bagian hampir tidak mempunyai otonomi. Badan pembuat
keputusan tertinggi dalam partai buruh adalah Konferensi Nasional.[16]
b. Partai
Liberal (Liberal Party),
Partai
Liberal dibentuk dalam tahun 1910 dari partai-partai politik lama di Australia
yang mendukung sistem perusahaan perseorangan atau swasta. Partai-partai politik
lama ini mewakili kepentingan kaum industrialis, bankir, dan
pengusaha-pengusaha tambang. Sampai sekarang partai liberal tetap pada prinsip
yang fundamental itu. Partai liberal didukung oleh banyak usahawan, baik
usahawan besar maupun kecil. Sekalipun demikian, Partai Liberal memandang
dirinya sebagai partai yang mewakili kepentingan rakyat luas Australia. Secara
umum Partai Liberal menentang penguasaan pemerintah atas industri-industri dan
sumber-sumber kesejahteraan lainnya.
Tujuan-tujuan
yang igin dicapai partai liberal diantaranya adalah sebagai berikut[17] :
1) Sebuah
parlemen mengawasi Eksekutif dan UU mengawasi semua.
2) Independensi
badan peradilan.
3) Kebebasan
berbicara, beragama dan berserikat.
4) Kebebasan
warganegara untuk memilih cara hidup dan kehidupannya tetapi menjadi subjek
hak-hak orang lainnya.
5) Melindungi
rakyat dari eksploitasi.
6) Mengutamakan
dorongan kepada prakarsa individu dan perusahaan ebagai kekuatan dinamis bagi
perkembangan.
7) Mengembangkan
seluas-luasnya sebuah semangat kebangsaan di Australia.
Struktur
organisasi inisangat sederhana. Hierarki tertinggi dalam organisasi ini adalah Dewan Federal, yang keanggotaannya
mencerminkan struktur federalisme. Masing-masing negara bagian mengirim delapan
delegasi dengan persyaratan harus terdapat satu adari organisasi wanitaliberal,
satiu dari organisasi pemuda liberal, dan tidak lebih dari tiga anggota
parlemn. Pemisahan antara anggota parlemn dan organisasi ditekankan oleh aturan
bahwa anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan-jabatan tertentu didalam
organisasi dan anggota parlemen tidak boleh menjadi prioritas dalam dewan
federal.[18]
Dukungan
bagi Partai Liberal terdapat dikalangan industriawan dan pengusaha diwilayah
perkotaan. Dalam hal agama, terdapat kecenderungan bahwa pemeluk protestan
terutama aliran Presbyterian merupakan pendukung gkuat partai Liberal.
c. Partai
Country (Country Party).
Partai
Country terbentuk dalam tahun 1919 untuk mewakili para petani dan orang-orang
Australia yang merasa belum terwakili dalam parlemen. Partai ini didirikan oleh
para petani dan peternak. Motif pendiriannya antara lain adalah untuk
memperjuangkan kepentingan kaum petani dan peternak yang menganggap bahwa
bidang mereka merupakan dasar kemakmuran Australia. Para petani dan peternak
itu kadang-kadang melihat bahwa partai Liberal tidak konssekkuen menghadapi
Partai Buruh. Pertentangan dengan Partai Buruh ini merupakan tali pengikat
kerjasama antara Partai Liberal dengan Partai Country. Sering kali dukungan
Partai Country inilah penentu kemenangan Partai Liberal terhadap Partai Buruh
dalam pemilihan Umum di Australia.
Ideologi
partai ini mencerminkan seruan moral kaum tani pedesaan. Kaum tani mempunyai
penilaian tersendiri mengenai dirinya dan pekerjaannya mereka berpandangan
bahwa pertaian dan perternakan adalah aktifitas untuk menaikan martabat manusia
dan masyarakat yang baik. Oleh karena itu partai country selau berpedoman bahwa
apa yang baik bagi petani dan peternak adalah yang baik juga bagi Australia.
Dengan asumsi ini partai percaya industri primer yang dikerjakan petani dan
peternak adlah basis perekonomian Australia.[19]
Struktur
organisai spartai ini pada tingkat federal terdapt Federal Council atau Dewan Federal sebagai pembuat keputusan tertinggi
dalm partai. Anggota dewan terdiri ataspemimpin dan wakil pemimpin partai di
majelis rendah federal, pemimpin partai di senat dan pemimpin partai di setiap parlemen
negara bagian, perwakilan Organisasi Pemuda Nasional, perwakilan Organisasi Wanita
Nasional, mantan ketua partai yang terakhir, ketua federal, bendahara federal,
sekretaris federal, ketua Organisasi Pemuda Nasional dan ketua Organisasi
Wanita Nasional.[20]
Sebagai sama-sama
partai yang menganut sistem pemerintahan parlementer, perkembangan serta
keberhasilan partai-partai politik tersebut baru nampak kaluadikaitkan
denga pemilu dan pelaksanaan
pemerintahan. Oleh karena itu baik kiranya diikuti uraian Bereson dan Rosenblat
(1979) yang dalam garis besarnya adalah seperti berikut ini.
Dalam pemilihan tahun
1913 Partai Liberal dibawah pimpinan Joseph Cook memperoleh kemenangan
mayoritas dalam HoR. Cook memegang pemerintahan namun mengalami kesulitan
mengeluarkan UU karena Partai Buruh memperoleh mayoritas dalam Senat.
Dalam tahun 1916 masalah
wajib militer menimbulkan perpecahan dalam Partai Buruh. Perdana menteri Hughes
beserta teman-temannya yang pro wajib militer meninggalkan Partai Buruh dan
mendirikan partai baru yang disebut Partai Buruh Nasional. Dalam tahun 1920-an
partai Buruh berusaha membangun dirinya kembali.
Tahun 1923-1929 Partai
Nasional dibwah pimpinan Stanley Melbourney Bruce dan PartaiCountry dibawah
pimpinan Page, menyelenggarakan pemeriintahan koalisi. Namun dalam pemilihan
yang diadakan dalam tahun 1929 Partai Buruh memperoleh mayoritas kursi di HoR.
Sampai tahun 1931
berlangsung pemimpinan Partai Buruh oleh James H. Scullin. Masa ekonomi dan
permusuhan partai nonlabor yang menduduki mayoritas kursi Senate, meyebabkan
pemerintahan Scullini mengalami kesulitan. Satu perpoecahan kembali terjasi
dalam tubuh Partai Buruh. Satu gologan dibawah pimpinan Joseph A. Lyons,
meninggalkan Partai Buruh dan bergabung dengan Partai Nasional dan membentuk
partai baru yang bernama Partai Persatuan Australia. Lyons menjadi Perdana Menteri
tahun 1931 sampai tahun 1939.
Dukungan Partai
Country, United Australia Party memerintah sampai tahun 1941. Sesudah
Lyons,pemimpin pemerintahan dipegang oleh Robert C. Menziez dan kemudian oleh
Arthur W. Fadden. Namun dalam pemilihan tahun 1941 Partai Buruh kembali
memperoleh mayoriutas kursi HoR. Dengan demikian Partai Buruh kembali mmerintah
dibawah pimpinan John J. Curtin.
Setelah kematian Curtin
1945, Joseph Chifley memegang pimpinan Partai Buruh dan memerintah samapai
1949. Dalam tahun 1949 Partai Buruh
mengalami kekalahan setelah pemogokan buruh tambang batu bara. Pemerintah
Partai Buruh digantikan oleh koalisi Partai Liberal dengan Partai Country.
Dalam pemilihan tahun
1961, koalisi Partai Liberal dangan Partai Country berhasil meraih kemenangan tipis.
Harold E. Holt menjadi Perdana Menteri, setelah meninggal digantikan oleh John
G. Gorton. Tahun 1971 ia digantikan oleh William Mc Mahon. Semetara itu dalam
tubuh Partai Liberal terjadi goncangan karena ada persaingan antar kelompok
untuk memperebutkan pimpinan partai tersebut.
Partai Buruh dibawah
pimpinan E. Gough Whitlam metaih kemenagan pada tahun 1972 dan 1974, akan
tetapi terpaksa mengalami sikap permusuhan dengan senat . dalam tahun 1975
Senat menolak rencana UU yang diajukan pemerintah. Gubernur Jendral
memberhentikan Whitlam dan menunjuk pemimpin partai Liberal J Malcolm Fraser
sebagai pemangku jabatan perdana menteri.
Demikianlah
ketiga partai politik tersebut silih
berganti memegang pemerintahan. Kemenangan salah satu partai dalam pemilihan,
tidak hanya ditentukan oleh anggota partai yang dengan setia memilih partainya,
akan tetapi sering kali ditentukan oleh para pemilih yang terkenal dengan
sebutan floating voters. Mereka ini menentukan pilihan mana yang paling cocok
bagi kepentingannya. Dengan perkataan lain, partai mana yang berhasil meraih
kelompok floating voters ini, kemungkinan dapat memenangkan pemilihan.
Selain
ketiga partai utama sebagaimana telah dikemukakan di muka, dewasa ini Australia
terdapat juga beberapa partai kecil yaitu:
a.
Partai Komunis,
Partai
Komunis Australia terbentuk dalam tahun 1920. Para penganut partai ini
berkeyakinan mampu membangun negara sosialis, dan bertekat menghancurkan sistem
kapitalisme. Perterntangan-pertentangan dalam tubuh partai sendiri, yang disebabkan
oleh perbedaan-perbedaan pandangan untuk mencapai tujuannya, menyebabkan partai
ini pecah dan sukar berkembang. Sampai sekarang, Partai Komunis Australia belum
pernah memperoleh satu kursi pun dalam parlemen federal, sekalipun partai ini
sudah ikut dalam pemilihan. Akhir-akhir ini, partai tersebut rupanya telah
mulai mempengaruhi trade union – trade union, dan diduga juga telah
mempengaruhi Partai Buruh.
b.
Partai Buruh Demokratis,
Pada
tahun 1954, dalam tubuh Partai Buruh terjadi perpecahan sehingga lahir partai
baru yang bernama Partai Buruh Demokratis (Democratic Labor Party). Partai
Buruh Demokratis (Democratic Labor Party) adalah salah satu partai kecil yang
memainkan peranan pengimbang kekuasaan di senat antara 1955-72.
Peranan
yang dimainkan partai ini merupakan terobosan dalam politik Australia.
Dimasa-masa sebelumnya terutama sampai masa sebelum 1949, pemerintah selalu
mengontrol senat, dengan jumlah kursi mayoritas. Sejak diterapkan metode
perwakilan berimbang untuk memilih anggota senat, yang memungkinkan terpilihnya
calon-calon dari partai kecil semacam DPL, dan wakil-wakil independen maka
peran senat muai diperhatikan oleh partai-partai yang berkuasa. Ini berarti
pemerintah dipaksa mengadakan negosiasi dengan berbagai partai kecil untuk memuluskan
proses legislasi yang sering pula harus
mengadakan berbagai amandemen terhadap RUU yang diajukan.[21]
Partai
ini dibentuk sebagai partai yang anti komunis, dan menarik anggota-anggotanya
terutama dari kelompok industri. Partai ini yakin bahwa Partai Buruh Australia
sudah disusupi oleh faham dan orang-orang komunis yang menyebabkan partai
tersebut terlalu radikal untuk ukuran Australia. Kelompok Katholik nti-komunis
menolak partai Buruh yang mengambil posisi bedampingan dengan komunismesebagai
kebijakan politik luar negeri, dan mendesak partai untuk menerima sebuah
kebnijakan sosial yang memberikan tekanan penting kepada keluarga sebagai sub
unit sosial, bantuan negara kepada sekolah-sekolah gereja serta menolak
sosialisme sebagai sebuah kredo sosial.[22]
Sumber
dukungan DPL adalah kelompok industrialis dalam partai buruh. Sebagian besar
dukungannnya berasal dari negara-negara bagian Victoria dan Queensland, dimana
DPL memperoleh dukungan dari gereja-gereja katholik Roma. Selain itu dukungan
yang cukup menentukan juga diperoleh dari kelompok-kelompok sayap kanan non katholik.[23]
Hal ini menyebabkan beberapa kebijakan DPL mencerminkan pengauh agama katholik,
seperti peningkatan pelayanan terutama kepada keluarga, mendorong pengusaha dan
pemilikpartai kecildan bantuan keuangan pemerintah bagi sekolah-sekolah swasta
dan gereja. Partai Buruh Demokratis ini mampu bertahan selama 24 tahun; tahun
1978 partai ini dinyatakan bubar.
c.
Partai Demokrat Australia.
Pada
tahun 1977 suatu partai baru lahir lagi di Australia. Namanya adalah partai
Demokrat Australia (Australian Democrat Party). Partai ini didirikan oleh
pendukung-pendukung Partai Buruh dan Partai Liberal yang merasa yakin mempunyai
sudut pandang yang sangat dekat, dan karena itu bersatu membentuk satu partai.
Sejauh
ini AD memegang sebuah dasar ideologi yang diistilahkan dengan liberalisme demokratik. Ideologi
tersebut diterjemahkan oleh anggota-anggota AD melalui partisipasi yang
demokratis dalam prosedur-prosedur perumusan kebijakan dan pemilihan
pejabat-pejabat partai. AD juga memegang komitmen bagi demokratisasi dibidang
industri, sebagaimana tercantum dalam platformya. Komitmenterhadap nilai-nilai
liberal juga dimana AD bersikap melindui hk-hak individu dan kebebasan sipil,
dan pemeliharaan Bill of Rights, menjadi
perhatian utama.[24]
Basis
dukungan utama bagi partai ini adalah kelompok-kelompok yang tidak puas terhadap
kebijakan partai utama, parrtai buruh dan partai liberal. Dukungan bagi AD di
majelis rendah federal juga memiliki persoalan, dimana partai ini tidak
memperoleh satu kursipun dalam majelis rendah fedaral, sekalipun memperoleh
dukungan 9,4% dukungan pemilih dalam pemilu federal 1977 yang menurun menjadi
6,6% pada tahun 1980 dan lebih menurun lagi menjadi 5% pada pemilu 1983. Karena
itulah AD mengkonsentrasikan diri untuk memperoleh kursi senat.[25]
BAB
3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ada tiga gelombang utama migrasi yang berperan dalam proses
dalam terbentuknya masyarakat,
a. gelombang
migrasi penduduk asli diperkirakan sudah mulai berlangsung 30.000 tahun yang
lalu.
b. gelombang
migrasi yang mulai sejak tahun 1788, yaitu gelombang migrasi orang-orang Eropa
yang datang dari Inggris.
c. gelombang
migrasi yang mulai memasuki Australia sesudah Perang Dunia II.
Faktor-faktor yang mendorong para imigran untuk pergi ke
Australia adalah adanya progem migrasi berbantuan (assisted immgration) dari
pemerintah Inggris. Keuntungannya adalah untuk mempercepat pembangunan
pertumbuham jumblah penduduk dalam rangka membangun koloni Australia mengatasi
masalah kepadatan penduduk, serta mengatasi masalah sosial akibat kelebihan
penduduk di Inggris pada waktu itu. Adanya temuan tambang di New South Wales
dan Tasmania
Imigran-imigran yang datang ke Australia bukan hanya berasal
dari Inggris dan Cina tetapis juga dari Irlandia, daratan Eropa yaitu Jerman
dan Italia dan sekitar laut Tengah, seperti dari Israel, Libanon, Turki dan
Mesir. Dengan maksutnya imigran yang berasal dari berbagai negara berlatar
belakang kebangsaan dan kebudayaan serta panangan hidup yang beraneka ragam
maka Auistralia berkembanya menjadi bansa yang berpangana kosmopolitan.
Pola pemerintahan di negara federal Australia memiliki
parelemen yang terdiri dari HoR dan Senat yang mengangkat Perdana Mentri dan
Perdana Mentri mengangkat para mentri melaksanakan konstitusi.Gebernur Jendral
diangkat oleh perdana mentri yang dimana ia menjadi eksekutif yang memiliki
kekuasaan konstitusional dan saran dengan dewan eksekutif federal yang
didalamnya perdana menteri Tugas dan wewenang antara negara federasi dengan
negara bagian lebih diatur dalam konstitusi Australia.
Perdana mentri mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat
besar. Tugas perdana mentri antara lain memlih mentri-mentri setelah
memenangkan pemilu, menetapkan waktu pemilu, mengangkat pejabat-pejabat negara,
mengakat anggota-anggota komite sebagai juru bicara partainya. Perdana mentri
mempunyai tanggung jawab untuk membina hubungan baik dengan back bencher
partainya di parlemen. Dalam melaksanakan tugasnya perdana mentri dibantu oleh
para mentri. Mentri-mentri mempunyai tugas memimpi suatu departemen yang
memprakarsai pembentukkan RUU.
Di Australia hanya ada
tiga partai utama, yaitu Partai Buruh Australia (Australian Labor Party),
Partai Liberal (Liberal Party), dan Partai Country (Country Party). Partai
Liberal dan Partai Country biasanya sering mendukung dan bergabung atau
berkoalisi menghadapi Partai Buruh, karena itu dalam berbagai literatur,
keduanya disebut Non-Labor atau Non-Labor Coalition.
Ketiga partai
menitikberatkan dukungannya pada sistem pemerintahan parlementer yang
didasarkan pada pemilihan biasa secara rahasia. Berkaitan dengan usaha masing-masing
untuk memperoleh kekuasaan, kedua pihak, Partai Buruh dan koalisi
Liberal-Country, sering menuduh pihak lain berbuat di luar sistem parlementer
untuk mencapai tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Zulkifli. 1999. Sistem Politik Australia.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Siboro, J. 1996. Sejarah Australia.Yogyakarta
: Ombak
Siboro, J. 1996. Sejarah Australia. Bandung :
Tarsito
Syabuddin, Mangandaralam. 1986. Mengenal Dari
Dekat Australia Benua Kangguru. Bandung : Remadja Karya Cv
[1] Syabuddin,
Mangandaralam. 1986. Mengenal Dari Dekat Australia Benua Kangguru.
Bandung : Remadja Karya Cv
[2] Siboro,
J. 1996. Sejarah Australia. Bandung : Tarsito. hlm 146
[3] Siboro,
J. 1996. Sejarah Australia. Bandung : Tarsito hlm 147
[4] Siboro,
J. 1996. Sejarah Australia. Bandung : Tarsito hlm 150
[5] Siboro,
J. 1996. Sejarah Australia. Bandung : Tarsito. hlm 152
[6] Siboro,
J. 1996. Sejarah Australia. Bandung : Tarsito. hlm 147-152
[7] Siboro,
J. 1996. Sejarah Australia. Bandung : Tarsito. hlm 160
[8] Siboro,
J. 1996. Sejarah Australia. Bandung : Tarsito. hlm 160-161
[9] Siboro,
J. 1996. Sejarah Australia. Bandung : Tarsito. hlm 162
[10] Siboro,
J. 1996. Sejarah Australia. Bandung : Tarsito. hlm 162
[11] Siboro,
J. 1996. Sejarah Australia. Bandung : Tarsito. hlm 163
[12] Federasi Australia Otonomi Indonesia. hlm
3. http://www.abc.net.au
[13] Federasi Australia Otonomi Indonesia. hlm
3. http://www.abc.net.au
[14] Siboro, J. 1996. Sejarah Australia.
Bandung : Tarsito. hlm 163
[15] Hamid,
Zulkifli. 1999. Sistem Politik Australia. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm
197
[16] Hamid,
Zulkifli. 1999. Sistem Politik Australia. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm
206
[17] Hamid,
Zulkifli. 1999. Sistem Politik Australia. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm
232
[18] Hamid,
Zulkifli. 1999. Sistem Politik Australia. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm
234
[19] Hamid,
Zulkifli. 1999. Sistem Politik Australia. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm
258
[20] Hamid,
Zulkifli. 1999. Sistem Politik Australia. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm
262
[21] Hamid,
Zulkifli. 1999. Sistem Politik Australia. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm
280
[22] Hilman
Adil, Hubungan Australia dengan
Indonesia. 1945-1962. Jakarta: Djambatan. 1993. hlm 17-18
[23] Evans, Op. Cit,. hlm 89
[24] Hamid,
Zulkifli. 1999. Sistem Politik Australia. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm
288
[25] Hamid,
Zulkifli. 1999. Sistem Politik Australia. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm
292-294
Tidak ada komentar:
Posting Komentar