BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti diketahui ilmu
manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tatacara penting
dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.Oleh
karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen
dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan
tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadapruang lingkup dan perkembangan
ilmu manajemen.
Tulisan ini juga
membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu
manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi
berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern yang
merupakan cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus dengan berbagai
aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran
klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produksi sedangkan aliran hubungan
manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada
dalam organisasi.
Seseorang manajer
hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan
(evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul
dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat menggunakan teori yang paling
sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi
situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat
keputusan yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana
perkembangan ilmu manajemen?
b) Bagaimana
perkembangan teori manajemen?
1.3 Manfaat
a) Mengetahui
perkembangan ilmu manajemen
b) Mengetahui
perkembangan teori manajemen
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
Ilmu Manajemen
Sesungguhnya
manajemen sudah ada sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida di
Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu
telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti
tahapan-tahapan tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang
megah di tengah gurun pasir dapat menjadi decak kagum masyarakat dis seluruh
dunia dari dulu hingga kini. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana
tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan
para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Dari
sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat
dalam pembangunan Piramida di Mesir.
Selain
Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan
kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina dahulu
telah melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen
tersebut sehingga bangunan benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari
ini. Selain itu juga Candi Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh
bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita.
Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah
menerapkan manajemen.
Pertumbuhan
manajemen meliputi 3 fase yaitu 1) Fase Prasejarah, yang berakhir pada tahun 1;
2) Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886; 3) fase modern, mulai 1886
sampai sekarang.
Tokoh
yang mengawali munculnya manajemen adalah Mooney (1800-an). Ia telah memberikan
kontribusi utaman bagi manajemen, yaitu diterapkannya staf dalam gereja
katolik. Kesatuan doktrin yang diaplikasikan dalam organisasi militer
menegaskan pentingnya mengomunikasikan sasaran dan rencana kepada pengikut.
Selanjutnya Small (1800-an) memberikan kontribusinya bagi manajemen ilmiah
berupa csmeralisme, yaitu paham
sekelompok administrator dan cendikiawan kebangsaan Jerman dan Austria yang
menekankan pentingnya administrasi yang sistematis dan pendirian universitas
manajemen.
Tokoh
pendahulu manajemen ilmiah ialah Watt dan Boulton (1800). Mereka memberikan
kontribusi pemikirannya bagi manajemen ilmiah berupa penerapan pendekatan
ilmiah, mengembangkan penelitian pasar, prakiraan, perencanaan produksi, tat
arus kerja, standardisasi, perencanaan produksi, tata arus kerja, standarisasi
komponen produk, dan sistem pengendalian.
Owen
(1810) sebagai seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark
Skotlandia telah menekankan pentingnya unsure manusiawi dalam produksi. Dia
membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja seperti pengurangan hari kerja
standar, pembatasan anak-anak di bawah umur yang bekerja, membangun perumahan
yang lebih baik bagi karyawan, mengoperasikan toko perusahaan yang menjual
barang-barang murah, serta melatih pekerja. Ia berpendapat bahwa melalui
perbaikan kondisi karyawanlah produksi dan keuntungan akan meningkat, dan
keuntungan yang paling menguntungkan ialah pada karyawan (vital machines).
Selain itu, Owen mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang memungkinkan
peningkatan produktivitas. Kontribusi utama Owen bagi manajemen ialah melakukan
percobaan dalam pabrik tekstil. Hasilnya untuk meningkatkan kondisi kerja
karyawan, melatih karyawan, dan membangun temapat tinggal mereka. Owen terkenal
sebagai Bapak Manajemen Personalia
Modern.
Poor
(1855) memberikan kontribusi bagi manajemen berupa pandangannya yang menganggap
manajemen sebagai sistem dengan struktur organisasi yang jelas, komunikasi yang
memadai, kepemimpinan manajerial perkeretaapian. Fase ini diakhiri dengan
lahirnya Gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori Taylor pada tahun 1886 yang
sekaligus menandai dimulainya fase modern.
Sejak
revolusi Industri, dikenal pendekatan Manajemen Ilmiah yang dipelopori oleh
Taylor (1856-1915) pada tahun 1901. Kemudian berkembang menjadi pendekatan
Teori Organisasi Klasik. Pendekatan Manajemen Ilmiah dan teori organisasi
klasik disebut Teori Manajemen Klasik selanjutnya berkembang pula menjadi
pendekatan Hubungan Manusiawi, Perilaku (Behaviorial), Kuantitatif, Sistem,
Kontigensi, dan Hubungan Manusia Baru.
2.2
Perkembangan Teori Manajemen
Apa
yang telah dikenalkan oleh Owen dan Babbage pada akhir abad 19 memberikan
kontribusi yang berharga bagi para praktisi manajemen bahwa organisasi bisnis
perlu dikelola secara benar, terutama jika organisasi tersebut berskala besar
dan melibatkan banyak sekali orang dan sumber daya yang harus dikelola.
Kontribusi Owen dan Babbage seolah telah membukakan mata para praktisi bisnis
pada saat itu bagaimana seharusnya bisnis dijalankan. Bermunculan pula setelah
itu berbagai teori-teori dalam ilmu manajemen sebagai berikut.
2.2.1
Teori Manajemen Klasik
1.
Manajemen
Ilmiah
Taylor
adalah orang pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah. Ia seorang ahli teknik mesin yang memulai
pekerjaannya di pabrik baja Midvale Steel Company Philadelphia (USA) sebagai
pekerja biasa selama 6 tahun. Setelah 6
tahun bekerja ia diangkat menjadi Chief Engineer. Pada tahun 1886 ia meneliti usaha untuk
meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan gerak (time and motion
study). Ia berpendapat bahwa efisiensi
perusahaan rendah karena banyak waktu dan gerak-gerak buruk yang tidak
produktif. Hasil penelitiannya disajikan
didepan Kongres Sarjana Teknik Amerika, kemudian ditulis dalam bukunya yang
berjudul “The Principles of Scientific Management”. Begitu pentingnya buku
tersebut bagi para buruh dan manajer, maka pada tahun 1911 diterbitkan oleh
sebuah penerbit. Semenjak itu, Taylor
terkenal dengan Bapak Manajemen Ilmiah (the Father of Scientific Management).
Dalam
berbagai bukunya, istilah manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah ialah
penerapan metode ilmiah dalam studi, analisis dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Arti kedua, manajemen ilmiah ialah
seperangkat mekanisme atau teknik (a bag of tricks) guna meningkatkan efisiensi
dan keefektifan organisasi. Taylor
juga telah menuangkan gagasan-gagasannya dalam dua makalah yang berjudul Shop
Management (1903) dan Testimony Before the Special House Committee (1912). Akhirnya, ketiga karyanya yang telah
disebutkan diatas dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Scientifict
Management.
Taylor
juga telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah dalam
manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi dan
keefektifan organisasi. Ia berasumsi
bahwa manusia harus diperluakn seperti mesin.
Dalam bekerja, setiap manusia harus diawasi oleh supervisor secara
efektif dan efisien. Peran supervisor
harus diterapkan dengan maksimal. Setiap
manusia harus berproduksi seperti mesin dan disuruh bekerja tanpa mengenal
waktu dan lelah.
Empat
prinsip dasar pemikiran manajemen ilmiah Taylor (Hitt, et al., 1986) adalah
sebagai berikut :
1.
Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang harus diuraikan menurut bagian-bagiannya dan cara ilmiah untuk
melakukan setiap bagian dari pekerjaan tersebut perlu ditetapkan sebelumnya
Para
pekerja harus diseleksi dan dilatih secara ilmiah untuk melakukan pekerjaan
yang ditugaskan kepadanya
2.
Harus ada kerja sama yang baik antara
manajer dan pekerja sehingga segala tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana
3.
Harus ada pembagian kerja antara manajer
dan para pekerja
4.
Manajer harus menjalankan kehiatan
supervisi, memberikan perintah dan merancang apa yang harus dikerjakan,
sedangkan para pekerja harus bebas mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan kepada
mereka
Keempat
prinsip manajemen ilmiah ini didesain untuk memaksimalkan produktifitas
kerja. Mekanisme dan teknik yang
dikembangkannya untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut diantaranya studi
gerak dan waktu, pengawasan fungsional, system upah per potong diferensial,
prinsip pengecualian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi,
standarisasi pekerjaan, peralatan dan tenaga kerja.
Kegunaan
yang diperoleh dari pengembangan teknik-teknik manajemen ilmiah ini ialah riset
operasional, simulasi dan otomatisasi.
Titik
berat dari pemikiran Taylor ialah pada peningkatan efisiensi dan keefektifan
pekerja tingkat bawah dengan cara meningkatkan produktifitas dan memperbesar
bidang produksi. Fungsi manajemen
menurut Taylor ialah Planning, Directing and Organizing of Work yang disingkat
PDO.
Gantt
(1861-1919) mengembangkan 4 prinsip Taylor diatas yang terkenal dengan sebutan
prinsip Gantt yaitu 1) kerja sama harus saling menguntungkan kedua belah pihak
antara manajemen dan pekerja , 2) seleksi ilmiah pekerja, 3) system bonus untuk
merangsang pekerja dan 4) instruksi-instruksi kerja yang rinci harus digunakan.
Gantt
sangat tertarik tentang cara-cara meningkatkan efisiensi dan keaktifan
kerja. Untuk itu, ia berusaha
meningkatkan system kerja organisasi dengan menggunakan jadwal kerja yang
terencana. Kontribusi Gantt yang
terkenal dan masih dipakai hingga saat ini adalah teknik membuat jadwal (time
schedulle) dengan menggunakan diagram batang (bar) mendatar yang kemudian
disebut juga Bar Chart atau Gantt Chart.
Gantt Chart sangat sederhana sehingga mudah dibuat dan banyak digunakan
orang untuk membuat jadwal.
Gilberth
(1868-1924) dan istrinya (1878-1972) yang menangani Biro Konsultasi Manajemen
merupakan contributor kedua dalam pendekatan manajemen klasik. Frank Gilbert adalah seorang pelopor
pengembangan studi gerak dan waktu yang telah menciptakan berbagai teknik
manajemen yang diilhami Taylor. Untuk
meningkatkan efisiensi dan keefektifan kerja, mereka mempunyai konsep yang
sangat popular yaitu The one best way (satu cara yang terbaik).
Dari
penelitiannya, mereka menemukan bahwa dalam teknik memasang batu bata dengan 17
gerakan, gerakannya dapat dikurangi sebesar 70% sehingga hasil kerja dapat
meningkat tiga kali lipat yaitu dari kecepatan 120 bata per jam menjadi 350
bata per jam. Ia memiliki 12 orang anak. Dua orang diantaranya menulis buku terlaris
pada saat itu dengan judul Cheaper by the Dozen. Buku tersebut menggambarkan gagasan Gilberth
untuk mencoba menerapkan teknik manajemen ilmiah dalam keluarga. Kedua belas anaknya yakin bahwa teknik
manajemen ilmiah yang ditulis tersebut adalah teknik manajemen yang terbaik.
Istrinya
Gilberth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja seperti seleksi,
penempatan dan pelatihan personalia. Ia
mengemukakan pendapatnya dalam buku The Psychology of Management. Menurut Gilberth, manajemen ilmiah memiliki
tujuan akhir yaitu membantu para karyawan dalam mewujudkan seluruh potensinya
sebagai makhluk hidup.
Emerson
(1853-1913) popular dengan sebutan efficiency engineering sebagai tipe
konultasinya. Ia melihat penyakit system
industry adalah pemborosan. Ia yakin
bahwa hancurnya pabrik bukan disebabkan tanah, pekerja dan modal, tetapi karena
msikinnya ide-ide untuk berkembang.
Akhirnya ia menemukan 12 prinsip efisiensi yang sangat terkenal
dizamannya. Ke 12 prinsip efisiensi itu
ialah 1) tujuan dirumuskan dengan jelas, 2) kegiatan yang dilakukan masuk akal,
3) dikerjakan oleh orang yang benar-benar kompeten, 4) disiplin, 5) adil, 6)
laporan yang reliable, mutakhir dan valid, 7) pemberian perintah, 8)
standar-standar dan penjadwalan, 9) kondisi yang memiliki standar, 10) operasi
yang memiliki standar, 11) instruksi praktis tertulis yang memiliki standard an
12) ganjaran akibat efisiensi.
Keterbatasan
Manajemen Ilmiah dan Sumbangannya
Metode
manajemen klasik banyak diterapkan dalam berbagai kegiatan organisasi untuk
meningkatkan produktifitas kerja. Studi
gerak dan waktu, prinsip efisiensi, seleksi pekerja secara ilmiah, perlunya
pendidikan dan pelatihan ternyata mampu meningkatkan produktifitas kerja.
Kritik
yang sangat keras dari para ahli perilaku yang mengecam penganut Taylor
menyatakan bahwa Taylor dan penganutnya telah memperlakukan para pekerja secara
tidak manusiawi. Taylor dan pengikutnya
menganggap manusia sebagai factor produksi yang dapat dimanipulasi dengan
intensif ekonomi. Upah dibayar
berdasarkan hasil yang dikerjakan. Untuk
mengejar upah yang banyak, para pekerja bekerja keras sampai melupakan anak dan
istrinya dirumah. Akibatnya, terjadilah
kenakalan anak dan keretakan keluarga.
Untuk mengatasi kelemahan pendekatan manajemen klasiktersebut, muncul
pemikiran para ahli berikutnya dengan pendekatan baru yang disebut pendekatan
teori organisasi klasik.
2.
Teori organisasi klasik
Teori organisasi klasik
menurut Lunenburg dan Ornstein (2000) dibedakan
atas dua perspektif manajemen, yaitu
manajemen ilmiah dan manajemen administratif. Teori organisasi klasik disebut
juga teori administrasi (Gray, 1990: 52)
atau teori manajemen administratif. Seorang tokohnya bernama Fayol (1841-1925).
Fayol terkenal sebagai Bapak Teori Ilmiah. Ia mengemukakan teori dan teknik administrasi
untuk mengelola organisasi yang kompleks dalam bukunya dengan judul Administration Industrielle et General (1916). Fayol merinci operasi perusahaan ke dalam 6 kegiatan, yaitu:
a)
Teknis (technical). Perusahaan menghsilkan
suatu produk.
b)
Komersil (commercial). Perusahaan membeli bahan
mentah dan menjual hasil produksi.
c)
Keuangan (financial). perusahaan mencari dan
menggunakan modal.
d)
Keamanan (security). Perusahaan menjaga
keselamatan karyawan dan kekayaan perusahaan.
e)
Akuntansi (accounting). Perusahaan mencatat dan
melaporkan biaya, laba, liabilitas, dan pembuatan neraca.
f)
Manajerial dan teknik-teknik kepemimpinan.
Fayol juga membagi
empat belas prinsip administrasi yang sangat terkenal yaitu:
1)
Divisi kerja. Semakin seseorang menjadi
spesialis, maka pekerjaannya juga semakin efesien.
2)
Otoritas. Manajer harus member perintah/tugas
supaya orang lain dapat bekerja.
3)
Disiplin. Setiap anggota organisasi harus
menghormati peraturan-peraturan dalam organisasi.
4)
Kesatuan perintah. Setiap karyawan harus
menerima perintah dari satu orang saja, agar tidak terjadi konflikperintah dan
kekaburan otoritas.
5)
Kesatuan arahan. Pengarahan pencapaian
organisasi harus diberikan oleh satu orang berdasarkan satu rencana.
6)
Pengutamaan kepentingan umum. Yaitu organisasi,
dari pada kepentingan pribadi yaitu karyawan.
7)
Pengupahan yang adil antara pekerja dan
majikan.
8)
Pemusatan. Manajer adalah penanggung jawab
terakhir dari keputusan yang diambil, walaupun demikian manajer juga harus
member wewenang cukup kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas.
9)
Rentang Kendali yaitu rentang supervisor dari
otoritas di atas ke bawahnya. Garis otoritas harus jelas dan dipatuhi setiap
waktu.
10) Teratur. Material dan
manusia harus diletakkan pada waktu dan tempat yang serasi.
11) Pemerataan. Manajer
harus adil dan akrab dengan bawahannya.
12) Stabilitas Personal.
Perputaran karyawan yang terlalu tinggi menunjukkan tidak efisiensinya fungsi
organisasi.
13) Inisiatif. Bawahan
harus diberi kebebasan untukmembuat dan menjalankan rencana, walaupun mungkin
yang dilakukannya salah.
14) Semangat tim.
Peningkatan semangat kelompok akan menimbulkan rasa kesatuan.
Menurut
Fayol, ada lima fungsi manajemen yaitu Planning,
Commanding, Coordinating, and Controling yang disingkat PCC. Gulick (1892)
adalah seorang yang berpengalaman di bidang industry dan pemerintahan. Ia
memperbaiki 14 prinsip manajemen Fayol dan kemudian menuliskannya dalam buku Papers on the science pada tahun 1937.
Fungsi-fungsi manajemen menurut Gullick, yaiti Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reportimg, and
Budgeting dengan akronim POSDCoRB.
Perkembangan
teori adminisrasi berikutnya dipengaruhi oleh Max Weber (1984-1920) seorang
dari Jerman sebagi peletak dasar sosiologi modern di Jerman yang kemudian
terkenal sebagai Bapak Birokrasi. Teori Birokrasi yang dihasilkannya muncul
sekitar Perang Dunia I dimana sering terjadi pertentangan antar buruh.
Beberapa sumbangan
aliran ini :
a.
konsep keterampilan manajerial dapat diterapkan
pada berbagai tipe kegiatan kelompok, misalnya sekolah, pemerintah, dan
lain-lain lembaga.
b.
pandangannya bnyak diterima oleh para manajer
dibandingkan pandangan aliran lain, sebab ia memberi hal-hal praktis yang dapat
diterapkan.
c.
pandangan yang diberikan menyadarkan para manajer
akan masalah-masalah dasar yang mungkin akan dihadapi dalam setiap organisasi.
Beberapa keterbatasan
aliran ini adalah:
a.
merangsang berpikir mengutamakan konformitas
dan formalitas,
b.
merupakan rutinitas yang membosankan,
c.
ide-ide inovatif tidak sampai kepada pengambil
keputusan karena panjangnya jalur komunikasi,
d.
tidak memperhitungkan organisasi nonformal yang
seringkali lebih berpengaruh kepada organisasi formal,
e.
dijalankan secara berlebihansehingga terjadi over bureaucratization
f.
kecenderungan menjadi orwelian , yaitu keingin birokrasi mencampuri (turut melaksanakan)
bukan mengendalikan urusan.
2.2.2 Pendekatan Hubungan Manusiawi (Human Relations Approach)
Aliran
hubungan manusiawi muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan
pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efesiansi produksi dan
keharmonisan kerja. Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan
frustrasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola prilaku yang
rasional. Para ahli selanjutnya melengkapi teori klasik dengan menerapkan
sosiologi dan psikologi dalam manajemen.
Ada
beberapa ahli yang mencoba melengkapi teori organisasi Klasik dengan pandangan
sosiologi dan psikologi, yaitu :
1. Hugo
Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri.Sumbangannya yang
terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologidalam mewujudkan tujuan-tujuan
produktivitas sarna seperti denganteori-teori manajemen lainnya. Bukunya
"Psychology and Indutrial Efficiency",
ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:
a. Menempatkan
seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan
dikerjakannya.
b. Menciptakan
tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syaratpsikologis untuk
memaksimalkan produktivitas.
c.
Menggunakan pengaruh psikologis agar
memperoleh dampak yang paling
tepat dalam mendorong karyawan.
2. Elton
Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yangdiartikan sebagai satu
gerakan yang memiliki hubungan timbal batik manajer dan bawahan sehingga mereka
secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan
efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor
sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal
yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan
uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam
meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki karyawan yang
merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang cukup terhadap
kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect",
Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok
yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas.
Mayo beryakinan
terhadap konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah
dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih efektif
daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep
"socialmanl”dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu seseorang
bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal
dengan julukan "rational economic man” yang oleh Robert Owen diperkenalkan
dengan istilah "vital machine”.
Dalam pendidikan dan
pelatihan bagi para manajer dirasa semakinpentingnya "people management
skillsl” daripada "engineering atau technicall skillsl”, Sehingga konsep
dinamika kelompok dalam praktek manajemen lebih penting daripada manajemen atas
dasar kemampuanperseorangan (individu),Walaupun demikian ada beberapa kelemahan
temuan Mayo yang dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan
bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh
faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan kultur
organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia
terus berkembang dengan munculnya pemikiranpemikiran lain yang juga tergolong
dalam aliran perilaku yang labih maju.
Penggunaan ilmu-ilmu
sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi terus dipergunakan dengan
penelitian yang lebih sempurna, dan parapenelitinya lebih dikenal dengan
sebutan "behavioral scientists" daripada 'human relations
theorists". Di antara mereka yang terkenal adalah Argyris, Maslow and Mc
Gregor yang lebih mengutamakan konsep "self actualizing man" daripada
hanya sekedar "social man" dalam memberi dorongan kepada karyawan.
Teori Mayo ini pun kemudian lebih ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia
tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep
"complex-man". Karena tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh
sebab itu seorang manajer yang efektif akan berusaha mempelajari
kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam organisasinya agar dapat
mempengaruhi individu tersebut.
Lewin
menekankan teori medan dan penelitiannya dikenal sebagai dinamika
kelompok. Dalam lingkungan kerjanya ada
kelompok demokratis dan ada kelompok otoriter.
Lewin dan kawan-kawannya memberikan kesimpulan umum bahwa dalam kelompok
demokratis, para anggotanya memiliki partisipasi aktif dan lebih produktif
dalam mencapai tujuan individu dan lembaga dibandingkan dengan kelompok
otoriter. Lebih jauh, dalam dunia kerja
dinamika kelompok ini perlu diadakan dalam pelatihan, pembentukan kelompok dan
penelitian tindakan dalam mengembangkan organisasi.
Roger
(1951) tidak hanya mengembangkan prosedur untuk bimbingan industry, tetapi juga
asumsi metapsikologi yang berpusat pada terap pelanggan (client-centered). Terapi didasarkan pada pendekatan hubungan
manusiawi yang harus dibangun.
Morino
(1953) tertarik pada hubungan interpersonal didalam kelompok dengan
mengembangkan teknik sosiometri. Whyte
& Homans mengadakan penelitian hakekat dan perilaku kelompok kerja di
industry restoran. Ia meneliti konflik
dalam kelompok, status dalam kelompok, arus kerja dan sebagainya. Ia menemukan pemilihan preferen diantara
kelompok berhubungan dengan factor seperti usia, jenis kelamin dan minat
lainnya.
Beberapa sumbangan
aliran ini, adalah:
1.
Memberi pemahaman akan pentingnya motivasi,
perilaku kelompok, hubungan antar karyawan, dan kerja bagi manusia.
2.
Manajer menjadi lebih sensitif dalam
berhubungan dengan bawahan, sehingga mereka menjadi lebih memperhatikan masalah
kepemimpinan, pemecahan masalah pelaksanaan kekuasaan, perubahan dalam
organnisasi, serta komunikasi.
3. Teori
hubungan manusiawi mengilhami para ahli perilaku seperti Argyris, Maslow,
McGregor dan McCleland untuk membahas teori motivasi.
Beberapa keterbatasan
aliran ini adalah:
1.
Model dan teori yang diajukan dipandang terlalu
abstrak dan rumit untuk diterapkan.
2.
Perbaikan kondisi kerja dan kepuasan
pekerja tidak menghasilkan perubahan produktifitas yang mencolok
3.
Karena perilku manusia sangat kompleks, sering
para ahli dari aliran ini memberi saran yang berbeda untuk memecahkan
masalah-masalah tertentu. Akibatnya para manajer bingung untuk memilih saran
mana yang digunakan.
2.2.3 Pendekatan Teori Perilaku (Behavioral Aproach)
Perilaku
dapat dipahami melalui 3 pendekatan yaitu model 1) rasional, 2) sosiologis, 3)
pengembangan hubungan manusia. Model rasional
memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang diasumsikan bersifat
rasional dan mempunyai berbagai kepentingan, kebutuhan, motif dan tujuan. Pendukung model ini antara lain Down (1976)
dan Simon (1973).
Model
sosiologis lebih memusatkan perhatiannya pada pengetahuan antropologi,
sosiologi dan psikologi. Pendukung model
ini antara lain Bern (1970). Model
pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan yang
ingin dicapai dan pengembangan berbagai system motivasi menurut jenis motivasi
agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.
Pendukung model ini antara lain McGregor (1961), Maslow (1970) dan
Bennis (1990). Teori perilaku merupakan
pengembangan dari pendekatan hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh system sosialnya.
Tokoh-tokoh pendekatan ini ialah sebagai berikut :
1.
Maslow yang terkenal dengan teori
hierarki kebutuhan untuk menjelaskan perilaku manusia dalam kaitannya dengan
motivasi manusia
2.
McGregor dengan teori X dan Y. Manusia tipe X adalah manusia yang
harus selalu diawasasi agar mau melakukan usaha dalam pekerjaan mereka.
Sedangkan manusia Y sebaliknya, ia bersemangat bekerja sebagai kesempatan untuk
mengaktualisasikan diri tanpa ada pengawasan sekalipun.
3.
Herzberg dengan teori dua factor
(hygiene-motivation)
4.
McCelland dengan teori need of power,
need of affiliation and need of achievement
5.
Blake dan Mouton dengan teori Managerial
Grid
6.
Likert dengan teori 4 sistemnya
7.
Fiedler dengan pendekatan kontingensi
dalam teori kepemimpinannya
8.
Argyris dengan teori organisasi sebagai
system budayanya dan optimal actualization-organization and individual
9.
Getzels & Guba dengan teori system
social nomotetis dan idiografisnya
10.
Schein dengan penelitian dinamika
kelompoknya
11.
Vroom dengan teori ekspektansinya
12.
Reddin dengan teori 3 dimensi
kepemimpinannya
13.
Mintzberg dengan struktur organisasinya
14.
Ochi dengan teori Z nya sebagai
kombinasi budaya Amerika dengan Jepang
15.
Hersey dan Blanchard dengan kepemimpinan
situasionalnya
16.
Bass dengan kepemimpinan
transformasionalnya
17.
Deming dengan PDCA dan TQM nya
18.
Goleman dengan kepemimpinan primal dan
emosionalnya
19.
Manning & Curtis dengan kepemimpinan
heroiknya
Beberapa
prinsip perilaku antara lain 1) pendekatan motivasi yang menghasilkan komitmen
pekerja sangat dibutuhkan, 2) manajemen tidak dapat dianggap sebagai suatu
proses teknik yang kak, 3) manajemen harus sistematis dan sistematis, 4)
pendekatan yang digunakan dalam manajemen harus hati-hati, 5) organisasi
sebagai suatu keseluruhan, 6) kepemimpinan diterapkan sesuai dengan situasi
bawahannya, 7) unsure manusia merupakan kunci utama yang menentukan sukses atau
gagalnya organisasi mencapai tujuannya, 8) manajer masa kini harus di didik dan
dilatih untuk memahami dan menerapkan
konsep-konsep manajemen, 9) komitmen dapat ditingkatkan melalui partisipasi dan
keterlibatan pekerja dan 10) pengawasan harus dibangun dalam pengertian
positif, bukan mencari kesalahan tetapi mencegah terjadinya kesalahan secara
diri.
Beberapa Keterbatasan Pendekatan
Perilaku dan Sumbangannya
terhadap ilmu manajemen yaitu
Beberapa
ahli manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak
sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli
perilaku (jargon) yang sangat kompleks dan abstrak untuk dipraktekkan para
manajer. Dikarenakan perilaku manusia
sangat unik, maka ahli-ahli sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian dan
rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
Sumbangan
teori perilaku seperti yang telah disebutkan tadi adalah untuk dikembangkan
dalam teori motivasi. Selain itu, untuk
mengetahui perilaku kelompok, hubungan manusiawi ditempat
2.2.4 Pendekatan Kuantitaif
Aliran
kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi (operations
research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses
team-team riset operasi inggris dalam perang Dunia ke II. Teknik-teknik
penelitian operasi ini semakin berkembang sejalan dengan kemajuan computer,
transportasi, dan komunikasi. Teknik-teknik penelitian operasi kemudian
diformalisasikan dan disebut aliran management science yang berfungsi untuk
penganggaran modal , manajemen aliran kas , scheduling produksi , pengembangan
strategi produksi , perencanaan pengembangan sumber daya manusia, penjagaan
tingkat persedian yang optimaldan sebagainya
Kehadiran
teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadialiran IImu
Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkanmasalah-masalah
manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, makadapat memberi pemecahan
masalah yang lebih berdasar rasional kepada paramanajer dalam membuat
putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen inimembantu para manajer
organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran
modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategipengembangan
produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
Aliran
ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepadahubungan
manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan danpengendalian,
tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu sepertimotivasi,
organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya sukardipahami
oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga paramanajer itu
merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmumanajemen
yang sangat ilmiah dan kompleks.
Langkah-langkah
pendekatan managemen ilmiah biasanya sebagai berikut:
1.
Perumusan masalah.
2.
Penyusunan suatu model matematis.
3.
Mendapatkan penyelesaian dari model.
4.
Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5.
Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6.
Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.
2.2.5 Pendekatan Sistem
Pendekatan
sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan
diarahkan dari bagian-bagian/komponen-komponen yang saling berkaitan. Chester I
Barnard menjelaskan dalam “the functions of the executive” bahwa tugas manajer
adalah menyarankan pendekatan sistem sosial komprehensif dalam aktifitas
“managing”.
Komponen-komponen/bagian-bagian
tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, merupakan satu kesatuan utuh
yang saling terkait, terika, memperngaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oleh
karena itu harus disadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh
terhadap komponen-komponen lainnya. Dengan demikian berpikir dan bertindak
system berarti tidak memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu
satu sama lain secara sinergi.
Sinergi berarti bahwa keseluruhan
lebih besar daripada jumlah dari bagian-bagiannya. System yang sinergi adalah
tiap-tiap unti atau bagian-bagian bekerja dengan serius dalam tatanannya dan
menyadari secara penuh dan bertanggung jawab terhadap kemajuan system secara
umum.
Sistem memiliki makna bahwa (1) suatu
system terdiri atas bagian-bagian yang saling terkait satu dengan yang lainnya,
(2) bagian-bagian yang saling hubung itu dapat berkerja dan berfungsi secara
independent atau bersama-sama, (3) berfungsinya bagian-bagian tersebut
ditujukan untuk mencapai tujuan umum dari keseluruhan (sinergi), (4) suatu
system yang terdiri atas bagian-bagian yang saling hubung tersebut berada dalam
suatu lingkungan yang kompleks.
Beberapa istilah
penting yang digunakan dalam pendekatan ini adalah :
a.
Subsistem, yaitu bagian-bagian yang membentuk
keseluruhan, system. Setiap system menjadi subsistem dari kesatuan yang lebih
besar.
b.
Sinergi, bagian-bagian terpisah dalam sebuah
organisasi yang saling bekerja sam dan berhubungan, serta menghasilkan kerja
yang lebih besar dibandingkan bila bagian-bagian tersebut bekerja sendiri.
c.
System terbuka dan tertutup, suatu system
dikatakan terbuka apabil system itu berhubungan dengan lingkungan luar
organisasi. Suatu system dikatakan tertutup apabila ia tidak berhubungan dengan
lingkungan luar organisasi. Pada dasarnya setiap organisasi berhubungan dengan
lingkungannya, tetapi tingkat hubungan masing-masing organisasi berbeda satu
dengan lainnya.
d.
Batas system, setiap system mempunyai batas
yang memisahkan system tersebut dengan lingkungan. Pada system tertutup, batas
ini kaku, sedangkan pada system terbuka, batas ini lebih luwes.
e.
Arus, perubahan seluruh masukan (informasi,
bahan mentah, dan energi) yang berasal dari lingkungan melalui suatu proses
untuk menghasilkan keluaran (berupa barang atau jasa)
f.
Umpan balik, umpan balik merupakan kunci
pengawasan terhadap system. Dengan adanya umpan balik terhadap system maka
dapat dilakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tersebut.
g.
Pendekatan system menaruh perhatian pada
dinamika dan sifat keterkaitan unsur organisasi dan tugas manajemen. Dengan
perspektif system, manajemen umumnya dapat lebih mudah mempertahankan
keseimbangan antara kebutuhan bermacam-macam bagian perusahaan dengan kebutuhan
dan tujuan perusahaan sebagai keseluruhan.
Pendekatan sistem
Pendekatan
system meliputi penerapan konsep-konsep yang cocok dari teori system untuk
mempermudah pemahaman tentang teori organisasi dan praktek manajerial.
Selama
bagian pertama abad XX, para manajer ilmiah telah memusatkan perhatian pada
system persediaan (inventory systems).
System pembukuan (accounting systems), system pengawasan produksi
(production control systems), system perencanaa (planning systems) dan system sistem
lainnya. Dengan demikian, pendekatan
system sudah ada sejak dahulu.
Pendekatan
system ini selanjutnya berkembang menjadi Planning programming Budgeting
Systems (PPBS), Management By Objektive (MBO), Pola Kerja Terpadu (PKT) (1993)
dan Performance Improvement Planning (PIP) atau Peningkatan Prestasi Kinerja
(PPK) (1995).
Peningkatan
pendekatan system diantaranya Selznick (1948), Homan (1950), RAND (1954) dengan
PPBSnya, Churman (1957) dengan operasional risetnya, McManara (1960) dengan
PPBSnya, Murdick (1971) dan Humble (1971), Kast dan Rosenzweig (1974), Odione
(1975) masing-masing dengan MBOnya.
Salah
satu konsep yang paling banyak dipakai dalam memahamai organisasi ialah dengan
memandang organisasi sebagai system dan memandang organisasi sebagai organisasi
pembelajaran. Kedua konsep ini akan
dibahas dalam Bab IV Pengorganisasian.
Peningkatan
mutu pendidikan dengan pendekatan system berarti mulai dari input, proses,
output sampai pada outcome pendidikan.
Dalam praktiknya, peningkatan mutu selama ini belum menggunakan
pendekatan system. Peningkatan mutu
cenderung berpikir output oriented. Mutu
pendidikan hanya dinilai dari output pendidikan seperti hasil belajar dan ujian
nasional. Padahal, dengan berpikir
sebagai system, mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh nilai
ujiannasional, tetapi juga mutu input dan mutu prosesnya didalam kelas, sebagai
kelanjutan pendekatan system adalah pendekatan kontingensi.
3.2.6 Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontigensi
dikembangkan karena sering di jumpai metode-metode yang efektif untuk situasi
tertentu yang ternyata tidak dapat diterapkan pada sistuasi lain. Menurut
pendekatan ini, tugas seorang manajer adalah mengidentifikasi teknik mana yang
akan digunakan dalam situasi dan waktu tertentu dalam membantu pencapaian
tujuan. Jadi, dalam pendekatan kontigensi, satu jawaban yang dianggap
paling tepat untuk mengatasi masalah manajemen adalah bergantung pada situasi
yang dihadapi oleh manajemen. Jawaban ini didasarkan pada suatu kenyataan bahwa
situasi, aksi dan hasil merupakan factor yang saling mempengaruhi dan
tergantung satu sama lain.
Pendekatan
kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran teori manajemen
yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi. Tidak seluruh
metode manajemen ilmiah dapat diterapkan untuk seluruh situasi begitupun tidak
selalu hubungan manusiawi yang perlu ditekankan karena adakalanya pemecahan
yang efektif melalui pendekatan kauantitatif. Itu semua sangat tergantung pada
karakteristik situasi yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai.
Perkembagannya dimulai dengan
digunakannya kelompok-kelompok riset operasi dalam memecahkan permasalahan
dalam industri. Teknik riset operasi sangat penting sekali dengan semakin
berkembangnya teknologi saat ini dalam pembuatan dan pengambilan keputusan.
Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini selanjutnya dikenal sebagai aliran
manajemen science. Langkah-langkah pendekatan manajemen science yaitu :
1.
perumusan masalah dengan jelas dan
terperinci
2.
penyusunan model matematika dalam
pengambilan keputusan
3.
penyelesaian model
4.
pengujian model atas hasil
penggunaan model
5.
penetapan pengawasan atas hasil
6.
pelaksanaan hasil dalam kegiatan
implementasi
3.2.7 Pendekatan Hubungan
Manusia Baru
Pendekatan hubungan manusia baru merupakan pendekatan
integratif yang menggabungkan pandangan positif terhadap hakikat manusia dengan
studi organisasi secara ilmiah sehingga dapat menggambarkan kerja manajer yang
efektif. Pendekatan ini sudah ada sejak tahun 1950-an.
Permulaan kebijakan administratif menurut Burns dan
Stalker adalah kesadaran tentang belum optimalnya tipe-tipe sistem manajemen.
Pendekatan hubungan manusia baru dimulai dengan teori pendekatan kontingensi
menuju cara manajer seharusnya bertindak dengan lingkungannya.
Deming dan Peter dengan memfokuskan perhatiannya pada
peningkatan mutu kerja dan hubungan antar pekerja. Deming akhirnya menemukan 14
prinsip untuk membantu Jepang mengembangkan industrinya. Deming menyebutkan
fungsi-fungsi manajemen berupa: Planing,
Doing, Controlling, and Action (PDCA). PDCA ini sangat popular di kalangan
dunia bisnis.
Pendekatan ini mulai berkembang pada tahun 1982,
ketika itu, Peter dan Waterman menerbitkan hasil penelitiannya terhadap 43
perusahaan Amerika yang dikelola dengan baik, diantaranya IBM, Kodak, 3M,
Boeing, Bechel, Procter dan Gamble, McDonald yang telah meraih keuntungan
selama 20 tahun. Penelitiannya menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan
tersebut memiliki dasar keunggulan yang dijadikan landasan organisasi dalam
menjalankan tugasnya. Perusahaan jika harus selalu luwes dan kompetitif secara
internasional.
Drucker jauh sebelumnya, yaitu pada tahun 1956
menyebutkan dengan istilah masyarakat wirausaha. Drucker menyatakan pula bahwa
pendekatan terbaru lebih menekankan pada hubungan manusiawi sebagai salah satu
pendekatan manajemen. Seorang manajer harus mampu memadukan berbagai pendekatan
manajemen.
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Manajer saat ini
dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen yangdihasilkan oleh
berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang paling sesuaiuntuk
menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat saja
menggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok
ataupendekatan untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks
danpendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan perananmanajemen
saat ini dan di masa datang.
Ada beberapa
alasan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmumanajemen yang akan
diuraikan di bawah ini yaitu antara lain:
1. Membentuk pandangan kita mengenai
organisasi.Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk kepada kita di
mana kitamendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan manusia didalamnya.
2. Membuat kita sadar mengenai
lingkkungan usaha.Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan
perkembangannya, kitadapat memahami bahwa setiap teori adalah karena
berdasarkan lingkungannyayaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi
yang dirasakan pada waktudan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan
ini membantu setiaporang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok
terhadap keadaanyang berbeda.
3. Mengarahkan terhadap keputusan
manajemen.Mempelajari evolusi manajemen membantu memahami proses dasar
sehinggadapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada hakekatnya suatu
teorimerupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan
beberapafakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang
akanterjadi pada situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita
bisarnenerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.
4. Merupakan sumber ide baru.Mempelajari
perkembangan teori manajemen memungkinkan kita pada suatukesempatan mengambil
pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Usman Husaini. 2008. MANAJEMEN Teori,
prakyik dan Riset Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar