(Disusun
guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika)
Dosen Pengampu mata
kuliah Dr. Suranto, M.Pd.
Disusun oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelas B
PRODI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perbudakan
merupakan suatu lembaga sosial, dimana seluruh hak dan sifat dasar
kemunausiaannya dikuasai mutlak oleh tuannya. Baik fisik maupun hak kemanusiaan
telah beralih kepada penguasaan mutlak pemiliknya. Kemudian makna budak itu
sendiri adalah oarang yang dianggap dan disamakan dengan barang milik, hak
kemanusiaan sebagai hak dasar yang bersifat kodrati telah dirampas oleh orang
lain (pemiliknya).
Menurut para ahli sejarah,
perbudaan pertama-tama diketahui terjadi di masyarakat Sumeria, yang sekarang
adalah Irak, lebih dari lima-ribu tahun yang lalu. Perbudakan juga terjadi di
masyarakat Cina, India, Afrika, Timur-Tengah dan Amerika. Perbudakan berkembang,
seiring dengan perkembangan perdagangan dan industri. Meningkatnya perdagangan
dan industri meningkatkan permintaan akan tenaga kerja untuk menghasilkan
barang-barang keperluan ekspor. Budak yang melakukan sebagian besar pekerjaan.
Kebanyakan orang kuno berpendapat bahwa perbudakan merupakan keadaan alam yang
wajar, yang dapat terjadi terhadap siapapun dan kapanpun. Tidak banyak yang
memandang perbudakan sebagai praktek jahat atau tidak adil. Di kebanyakan
negara, budak dapat dibebaskan oleh pemiliknya untuk menjadi warganegara biasa.
Awalnya, istilah
perbudakan bermula dari tindakan jual-beli manusia yang berkasta rendah oleh
kaum koloni Eropa untuk dijadikan tenaga pekerja kasar. Seiring perkembangan
zaman, para pejuang kemanusiaan memperjuangkan hak para buruh. Salah satu tokoh
yang sangat menentang perbudakan ialah Abraham Lincoln, Presiden Amerika
Serikat ke-16.
Deskriminasi
yang sangat jelas dialami oleh kaum kulit hitam di
Amerika sangat
memberatkan. Dari perbudakan inilah yang akan menghantarkan
Amerika Serikat dalam perang yang banyak merenggut nyawa yang sia-sia, di
Amerika serikat. Perbudakan dan segala sejarahnya menjadi sebuah dunia
tersendiri dalam cermin pribadi Amerika Serikat yang mengaku sebagai Negara
paling demokratis di Dunia. Oleh
kerenanya Perbudakan kulit hitam dengan segala deskriminasinya akan menjadi
kenangan yang perlu diketahui semua masyarakat Amerika Serikat semua generasi.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan rincian yang telah dikemukakan
sebelumnya, yang menjadi pokok penulisan pada makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1)
Bagaimana awal mula terjadinya perbudakan
di Amerika?
2)
Bagaimanakah jalannya perbudakan yang ada di Amerika?
3)
Bagaimanakah usaha yang dilakukan
untuk menghapuskan perbudakan ?
1.3
Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah
ini diantaranya adalah :
1)
Untuk mengetahui dan memahami awal mula terjadinya perbudakan
di Amerika.
2) Untuk mengetahui dan memahami jalannya
perbudakan yang ada di Amerika
3) Untuk mengetahui dan memahami
usaha yang dilakukan untuk menghapuskan perbudakan.
BAB 2.
PEMBAHASAN
2.1 Awal mula
Perbudakan di Amerika
Dengan ditemukannya benua Amerika oleh Christoper
Columbus pada 12 Oktober 1492
akhirnya berdampak pada banyaknya masyarakat dari benua Eropa yang melakukan
migrasi ke wilayah ini. Tahun
1600-an merupakan awal dari terjadinya gelombang emigrasi dari Eropa ke Amerika
Utara secara besar-besaran. Selama lebih dari tiga abad, gerakan perpindahan
penduduk ini tumbuh dari hanya beberapa ratus orang Inggris menjadi banjir
berjuta-juta pendatang baru. Terdorong oleh motivasi yang kuat dan berbagai
alasan lainnya,mereka pun membangun peradaban baru di kawasan utara benua
tersebut. (Prof. Keith W. Olson, cs.tt: 1 dan
USINFO, 2004: 14). Kedatangan
orang-orang Eropa dalam kawasan Benua Amerika kemudian melahirkan koloni-koloni
di benua Amerika diantaranya adalah Virginia, Maryland, Georgia, The Carolinas, New York, New England, Connecticut, New
Hampshire, Maine, Rhode
Island, Massachussetts.
Koloni-koloni yang terbentuk di wilayah benua Amerika ini
selain mengantungkan hidupnya dalam sektor perdagangan juga mereka mengembangkan
dalam hal pertanian maupun pertambangan, hal ini lah yang akhirnya memicu
terjadinya perbudakan di wilyah Amerika. Dimana bangsa Eropa awalnya
memperkerjakan orang Indian pribumi Amerika di perkebunan luas dan di daerah
pertambangan di koloni-koloni di Amerika. Namun karena kebanyakan orang Indian
meninggal dunia karena terserang penyakit dari Eropa, dan karena perawatan yang
tidak memadai. Hal ini lantas membuat orang Eropa mulai mendatangkan
orang-orang dari Afrika Barat sebagai budak. Koloni-koloni Inggris di Amerika
Utara menciptakan sistem ekonomi pertanian yang tidak bisa bertahan hidup tanpa
menggunakan budak sebagai tenaga kerja.
Undang-undang yang disyahkan di
koloni-koloni Amerika sebelah selatan menyatakan ilegal bagi budak untuk
menikah, memiliki harta-kekayaan, atau memperoleh kebebasan. Paraturan itu juga
tidak mengizinkan budak memperoleh pendidikan, bahkan untuk belajar membaca.
Namun ada pemilik budak yang membolehkan budak mereka memperoleh kebebasan. Ada
juga yang memberi budak mereka uang sebagai bonus bagi pekerjaan yang
dikerjakan dengan baik.
2.2 Perkembangan
Perbudakan di Amerika
2.2.1 Perbudakan Masa Kolonial
Perbudakan sebagai lembaga sosial, mula-mula tumbuh di daerah virginia,
kemudia tersebar luas ke wilayah lain. Impor budak yang dilakukan di wilayah Amerika tepatnya pada 31
agustus 1616 oleh jhon roulfe, memperjualkan 20 orang negro ke virginia, diwilayah tersebut
mereka dipekerjakan sebagai pelayan rumah tangga. Wilayah amerika serikat bagian selatan peada periode
kolonial inggris terbentang dari marieland sampai georgia yang mempunyai
penghasilan pokok pertranian dan perkebunan yang merupakan penghasilan utama
dari koloni inggreis. Berbagai hasil industri inggris ditukar dengan hasil
daerah koloni untuk mengusahakan jenis tanaman tembakau, koloni mulai
menggunakan tenaga budak,
latar belakang perbudakan di amerika serikat bagian selatan, sesungguhnya sangat
berkaitan dengan kondisi geografisnya seperti keadaan ekologi yang sangat
subur. Yang menghasilkan tebu, nila, kapas, gandum dan juga tembakau sesuai
dengan lingkungan alamnya. Ternyata dapat mendorong terjadinya perbudakan
didaerah pertanian. Perkebunan diselatan sangat memerlukan tenaga budak.
Hal-hal yang mendorong kolonis menggunakan tenaga kulit hitam adanya problem
tenaga kerja diberbagai perkebunan, karena orang kulit putih gagal menggunakan
gagal menggunakan pekerja dari orang indian yang sudah hidup bebas didaerah
bebas dan perkebunan. Tenaga kulit putih diperkebunan tidak efektif karena
tidak tahan dengan iklim panas dan harganya juga begitu mahal. Tenaga budak
negro bila ditempatkan diperkebunan sangat efektif dan juga murah.
Pada 1625 trjadi hubungan perdagagan
antara virginia london company dengan
pihak kerajaan, menyangkut masalah hasil pertanian dan perkebunan. Organisasi
perdagangan suasta di virginia pada masa kolonial juga menyalurkan kebutuhan
tenaga kerja budak berbagai daerah koloni. Selama abad ke 17 dan ke 18,
sebagian besar orang-orang negroyang diimpor dari afrika barat dipekerjakan
dalam perkebunan tembakau, nila, dan padi. Sumber penghasilan utama bagi
wilayah amerika serikat bagian selatan adalah dari hasil pertanian perkebunan.
Oleh karena itu, tenaga budak sebagai alat produksi harus dipertahankan.
Pada
pertengahan abad ke-18 perbudakan merupakan bagian dari sistem sosial di
Virginia. Jumlah budak mencapai sepertiga dari seluruh penduduk Virginia. Elit
politik di Virginia yang berasal dari kalangan aristokrat menguasai tanah yang
luas dan mempekerjakan budak-budak. Secara ekonomi, sistem perbudakan sangat menguntungkan. Namun demikian,
diterapkannya sistem slavery tersebut tidak selalu berkaitan dengan aspek
ekonomi. Sistem perbudakan yang diterapkan di koloni-koloni Amerika Utara
bagian selatan didasarkan atas pandangan rasial yang dianut oleh sebagian
besar- masyarakat Inggeris pada masa kolonisasi Budak-budak Afrika yang
"ditemukan" melalui "discovery" pada abd ke-15 dan 16
dianggap dan diperlakukan sebagai ras yang rendah, tidak beragama (Kristen) dan
tidak beradab. Namun demikian, masuknya para budak ke dalam agama Kristen tidak
sendirinya mereka dibebaskan dari statusnya sebagai ras yang dianggap rendah.
Sistem
perbudakan juga diterapkan di South Carolina. Sistem ini diperkuat dengan
kedudukan kaum aristokrat yang menempatkan diri dalam status paling tinggi
dalam struktur masyarakat dan merasa memiliki hak istimewa, termasuk dalam hal
mempekerjakan para budak. Sebagian budak di koloni ini berasal dari West Indies
dan Barbados. Dipekerjakannya para budak di perkebunan-perkebunan mereka juga
digunakan dalam rangka memperluas ekspansi ke arah barat dan untuk
mempertahankan keamanana serta harta mereka dari ancaman orang-orang Indian.
Namun yang perlu diketahui tentang sistem perbudakan di
Amerika yang tidak sama dengan beberapa perbudakan di tempat lain, bahkan
mungkin Amerika satu-satunya tempat di mana alam kemasyarakatannya memungkinkan
atau memberikan peluang bagi para budak untuk berkembang biak sendiri secara
alami. berbeda dengan di tempat-tempat yang lain yang saban waktu secara terus
menerus mengimpor budak karena angka kematian budaknya lebih besar daripada
angka kelahirannya.
Perbudakan dengan segala dimensinya,khususnya perbudakan secara Ras, sudah
sedemikian lama terjadi dengan skenarionya sendiri di wilayah amerika. sebagai
contoh dari 3 orang pelayan, Orang amerika yang lari, kemudian tertangkap di
Virginia 1640, ada 2 orang berkulit putih, mendapat hukuman yaitu perpanjangan
masa mengabdi selama 4 tahun, namun apa yang terjadi dengan orang ke-3 yang
berkulit hitam? adalah sangat kontras yaitu perpanjangan masa mengabdi selama
seumur hidup. di beberapa Negara bagian lain juga menerapkan kebijakan yang
timpang ini, yang intinya merendahkan martabat dan status bangsa kulit hitam,
antara lain, seperti di Virginia(1622) dimaklumkan bahwa status keturunan
laki-laki putih dan perempuan negro, mengikuti garis keturunan ibunya, ketimpangan
lain juga terlihat di pada tahun 1664 di Maryland. ada peraturan pelarangan
kawin campur antar ras. juga di South Carolina 1690 dinyatakan bahwa budak
sebagai sebuah “Real Estate”(harta tidak bergerak).
Beberapa hal ini tentu saja secara sepihak merugikan
dan merendahkan martabat juga hak asasi orang kulit hitam baik secara personal
maupun kolektif, namun walaupun demikian, kenyataan-kenyataan yang
berlangsung kala itu menunjukkan posisi yang statis bagi orang negro itu
sendiri,ketidakberdayaan dan posisi ekonomi yang sangat lemah menjadi alasan
utama untuk tetap berada di tengah-tengah pusaran perbudakan.
2.2.2 Perbudakan Setelah Kemerdekaan
a. Penyebab Berkembangnya Perbudakan Setelah Masa
Kemerdekaan
“Pada tahun-tahun awal kehidupan republik ketika
negara-negara bagian utara memperjuangkakn emansipasi terhadap para budak,
banyak pemimpin yang mengira bahwa perbudakan akan segera lenyap” Jerfferson.
Pada tahun 1786, Washington menulis bahwa ia sungguh-sungguuh akan mendoakan
agar disusun suatu rencana yang dapat menghapuskan secara perlahan-lahan,
pasti, dan tidak mencolok.” Jefferson, Madison, Monroe dan lainlain dari
negarawan selatan yang terkemuka membuat pernyataan-pernyataan yang serupa.
Sampai pada tahun 1808 pun, ketika perdagangan budak dihapuskan banyak orang
selatan yang menganggap bahwa perbudakan akan berakhir.
Hal ini ternyata salah, karena selama generasi
berikutny daerah selatan bersatu untuk mendukung lembaga perbudakan dikarenakan
adanya faktor baru dalam ekonomi yang membuat perbudakan dirasa lebih
menguntungkan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya pada tahun 1790.
Faktor utama
dari semakin berkembangnya perbudakan diantaranya adalah
bangkitnya usaha besar penanaman kapas diselatan yang digalangkan oleh
penanaman kapas di selatan yang digalngkan leh pengenalan jenis-jenis kapas
baru dan oleh penemuan Eli Whitney yaitu semacam obat kapas guna menyaring biji
dari kapasnya. Disamping itu tevolusi industri yang membuat industri tekstil
menjadi berkembang sangat pesat meningkatkan permintakan akan kapas mentah. Dan
pembukaan tanah-tanah baru di barat setelah tahun 1812, sangat memperluas
daerah yang dapat untuk pemeliharaan kapas. Penanaman kapas ini secara cepat
menyebar dari negara-negara bagian di daerah muara melalui sebagian besar
dataran rendah selatan ssampai ke sungai Missisipi dan sampai ke Texas.
Selain itu juga adanya penanaman tebu yang juga ikut
mengembangkan dan memperluas perbudakan. Tanah-tanah di Louisiana sebelah
tenggara merupakan wilayah yang cocok untuk penanaman tebu yang mendapatkan
hasil yang menguntungkan. Pada tahun 1830 negawa bagian tiu menghasilkan
kira-kira setengah dari kebutuhan gula seluruh negara. Dan adanya penanaman
tembakau yang terus berkembang kearah barat yang secara langsung semakin
mengembangkan perbudakan di wilayah Amerika.
b. Perkembangan Perbudakan Setelah Kemerdekaan
Sistem perbudakan yang terjadi di amerika serikat bagian selatan mempunyai
perbedaan sestem perbudakan dengan sistemm perbudakan di amerika latin dan di
hindia barat. Sistem perbudakan di amerika latin masih memperhatikan
prinsip-prinsip kemanusiaan terhadap budaknya. Pemilik budak tidak mempunyai
kecenderungan mengembangkan lembaga budak secara intensif.
Warga kulit putih di selatan
mengangap budak sebagai hak milik yang sah. Sebagian besar dipelihara oleh para
pengusaha perkebunan, sementara pemerintah fedeal tidak berwenang menyesihkan
sistem perbudakan yang terjadi di
berbadgai daerah dan kesemuanya ini merupakan kelanjutan dari warisan daerah
kolonial yang tidak di awasi oleh pemerintahan inggris. Beberapa tokoh
negarawan di selatan memasukkan peraturan perbudakan yang di susun oleh kongres
yang berisi ketentuan mengenai pelarian budak-budak negro di suatu negara
bagian ke negara bagian lain harus dikembalikan kepada pemiliknya, peraturan
tesebut terkenal dengan nama fugitive slave law, yang mulai di susun
pada 1 februari 1793.
Di dalam
lembaga perbudakan semua epraturan yang mengetur hubungan antara tuan dan budak
termuat dalam peraturan hukum yang dinamakan
the black codes yang dilegalisir oleh negara bagian di selatan pada akhir
abad ke 18 dan awal abad ke 19 yang isisnya di antaranya melindungi hak milik
budak ,mengawasi setiap kemungkunan timbulnya gerakan-gerakan negro yang dapat
membahayakan kedudukan para pemiliknya. Para budak dilarang mengadakan
perjanjian dengan siapapun. Seorang budak tidak boleh melakukan kekerasan
terhadap orang kulit putih tapi sebaliknya pembunuhan yang dilakukan oleh warga
kuit putih terhadap kulit hitam tidakah dianggap sebagai suatu perbuatan
kriminal, hukuman yang diterima budak paling ringan adalah dipekerjakan kembali
di tempat yang pekerjaannya berat tapi. Ada juga budak yang anggota tubuhnya di
siksa seperti bekas-bekas penyiksaan terhadap budak yang meenggar peraatura
tersebut. Hukuman yang terberat seperti hanya penberontakan budak di hukum
mati.
Melihat keuntungan besar yang diraup para pebisnis
wilayah Utara dari penjulan kapas, banyak warga wilayah Selatan menganggap
keterbelakangan wilayah mereka sebagai akibat penumpukan kekayaan di
wilayah Utara. Di sisi lain,
banyak warga wilayah Utara menyerukan
bahwa perbudakan ”institusi
ganjil” yang dianggap warga selatan penting bagi perekonomiannya merupakan
penyebab utama ketertinggalan finansial dan industri kawasan tersebut.
Sejak kompromi
missouri pada 1819, garis
seksional seputar perbudakan perlahan tapi pasti menguat. Di wilayah Utara,
sentimen abolisi total tumbuh hingga
memiliki pengaruh yang sangat
kuat. Warga di daerah selatan
pada umumnya merasa agak bersalah dalam hal perbudakan ini dan membelanya
mati-matian. Pada 1850, perbudakan sudah berlangsung selama 200 tahun di
beberapa daerah pesisir ini menjadi bagian integral ekonomi dasar kawasan
tersebut.
Pada saat itu terdapat 385.000 pemilik budak dari
sekitar 1,5 juta keluarga kulit putih. Lima puluh persen pemilik budak ini
memiliki tidak lebih dari lima budak. Dua belas persen memiliki dua puluh atau
lebih budak, menggambarkan transisi petani
menjadi pemilik perke- bunan.
Sebelum 1830, sesuai sistem patriarkal kuno
pemerintahan perkebunan, masih banyak pemilik atau tuan tanah
yang mengawasi sendiri para budaknya. Namun, seiring
dimulainya produksi kapas dalam skala yang besar di wilayah Selatan bawah, para
tuan tanah ini secara bertahap mengabaikan pelaksanaan
pengawasan pribadi dengan ketat terhadap para budak, dan mempekerjakan mandor
profesio nal yang ditugaskan menuntut
para budak bekerja semaksimal mungkin.
Hingga 1845 perbudakan akan
dibatasi pada daerah-daerah yang
sudah menjalankan kompromi missouri pada 1820
telah menentukan batasan dan
tidak ada kesempatan untuk meruntuhkannya. Masyarakat Selatan mendesak agar
semua wilayah yang diperoleh dari meksiko dibuka bagi para pemilik budak.
Sedangkan rakyat Utara yang antiperbudakan menuntut agar semua daerah baru itu
ditutup dari perbudakan. Salah satu
kelompok moderat menyarankan agar batas kompromi missouri diperluas
ke Pasifik dengan negara bagian
bebas budak di utara dan negara bagian perbudakan di
selatannya.
Pada januari 1848, penemuan emas di California
memicu aliran deras pendatang
baru, lebih dari 80.000 orang setiap tahunnya pada 1849.
Senator kentucky, Clay mengetengahkan
rencana yang rumit namun penuh
pertimbangan. Daniel Webster, mendukung hal ini. Senator Demokrat Illinois,
Stephen A. Douglas, pendukung kedaulatan rakyat yang tersohor, bekerja keras
dalam membimbingnya melalui
kongres. kompromi 1850 berisi ketentuan
berikut: California diakui Perserikatan sebagai negara bagian bebas
budak; sisa wilayah yang diserahkan
meksiko dibagi menjadi dua daerah, yaitu New mexico dan Utah
dan diatur tanpa menye- butkan soal
perbudakan; klaim texas atas sebagian daerah New mexico dipuaskan dengan penggantian
sejumlah 10 juta dolar; menge- luarkan peraturan baru (UU Budak Buronan
Fugitive Slave Act) untuk menangkap
budak yang melarikan diri dan mengembalikan mereka kepada pemiliknya;
penghapusan pembelian dan penjualan budak (tetapi bukan perbudakan itu sen-
diri) di District of Columbia.
Sesuai persyaratan kompromi missouri pada 1820,
seluruh kawasan itu tertutup bagi perbudakan. elemen pemegang budak yang
dominan di missouri memprotes penentuan
kansas sebagai wilayah yang bebas budak,
karena dengan demikian negara
bagian mereka akan memiliki 3 tetangga lahan bebas (Illinois, Iowa dan kansas)
dan mereka bisa dipaksa menjadi negara bebas budak juga. Delegasi kongres
mereka, didukung oleh rakyat Se- latan,
menghalangi segala upaya un- tuk mengatur kawasan ini.
Pada titik ini, Stephen A. Douglas menyatakan bahwa,
karena mengizinkan Utah dan New mexico bebas memutuskan isu perbudakan bagi
dirinya sendiri, kompromi 1850 telah
melecehkan kompromi missouri. rancangannya meminta dua wilayah, kansas dan Nebraska.
rancangannya mengizinkan para pendatang membawa budak ke dalam wilayah ini dan
pada akhirnya memutuskan sendiri apa mereka akan bergabung dengan Perserikatan
sebagai negara bagian bebas budak atau pro-perbudakan. Mei 1854, rancangan
Douglas dalam bentuk UU Kansas Nebraska Pada 1858, Lincoln menantang Stephen A.
Douglas dalam pemilihan menjadi
Senat AS dari Illinois. Pada 17 juni, di alinea pertama pidato pembukaan
kampanyenya, Lincoln membuat
pernyataan pa- ling penting dalam
sejarah Amerika selama 7 tahun mendatang. Lincoln mengalami kemenangan dalam
pemilihan presiden pada November 186
a)
Pemberontakan Para
Budak
Terjadi suatu pemberontakan budak pada hakikatnya tak lepas dari keadaan
lingkungan sosial yang sangat menekan kehidupannya yang disebabkan oleh
berbagai tindakan dari pemiliknya.disorganisasi keluarga dalam masyarakat budak
merupakan sumber utama timbulnya pemberontakan. Selama periode 1800-1864, telah
terjadi 54 kali pemberontakan budak yang kesemuanya terdapat di wilayah Selatan.
Memperhatikan tempat terjadinya pemberontakan budak,daerah Virginia merupakan
tempat yang terbanyak terjadinya pemberontakan. Sebanyak 20 kali selama periode
1800-1864, yang lain tersebar di berbagai wilayah. Nantinya, dalam perang
saudara di Amerika Serikat (1861-1865), Virginia merupakan ibukota dari negara
konfederasi.
Dari sekian banyak pemberontakan yang terjadi saat itu terdapat tiga
peristiwa penting dalam pemberontakan budak itu diantaranya
adalah :
1)
Pemberontakan oleh Gabriel
Prosser di Virginia tahun 1800
Perjuangan Gabriel Prosser di dalam menentang perbudakan didasarkan pada
konsep-konsep agama dan rasional. Dalam menentang perbudakan ia mengartikulasi konsep injil dengan interpretasi
persaudaraan universal. Terdapat dua orang kulit putih yang ikut mebantu
perjuanagan budak, mereka berusaha mencari bantuan persenjataan dan bahan
peledak untuk melakukan pemberontakan. Gabriel Prosser merencanakan suatu
pemberontakan di daerah pedesaan Henrico, di Kota Richond, Virginia, pada1
September,1800. Ia membagi seluruh pengikutnya yang berjumlah 1100 budak dalam
tiga kelompok besar. Sebagai langkah pertama, kota harus dikuasai, mereka harus
berhasil merebut gudang senjata yang berada di kota Richmond.apabila kelompok
yang di tugasi berhasil merebut gudang senjata, terlebih dahulu menyergap para
penjaganya.
Namun karena rencana yang telah
bocor ke pihak Virginia ini akhirnya Komplotan Gabriel Prosser telah
gagal. Ia sendiri di tawan pada 25 September 1800, kemudian di kirim ke kota
Richmond. Gabriel Prosser dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan pada 7
Oktober, 1800.
2)
Pemberontakan
Denmark Vesey di South
Carolina tahun 1822
Perjuanagan Denmark Vesey dalam menentang perbudakan
terpengaruh oleh konsep pemikiran Gabriel Prosser. Ia juga memberi konsep agama
dan idedari revolusi perancis. Rasa ketidakpuasan bersumber dari pengetrapan the black codes.
Namun sama seperti pemberontakan
sebelumnya, pemberontakan dibawah pimpinan Vesey pun mengalami kegagalan. Akibat
kegagalan pemberontakan Vessey, 139
orang ditahan, 47 orang dimasukkan dalam penjara termasuk 4 orang kulit
putih, yang dituduh ikut membantu dan melindungi para budak. Sebanyak 35 budak
pengikut Vessey menjalani hukuman mati.pembeontakan Vessey ditaksir mempunyai
pengikut lebih dari 9.000 orang. Denmark Vesey akhirnya harus menjalani hukuman
mati di tiang gantungan. Ia tetap menolak untuk mencantumkan nama dari
orang-orang yang ikut di dalam komplotannya.
3)
Pemberontakan
Nat Turner di Virginia tahun 1831.
Nat Turner memulai pemberontakannya baru pada 21
Agustus 1831. Sebagai langkah pertama, ia beserta para pengikutnya merusak dan
membakar tanah-tanah perkebunan. Ia mengharap agar selekasnya mendapat bantuan
dari para budak rumah tangga. Nat Turner beserta para pengkutnya telah
melakukan pemberontakan kejam terhadap tuannya, Joseph Travis beserta
keluarganya. Angin peberontakan lekas meniup ke daerah Southampton.
Nat Turner mendapat sebutan sebagai “Bandit Besar” di
kalangan masyarakat kulit putih di Virginia, sebab mereka melakukan pembunuhan
kejam terhadap Joseph Travis beserta keluarganya dan juga sejumlah orang-orang
kulit putih lain di daerah Southampton. Orang-orang kulit putih yang telah
dibunuh dalam pemberontakan itu kesemuanya berjumlah 60 orang. Sebagai tindak
balasan dari waarga kulit putih para budak yang diduga terlibat dalam
pemberontakan dibinasakan, sedang 13 orang budak yang lain dijatuhi hukuman
gantung. Selama enam minggu, Nat Turner bersembunyi didaerah pegunungan di
Southampton., tetapi akhirnya ia beserta para pengikutnya berhasil ditangkap 30
Oktober 1831. Ia menjalani hukuman mati pada 11 Nopember 1831. Pemberontakan
yang dipimpin oleh Nat Turner berakhir pada 13 Oktober, 1831, dan berumur tidak
lebih dari dua bulan.
2.3 Usaha
Penghapusan Perbudakan
Sejak 1804, wilayah
Utara telah melarang adanya perbudakan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan
sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara
lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan
Philadelpia. Setelah perang kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok
Quacker, gerakan
abolisi dan masyarakat antiperbudakan mulkai tersebar di wilayah utara. Sebelum
1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti
: Prince Hall,Benjamin Banneker, Abraham
Jones, dan Richard Allen mulai menyuarakan antiperbudakan dan mendirikan
the African Society of Philadelpia.
Pada para pemimpin kulit putih maupun orang-orang negro di utara’ mendirikan
suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan baik’ terkenal dengan nama The Underground Railroad. Gerakan ilegal
ini didirikan pada 1804, terdapat di berbagai negara bagian seperti Indiana,
Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
Reaksi orang-orang selatan dalam
menghdapi gerakan The Underground
Railroad diantaranya dikeluarkan perintah-perintah penangkapan terhadap
tokoh-tokoh dan anggota-anggota gerakan tersebut yang terbukti telah menyelundupkan
budak-budak ke wilayah Selatan. Pimpinan-pimpinan
selatan dalam usahanya menentang The
Underground Railroad, sering melakukan pengejaaran terhadap budak-budak
yang melarikan diri ke utara.
Dalam dokumen tertanggal 24 april, 1815, yang terdapat dalam sejarah bangsa
amerika di edit oleh H.S Commgel. Isi dokumen buku tersebut adalah sebagai
reaksi dari para pemilik budak di wilayah selatan, yang merasa dirugikan agar
berhati-hati terhadap tindakan warga Boston,Massachusetts, yang telah menculik
dan menangkap para budak untuk dibebaskan. Harap warga selatan tetap waspada
dan berhati-hati terhadap para penculik yang terdapat di daerah Boston yang
berdalih pada Fugitive Slave Law.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perbudakan yang terjadi di wilayah Amerika berawal
dari koloni-koloni yang membutuhkan tenaga kerja kaitannya dalam menjalankan
kegiatan perekonomiannya seperti pertanian maupun pertambangan. Dari sinilah
kemudian bangsa Eropa membawa orang-orang dari daerah Afrikak untuk dijadikan
budak. Pada awalnya budak yang dipekerjakan di amerika bagian seltan berasal
dari afrika barat. Dimana di afrika barat ini penduduk bekerja dari hasil
pertanian, disamping menangkap ikan dan berburu. Hasil pertanian diwilayah afrika
barat ini biasanya gandum, kapas, padi dan ketela. Kerajaan yang berdiri pada
masa itu adalah kerajaan shonghai, ghana, wangdhudhu, hausa dan mandingu, yang
nantinya dikenal dengan nama ghana. Dari kerjaan ini dapat diambil sebuah fakta
bahea setiap penguasa mempunyai budak-budak, seperti hasil dari tawanan perang
yang telah di jadikan sebagai hak milik negara atau kerajaan, budak tersebut
difungsikan sebagai pekerja tanah pertanian dan perkebunan.
Sejak 1804, wilayah
Utara telah melarang adanya perbudakan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan
sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara
lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan
Philadelpia. Setelah perang kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok
Quacker, gerakan abolisi dan masyarakat antiperbudakan mulkai tersebar di
wilayah utara.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2. Sundoro,hadi. 2012. Sejarah Amerika Serikat. Jember University Press : Jember.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar