Pages

April 05, 2014

MASA PERBUDAKAN DI BENUA AMERIKA




(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.






Disusun oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelas B







PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Perbudakan merupakan suatu lembaga sosial, dimana seluruh hak dan sifat dasar kemunausiaannya dikuasai mutlak oleh tuannya. Baik fisik maupun hak kemanusiaan telah beralih kepada penguasaan mutlak pemiliknya. Kemudian makna budak itu sendiri adalah oarang yang dianggap dan disamakan dengan barang milik, hak kemanusiaan sebagai hak dasar yang bersifat kodrati telah dirampas oleh orang lain (pemiliknya).
Menurut para ahli sejarah, perbudaan pertama-tama diketahui terjadi di masyarakat Sumeria, yang sekarang adalah Irak, lebih dari lima-ribu tahun yang lalu. Perbudakan juga terjadi di masyarakat Cina, India, Afrika, Timur-Tengah dan Amerika. Perbudakan berkembang, seiring dengan perkembangan perdagangan dan industri. Meningkatnya perdagangan dan industri meningkatkan permintaan akan tenaga kerja untuk menghasilkan barang-barang keperluan ekspor. Budak yang melakukan sebagian besar pekerjaan. Kebanyakan orang kuno berpendapat bahwa perbudakan merupakan keadaan alam yang wajar, yang dapat terjadi terhadap siapapun dan kapanpun. Tidak banyak yang memandang perbudakan sebagai praktek jahat atau tidak adil. Di kebanyakan negara, budak dapat dibebaskan oleh pemiliknya untuk menjadi warganegara biasa.
            Awalnya, istilah perbudakan bermula dari tindakan jual-beli manusia yang berkasta rendah oleh kaum koloni Eropa untuk dijadikan tenaga pekerja kasar. Seiring perkembangan zaman, para pejuang kemanusiaan memperjuangkan hak para buruh. Salah satu tokoh yang sangat menentang perbudakan ialah Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16.
            Deskriminasi yang sangat jelas dialami oleh kaum kulit hitam di Amerika  sangat memberatkan. Dari perbudakan inilah yang akan menghantarkan Amerika Serikat dalam perang yang banyak merenggut nyawa yang sia-sia, di Amerika serikat. Perbudakan dan segala sejarahnya menjadi sebuah dunia tersendiri dalam cermin pribadi Amerika Serikat yang mengaku sebagai Negara paling demokratis di Dunia. Oleh kerenanya Perbudakan kulit hitam dengan segala deskriminasinya akan menjadi kenangan yang perlu diketahui semua masyarakat Amerika Serikat semua generasi.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, yang menjadi pokok penulisan pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)      Bagaimana awal mula terjadinya perbudakan di Amerika?
2)      Bagaimanakah jalannya perbudakan yang ada di Amerika?
3)      Bagaimanakah usaha yang dilakukan untuk menghapuskan perbudakan ?

1.3  Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini diantaranya adalah :
1)      Untuk mengetahui dan memahami  awal mula terjadinya perbudakan di Amerika.
2)      Untuk mengetahui dan memahami jalannya perbudakan yang ada di Amerika
3)   Untuk mengetahui dan memahami usaha yang dilakukan untuk menghapuskan perbudakan.





BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Awal mula Perbudakan di Amerika
Dengan ditemukannya benua Amerika oleh Christoper Columbus pada 12 Oktober 1492 akhirnya berdampak pada banyaknya masyarakat dari benua Eropa yang melakukan migrasi ke wilayah ini. Tahun 1600-an merupakan awal dari terjadinya gelombang emigrasi dari Eropa ke Amerika Utara secara besar-besaran. Selama lebih dari tiga abad, gerakan perpindahan penduduk ini tumbuh dari hanya beberapa ratus orang Inggris menjadi banjir berjuta-juta pendatang baru. Terdorong oleh motivasi yang kuat dan berbagai alasan lainnya,mereka pun membangun peradaban baru di kawasan utara benua tersebut. (Prof. Keith W. Olson, cs.tt: 1 dan USINFO, 2004: 14). Kedatangan orang-orang Eropa dalam kawasan Benua Amerika kemudian melahirkan koloni-koloni di benua Amerika diantaranya adalah Virginia,  Maryland, Georgia, The Carolinas, New York, New England, Connecticut, New Hampshire, Maine, Rhode Island, Massachussetts.
Koloni-koloni yang terbentuk di wilayah benua Amerika ini selain mengantungkan hidupnya dalam sektor perdagangan juga mereka mengembangkan dalam hal pertanian maupun pertambangan, hal ini lah yang akhirnya memicu terjadinya perbudakan di wilyah Amerika. Dimana bangsa Eropa awalnya memperkerjakan orang Indian pribumi Amerika di perkebunan luas dan di daerah pertambangan di koloni-koloni di Amerika. Namun karena kebanyakan orang Indian meninggal dunia karena terserang penyakit dari Eropa, dan karena perawatan yang tidak memadai. Hal ini lantas membuat orang Eropa mulai mendatangkan orang-orang dari Afrika Barat sebagai budak. Koloni-koloni Inggris di Amerika Utara menciptakan sistem ekonomi pertanian yang tidak bisa bertahan hidup tanpa menggunakan budak sebagai tenaga kerja.
Undang-undang yang disyahkan di koloni-koloni Amerika sebelah selatan menyatakan ilegal bagi budak untuk menikah, memiliki harta-kekayaan, atau memperoleh kebebasan. Paraturan itu juga tidak mengizinkan budak memperoleh pendidikan, bahkan untuk belajar membaca. Namun ada pemilik budak yang membolehkan budak mereka memperoleh kebebasan. Ada juga yang memberi budak mereka uang sebagai bonus bagi pekerjaan yang dikerjakan dengan baik.

2.2 Perkembangan Perbudakan di Amerika
2.2.1 Perbudakan Masa Kolonial
Perbudakan sebagai lembaga sosial, mula-mula tumbuh di daerah virginia, kemudia tersebar luas ke wilayah lain. Impor budak yang dilakukan di wilayah Amerika  tepatnya pada 31 agustus 1616 oleh jhon roulfe, memperjualkan  20 orang negro ke virginia, diwilayah tersebut mereka dipekerjakan sebagai pelayan rumah tangga. Wilayah amerika serikat bagian selatan peada periode kolonial inggris terbentang dari marieland sampai georgia yang mempunyai penghasilan pokok pertranian dan perkebunan yang merupakan penghasilan utama dari koloni inggreis. Berbagai hasil industri inggris ditukar dengan hasil daerah koloni untuk mengusahakan jenis tanaman tembakau, koloni mulai menggunakan tenaga budak,
latar belakang perbudakan di amerika serikat bagian selatan, sesungguhnya sangat berkaitan dengan kondisi geografisnya seperti keadaan ekologi yang sangat subur. Yang menghasilkan tebu, nila, kapas, gandum dan juga tembakau sesuai dengan lingkungan alamnya. Ternyata dapat mendorong terjadinya perbudakan didaerah pertanian. Perkebunan diselatan sangat memerlukan tenaga budak. Hal-hal yang mendorong kolonis menggunakan tenaga kulit hitam adanya problem tenaga kerja diberbagai perkebunan, karena orang kulit putih gagal menggunakan gagal menggunakan pekerja dari orang indian yang sudah hidup bebas didaerah bebas dan perkebunan. Tenaga kulit putih diperkebunan tidak efektif karena tidak tahan dengan iklim panas dan harganya juga begitu mahal. Tenaga budak negro bila ditempatkan diperkebunan sangat efektif dan juga murah. 
            Pada 1625 trjadi hubungan perdagagan antara virginia london company dengan pihak kerajaan, menyangkut masalah hasil pertanian dan perkebunan. Organisasi perdagangan suasta di virginia pada masa kolonial juga menyalurkan kebutuhan tenaga kerja budak berbagai daerah koloni. Selama abad ke 17 dan ke 18, sebagian besar orang-orang negroyang diimpor dari afrika barat dipekerjakan dalam perkebunan tembakau, nila, dan padi. Sumber penghasilan utama bagi wilayah amerika serikat bagian selatan adalah dari hasil pertanian perkebunan. Oleh karena itu, tenaga budak sebagai alat produksi harus dipertahankan.
Pada pertengahan abad ke-18 perbudakan merupakan bagian dari sistem sosial di Virginia. Jumlah budak mencapai sepertiga dari seluruh penduduk Virginia. Elit politik di Virginia yang berasal dari kalangan aristokrat menguasai tanah yang luas dan mempekerjakan budak-budak. Secara ekonomi, sistem perbudakan sangat menguntungkan. Namun demikian, diterapkannya sistem slavery tersebut tidak selalu berkaitan dengan aspek ekonomi. Sistem perbudakan yang diterapkan di koloni-koloni Amerika Utara bagian selatan didasarkan atas pandangan rasial yang dianut oleh sebagian besar- masyarakat Inggeris pada masa kolonisasi Budak-budak Afrika yang "ditemukan" melalui "discovery" pada abd ke-15 dan 16 dianggap dan diperlakukan sebagai ras yang rendah, tidak beragama (Kristen) dan tidak beradab. Namun demikian, masuknya para budak ke dalam agama Kristen tidak sendirinya mereka dibebaskan dari statusnya sebagai ras yang dianggap rendah.
Sistem perbudakan juga diterapkan di South Carolina. Sistem ini diperkuat dengan kedudukan kaum aristokrat yang menempatkan diri dalam status paling tinggi dalam struktur masyarakat dan merasa memiliki hak istimewa, termasuk dalam hal mempekerjakan para budak. Sebagian budak di koloni ini berasal dari West Indies dan Barbados. Dipekerjakannya para budak di perkebunan-perkebunan mereka juga digunakan dalam rangka memperluas ekspansi ke arah barat dan untuk mempertahankan keamanana serta harta mereka dari ancaman orang-orang Indian.
Namun yang perlu diketahui tentang sistem perbudakan di Amerika  yang tidak sama dengan beberapa perbudakan di tempat lain, bahkan mungkin Amerika satu-satunya tempat di mana alam kemasyarakatannya memungkinkan atau memberikan peluang bagi para budak untuk berkembang biak sendiri secara alami. berbeda dengan di tempat-tempat yang lain yang saban waktu secara terus menerus mengimpor budak karena angka kematian budaknya lebih besar daripada angka kelahirannya.
           Perbudakan dengan segala dimensinya,khususnya perbudakan secara Ras, sudah sedemikian lama terjadi dengan skenarionya sendiri di wilayah amerika. sebagai contoh dari 3 orang pelayan, Orang amerika yang lari, kemudian tertangkap di Virginia 1640, ada 2 orang berkulit putih, mendapat hukuman yaitu perpanjangan masa mengabdi selama 4 tahun, namun apa yang terjadi dengan orang ke-3 yang berkulit hitam? adalah sangat kontras yaitu perpanjangan masa mengabdi selama seumur hidup. di beberapa Negara bagian lain juga menerapkan kebijakan yang timpang ini, yang intinya merendahkan martabat dan status bangsa kulit hitam, antara lain, seperti di Virginia(1622) dimaklumkan bahwa status keturunan laki-laki putih dan perempuan negro, mengikuti garis keturunan ibunya, ketimpangan lain juga terlihat di pada tahun 1664 di Maryland. ada peraturan pelarangan kawin campur antar ras. juga di South Carolina 1690 dinyatakan bahwa budak sebagai  sebuah “Real Estate”(harta tidak bergerak).
Beberapa hal ini tentu saja secara sepihak merugikan dan merendahkan martabat juga hak asasi orang kulit hitam baik secara personal maupun kolektif, namun  walaupun demikian, kenyataan-kenyataan yang berlangsung kala itu menunjukkan posisi yang statis bagi orang negro itu sendiri,ketidakberdayaan dan posisi ekonomi yang sangat lemah menjadi alasan utama untuk tetap berada di tengah-tengah pusaran perbudakan.
2.2.2 Perbudakan Setelah Kemerdekaan
a. Penyebab Berkembangnya Perbudakan Setelah Masa Kemerdekaan
“Pada tahun-tahun awal kehidupan republik ketika negara-negara bagian utara memperjuangkakn emansipasi terhadap para budak, banyak pemimpin yang mengira bahwa perbudakan akan segera lenyap” Jerfferson. Pada tahun 1786, Washington menulis bahwa ia sungguh-sungguuh akan mendoakan agar disusun suatu rencana yang dapat menghapuskan secara perlahan-lahan, pasti, dan tidak mencolok.” Jefferson, Madison, Monroe dan lainlain dari negarawan selatan yang terkemuka membuat pernyataan-pernyataan yang serupa. Sampai pada tahun 1808 pun, ketika perdagangan budak dihapuskan banyak orang selatan yang menganggap bahwa perbudakan akan berakhir.
Hal ini ternyata salah, karena selama generasi berikutny daerah selatan bersatu untuk mendukung lembaga perbudakan dikarenakan adanya faktor baru dalam ekonomi yang membuat perbudakan dirasa lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya pada tahun 1790.
Faktor utama dari semakin berkembangnya perbudakan diantaranya adalah bangkitnya usaha besar penanaman kapas diselatan yang digalangkan oleh penanaman kapas di selatan yang digalngkan leh pengenalan jenis-jenis kapas baru dan oleh penemuan Eli Whitney yaitu semacam obat kapas guna menyaring biji dari kapasnya. Disamping itu tevolusi industri yang membuat industri tekstil menjadi berkembang sangat pesat meningkatkan permintakan akan kapas mentah. Dan pembukaan tanah-tanah baru di barat setelah tahun 1812, sangat memperluas daerah yang dapat untuk pemeliharaan kapas. Penanaman kapas ini secara cepat menyebar dari negara-negara bagian di daerah muara melalui sebagian besar dataran rendah selatan ssampai ke sungai Missisipi dan sampai ke Texas.
Selain itu juga adanya penanaman tebu yang juga ikut mengembangkan dan memperluas perbudakan. Tanah-tanah di Louisiana sebelah tenggara merupakan wilayah yang cocok untuk penanaman tebu yang mendapatkan hasil yang menguntungkan. Pada tahun 1830 negawa bagian tiu menghasilkan kira-kira setengah dari kebutuhan gula seluruh negara. Dan adanya penanaman tembakau yang terus berkembang kearah barat yang secara langsung semakin mengembangkan perbudakan di wilayah Amerika.
b. Perkembangan Perbudakan Setelah Kemerdekaan
Sistem perbudakan yang terjadi di amerika serikat bagian selatan mempunyai perbedaan sestem perbudakan dengan sistemm perbudakan di amerika latin dan di hindia barat. Sistem perbudakan di amerika latin masih memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan terhadap budaknya. Pemilik budak tidak mempunyai kecenderungan mengembangkan lembaga budak secara intensif.
            Warga kulit putih di selatan mengangap budak sebagai hak milik yang sah. Sebagian besar dipelihara oleh para pengusaha perkebunan, sementara pemerintah fedeal tidak berwenang menyesihkan sistem perbudakan  yang terjadi di berbadgai daerah dan kesemuanya ini merupakan kelanjutan dari warisan daerah kolonial yang tidak di awasi oleh pemerintahan inggris. Beberapa tokoh negarawan di selatan memasukkan peraturan perbudakan yang di susun oleh kongres yang berisi ketentuan mengenai pelarian budak-budak negro di suatu negara bagian ke negara bagian lain harus dikembalikan kepada pemiliknya, peraturan tesebut terkenal dengan nama  fugitive slave law, yang mulai di susun pada 1 februari 1793.
                             Di dalam lembaga perbudakan semua epraturan yang mengetur hubungan antara tuan dan budak termuat dalam peraturan hukum yang dinamakan the black codes yang dilegalisir oleh negara bagian di selatan pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19 yang isisnya di antaranya melindungi hak milik budak ,mengawasi setiap kemungkunan timbulnya gerakan-gerakan negro yang dapat membahayakan kedudukan para pemiliknya. Para budak dilarang mengadakan perjanjian dengan siapapun. Seorang budak tidak boleh melakukan kekerasan terhadap orang kulit putih tapi sebaliknya pembunuhan yang dilakukan oleh warga kuit putih terhadap kulit hitam tidakah dianggap sebagai suatu perbuatan kriminal, hukuman yang diterima budak paling ringan adalah dipekerjakan kembali di tempat yang pekerjaannya berat tapi. Ada juga budak yang anggota tubuhnya di siksa seperti bekas-bekas penyiksaan terhadap budak yang meenggar peraatura tersebut. Hukuman yang terberat seperti hanya penberontakan budak di hukum mati.
Melihat keuntungan besar yang diraup para pebisnis wilayah Utara dari penjulan kapas, banyak warga wilayah Selatan menganggap keterbelakangan  wilayah mereka  sebagai akibat penumpukan  kekayaan di  wilayah Utara.  Di  sisi lain,  banyak  warga wilayah Utara  menyerukan  bahwa perbudakan ”institusi  ganjil” yang dianggap warga selatan penting bagi perekonomiannya merupakan penyebab utama ketertinggalan finansial dan industri  kawasan tersebut.
Sejak kompromi  missouri  pada 1819, garis seksional seputar perbudakan perlahan tapi pasti menguat. Di wilayah Utara, sentimen abolisi total tumbuh  hingga memiliki pengaruh  yang  sangat  kuat.  Warga di daerah selatan pada umumnya merasa agak bersalah dalam hal perbudakan ini dan membelanya mati-matian. Pada 1850, perbudakan sudah berlangsung selama 200 tahun di beberapa daerah pesisir ini menjadi bagian integral ekonomi dasar kawasan tersebut.
Pada saat itu terdapat 385.000 pemilik budak dari sekitar 1,5 juta keluarga kulit putih. Lima puluh persen pemilik budak ini memiliki tidak lebih dari lima budak. Dua belas persen memiliki dua puluh atau lebih budak, menggambarkan transisi petani  menjadi  pemilik perke- bunan.
Sebelum 1830, sesuai sistem patriarkal kuno pemerintahan perkebunan, masih banyak pemilik atau tuan  tanah  yang  mengawasi  sendiri para budaknya. Namun, seiring dimulainya produksi kapas dalam skala yang besar di wilayah Selatan bawah, para tuan  tanah  ini secara bertahap mengabaikan pelaksanaan pengawasan pribadi dengan ketat terhadap para budak, dan mempekerjakan  mandor   profesio nal yang ditugaskan menuntut  para budak bekerja semaksimal mungkin.
Hingga 1845 perbudakan  akan  dibatasi pada  daerah-daerah yang sudah menjalankan kompromi missouri pada 1820  telah menentukan  batasan dan tidak ada kesempatan untuk meruntuhkannya. Masyarakat Selatan mendesak agar semua wilayah yang diperoleh dari meksiko dibuka bagi para pemilik budak. Sedangkan rakyat Utara yang antiperbudakan menuntut agar semua daerah baru itu ditutup  dari perbudakan. Salah satu kelompok moderat menyarankan agar batas kompromi missouri  diperluas  ke  Pasifik dengan negara bagian bebas budak di utara  dan  negara bagian perbudakan  di  selatannya.
Pada januari 1848, penemuan emas di California memicu  aliran deras  pendatang  baru,  lebih  dari 80.000 orang setiap tahunnya pada 1849. Senator kentucky, Clay mengetengahkan  rencana  yang rumit namun penuh pertimbangan. Daniel Webster, mendukung hal ini. Senator Demokrat Illinois, Stephen A. Douglas, pendukung kedaulatan rakyat yang tersohor, bekerja keras dalam           membimbingnya melalui kongres. kompromi 1850 berisi ketentuan  berikut: California diakui Perserikatan sebagai negara bagian bebas budak; sisa wilayah yang diserahkan  meksiko  dibagi  menjadi dua daerah, yaitu New mexico dan Utah dan diatur tanpa menye- butkan  soal perbudakan; klaim texas atas sebagian daerah New mexico dipuaskan dengan penggantian sejumlah 10 juta dolar; menge- luarkan peraturan baru (UU Budak Buronan Fugitive Slave Act) untuk menangkap  budak yang melarikan diri dan mengembalikan mereka kepada pemiliknya; penghapusan pembelian dan penjualan budak (tetapi bukan perbudakan itu sen- diri) di District of Columbia.
Sesuai persyaratan kompromi missouri pada 1820, seluruh kawasan itu tertutup bagi perbudakan. elemen pemegang budak yang dominan di missouri memprotes penentuan  kansas sebagai wilayah yang bebas budak,  karena  dengan demikian negara bagian mereka akan memiliki 3 tetangga lahan bebas (Illinois, Iowa dan kansas) dan mereka bisa dipaksa menjadi negara bebas budak juga. Delegasi kongres mereka, didukung  oleh rakyat Se- latan, menghalangi segala upaya un- tuk mengatur kawasan ini.
Pada titik ini, Stephen A. Douglas menyatakan bahwa, karena mengizinkan Utah dan New mexico bebas memutuskan isu perbudakan bagi dirinya sendiri, kompromi 1850 telah  melecehkan kompromi missouri. rancangannya meminta  dua wilayah, kansas dan Nebraska. rancangannya mengizinkan para pendatang membawa budak ke dalam wilayah ini dan pada akhirnya memutuskan sendiri apa mereka akan bergabung dengan Perserikatan sebagai negara bagian bebas budak atau pro-perbudakan. Mei 1854, rancangan Douglas dalam bentuk UU Kansas Nebraska Pada 1858, Lincoln menantang Stephen A.           Douglas dalam pemilihan menjadi Senat AS dari Illinois. Pada 17 juni, di alinea pertama pidato pembukaan kampanyenya, Lincoln membuat  pernyataan  pa- ling penting dalam sejarah Amerika selama 7 tahun mendatang. Lincoln mengalami kemenangan dalam pemilihan presiden pada November 186
a)         Pemberontakan Para Budak
Terjadi suatu pemberontakan budak pada hakikatnya tak lepas dari keadaan lingkungan sosial yang sangat menekan kehidupannya yang disebabkan oleh berbagai tindakan dari pemiliknya.disorganisasi keluarga dalam masyarakat budak merupakan sumber utama timbulnya pemberontakan. Selama periode 1800-1864, telah terjadi 54 kali pemberontakan budak yang kesemuanya terdapat di wilayah Selatan. Memperhatikan tempat terjadinya pemberontakan budak,daerah Virginia merupakan tempat yang terbanyak terjadinya pemberontakan. Sebanyak 20 kali selama periode 1800-1864, yang lain tersebar di berbagai wilayah. Nantinya, dalam perang saudara di Amerika Serikat (1861-1865), Virginia merupakan ibukota dari negara konfederasi.
Dari sekian banyak pemberontakan yang terjadi saat itu terdapat tiga peristiwa penting dalam pemberontakan budak itu diantaranya adalah :
1)   Pemberontakan oleh Gabriel Prosser di Virginia tahun 1800
Perjuangan Gabriel Prosser  di dalam menentang perbudakan didasarkan pada konsep-konsep agama dan rasional. Dalam menentang perbudakan ia mengartikulasi konsep injil dengan interpretasi persaudaraan universal. Terdapat dua orang kulit putih yang ikut mebantu perjuanagan budak, mereka berusaha mencari bantuan persenjataan dan bahan peledak untuk melakukan pemberontakan. Gabriel Prosser merencanakan suatu pemberontakan di daerah pedesaan Henrico, di Kota Richond, Virginia, pada1 September,1800. Ia membagi seluruh pengikutnya yang berjumlah 1100 budak dalam tiga kelompok besar. Sebagai langkah pertama, kota harus dikuasai, mereka harus berhasil merebut gudang senjata yang berada di kota Richmond.apabila kelompok yang di tugasi berhasil merebut gudang senjata, terlebih dahulu menyergap para penjaganya.
Namun karena rencana yang telah bocor ke pihak Virginia ini akhirnya Komplotan Gabriel Prosser telah gagal. Ia sendiri di tawan pada 25 September 1800, kemudian di kirim ke kota Richmond. Gabriel Prosser dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan pada 7 Oktober, 1800.
2)   Pemberontakan Denmark Vesey di South Carolina tahun 1822
Perjuanagan Denmark Vesey dalam menentang perbudakan terpengaruh oleh konsep pemikiran Gabriel Prosser. Ia juga memberi konsep agama dan idedari revolusi perancis. Rasa ketidakpuasan bersumber dari pengetrapan the black codes.
Namun sama seperti pemberontakan sebelumnya, pemberontakan dibawah pimpinan Vesey pun mengalami kegagalan. Akibat kegagalan pemberontakan Vessey, 139  orang ditahan, 47 orang dimasukkan dalam penjara termasuk 4 orang kulit putih, yang dituduh ikut membantu dan melindungi para budak. Sebanyak 35 budak pengikut Vessey menjalani hukuman mati.pembeontakan Vessey ditaksir mempunyai pengikut lebih dari 9.000 orang. Denmark Vesey akhirnya harus menjalani hukuman mati di tiang gantungan. Ia tetap menolak untuk mencantumkan nama dari orang-orang yang ikut di dalam komplotannya.
3)   Pemberontakan Nat Turner  di Virginia tahun 1831.
Nat Turner memulai pemberontakannya baru pada 21 Agustus 1831. Sebagai langkah pertama, ia beserta para pengikutnya merusak dan membakar tanah-tanah perkebunan. Ia mengharap agar selekasnya mendapat bantuan dari para budak  rumah tangga.  Nat Turner beserta para pengkutnya telah melakukan pemberontakan kejam terhadap tuannya, Joseph Travis beserta keluarganya. Angin peberontakan lekas meniup ke daerah Southampton.
Nat Turner mendapat sebutan sebagai “Bandit Besar” di kalangan masyarakat kulit putih di Virginia, sebab mereka melakukan pembunuhan kejam terhadap Joseph Travis beserta keluarganya dan juga sejumlah orang-orang kulit putih lain di daerah Southampton. Orang-orang kulit putih yang telah dibunuh dalam pemberontakan itu kesemuanya berjumlah 60 orang. Sebagai tindak balasan dari waarga kulit putih para budak yang diduga terlibat dalam pemberontakan dibinasakan, sedang 13 orang budak yang lain dijatuhi hukuman gantung. Selama enam minggu, Nat Turner bersembunyi didaerah pegunungan di Southampton., tetapi akhirnya ia beserta para pengikutnya berhasil ditangkap 30 Oktober 1831. Ia menjalani hukuman mati pada 11 Nopember 1831. Pemberontakan yang dipimpin oleh Nat Turner berakhir pada 13 Oktober, 1831, dan berumur tidak lebih dari dua bulan.

2.3 Usaha Penghapusan Perbudakan
Sejak 1804, wilayah Utara telah melarang adanya perbudakan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia. Setelah perang kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok Quacker, gerakan abolisi dan masyarakat antiperbudakan mulkai tersebar di wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti  : Prince Hall,Benjamin Banneker, Abraham  Jones, dan Richard Allen mulai menyuarakan antiperbudakan dan mendirikan the African Society of Philadelpia. Pada para pemimpin kulit putih maupun orang-orang negro di utara’ mendirikan suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan baik’ terkenal dengan nama The Underground Railroad. Gerakan ilegal ini didirikan pada 1804, terdapat di berbagai negara bagian seperti Indiana, Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
            Reaksi orang-orang selatan dalam menghdapi gerakan The Underground Railroad diantaranya dikeluarkan perintah-perintah penangkapan terhadap tokoh-tokoh dan anggota-anggota gerakan tersebut yang terbukti telah menyelundupkan budak-budak ke wilayah Selatan. Pimpinan-pimpinan selatan dalam usahanya menentang The Underground Railroad, sering melakukan pengejaaran terhadap budak-budak yang melarikan diri ke utara.
Dalam dokumen tertanggal 24 april, 1815, yang terdapat dalam sejarah bangsa amerika di edit oleh H.S Commgel. Isi dokumen buku tersebut adalah sebagai reaksi dari para pemilik budak di wilayah selatan, yang merasa dirugikan agar berhati-hati terhadap tindakan warga Boston,Massachusetts, yang telah menculik dan menangkap para budak untuk dibebaskan. Harap warga selatan tetap waspada dan berhati-hati terhadap para penculik yang terdapat di daerah Boston yang berdalih pada Fugitive Slave Law.



BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perbudakan yang terjadi di wilayah Amerika berawal dari koloni-koloni yang membutuhkan tenaga kerja kaitannya dalam menjalankan kegiatan perekonomiannya seperti pertanian maupun pertambangan. Dari sinilah kemudian bangsa Eropa membawa orang-orang dari daerah Afrikak untuk dijadikan budak. Pada awalnya budak yang dipekerjakan di amerika bagian seltan berasal dari afrika barat. Dimana di afrika barat ini penduduk bekerja dari hasil pertanian, disamping menangkap ikan dan berburu. Hasil pertanian diwilayah afrika barat ini biasanya gandum, kapas, padi dan ketela. Kerajaan yang berdiri pada masa itu adalah kerajaan shonghai, ghana, wangdhudhu, hausa dan mandingu, yang nantinya dikenal dengan nama ghana. Dari kerjaan ini dapat diambil sebuah fakta bahea setiap penguasa mempunyai budak-budak, seperti hasil dari tawanan perang yang telah di jadikan sebagai hak milik negara atau kerajaan, budak tersebut difungsikan sebagai pekerja tanah pertanian dan perkebunan.
Sejak 1804, wilayah Utara telah melarang adanya perbudakan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia. Setelah perang kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok Quacker, gerakan abolisi dan masyarakat antiperbudakan mulkai tersebar di wilayah utara.





DAFTAR PUSTAKA

1.       
2.      Sundoro,hadi.  2012. Sejarah Amerika Serikat. Jember University Press : Jember.

Tidak ada komentar:

MASA PERBUDAKAN DI BENUA AMERIKA




(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.






Disusun oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelas B







PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Perbudakan merupakan suatu lembaga sosial, dimana seluruh hak dan sifat dasar kemunausiaannya dikuasai mutlak oleh tuannya. Baik fisik maupun hak kemanusiaan telah beralih kepada penguasaan mutlak pemiliknya. Kemudian makna budak itu sendiri adalah oarang yang dianggap dan disamakan dengan barang milik, hak kemanusiaan sebagai hak dasar yang bersifat kodrati telah dirampas oleh orang lain (pemiliknya).
Menurut para ahli sejarah, perbudaan pertama-tama diketahui terjadi di masyarakat Sumeria, yang sekarang adalah Irak, lebih dari lima-ribu tahun yang lalu. Perbudakan juga terjadi di masyarakat Cina, India, Afrika, Timur-Tengah dan Amerika. Perbudakan berkembang, seiring dengan perkembangan perdagangan dan industri. Meningkatnya perdagangan dan industri meningkatkan permintaan akan tenaga kerja untuk menghasilkan barang-barang keperluan ekspor. Budak yang melakukan sebagian besar pekerjaan. Kebanyakan orang kuno berpendapat bahwa perbudakan merupakan keadaan alam yang wajar, yang dapat terjadi terhadap siapapun dan kapanpun. Tidak banyak yang memandang perbudakan sebagai praktek jahat atau tidak adil. Di kebanyakan negara, budak dapat dibebaskan oleh pemiliknya untuk menjadi warganegara biasa.
            Awalnya, istilah perbudakan bermula dari tindakan jual-beli manusia yang berkasta rendah oleh kaum koloni Eropa untuk dijadikan tenaga pekerja kasar. Seiring perkembangan zaman, para pejuang kemanusiaan memperjuangkan hak para buruh. Salah satu tokoh yang sangat menentang perbudakan ialah Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16.
            Deskriminasi yang sangat jelas dialami oleh kaum kulit hitam di Amerika  sangat memberatkan. Dari perbudakan inilah yang akan menghantarkan Amerika Serikat dalam perang yang banyak merenggut nyawa yang sia-sia, di Amerika serikat. Perbudakan dan segala sejarahnya menjadi sebuah dunia tersendiri dalam cermin pribadi Amerika Serikat yang mengaku sebagai Negara paling demokratis di Dunia. Oleh kerenanya Perbudakan kulit hitam dengan segala deskriminasinya akan menjadi kenangan yang perlu diketahui semua masyarakat Amerika Serikat semua generasi.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, yang menjadi pokok penulisan pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)      Bagaimana awal mula terjadinya perbudakan di Amerika?
2)      Bagaimanakah jalannya perbudakan yang ada di Amerika?
3)      Bagaimanakah usaha yang dilakukan untuk menghapuskan perbudakan ?

1.3  Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini diantaranya adalah :
1)      Untuk mengetahui dan memahami  awal mula terjadinya perbudakan di Amerika.
2)      Untuk mengetahui dan memahami jalannya perbudakan yang ada di Amerika
3)   Untuk mengetahui dan memahami usaha yang dilakukan untuk menghapuskan perbudakan.





BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Awal mula Perbudakan di Amerika
Dengan ditemukannya benua Amerika oleh Christoper Columbus pada 12 Oktober 1492 akhirnya berdampak pada banyaknya masyarakat dari benua Eropa yang melakukan migrasi ke wilayah ini. Tahun 1600-an merupakan awal dari terjadinya gelombang emigrasi dari Eropa ke Amerika Utara secara besar-besaran. Selama lebih dari tiga abad, gerakan perpindahan penduduk ini tumbuh dari hanya beberapa ratus orang Inggris menjadi banjir berjuta-juta pendatang baru. Terdorong oleh motivasi yang kuat dan berbagai alasan lainnya,mereka pun membangun peradaban baru di kawasan utara benua tersebut. (Prof. Keith W. Olson, cs.tt: 1 dan USINFO, 2004: 14). Kedatangan orang-orang Eropa dalam kawasan Benua Amerika kemudian melahirkan koloni-koloni di benua Amerika diantaranya adalah Virginia,  Maryland, Georgia, The Carolinas, New York, New England, Connecticut, New Hampshire, Maine, Rhode Island, Massachussetts.
Koloni-koloni yang terbentuk di wilayah benua Amerika ini selain mengantungkan hidupnya dalam sektor perdagangan juga mereka mengembangkan dalam hal pertanian maupun pertambangan, hal ini lah yang akhirnya memicu terjadinya perbudakan di wilyah Amerika. Dimana bangsa Eropa awalnya memperkerjakan orang Indian pribumi Amerika di perkebunan luas dan di daerah pertambangan di koloni-koloni di Amerika. Namun karena kebanyakan orang Indian meninggal dunia karena terserang penyakit dari Eropa, dan karena perawatan yang tidak memadai. Hal ini lantas membuat orang Eropa mulai mendatangkan orang-orang dari Afrika Barat sebagai budak. Koloni-koloni Inggris di Amerika Utara menciptakan sistem ekonomi pertanian yang tidak bisa bertahan hidup tanpa menggunakan budak sebagai tenaga kerja.
Undang-undang yang disyahkan di koloni-koloni Amerika sebelah selatan menyatakan ilegal bagi budak untuk menikah, memiliki harta-kekayaan, atau memperoleh kebebasan. Paraturan itu juga tidak mengizinkan budak memperoleh pendidikan, bahkan untuk belajar membaca. Namun ada pemilik budak yang membolehkan budak mereka memperoleh kebebasan. Ada juga yang memberi budak mereka uang sebagai bonus bagi pekerjaan yang dikerjakan dengan baik.

2.2 Perkembangan Perbudakan di Amerika
2.2.1 Perbudakan Masa Kolonial
Perbudakan sebagai lembaga sosial, mula-mula tumbuh di daerah virginia, kemudia tersebar luas ke wilayah lain. Impor budak yang dilakukan di wilayah Amerika  tepatnya pada 31 agustus 1616 oleh jhon roulfe, memperjualkan  20 orang negro ke virginia, diwilayah tersebut mereka dipekerjakan sebagai pelayan rumah tangga. Wilayah amerika serikat bagian selatan peada periode kolonial inggris terbentang dari marieland sampai georgia yang mempunyai penghasilan pokok pertranian dan perkebunan yang merupakan penghasilan utama dari koloni inggreis. Berbagai hasil industri inggris ditukar dengan hasil daerah koloni untuk mengusahakan jenis tanaman tembakau, koloni mulai menggunakan tenaga budak,
latar belakang perbudakan di amerika serikat bagian selatan, sesungguhnya sangat berkaitan dengan kondisi geografisnya seperti keadaan ekologi yang sangat subur. Yang menghasilkan tebu, nila, kapas, gandum dan juga tembakau sesuai dengan lingkungan alamnya. Ternyata dapat mendorong terjadinya perbudakan didaerah pertanian. Perkebunan diselatan sangat memerlukan tenaga budak. Hal-hal yang mendorong kolonis menggunakan tenaga kulit hitam adanya problem tenaga kerja diberbagai perkebunan, karena orang kulit putih gagal menggunakan gagal menggunakan pekerja dari orang indian yang sudah hidup bebas didaerah bebas dan perkebunan. Tenaga kulit putih diperkebunan tidak efektif karena tidak tahan dengan iklim panas dan harganya juga begitu mahal. Tenaga budak negro bila ditempatkan diperkebunan sangat efektif dan juga murah. 
            Pada 1625 trjadi hubungan perdagagan antara virginia london company dengan pihak kerajaan, menyangkut masalah hasil pertanian dan perkebunan. Organisasi perdagangan suasta di virginia pada masa kolonial juga menyalurkan kebutuhan tenaga kerja budak berbagai daerah koloni. Selama abad ke 17 dan ke 18, sebagian besar orang-orang negroyang diimpor dari afrika barat dipekerjakan dalam perkebunan tembakau, nila, dan padi. Sumber penghasilan utama bagi wilayah amerika serikat bagian selatan adalah dari hasil pertanian perkebunan. Oleh karena itu, tenaga budak sebagai alat produksi harus dipertahankan.
Pada pertengahan abad ke-18 perbudakan merupakan bagian dari sistem sosial di Virginia. Jumlah budak mencapai sepertiga dari seluruh penduduk Virginia. Elit politik di Virginia yang berasal dari kalangan aristokrat menguasai tanah yang luas dan mempekerjakan budak-budak. Secara ekonomi, sistem perbudakan sangat menguntungkan. Namun demikian, diterapkannya sistem slavery tersebut tidak selalu berkaitan dengan aspek ekonomi. Sistem perbudakan yang diterapkan di koloni-koloni Amerika Utara bagian selatan didasarkan atas pandangan rasial yang dianut oleh sebagian besar- masyarakat Inggeris pada masa kolonisasi Budak-budak Afrika yang "ditemukan" melalui "discovery" pada abd ke-15 dan 16 dianggap dan diperlakukan sebagai ras yang rendah, tidak beragama (Kristen) dan tidak beradab. Namun demikian, masuknya para budak ke dalam agama Kristen tidak sendirinya mereka dibebaskan dari statusnya sebagai ras yang dianggap rendah.
Sistem perbudakan juga diterapkan di South Carolina. Sistem ini diperkuat dengan kedudukan kaum aristokrat yang menempatkan diri dalam status paling tinggi dalam struktur masyarakat dan merasa memiliki hak istimewa, termasuk dalam hal mempekerjakan para budak. Sebagian budak di koloni ini berasal dari West Indies dan Barbados. Dipekerjakannya para budak di perkebunan-perkebunan mereka juga digunakan dalam rangka memperluas ekspansi ke arah barat dan untuk mempertahankan keamanana serta harta mereka dari ancaman orang-orang Indian.
Namun yang perlu diketahui tentang sistem perbudakan di Amerika  yang tidak sama dengan beberapa perbudakan di tempat lain, bahkan mungkin Amerika satu-satunya tempat di mana alam kemasyarakatannya memungkinkan atau memberikan peluang bagi para budak untuk berkembang biak sendiri secara alami. berbeda dengan di tempat-tempat yang lain yang saban waktu secara terus menerus mengimpor budak karena angka kematian budaknya lebih besar daripada angka kelahirannya.
           Perbudakan dengan segala dimensinya,khususnya perbudakan secara Ras, sudah sedemikian lama terjadi dengan skenarionya sendiri di wilayah amerika. sebagai contoh dari 3 orang pelayan, Orang amerika yang lari, kemudian tertangkap di Virginia 1640, ada 2 orang berkulit putih, mendapat hukuman yaitu perpanjangan masa mengabdi selama 4 tahun, namun apa yang terjadi dengan orang ke-3 yang berkulit hitam? adalah sangat kontras yaitu perpanjangan masa mengabdi selama seumur hidup. di beberapa Negara bagian lain juga menerapkan kebijakan yang timpang ini, yang intinya merendahkan martabat dan status bangsa kulit hitam, antara lain, seperti di Virginia(1622) dimaklumkan bahwa status keturunan laki-laki putih dan perempuan negro, mengikuti garis keturunan ibunya, ketimpangan lain juga terlihat di pada tahun 1664 di Maryland. ada peraturan pelarangan kawin campur antar ras. juga di South Carolina 1690 dinyatakan bahwa budak sebagai  sebuah “Real Estate”(harta tidak bergerak).
Beberapa hal ini tentu saja secara sepihak merugikan dan merendahkan martabat juga hak asasi orang kulit hitam baik secara personal maupun kolektif, namun  walaupun demikian, kenyataan-kenyataan yang berlangsung kala itu menunjukkan posisi yang statis bagi orang negro itu sendiri,ketidakberdayaan dan posisi ekonomi yang sangat lemah menjadi alasan utama untuk tetap berada di tengah-tengah pusaran perbudakan.
2.2.2 Perbudakan Setelah Kemerdekaan
a. Penyebab Berkembangnya Perbudakan Setelah Masa Kemerdekaan
“Pada tahun-tahun awal kehidupan republik ketika negara-negara bagian utara memperjuangkakn emansipasi terhadap para budak, banyak pemimpin yang mengira bahwa perbudakan akan segera lenyap” Jerfferson. Pada tahun 1786, Washington menulis bahwa ia sungguh-sungguuh akan mendoakan agar disusun suatu rencana yang dapat menghapuskan secara perlahan-lahan, pasti, dan tidak mencolok.” Jefferson, Madison, Monroe dan lainlain dari negarawan selatan yang terkemuka membuat pernyataan-pernyataan yang serupa. Sampai pada tahun 1808 pun, ketika perdagangan budak dihapuskan banyak orang selatan yang menganggap bahwa perbudakan akan berakhir.
Hal ini ternyata salah, karena selama generasi berikutny daerah selatan bersatu untuk mendukung lembaga perbudakan dikarenakan adanya faktor baru dalam ekonomi yang membuat perbudakan dirasa lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya pada tahun 1790.
Faktor utama dari semakin berkembangnya perbudakan diantaranya adalah bangkitnya usaha besar penanaman kapas diselatan yang digalangkan oleh penanaman kapas di selatan yang digalngkan leh pengenalan jenis-jenis kapas baru dan oleh penemuan Eli Whitney yaitu semacam obat kapas guna menyaring biji dari kapasnya. Disamping itu tevolusi industri yang membuat industri tekstil menjadi berkembang sangat pesat meningkatkan permintakan akan kapas mentah. Dan pembukaan tanah-tanah baru di barat setelah tahun 1812, sangat memperluas daerah yang dapat untuk pemeliharaan kapas. Penanaman kapas ini secara cepat menyebar dari negara-negara bagian di daerah muara melalui sebagian besar dataran rendah selatan ssampai ke sungai Missisipi dan sampai ke Texas.
Selain itu juga adanya penanaman tebu yang juga ikut mengembangkan dan memperluas perbudakan. Tanah-tanah di Louisiana sebelah tenggara merupakan wilayah yang cocok untuk penanaman tebu yang mendapatkan hasil yang menguntungkan. Pada tahun 1830 negawa bagian tiu menghasilkan kira-kira setengah dari kebutuhan gula seluruh negara. Dan adanya penanaman tembakau yang terus berkembang kearah barat yang secara langsung semakin mengembangkan perbudakan di wilayah Amerika.
b. Perkembangan Perbudakan Setelah Kemerdekaan
Sistem perbudakan yang terjadi di amerika serikat bagian selatan mempunyai perbedaan sestem perbudakan dengan sistemm perbudakan di amerika latin dan di hindia barat. Sistem perbudakan di amerika latin masih memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan terhadap budaknya. Pemilik budak tidak mempunyai kecenderungan mengembangkan lembaga budak secara intensif.
            Warga kulit putih di selatan mengangap budak sebagai hak milik yang sah. Sebagian besar dipelihara oleh para pengusaha perkebunan, sementara pemerintah fedeal tidak berwenang menyesihkan sistem perbudakan  yang terjadi di berbadgai daerah dan kesemuanya ini merupakan kelanjutan dari warisan daerah kolonial yang tidak di awasi oleh pemerintahan inggris. Beberapa tokoh negarawan di selatan memasukkan peraturan perbudakan yang di susun oleh kongres yang berisi ketentuan mengenai pelarian budak-budak negro di suatu negara bagian ke negara bagian lain harus dikembalikan kepada pemiliknya, peraturan tesebut terkenal dengan nama  fugitive slave law, yang mulai di susun pada 1 februari 1793.
                             Di dalam lembaga perbudakan semua epraturan yang mengetur hubungan antara tuan dan budak termuat dalam peraturan hukum yang dinamakan the black codes yang dilegalisir oleh negara bagian di selatan pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19 yang isisnya di antaranya melindungi hak milik budak ,mengawasi setiap kemungkunan timbulnya gerakan-gerakan negro yang dapat membahayakan kedudukan para pemiliknya. Para budak dilarang mengadakan perjanjian dengan siapapun. Seorang budak tidak boleh melakukan kekerasan terhadap orang kulit putih tapi sebaliknya pembunuhan yang dilakukan oleh warga kuit putih terhadap kulit hitam tidakah dianggap sebagai suatu perbuatan kriminal, hukuman yang diterima budak paling ringan adalah dipekerjakan kembali di tempat yang pekerjaannya berat tapi. Ada juga budak yang anggota tubuhnya di siksa seperti bekas-bekas penyiksaan terhadap budak yang meenggar peraatura tersebut. Hukuman yang terberat seperti hanya penberontakan budak di hukum mati.
Melihat keuntungan besar yang diraup para pebisnis wilayah Utara dari penjulan kapas, banyak warga wilayah Selatan menganggap keterbelakangan  wilayah mereka  sebagai akibat penumpukan  kekayaan di  wilayah Utara.  Di  sisi lain,  banyak  warga wilayah Utara  menyerukan  bahwa perbudakan ”institusi  ganjil” yang dianggap warga selatan penting bagi perekonomiannya merupakan penyebab utama ketertinggalan finansial dan industri  kawasan tersebut.
Sejak kompromi  missouri  pada 1819, garis seksional seputar perbudakan perlahan tapi pasti menguat. Di wilayah Utara, sentimen abolisi total tumbuh  hingga memiliki pengaruh  yang  sangat  kuat.  Warga di daerah selatan pada umumnya merasa agak bersalah dalam hal perbudakan ini dan membelanya mati-matian. Pada 1850, perbudakan sudah berlangsung selama 200 tahun di beberapa daerah pesisir ini menjadi bagian integral ekonomi dasar kawasan tersebut.
Pada saat itu terdapat 385.000 pemilik budak dari sekitar 1,5 juta keluarga kulit putih. Lima puluh persen pemilik budak ini memiliki tidak lebih dari lima budak. Dua belas persen memiliki dua puluh atau lebih budak, menggambarkan transisi petani  menjadi  pemilik perke- bunan.
Sebelum 1830, sesuai sistem patriarkal kuno pemerintahan perkebunan, masih banyak pemilik atau tuan  tanah  yang  mengawasi  sendiri para budaknya. Namun, seiring dimulainya produksi kapas dalam skala yang besar di wilayah Selatan bawah, para tuan  tanah  ini secara bertahap mengabaikan pelaksanaan pengawasan pribadi dengan ketat terhadap para budak, dan mempekerjakan  mandor   profesio nal yang ditugaskan menuntut  para budak bekerja semaksimal mungkin.
Hingga 1845 perbudakan  akan  dibatasi pada  daerah-daerah yang sudah menjalankan kompromi missouri pada 1820  telah menentukan  batasan dan tidak ada kesempatan untuk meruntuhkannya. Masyarakat Selatan mendesak agar semua wilayah yang diperoleh dari meksiko dibuka bagi para pemilik budak. Sedangkan rakyat Utara yang antiperbudakan menuntut agar semua daerah baru itu ditutup  dari perbudakan. Salah satu kelompok moderat menyarankan agar batas kompromi missouri  diperluas  ke  Pasifik dengan negara bagian bebas budak di utara  dan  negara bagian perbudakan  di  selatannya.
Pada januari 1848, penemuan emas di California memicu  aliran deras  pendatang  baru,  lebih  dari 80.000 orang setiap tahunnya pada 1849. Senator kentucky, Clay mengetengahkan  rencana  yang rumit namun penuh pertimbangan. Daniel Webster, mendukung hal ini. Senator Demokrat Illinois, Stephen A. Douglas, pendukung kedaulatan rakyat yang tersohor, bekerja keras dalam           membimbingnya melalui kongres. kompromi 1850 berisi ketentuan  berikut: California diakui Perserikatan sebagai negara bagian bebas budak; sisa wilayah yang diserahkan  meksiko  dibagi  menjadi dua daerah, yaitu New mexico dan Utah dan diatur tanpa menye- butkan  soal perbudakan; klaim texas atas sebagian daerah New mexico dipuaskan dengan penggantian sejumlah 10 juta dolar; menge- luarkan peraturan baru (UU Budak Buronan Fugitive Slave Act) untuk menangkap  budak yang melarikan diri dan mengembalikan mereka kepada pemiliknya; penghapusan pembelian dan penjualan budak (tetapi bukan perbudakan itu sen- diri) di District of Columbia.
Sesuai persyaratan kompromi missouri pada 1820, seluruh kawasan itu tertutup bagi perbudakan. elemen pemegang budak yang dominan di missouri memprotes penentuan  kansas sebagai wilayah yang bebas budak,  karena  dengan demikian negara bagian mereka akan memiliki 3 tetangga lahan bebas (Illinois, Iowa dan kansas) dan mereka bisa dipaksa menjadi negara bebas budak juga. Delegasi kongres mereka, didukung  oleh rakyat Se- latan, menghalangi segala upaya un- tuk mengatur kawasan ini.
Pada titik ini, Stephen A. Douglas menyatakan bahwa, karena mengizinkan Utah dan New mexico bebas memutuskan isu perbudakan bagi dirinya sendiri, kompromi 1850 telah  melecehkan kompromi missouri. rancangannya meminta  dua wilayah, kansas dan Nebraska. rancangannya mengizinkan para pendatang membawa budak ke dalam wilayah ini dan pada akhirnya memutuskan sendiri apa mereka akan bergabung dengan Perserikatan sebagai negara bagian bebas budak atau pro-perbudakan. Mei 1854, rancangan Douglas dalam bentuk UU Kansas Nebraska Pada 1858, Lincoln menantang Stephen A.           Douglas dalam pemilihan menjadi Senat AS dari Illinois. Pada 17 juni, di alinea pertama pidato pembukaan kampanyenya, Lincoln membuat  pernyataan  pa- ling penting dalam sejarah Amerika selama 7 tahun mendatang. Lincoln mengalami kemenangan dalam pemilihan presiden pada November 186
a)         Pemberontakan Para Budak
Terjadi suatu pemberontakan budak pada hakikatnya tak lepas dari keadaan lingkungan sosial yang sangat menekan kehidupannya yang disebabkan oleh berbagai tindakan dari pemiliknya.disorganisasi keluarga dalam masyarakat budak merupakan sumber utama timbulnya pemberontakan. Selama periode 1800-1864, telah terjadi 54 kali pemberontakan budak yang kesemuanya terdapat di wilayah Selatan. Memperhatikan tempat terjadinya pemberontakan budak,daerah Virginia merupakan tempat yang terbanyak terjadinya pemberontakan. Sebanyak 20 kali selama periode 1800-1864, yang lain tersebar di berbagai wilayah. Nantinya, dalam perang saudara di Amerika Serikat (1861-1865), Virginia merupakan ibukota dari negara konfederasi.
Dari sekian banyak pemberontakan yang terjadi saat itu terdapat tiga peristiwa penting dalam pemberontakan budak itu diantaranya adalah :
1)   Pemberontakan oleh Gabriel Prosser di Virginia tahun 1800
Perjuangan Gabriel Prosser  di dalam menentang perbudakan didasarkan pada konsep-konsep agama dan rasional. Dalam menentang perbudakan ia mengartikulasi konsep injil dengan interpretasi persaudaraan universal. Terdapat dua orang kulit putih yang ikut mebantu perjuanagan budak, mereka berusaha mencari bantuan persenjataan dan bahan peledak untuk melakukan pemberontakan. Gabriel Prosser merencanakan suatu pemberontakan di daerah pedesaan Henrico, di Kota Richond, Virginia, pada1 September,1800. Ia membagi seluruh pengikutnya yang berjumlah 1100 budak dalam tiga kelompok besar. Sebagai langkah pertama, kota harus dikuasai, mereka harus berhasil merebut gudang senjata yang berada di kota Richmond.apabila kelompok yang di tugasi berhasil merebut gudang senjata, terlebih dahulu menyergap para penjaganya.
Namun karena rencana yang telah bocor ke pihak Virginia ini akhirnya Komplotan Gabriel Prosser telah gagal. Ia sendiri di tawan pada 25 September 1800, kemudian di kirim ke kota Richmond. Gabriel Prosser dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan pada 7 Oktober, 1800.
2)   Pemberontakan Denmark Vesey di South Carolina tahun 1822
Perjuanagan Denmark Vesey dalam menentang perbudakan terpengaruh oleh konsep pemikiran Gabriel Prosser. Ia juga memberi konsep agama dan idedari revolusi perancis. Rasa ketidakpuasan bersumber dari pengetrapan the black codes.
Namun sama seperti pemberontakan sebelumnya, pemberontakan dibawah pimpinan Vesey pun mengalami kegagalan. Akibat kegagalan pemberontakan Vessey, 139  orang ditahan, 47 orang dimasukkan dalam penjara termasuk 4 orang kulit putih, yang dituduh ikut membantu dan melindungi para budak. Sebanyak 35 budak pengikut Vessey menjalani hukuman mati.pembeontakan Vessey ditaksir mempunyai pengikut lebih dari 9.000 orang. Denmark Vesey akhirnya harus menjalani hukuman mati di tiang gantungan. Ia tetap menolak untuk mencantumkan nama dari orang-orang yang ikut di dalam komplotannya.
3)   Pemberontakan Nat Turner  di Virginia tahun 1831.
Nat Turner memulai pemberontakannya baru pada 21 Agustus 1831. Sebagai langkah pertama, ia beserta para pengikutnya merusak dan membakar tanah-tanah perkebunan. Ia mengharap agar selekasnya mendapat bantuan dari para budak  rumah tangga.  Nat Turner beserta para pengkutnya telah melakukan pemberontakan kejam terhadap tuannya, Joseph Travis beserta keluarganya. Angin peberontakan lekas meniup ke daerah Southampton.
Nat Turner mendapat sebutan sebagai “Bandit Besar” di kalangan masyarakat kulit putih di Virginia, sebab mereka melakukan pembunuhan kejam terhadap Joseph Travis beserta keluarganya dan juga sejumlah orang-orang kulit putih lain di daerah Southampton. Orang-orang kulit putih yang telah dibunuh dalam pemberontakan itu kesemuanya berjumlah 60 orang. Sebagai tindak balasan dari waarga kulit putih para budak yang diduga terlibat dalam pemberontakan dibinasakan, sedang 13 orang budak yang lain dijatuhi hukuman gantung. Selama enam minggu, Nat Turner bersembunyi didaerah pegunungan di Southampton., tetapi akhirnya ia beserta para pengikutnya berhasil ditangkap 30 Oktober 1831. Ia menjalani hukuman mati pada 11 Nopember 1831. Pemberontakan yang dipimpin oleh Nat Turner berakhir pada 13 Oktober, 1831, dan berumur tidak lebih dari dua bulan.

2.3 Usaha Penghapusan Perbudakan
Sejak 1804, wilayah Utara telah melarang adanya perbudakan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia. Setelah perang kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok Quacker, gerakan abolisi dan masyarakat antiperbudakan mulkai tersebar di wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti  : Prince Hall,Benjamin Banneker, Abraham  Jones, dan Richard Allen mulai menyuarakan antiperbudakan dan mendirikan the African Society of Philadelpia. Pada para pemimpin kulit putih maupun orang-orang negro di utara’ mendirikan suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan baik’ terkenal dengan nama The Underground Railroad. Gerakan ilegal ini didirikan pada 1804, terdapat di berbagai negara bagian seperti Indiana, Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
            Reaksi orang-orang selatan dalam menghdapi gerakan The Underground Railroad diantaranya dikeluarkan perintah-perintah penangkapan terhadap tokoh-tokoh dan anggota-anggota gerakan tersebut yang terbukti telah menyelundupkan budak-budak ke wilayah Selatan. Pimpinan-pimpinan selatan dalam usahanya menentang The Underground Railroad, sering melakukan pengejaaran terhadap budak-budak yang melarikan diri ke utara.
Dalam dokumen tertanggal 24 april, 1815, yang terdapat dalam sejarah bangsa amerika di edit oleh H.S Commgel. Isi dokumen buku tersebut adalah sebagai reaksi dari para pemilik budak di wilayah selatan, yang merasa dirugikan agar berhati-hati terhadap tindakan warga Boston,Massachusetts, yang telah menculik dan menangkap para budak untuk dibebaskan. Harap warga selatan tetap waspada dan berhati-hati terhadap para penculik yang terdapat di daerah Boston yang berdalih pada Fugitive Slave Law.



BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perbudakan yang terjadi di wilayah Amerika berawal dari koloni-koloni yang membutuhkan tenaga kerja kaitannya dalam menjalankan kegiatan perekonomiannya seperti pertanian maupun pertambangan. Dari sinilah kemudian bangsa Eropa membawa orang-orang dari daerah Afrikak untuk dijadikan budak. Pada awalnya budak yang dipekerjakan di amerika bagian seltan berasal dari afrika barat. Dimana di afrika barat ini penduduk bekerja dari hasil pertanian, disamping menangkap ikan dan berburu. Hasil pertanian diwilayah afrika barat ini biasanya gandum, kapas, padi dan ketela. Kerajaan yang berdiri pada masa itu adalah kerajaan shonghai, ghana, wangdhudhu, hausa dan mandingu, yang nantinya dikenal dengan nama ghana. Dari kerjaan ini dapat diambil sebuah fakta bahea setiap penguasa mempunyai budak-budak, seperti hasil dari tawanan perang yang telah di jadikan sebagai hak milik negara atau kerajaan, budak tersebut difungsikan sebagai pekerja tanah pertanian dan perkebunan.
Sejak 1804, wilayah Utara telah melarang adanya perbudakan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia. Setelah perang kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok Quacker, gerakan abolisi dan masyarakat antiperbudakan mulkai tersebar di wilayah utara.





DAFTAR PUSTAKA

1.       
2.      Sundoro,hadi.  2012. Sejarah Amerika Serikat. Jember University Press : Jember.

Tidak ada komentar: