Pages

Juni 06, 2014

BENTUK DAN PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH

 





(Disusun guna untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.




Disusun oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelas B






PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bovee menyatakan media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Sanaky,2011:3). Media juga merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar baik dalam pendidikan formal maupun informal (Widada, 2010:99). Dalam proses pembelajaran media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar (Santyasa, 2007:3). Heinich, Molenda, dan Russell (1993) mendefinisikan media sebagai alat saluran komunikasi. Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat proses belajar mengajar yang pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut, guru bertindak sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan (message) kepada penerima pesan (communican) yaitu anak. Agar pesan-pesan pendidikan yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi pendidikan tersebut diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media pendidikan/pembelajaran.
Seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus memiliki gagasan yang ditunjukan dalam desain pembelajaran, sebagai titik awal dalam melaksanakan komunikasi dengan siswa. Karena itu, diperlukan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat menunjang proses komunikasi serta tujuan dari komunikasi. Agar proses komunikasi pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien, guru perlu menggunakan media untuk merangsang siswa dalam belajar. Jadi pada prinsipnya media bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, hal ini bukan saja membuat penyajian menjadi lebih konkrit, tetapi juga ada beberapa kegunaan yang lain.


1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, yang menjadi pokok penulisan pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)      Bagaimana hakekat dari Media Pembelajaran ?
2)      Bagaimana jenis – jenis dari Media Pembelajaran ?
3)      Bagaimana pemanfaatan Media dalam pembelajaran Sejarah ?

1.3  Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini diantaranya adalah :
1)      Untuk mengetahui dan memahami hakekat dari Media Pembelajaran.
2)      Untuk mengetahui dan memahami jenis – jenis dari Media Pembelajaran.
3)      Untuk mengetahui dan memahami pemanfaatan Media dalam pembelajaran Sejarah.


BAB 2. PEMBAHASAN

2.1    Media Pembelajaran
a.    Pengertian Media Pengertian
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’ atau ’pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian media adalah alat atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien (Agung, 2011). Tanpa adanya media, kemungkinan besar tidak akan terjadi proses pembelajaran. Oleh sebab itu, penting sekali bagi pengajar untuk menyediakan dan menggunakan media untuk proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar ( Sanaky, 2011:3). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2010:57). Manusia terlibat dalam system pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenagalainnya, seperti tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik belajar, ujian dan sebagainya.
Sementara Arif S. Sadiman, dkk dalam Sanaky (2011) menyatakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima melalui saluran atau media tertentu. Untuk itu proses komunikasi harus diciptakan dan diwujudkan melalui kegiatan peyampaian pesan, tukar menukar pesan atau informasi dari setiap pengajar kepada pembelajar atau sebaliknya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan sarana komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran juga harus disesuaikan, oleh sebab itu pengajar harus dapat memilih media pembelajaran yang baik untuk digunakan saat mengajar. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain: kesesuaian dengan materi pembelajaran, kemudahan dalam penggunaan, dan menarik bagi peserta didik, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang optimal (Widada, 2010:99).

b. Posisi media pembelajaran.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan pada

b. Fungsi Media Pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalahm prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran (Santyasa, 2007). Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al 2001 dalam Santyasa, 2007), yaitu : Pertama, kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.
Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. Kedua, salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.
Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.
Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran.
Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1)      Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2)      Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
3)      Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.
4)      Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
5)      Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.
6)      Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.
7)      Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan sebagainya.
8)      Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.
9)      Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
10)  Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan film atau video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya.
11)  Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram, bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.
12)  Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing. (Santyasa, 2007).

c. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.
1)      Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2)      Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Suatu kejadian dapat dipercepat dan dapat juga diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.
3)      Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

d. Tujuan media pembelajaran
Sanaky (2011) mengemukakan tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)      Mempermudah proses pembelajaran dikelas,
2)      Meningkatkan efisiensi prosesmpembelajaran,
3)      Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan
4)      Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

e. Manfaat media pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud membantu siswa belajar secara optimal. Namun demikian, secara khusus manfaat media pembelajaran dikemukakan oleh Kemp dan Dayton (1985), yaitu :
1)      Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa secara seragam.
2)      Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan prinsip, konsep, proses atau prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
3)      Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang dengan benar, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa media, guru mungkin akan cenderung berbicara “satu arah” kepada siswa.
4)      Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
Sering kali terjadi, para guru banyak menghabiskan waktu untuk menjelaskan materi ajar. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu, jika mereka memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.
5)      Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi ajar secara lebih mendalam dan utuh.
6)      Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaan guru.
7)      Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Dan hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pegetahuan dan proses pencarian ilmu.
8)      Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan media, guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan dan mengurangi penjelasan verbal (lisan), sehingga guru dapat memberikan perhatian lebih banyak kepada aspek pemberian motivasi, perhatian, bimbingan dan sebagainya.


2.2    Jenis – Jenis Media dan Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran Sejarah
Jenis – jenis media dalam pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
1)        Peninggalan Sejarah
a)  Pengertian
Manusia merupakan makhluk yang dianugrai akal dan pikiran. Sehingga mereka selalu melakukan aktivitas yang dimulai pada masa lampau. Aktivitas manusia pada masa lampau inilah yang dinamakan sejarah. Didalam aktivitas yang dilakukan manusia pada masa lampau biasanya meninggalkan jejak-jejak sejarah. Jejak-jejak sejarah inilah yang akan menuntun generasi selanjutnya untuk mengetahui bagaimana gambaran hidup manusia pada masa lampau. Contoh dari peninggalan sejarah antara lain :
(1)   Patung (Arca).
Kebanyakan patung atau arca ini berasal dari kerajaan Hindu dan Budha. Bentuk Patung itu bermacam-macam. Ada patung dewa-dewa, ada patung Budha, ada patung yang berupa binatang dan lain-lain. Patung-patung itu terbuat dari batu, perunggu, atau bahkan emas.
(2)   Bangunan. Bangunan yang bernilai sejarah antara lain.
(a)    Candi, adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu. Candi didirikan sebagai tempat untuk melaksanakan upacara keagamaan. Contohnya: Candi Borobudur, Candi Prambanan.
(b)   Gedung, adalah suatu bangunan rumah. Banyak gedung yang mempunyai nilai sejarah. Contonya: Gedung Stovia, Gedung Soempah Pemuda.
b) Pemanfaatan Media Peninggalan Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah
Untuk memanfaatkan peninggalan sejarah dalam pembelajaran sejarah, dapat dilakukan karya wisata mengunjungi situs-situs atau peninggalan-peninggalan sejarah yang sesuai dengan materi. Menurut Muhibbin Syah ( 2000 ),  adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dimana proses pembelajarannya dilaksanakan dengan melakukan perjalanan/peninjauan langsung kesuatu tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik yang kemudian dibukukan. Adapun langkah – langkah yang dapat dialkukan untuk melakukan karya wisata ( Roestiyah; 2001:87) adalah sebagai berikut :
(1)   Persiapan
Guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
(2)   Pelaksanaan karya wisata
Pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu,
(3)   Akhir karya wisata,
pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Tiap-tiap jenis penelitian memerlukan metodologi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penguasaan metodologi penelitian sosial budaya menjadi syarat mutlak bagi para guru apabila ingin melakukan pengkajian ilmiah. Sehubungan dengan hal ini para guru perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang penelitian. Sekali lagi MGMP dan MSI Komisariat dapat berinisiatif dan berperan sebagai penyelenggara kegiatan-kegiatan untuk peningkatan kemampuan penelitian para guru dalam bentuk lokakarya (workshop) penyusunan proposal penelitian, metodologi penelitian, dan penulisan laporan atau artikel ilmiah. Dengan menggunakan cara-cara seperti yang telah diuraikan di atas, maka kualitas pembelajaran sejarah dan IPS-Sejarah di sekolah dapat ditingkatkan, yang pada gilirannya dapat menumbuhkan kesadaran sejarah dan kesadaran kultural peserta didik (siswa).
Peninggalan peninggalan sejarah ini dapat diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar mata pelajaran sejarah. Namun meski penggunakan media pembelajaran berupa peninggalan sejarah dapat diaplikasikan tetapi didalamnya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari media peningaalan sejarah ini kaitannya dengann pemanfaatannya untuk pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Dapat mengetahui benda aslinya
(2)   Siswa lebih mudah mengapresiasi dan menilai suatu karya sejarah
(3)   Memudahkan siswa untuk mensimulasi sendiri suatu peristiwa sejarah melalui peninggalan sejarah
Kekurangan dari media peningaalan sejarah ini kaitannya dengann pemanfaatannya untuk pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Tidak bisa dibawa kedalam kelas untuk dipamerkan kepada siswa
(2)   Membutuhkan biaya untuk bisa melihatnya
(3)   Tidak mampu mewakili suatu peristiwa sejarah secara keseluruhan
(4)   Keutuhan dan keasliannya tergantung perawatan

2)        Model: diorama, maket, replika candi, patung
a)   Pengertian Media Model
Media model diartikan sebagai alat bantu mengajar sejarah yang berupa bentuk-bentuk khusus yang bersifat tiga dimensi yang merupakan tiruan dari unsur-unsur peristiwa sejarah. Dapat berupa istana raja dengan berbagai kelengkapannya dari suatu jaman tertentu, berbagai peralatan perang kuno, alat-alat transport dari jaman tertentu, juga bisa berupa orang-orang (pelaku) sejarah yang terlibat dalam suatu peristiwa atau miniatur candi.
Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia. Model suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan benda sesungguhnya. Model juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang penting.
Macam – macam dari media model diantaranya adalah diorama, maket, replika candi dan patung
(1)   Diorama
(a)    Pengertian
Diorama adalah sebuah pameran statis atau diam yang didesain untuk menyampaikan informasi tentang kejadian nyata yang terjadi di masa lalu atau sekarang atau menggambarkan masa depan dalam bentuk tiga dimensi. Untuk lebih menghadirkan efek kehidupan yang nyata, pemandangan tersebut diberi suatu latar belakang yang sesuai.
(b)   Contoh
Anda dapat melihat diorama peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia di ruang bagian bawah Monumen Nasional atau Monas Jakarta. Ataupun diorama yang ada di benteng vrederburg yang ada di Yogyakarta.
(c)    Pemanfaatan Dalam Pembelajaran Sejarah
Pada proses pembelajar sejarah, diorama digunakan oleh guru untuk melukiskan suatu pelajaran atau untuk memperkenalkan suatu topik utama, misalnya dalam pelajaran sejarah diorama digunakan untuk melukiskan epik perang di masa lalu.

(2)   Maket
(a)    Pengertian
Maket adalah sebuah bentuk tiga dimensi yang meniru sebuah benda atau objek dan biasanya memiliki skala. Maket  biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sebuah keadaan. Jadi , maket digunakan sebagai sebuah representasi dari keadaaan sebenarnya menuju keadaan yang akan diciptakan.
(b)   Contoh
Karena tidak mungkin atau lebih sulit menghadirkan banda aslinya di kelas, bisa diatasi dengan memakai benda tiruannya atau miniaturnya. Misalnya, untuk menerangkan lokasi candi prambanan dan daerah sekitarnya, bisa dibuatkan miniatur atau maket tentang lokasi kajian tersebut. untuk mengatasi kendala  tertentu untuk pengadaan realia. miniatur suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan benda sesungguhnya. Miniatur juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang penting.
(c)    Pemanfaatan Maket Dalam Pembelajaran Sejarah
Pemanfaatn miniatur dalam media sejarah jelas sangat bermanfaat untuk menjelaskan kepada pesera didik materi yang sedang dijelaskan. Misalnya saja pendidik sedang menerangkan materi mengenai peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945. Untuk memperjelas peristiwa tersebut maka akan lebih mudah dan siswa tidak akan bingung lagi dalam mengambarkan hal tersebut akan sangan maksimal apabila mnegunakan media miniatur ini.

(3)   Miniatur candi
(a)    Pengertian
Media tiruan atau miniatur merupakan media tiruan dari candi yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian rupa dalam bentuk dan tidak sama dalam hal-hal lainnya. Jadi penggunaannya dalam pendidikan sejarah, merupakan suatu gambaran tentang suatu yangnyata tetapi di perkecil atau di replikakan.
Contohnya yaitu seperti replika dari candi prambanan yang ada di Yogyakarta
(b)   Pemanfaatan Miniatur Dalam Pembelajaran Sejarah
Pemanfaatan media miniatur candi dalam pembelajaran sejarah yaitu untuk memberikan gambaran epada siswa seperti apa wujud daricandi prambanan siswa jugadapat mengamati bagaimana candi prambanan itu tanpa harus membuang uang untuk pergi ke Jogja. Hal ini akan memperjelas pemahaman siswa dan tidak akan membuat kabur pemahaman siswa pengenai candi yang ada di Indonesia khususnya candi prambanan.

(4)   Patung
(a)    Pengertian
Patung adalah benda tiga dimensi karya manusia yang diakui secara khusus sebagai suatu karya seni. Orang yang menciptakan patung disebut pematung. Tujuan penciptaan patung adalah untuk menghasilkan karya seni yang dapat bertahan selama mungkin. Karenanya, patung biasanya dibuat dengan menggunakan bahan yang tahan lama dan sering kali mahal, terutama dari perunggu dan batu seperti marmer, kapur, dan granit. Kadang, walaupun sangat jarang, digunakan pula bahan berharga seperti emas, perak, jade, dan gading. Bahan yang lebih umum dan tidak terlalu mahal digunakan untuk tujuan yang lebih luar, termasuk kayu, keramik, dan logam.
(b)   Pemanfaatan Patung dalam pembelajaran sejarah
Pemanfaatan media patung dalam pembelajaran sejarah yaitu untuk memberikan gambaran secara jelas kepada siswa mengenai tokoh yang ada dalamperistiwa sejarah yang sedang dijelaskan. Misalnya saja sang proklamator Indonesia Ir. Soekarno. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak lagi membanyangkan seperti apa Ir. Soekarno itu, meskipun hal ini sebenarnya bisa saja mengumakan media lan. Tapi dengan pengumaan media patung dirasa akan memberikan kesan seperti aslinya karna sifatnya yang tiga dimensi.

b) Pemanfaatan Media Model dalam Pembelajaran Sejarah
Penggunaan model dalam pengajaran sejarah sebaiknya ditekankan kepada model buatan siswa sendiri, karena akan lebih menggugah imajinansi siswa. Tentang bahan-bahan yang digunakan, usahakan yang murah-murah saja (ambil dari lingkungan setempat). Termasuk jenis model ini ialah diorama, menggambarkan episode peristiwa sejarah lengkap dengan lingkungan alam di mana peristiwa itu terjadi. Akan lebih menarik apabila peninggalan sejarah dan model-model tersebut dikumpulkan dalam suatu tempat, dipamerkan. Pameran dapat diadakan secara periodik. Hal ini dapat menumbuhkan kebanggaan tersendiri kepada siswa akan hasil karyanya. Di samping itu, siswa masih dapat mengunjungi pameran di tempat lain, misalnya di museum-museum.
            Kelebihan dari media model ini kaitannya dengan pemannfaatannya dalam pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Dengan bantuan model ini, diharapkan siswa menjadi lebih mampu memvisualisasikan peristiwanya
(2)   Siswa menjadi lebih tertarik kepada apa yang sedang dipelajarinya.
(3)    Sudah bisa mewakili benda aslinya
(4)   Siswa mudah mengapresiasi dan menilai suatu karya sejarah melalui apa yang dilihatnya (model/ miniatur tersebut)
(5)   Bisa dibawa dan dimasukkan kedalam kelas, bisa dibawa kemana-mana
Dengan bantuan model ini, diharapkan siswa menjadi lebih mampu memvisualisasikan peristiwanya, dan karena itu menjadi lebih tertarik kepada apa yang sedang dipelajarinya. Penggunaan model dalam pengajaran sejarah sebaiknya ditekankan kepada model buatan siswa sendiri, karena akan lebih menggugah imajinansi siswa.

3)   Peta: atlas, peta dinding, peta sketsa, peta lukisan
a)        Pengertian Peta
Peta merupakan hasil potretan dari berbagai peristiwa / kejadian, obyek yang dituangkan dalam bentuk gambar, garis, simbol-simbol maupungambaran dari obyek tertentu. Pete dalam pembelajaran pengatahuan sosial berfunsi untuk penyamapaian materi agar lebih mudah diterima siswa sehigga dapat membantu kelancaran efektivitas dan efesiensi dalam mancapai tujuan materi pembelajaran.
Menurut Suharyono peta adalah gambaran permukaan bumi yang digambarkan dalam suatu bidang datar (Afrid, 2002). Dilihat dari keunggulan menggunakan peta dalam media pembelajaran khusunya pada topik lingkungan sekitar dapat memberi pengatuhan dan pengalaman pada siswa baik tentang posis geografis, keadaan alam serta persebaran penduduk didaerah / lokasi tertentu. Demikian pulan dilihat dari keefektifan bagi guru dengan menggunakan media peta dapat membantu dalam menyampaikan pesan materi secara lebih mudah kepada siswa
Manfaat yang dirasakan guru dalam menggunakan media peta yaitu pembelajaran lebih efektif sehingga tujuannya berhasil dengan baik dan memberi pengatahuan kepada siswa untuk mengkomgritkan pesan-pesan materi yang abstrak. Hal ini sesuai pendapa Piaget, bahwa anak-anak yang berusia 6-12 tahun masih berada pada tahap kemampuan berpikir kongkrit. Untuk memahami konsep-konsep yang abstrak, diperlukan alat bantu media, antara lain peta sebagai visualisasi. Dengan media peta membuat materi pelajaran lebih menetap atau tida mudah dilupakan siswa.

b)   Pemanfaatan media Peta dalam pembelajaran sejarah
Peristiwa sejarah pasti tidak dapat dilepaskan dari tempat di mana peristiwa  tersebut terjadi. Siswa tidak cukup hanya mengetahui mengapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi, tetapi juga di mana peristiwa itu terjadi. Apabila faktor tempat ini diabaikan, maka pengetahuan siswa tentang suatu peristiwa bisa menjadi pincang.  Apalagi bila tinjauan geografis yang dipakai, maka  peran peta sejarah menjadi demikian  mutlak. Dalam banyak hal, penggunaan peta sejarah sebagai media pengajaran sejarah bukanlah sekedar alat bantu, tetapi merupakan bagian integral dari bahan pengajaran itu sendiri (Widja, 1989: 65).
Tentang hal ini mudah saja dipahami, apabila diingat bahwa suatu peristiwa sejarah itu di samping memiliki unsur waktu juga memiliki unsur tempat atau ruang yang tidak bisa diabaikan. Dengan demikian, penggunaan peta sejarah, yang tidak lain adalah lukisan visual dari ruang/tempat di mana peristiwa itu terjadi (Widja, 1989: 66), adalah mutlak dalam pengajaran sejarah. Hanya dengan menggunakan peta sejarah, visualisasi yang menyangkut posisi ruang sauatu kejadian bisa diwujudkan dengan lebih jelas di hadapan siswa. Misalnya dalam hubungan penggambaran luas wilayah suatu kerajaan (dengan batas-batas wilayahnya), geomorfologis, tofografis wilayah tersebut, distribusi penduduk, agama maupun bahasa serta mata pencaharian tertentu, kaitan wilayah dengan lautan yang menentukan kemajuan perdagangan/pelayaran suatu bangsa, dsb. (Widja : 66).
Tentang pentingnya peta sejarah dalam pengajaran sejarah, CP Hill (1956: 46-47) menyebutkan, pertama, memberikan pengertian tentangsuatu tempat, sekecil apapun, itu adalah penting bagi pengajaran sejarah (bandingkan dengan pendapat Widja di atas); dan kedua, peta sering kali merupakan alat pendorong yang tepat untuk penerangan dalam pikiran anak-anak. Lebih jauh Hillmenyarankan agar sebaiknya setiap anak memiliki atlas sejarah sejak umur 10 tahun. Sedangkan Daldjoeni (1982: 7) berpendapat bahwa, geografi tanpa sejarah itu bagaikan jerangkong tanpa gerak, sedangkan sejarah tanpa geografi itu bagaikan kelana tanpa tempat tinggal.
Dalam mata pelajaran sejarah perlu untuk menunjukkan daerah-daerah yang sedang menjadi topik pembicaraan, contohnya yaitu ketika mata pelajaran sejarah sedang membahas daerah-daerah yang menjadi pusat peradaban Islam pada masa lampau. Sebagai contoh adalah pada pembahasan Kejayaan Islam pada Masa Daulah Umayyah di Andalusia, perlu untuk ditunjukkan letak Andalusia supaya peserta didik dapat mengetahui di manakah letak Andalusia. Selain peta, lebih baik lagi dengan didukung globe, sehingga peserta didik diharapkan dapat lebih memahami daerah Andalusia, letak dan posisinya secara geografis, posisi belahan dunia Andalusia, dapat pula menunjukkan posisi Andalusia terhadap Indonesia, dengan menunjukkan keadaan yang terlihat lebih nyata, dan lebih mudah dibayangkan oleh peserta didik. Selain itu, dengan globe, maka dapat dilihat pembagian darat dengan lautan secara jelas. Dengan menggunakan globe dalam pembelajaran sejarah Islam dapat ditunjukkan:
(1)   Benua satu dengan benua lain secara keseluruhan. Jika dicontohkan pada pembahasan Kejayaan Islam pada Masa Daulah Umayyah di Andalusia maka dapat dilihat batas-batas kekuasaan secara keseluruhan.
(2)   Bagian bumi yang berputar pada sumbunya, maka dapat diketahui tentang musim yang ada di Andalusia dan yang berhubungan dengan perputaran bumi pada sumbunya.
(3)   Garis Khatulistiwa, garis lintang utara dan selatan, garis bujur barat dan timur, sehingga dapat diketahui letak Andalusia secara geografis.
Mengenai jenis-jenisnya, atas dasar penggunaannya, Widja membaginya sebagai berikut (1989: 66-67):
a)      Atlas,
Atlas merupakan peta-peta yang disusun dalam bentuk atlas yang khusus disiapkan untuk tujuan menunjang pengajaran sejarah untuk berbagai periode dan skup. Peta semacam ini sering disebut "Atlas Sejarah". Di Indonesia belum merupakan tradisi membuat "Atlas Sejarah". Satu-satunya yang pernah ada adalah Atlas Sejarah yang disusun Muh. Yamin pada tahun 1956.
Dalam mata pelajaran sejarah, atlas diperlukan untuk menunjukkan daerah-daerah yang sedang menjadi materi dan topik pembicaraan atau pembahasan. Contohnya yaitu ketika mata pelajaran sejarah sedang membahas daerah-daerah yang menjadi pusat Peradaban Islam pada masa lampau.
b)      Peta Dinding,
Peta diinding merupakan  peta yang sengaja dibuat dengan ukuran yang cukup besar untuk bisa digantungkan di dinding, sehingga lebih mudah dipajang di depan klas, dan dengan mudah dapat dilihat seluruh siswa. Sebagai peta sejarah, peta dinding perlu mencantumkan berbagai informasi yang dapat menunjang berbagai uraian sejarah, seperti tempat-tempat peristiwa terjadi, luas wilayah, garis-garis dengan ujung panah untuk menunjukkan gerakan suatu kejadian, dsb.
Bahan pembelajaran peta berupaya menjelaskan perubahan yang terjadi pada suatu tempat. Perubahan yang terjadi di suatu tempat tersebut dapat digambarkan pada peta sesuai dengan temporalnya. Contoh peta pada masa prasejarah yang akan lebih tampak yaitu simbol-simbol kebudayaan karena pada masa tersebut yang tampak perubahannya adalah kebudayaannya.

 Gambar.2.4  peta dinding tentang wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit
c)      Peta Sketsa
Berbeda dengan atlas dan peta dinding yang memuat berbagai macam detail seperti digambarkan di atas, maka peta sketsa hanya bersifat sederhana, hanya memuat lukisan ruang secara garis besar saja, dan biasanya hanya berisi ilustrasi yang bersifat sketsa tentang fakta-fakta khusus dalam hubungan suatu peristiwa yang dikerjakan sendiri oleh guru/siswa di papan tulis atau di kertas khusus. Adakalanya bisa berupa peta "buta".
Pemanfaatan peta sketsa dalam pembelajaran sejarah, selain untuk menunjukan letak suatu wilayah. Pemanfaatan dari peta sketsa dalam pembelajaran sejarah diantaranya adalah untuk mempermudah dalam pendidik menerangkan materi kesejarahan pada siswa misalnya saja ingin menerangkan persebaran penduduk di wilayah asia tenggara. Maka pendidik harus menunjukan bagaimana alur persebaran penduduk atau imigrasi yang akhirnya membentuk masyarakat di wilayah asia tenggra.

 Gambar. 2.6 Peta Gambar dari Jalan KA Maut Muaro-Pekanbaru, kerja pksa pada msa pemerintahan belanda tahun 1920-an
d)     Peta Lukisan/Gambar
Berbeda dengan jenis-jenis di atas, maka peta jenis ini ditambahkan banyak lukisan/gambar/foto dari peristiwa-peristiwa yang disebut. Bila peta pelayaran/perdagangan, maka perlu ditampilkan gambar/foto kapalnya, nakodanya, dsb. 

 Gambar. 2.6 Peta Gambar dari Francoiis Valentine abad XVIII
Alat Informasi Peta lukisan mengandung banyak informasi. Informasi itu ditampilkan dalam bentuk simbol-simbol. Biasanya mengambarkan keadaan di suatu wilayan. Hal ini memberikan manfaat utamanya untuk pembelajaran sejarah adalah memberikan penjelasan kepada siswa bagaimana kontur dari suatu wilayah yang sedang dibicarakan. Sehingga tidak terjadi salah tafsir.


4)        Ruang sejarah
a)      Pengertian
            Widja (1989: 70) menyebutnya dengan "Ruang Sejarah", yaitu suatu ruangan khusus yang merupakan tempat peragaan dan pemantapan pelajaran sejarah. Tempat ini bukan sekedar berfungsi memperagakan benda-benda sejarah, namun lebih dari itu adalah tempat pemantapan pelajaran sejarah, sebab di situ termasuk juga kegiatan-kegiatan yang memungkinkan murid menghayati arti sejarah secara lebih mendalam..
Harus diakui bahwa, jenis media ini memang masih tergolong ideal. Di samping memerlukan dana yang tinggi, juga barangkali dipandang belum perlu. Hal ini berkaitan dengan penilaian umum terhadap mata pelajaran sejarah, yang tidak lebih dari pelajaran yang hanya menghafalkan fakta-fakta mati dan lepas-lepas, seperti nama-nama raja dan angka-angka tahun.
Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup di mana percobaan eksperimen dan penelitian dilakukan (Depdikbud : 1995, 2003). Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
            Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
b)        Contoh
Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) telah mengembangkan Laboratorium sejarah untuk mendukung proses belajar mengajar pada Prodi Sejarah, sehingga paserta didik dapat mengoptimalkan diri dan lebih aktif, inofatf serta kreatif dalam belajar di kampus. Selain mendapatkan cakupan materi sejarah tematis peserta didik juga mendapatkan tambahan ilustrasi peristiwa dari model alat peraga yang disajikan sehingga akan mendukung imajinasi peserta didik dalam merekontruksi peristiwa tersebut.
c)        Pemaanfaatan dalam Pembelajaran Sejarah
Laboratorium Sejarah merupakan suatu media pembelajaran sejarah yang efektif karena di dalam Lab. Sejarah peserta didik dapat mengadakan pembelajaran sejarah, kajian ilmiah, persentasi, diskusi, praktikum dan lain-lain. Selain itu juga  di dalam Lab. Sejarah disajikan berbagai  perangkat  pembelajaran sejarah diantaranya: alat peraga, kolesi maket, koleksi diorama, koleksi repro, koleksi numistik, koleksi peta, koleksi artefak dan lain-lain, sehingga memudahkan para peserta didik untuk lebih mendalami materi yang sedang di pelajari.

d)       Media Audio: tape recorder, radio
a)      Pengertian
Media audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal (kedalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal. Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Media audio merupakan jenis media spesifik yang efektif dan efisien untuk digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Walaupun jenis media ini dapat digunakan untuk menyampaikan hampir semua jenis informasi dan pengetahuan, namun sejumlah ahli berpandangan bahwa media audio sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran tentang kemampuan berbahasa dan juga seni.
Jenis – jenis  dari media audio diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Radio
(a)    Pengertian
Radio adalah media auditif yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio. Radio adalah sistem komunikasi yang menggunakan udara atau ruang antariksa sebagai bahan antara (medium) yang  bentuk umum sistemya adalah sebuah pemancar yang memancarkan dayanya melalui antena kearah tujuan dalam bentuk gelombang elektromagnetis.
(b)   Contoh
Pada tahun-tahun lalu pernah radio swasta menyiarkan serial "Saur Sepuh" dan "Tutur Tinular". Pengamatan sepintas menunjukkan bahwa penggemar drama radio itu cukup luas. Apabila "cerita sejarah" itu diperbanyak muatan sejarahnya, maka tak ayal lagi radio adalah media bagus untuk memasyarakatkan sejarah. Apabila cerita itu direkam, maka media tape recorderlah yang berperan. Kelebihannya dari radio, tape lebih praktis, tidak terikat oleh jam siaran, yang berarti dapat diputar setiap saat dan dapat diulang-ulang.
(c)    Pemanfaatan Radio dalam pembelajaran sejarah
Penggunaan radio sebagai media pendidikan cukup efektif karena radio memiliki jangkauan yang luas. Penduduk yang buta huruf dapat mendengarkan dan mengerti secara efektif informasi-informasi dengan bahasa lisan, yaitu melalui radio.
Pemanfaatan media radio dalam pembelajaran Sejarah, Radio menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk pendidikan, karena memperkaya pengalaman pendidikan dan ide-ide yang kreatif. Dengan demikian, alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang berpengaruh dalam pendidikan. Masalah penggunaannya tergantung bagaimana filsafat pendidikan yang dianut, dan kesadaran atas potensi yang dimaksud tadi. Melalui siarannya (bila dikemas secara khusus) dapat menyampaikan cerita-cerita sejarah. Cerita-cerita kepahlawanan lokal (bahkan bisa dongeng atau legenda), dapat diangkat ke tingkat nasional melalui radio. Apalagi siaran radio berlangsung pada pagi hari, siang dan malam hari. Apabila dikemas secara khusus (oleh tim ahli sejarah), maka semua sekolah dapat memanfaatkan media radio ini.

(2)   Tape Recorder
(a)    Pengertian
Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa Tape Recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware dan software. Hardware berupa Tape Recorder, sementara itu software-nya adalah kaset yang berisi pesan. Tape Recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain seperti berbicara, menulis, sastra, dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.
(b)   Contoh
Pada tahun-tahun lalu pernah radio swasta menyiarkan serial "Saur Sepuh" dan "Tutur Tinular". Pengamatan sepintas menunjukkan bahwa penggemar drama radio itu cukup luas. Apabila "cerita sejarah" itu diperbanyak muatan sejarahnya, maka tak ayal lagi radio adalah media bagus untuk memasyarakatkan sejarah.

(c)    Pemanfaatan tape recorder dalam pembelajaran sejarah
Pemanfaatan media Tape Recorder sebagai Media Pembelajaran Sejarah, Melalui siarannya (bila dikemas secara khusus) dapat menyampaikan cerita-cerita sejarah. Cerita-cerita kepahlawanan lokal (bahkan bisa dongeng atau legenda), dapat diangkat ke tingkat nasional melalui radio. Apalagi siaran radio berlangsung pada pagi hari, siang dan malam hari. Apabila dikemas secara khusus (oleh tim ahli sejarah), maka semua sekolah dapat memanfaatkan media radio ini. Apabila cerita itu direkam, maka media tape recorderlah yang berperan. Kelebihannya dari radio, tape lebih praktis, tidak terikat oleh jam siaran, yang berarti dapat diputar setiap saat dan dapat diulang-ulang.
Dengan radio dan Tape Recorder guru akan lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran serta mengurangi tingkat kebosanan siswa dalam pembelajaran. Dongeng yang diceritakan melalui radio memberikan kesan yang lebih menarik karena sudah disempurnakan dengan kombinasi suara yang dapat menambah motivasi siswa untuk mendengarkan cerita. Fungsi lain dari radio yaitu dapat memberikan informasi secara serentak kepada seluruh siswa, sehingga dapat mengefisiensikan waktu.

e)        Media Audio visual : TV, film, video
Media Pembelajaran Audiovisual adalah satu unit media pembelajaran elektronik yang secara bersama-sama menampilkan auditif (pendengaran ) dan visual ( penglihatan ) sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan – bahan pelajaran yang disampaikan guru kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar. Contoh jenis media ini yaitu TV, film dan video. Ketiga jenis media ini merupakan gabungan dari media dengar dengan media pandang. Perbedaan nyata terletak pada tingkat kesulitan pengadaannya, yang bertalian erat dengan tingkat kemahalannya.
Jenis jenis darimedia audio visual diantaranya termasuk Film, Video dan TV berikut ini :
a)        Film
(1)   Pengertian
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.
(2)   Contoh
Memang film sejarah selalu identik dengan film dokumenter, hingga pertanyaan siswa tersebut pun tidak bisa disalahkan juga. Tapi mereka berubah mimik wajahnya menjadi lebih ceria ketika penulis menyebutkan film sejarah yang akan ditonton adalah film sejarah Soe Hok Gie, yang diperankan oleh Nicholas Saputra, garapan Riri Riza, yang pada tahun 2005 sempat menjadi box office di bioskop-bioskop 21 di Indonesia.
Lalu apakah film sejarah Soe Hok Gie sudah menjadi jaminan anak-anak akan memperhatikan, sejak dari awal film tersebut di putar sampai habis. Pastinya Tidak!. Karena sebagus apa pun film sejarah, pasti ada saja beberapa siswa yang kurang begitu suka dengan film sejarah. Dan penulis sebagai pengajar tidak mau kehabisan akal, bagaimana sistemnya agar siswa mau belajar dari film tersebut dan menyimak dari awal sampai selesai?.
(3)   Pemanfaatan Film dalam pembelajaran Sejarah
Pemanfaatan media film dalam pembelajaran sejarah dianggap sangat ampuh hal ini dikarenkan sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens. Penggunaan yang bijaksana dari jenis media ini akan memberikan pengalaman belajar yang luar biasa efektif bagi siswa. Film dirasa sangat cocok sebagai media pembelajaran sejarah, hal ini dikarenakan peristiwa sejarah yang telah lewat kejadiannya dan tidak bisa dihadirkan kembali kehadapan siswa peristiwa tadi. Oleh karena itu melalui fisualisasi dalam bentuk film dirasa akan sangat membantu dalam hal pembelajaran.
Dalam pengajaran, manfaat film sangat jelas. Tapi tidak semua peristiwa sejarah yang ada di filmkan. Alangkah beruntungnya pengajaran sejarah seandainya semua peristiwa dapat difilmkan. Apalagi bila pengadaannyapun relatif gampang dan murah. Sebagai media pengajaran sejarah, film memang sangat efektif. Namun harus diakui bahwa, biayanya memang sangat mahal, dan memperolehnyapun tidak mudah.

b)        Video
(1)   Pengertian
Video sebagai media Audio-Visual yang menampilkan gerak. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta, fiktif, informative, edukatif, instruksional. Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
(2)   Contoh
(3)   Pemanfaatan Video dalam pembelajaran sejarah
Video sebagai media pembelajaran sejarah mempunyai kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut :
(a)    Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat
(b)   Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis
(c)    Menghemat waktu
(d)   Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak
Agak lebih murah dari film adalah video. Manfaat video bagi pengajaran sejarah tidak jauh berbeda dengan film. Walaupun media ini lebih murah dibanding film, toh baru sedikit sekolah yang memilikinya. Itupun belum tentu pernah dimanfaatkan untuk pengajaran sejarah. Mengapa? Boleh jadi karena kaset rekaman video tentang materi pelajaran sejarah memang masih sulit ditemukan.

c)        TV
(1)   Pengertian
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. (Kamus Internasional Populer: 196).Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
(2)   Contoh
Siaran-siaran televisi mengenai kesejarahan yang biasanya ditayangkan pada waktu-waktu tertentu. Misalnyasaja pada 17 Agustus yang biasanya akan banyak stasiun Televisi yang akan menyiarkan bagaimana sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
(3)   Pemanfaatan TV dalam pembelajaran Sejarah
Tayangan TV banyak berisi informasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPS SMP/SMA seperti misalnya permasalahan sosial yang nampak dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan sosial seperti pengangguran, kriminalitas, kenakalan remaja dan anak-anak, konflik antarwarga, dan lain-lain yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari juga sering disiarkan dalam berita di TV tidak terkecuali hal-hal yang berkaitan dengan sejarah. Oleh karena itu, agar para siswa menjadi pembelajar yang aktif yang bisa menemukan dan melaporkan  apa yang mereka lihat dan rasakan maka fasilitasilah mereka dengan kegiatan menonton beritadi TV.
Dibanding dengan film dan video, televisi (TV) lebih murah lagi. Tingkat pemilikannyapun lebih luas, dan pengoperasiannya sudah ditangani secara khusus. Hanya saja, materi sejarah dalam siarannya belum ditangani secara khusus. Dulu pernah ada tayangan cukilan-cukilan sejarah (pahlawan) lokal, namun sekarang sudah tidak ada lagi. Sudah adanya siaran TV pada pagi hari, bisa sangat menguntungkan pihak sekolah seandainya ada program siaran pendidikan (tak terkecuali pelajaran sejarah). Akhir-akhir ini, TV swasta menyiarkan sebuah serial "Tutur Tinular" yang cukup digemari pemirsa. Apabila serial itu muatan sejarahnya ditambah, maka bisa dipakai untuk media pengajaran sejarah.
Tugasilah para siswa untuk menyaksikan berita tersebut serta melaporkannya secara tertulis atau lisan mengenai topik yang mereka saksikan. Untuk menyaksikan  tayangan TV yang dianggap akan berpengaruh buruk pada para siswa maka mintalah orang tua mereka untuk mendampinginya. Orang tua dapat diminta menjelaskan tentang pentingnya perbuatan untuk menghindari perbuatan - perbuatan buruk yang disaksikan di TV. Langkah berikut dapat dilakukan diantaranya adalah :
(1)   Mintalah para siswa untuk membaca terlebih dahulu buku teks yang relevan dengan pokok bahasan yang akan dikembangkan.
(2)   Tugasi mereka untuk menyaksikan salah satu atau beberapa satasiun TV pada jam tertentu, misalnya pagi hari sebelum sekolah dan sore hari sepulang sekolah.
(3)   Mintalah para siswa untuk mencatat informasi dari berita TV tersebut megnenai topik yang relevan.
(4)   Tugasi mereka untuk membat laporan mengenai apa yang mereka saksikan dalam berita TV tertentu mengenai topik tertentu secara tertulis sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
(5)   Apabila sarana tersedia, para siswa dapat difasilitasi dengan kegaitan menonton berita TV bersama - sama di kelas.
(6)   Kegitan mengumpulkanninformasi dari berita TV dapat dikembangkan bersama-sama dengan ekgitan menyimak dari berita Radio.

f)         Media Proyeksi: OHP, film strip, slide, LCD
Dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan. Yang dimaksud dengan gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna ataupun hitam = putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa di dalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar (screen) .
Jenis – jenis dari media proyeksi yang dapapt dimanfaatkan dalam rangka pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Overhead Projector  + Overheat Transparance (OHP + OHT)
(a)    Pengertian
Overhead Projector (OHP), adalah projektor yang dipergunakan untuk memprojeksikan objek diam yang tembus cahaya (transparan). Projeksi diterima oleh layar atau alternatifnya, sebagai misal dinding. Objek yang dimaksud adalah filem transparansi (misal: polifinil asetat) yang diberi tulisan atau gambar, sehingga bila diprojeksikan, pada layar akan tergambar bayangan tulisan atau gambar yang ada pada filem transparansi. Sesekali objek dapat berupa benda yang tidak tembus cahaya, akan tetapi mempunyai bentuk tertentu yang bila diprojeksikan akan dapat memvisualisasikan suatu gagasan. Sebagai misal, gagasan tentang fondasi atau posisi duduk pada suatu diskusi, dapat divisualisasikan dengan menggunakan beberapa uang logam limapuluh rupiahan, menggambarkan peserta diskusi, dan sebuah uang logam seratus rupiahan menggambarkan moderator. Letak uang logam limapuluh rupiahan dapat dipindah-pindahkan sebagai variasi formasi atau posisi dalam suatu diskusi.
(b)   Pemanfaatan OHP dalam pembelajaran Sejarah
Pada dasarnya OHP/OHT berguna untuk memproyeksikan transparan ke arah layar yang jaraknya relatip pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup besar.  Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru dengan siswa.


(2)   Slides/film bingkai
Film bingkai adalah suatu film positif baik hitam putih ataupun berwarna yang berukuran 35 mm, dan umumnya dibingkai dengan ukuran 2 x 2 inchi. Untuk melihatnya perlu ditayangkan dengan proyektor slide. Kegunaanya dalam media pembelajaran sejarah hampir samam dengan film dan lainnya yaitu selain untuk menarik perhatian dari peserta didik mengenaimetri yang ditayangkan juga bertujuan untuk seolah –oleh membawa peserta didik hadir pada suatu peristiwa sejarah yang sedang diterangkan. Sehingga diharapkan materi yang diajarkan akan lebih mudah diterima dan tertanam dalam memori peserta didik.

(3)   Film strip/film rangkai
Film rangkai hampir sama dengan film bingkai, bedanya pada film rangkai frame atau gambar tidak memerlukan bingkai dan merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar tertentu. Jumlah gambar pada 1 rol film rangkai adalah sekitar 50 sampai dengan 75 gambar dengan panjang kurang lebih 100 sampai dengan 130 cm tergantung pada isi film itu. Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pembelajaran yang berbeda dalam satu rangkai sehingga cocok untuk mengajarkan keterampilan, penyimpanannya mudah serta dapat digunakan untuk bahan belajar kelompok atau individu. Yang sangat bermanfaat salah satunya bagi pembelajaran sejarah.

(4)   LCD
LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. Kini LCD mendominasi jenis tampilan untuk komputer meja maupun notebook karena membutuhkan daya listrik yang rendah, bentuknya tipis, mengeluarkan sedikit panas, dan memiliki resolusi tinggi.
Pemanfaatan LCD dalam pembelajaran sejarah adalah, dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan. Yang dimaksud dengan gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna ataupun hitam = putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa di dalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar (screen).

g)        Media modern: komputer dan internet à power point & Blog
Media modern merupakan media dalam bentuk teknologi. Pemanfaatan teknologi di era modern ini sangat penting. Terutama dalam bidang pendidikan yaitu untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar seperti halnya untuk pelajaran sejarah. Persoalan yang muncul dalam pembelajaran sejarah antara lain kejenuhan siswa dalam belajar dan kurangnya motivasi belajar. Jika hal tersebut dibiarkan tentunya hal ini akan berdampak kepada prestasi belajar siswa karena siswa juga tidak akan memahami materi pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan memanfaatkan media pembelajaran sejarah.
Macam media modern yang dapat diterapkan dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :
a)        Internet
(1)      Pengertian
Kata internet  merupakan singkatan kata dari interconnection-networking, bila dijabarkan secara sistem global maka internet merupakan jaringan komputer diseluruh penjuru dunia yang saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sehingga antara komputer dapat saling mengakses informasi dan bertukar data. Internet mencangkup segala sesuatu secara luas baik itu dalam bidang komputerisasi maupun telekomunikasi.
Internet juga dapat dipakai  media/sumber belajar yang sangat berharga bagi pembelajaran Sejarah. Hampir semua informasi mengenai berbagai aspek kehidupan dapat  diperoleh di internet. Di media ini tidak hanya tayangan audio (suara), video (gambar bergerak) melainkan juga teks tertulis. Teks tertulis yang tersedia di internet tidak terbatas jumlahnya. Teks tersebut tidak hanya menggunakan Bahasa Asing seperti Inggeris, Perancis, Arab dan lain-lain melainkan juga Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Oleh karena itu, guru Sejarah SMP/SMA dapat menggunakan media internet sebagai media/sumber belajar yang sangat berharga dengan cara melatih terlebih dahulu para siswa cara menggunakannya. Selain itu, melalui internet, para siswa dapat diperkenalkan dengan tradisi baru dalam hal berkorespondensi. Apabila orang tua serta kakek-nenek mereka berkorenspondensi (surat-menyurat) dengan sahabat atau kerabatnya beberapa tahun yang lalu dengan menggunakan surat melalui kantor pos maka para siswa sekarang dapat diperkenalkan Nana Supriatna
 Bentuk – Bentuk Media Pembelajaran yang di dapat melalui Internet diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Blog
Istilah Weblog yang kemudian disingkat menjadi Blog sebenarnya mulai dikenal sejak tahun 1997, namun baru populer pada tahun 2000. Blog adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian.
Didalam Blog para pengajar maupun pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dapat mem-posting materi-materi yang mereka anggap berguna bagi para pencari informasi pendidikan. Sedangkan pencari informasi pendidikan pun dapat berpartisipasi mengembangkan maupun sekedar memberikan komentar dari isi Blog yang telah dilihat.
Blog juga dapat dimanfaatkan oleh para guru untuk media pembelajaran sejarah, yaitu Blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menuliskan materi belajar, tugas, maupun bahan diskusi di blognya, kemudian para muridnya bisa berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog gurunya tersebut. Selain itu blog guru dan murid juga dapat saling berinteraksi. Guru, yang harus memiliki Blog, mengharuskan murid memiliki blognya masing-masing, sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Metode ini bisa memacu iklim kompetisi antar siswa, karena tentu saja para siswa ingin blognya menjadi yang terbaik. Setelah semua siswa memiliki Blog dibuatlah suatu komunitas blogger pebelajar. Ada sebuah Blog sebagai pusat pembelajaran sejarah (bisa berupa blog aggregator atau blog dengan beberapa kontributor), dengan guru-guru dan siswa dari berbagai sekolah bisa tergabung dalam komunitas blogger pebelajar tersebut. Hal ini dirasa akan memicu rasa semangat dari para siswa untuk mempelajari pelajaran sejarah sehingga pembelaljaran sejarah tidak lagi dirasa membosankan oleh siswa.

b)        Komputer
Dalam era kemajuan teknologi di abad moderen ini, komputer merupakan sarana penunjang aktifitas manusia di dalam bekerja dan berusaha demi tercapainya hasil kerja yang optimal (efisien, efektif, dan ekonomis). Di dunia pendidikan misalnya, proses pengolahan nilai siswa, pembuatan modul pembelajaran, demonstrasi materi belajar, dan proses penerimaan siswa merupakan contoh-contoh aktifitas pendidikan yang akhir-akhir telah menggunakan teknologi komputer.
Setting kegiatan pembelajaran dengan menggunakan komputer dibagi menjadi 2 yaitu ada yang disebut dengan Computer Based Instruction (CBI) merupakan istilah umum untuk segala kegiatan belajar yang berbasis pada komputer, baik sebagian maupun secara keseluruhan. Pembelajaran Berbasis Komputer (CBI) adalah sebuah konsep baru yang sampai saat ini banyak jenis desain dan implementasinya, tentunya dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Kedua adalah CAI (Computer Assisted Instruction), kemudian mengalami perbaikan menjadi ICAI (Intelligent Computer Assisted Instruction), dengan dasar orientasi aktifitas yang berbeda muncul pula CAL (Computer Assisted Learning), CBL (Computer Based Learning), CAPA (Computer Assisted Personalized Assigment), dan ITS (Intelligent Tutoring System ). CAI adalah pembelajaran dengan menggunakan alat bantu komputer, seperti untuk presentasi, sebagai alat peraga dan sebagainya.
Beberapa bentuk penggunaan komputer media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
(1)   Penggunaan Multimedia Presentasi.
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak diatas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditrif maupun kinestetik .
Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor, chard video, sound chard serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat ini, dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Contohnya adalah ketika siswa akan memaparkan hasil diskusinya berkaitan dengan materi kesejarahan misalnya materi sejarah asia timur (jepang pada masa dinasti Qin). Untuk lebih efektif siwa dapat menyajikannya dalam bentuk media power point. Pada media tersebut hanya perlu dituliskan point – pointnya saja mengenai sejarah Dinasti Qin, untuk penjelasan lebih lanjutnya dapat diterangkan oleh siswa sendiri.
Pemanfaatan media komputer dalam hal ini adalah media power point dalam pembelajran sejarah dirasa sangat penting. hal ini dikarenakan dalam kita sebagai pendidik akan menerangkan materi tentang kesejarahan kepada siswa jika hanya bercerita saja maka akan dirasa sangat membosankan, dengan diterapkannya media power point dalam pembelajaran sejarah maka akan sangat membantu selain untuk menarik perhatian siswa juga berguna untuk memfokuskan perhatian siswa pada slide yang sedang di terangkan maka materi yang disampapikan akan dapat diterima oleh siswa dengan baik.


h)       Media Cetak: Buku, majalah, koran
Media cetak merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai bahan untuk belajar. Media cetak juga dipandang sebagai jenis media yang relatif murah dan sangat fleksibel penggunaannya. Media cetak atau teks memiliki ragam yang bervariasi yang meliputi: buku, brosur, leaflet, dan hand out. Siswa dapat memanfaatkan media cetak di mana saja, kapan saja, dan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Media cetak dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran karena media ini banyak menyimpan pesan tertulis yang mudah diterima. Macam media cetak diantaranya adalah
a)      Buku Pelajaran
Buku pelajaran sering disebut buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu.
Contoh bukupelajaran tentang kesejarahan adalah buku SNI babon jilid 1 sampai 6 yang digunakan sebagai panduan perkuliahan mahasiswa sejarah.
Pemanfaatan buku pelajaran dalam pembelajaran sejarah adalah sebagai alat pelajaran individual, sebagai pedoman guru dalam mengajar, sebagai alat mendorong murid memilih teknik belajar yang sesuai, sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan guru dalam mengorganisasi bahan pelajaran. Dari semua manfaat yang diberikan oleh media buku pelajaran ini maka memberikan keuntungan penggunaan buku pelajaran adalah ekonomis, komprehensif dan sistematis, mengembangkan sikap mandiri dalam belajar.
b)      Koran
Koran adalah barang cetakan yang berisi berita, informasi, dan pendidikan yang terbit secara kontinyu yang biasanya harian. Contohnya adalah koran jawa pos yang menginformasikan mengenai kesejarahan dari indonesia masa perjuangan. Pemanfatan koran dalam media pembelajaran sejarah yaitu dapat dimanfaat kan sebagai media pennunjang dalam guru memaparkan materi kepada muridnya atau dapat juga dijadikan sebagai media untuk penugasan kepada murid beraitan dengan pelajaran yang sedang dibahas.
c)      Majalah
Majalah adalah kumpulan berita, artikel, cerita, dan iklan yang dicetak dalam lembaran kertas dan dijilid dalan bentuk buku, serta diterbitkan secara berkalam, sperti seminggu sekali, dua minggu sekali, dan bahkan sebulan sekali. Ditinjau dari segi isinya, majalah dapat dibedakan menjadi majalah umum dan majalah sekolah. Contohnya seperti majalah nasional geo yang menginformasikan mengenai masalah PKI yang menjelaskan kemungkinan dalang dibalik kejadian tersebut dalam berbagai versi.
Pemanfaatn majalah kaitannya dalam pembelajaran sejarah adalah memberikan informasi terbaru kaitannya dengan sejarah. Pembaharuan dalam sejarah bukanlalh hal yang tabu, hal ini dikarenakan ditemukannya fakta – fakta baru dalam sebuah peristiwqa sejarah yang akan semakin memperkaya pemahaman sejarah tersebut. Hal ini dikarenakan dalam majalah mengandung bahan bacaan hangat dan aktual, memuat data terakhir tentang hal yang menarik perhatian, sebagai sarana belajar menulis artikel, memuat bahan kliping yang dapat digunakan sebagai bahan display untuk papan tempel, memperkaya perbendaharaan pengetahuan, meningkatkan kemampuan membaca kritis dan keterampilan berdiskusi. Langkah-langkah yang harus diambil guru agar surat kabar dan majalah berfungsi dengan baik adalah: membangkitkan motivasi membaca, memberi tugas-tugas yang kontekstual, tampilkan kliping-kliping siswa yang bagus agar menarik minat siswa yang lain, mengadakan diskusi dengan topik berkaitan dengan isi surat kabar dan majalah, memberikan penghargaan yang wajar atas karya para siswa.

i)          Media Grafis: bagan, diagram, grafik, poster, kartun.
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual dalam bentuk simbol-simbol komunikasi verbal yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbul visual yang lain dengan maksud untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian. Simbol-simbol tersebut artinya perlu difahami dengan benar, agar proses penyampaian pesannya dapat berhasil dengan balk dan efisien. Fungsi umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Sedangkan fungsi khususnya adalah untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Bentuk-bentuk media grafis antara lain adalah bagan, diagram, grafik, poster, kartun, dan foto.
a)      Bagan
Media bagan/chart adalah merupakan media atau alat bantu mengajar bagi guru dalam menyajikan ide-ide atau konsep bahan pengajaran sehingga lebih mudah bagi siswa memahaminya. Media bagan merupakan media visual yang disampaikan secara tertulis atau lisan yang disajikan dalam bentuk grafik seperti gambar,diagram,kartun,atau lambang verbal .
Penggunaan Media Bagan dalam Pembelajaran Sejarah. Pengajaran sejarah dapat mengarahkan siswa untuk menjadi seorang warga masyarakat yang lebih baik dan sebagai warganegara yang menghargai jasa para pahlawannya. Bahan pelajaran yang dipelajari dalam IPS khususnya sejarah sangat banyak probelmnya,diantaranya kurang menarik bagi siswa manakala gurunya tidak dapat menyampaikan dengan baik,dan tidak menggunakan media yang tepat. Seperti halnya menerangkan silsilah kerajaan Mataram sangat diperlukan bagan atau peta konsep,agar pemahaman siswa lebih bermakna dan lebih cepat. Guru harus mampu memformulasikan media sesuai dengan karakter materi pelajaran , kalau tidak sejarah hanya akan dianggap cerita dongeng yang tidak diyakini kebenarannya. Apalagi di MA yang siswanya masih dalam tahap pengenalan sejarah bangsa perlu memformulasikan sejarah itu dalam sajian yang menarik. Maka sangatlah tepat guru menggunakan media.
Pada umumnya bahwa jarang guru yang menggunakan media dalam pembelajaran sejarah. Guru lebih banyak bercerita,dan hanya sekali-sekali memberikan pertanyaan pada siswa. Termasuk dalam menerangkan silsilah kerajaan Mataram guru tidak menggunakan bagan atau peta konsep sehingga siswa terlalu lama untuk memahami pelajaran tersebut.
Langkah-Langkah Penggunaan Media Bagan dalam Pembelajaran Sejarah  Media bagan dapat dijadikan sebagai alat bantu atau media dalam pembelajaran sejarah terutama dalam penyampaian materi silsilah kerajaan,struktur organisasi dan bebagai peta konsep lainnya.Dalam penggunaan media bagan ini guru dapat melakukan kegiatan sebagai berikut :
a)    Menentukan dan mempersiapkan tema yang akan diajarkan pada siswa
b)   Menetapkan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
c)    Mempersiapkan sarana dan prasarana serta media yang tepat sesuai karakter materi
d)   Kalau materi mengenai silsilah atau ranji kerajaan,memang media bagan lebih tepat digunakan guru. Berikut contoh pembuatan media bagan tentang silsilah kerajaan Silla Kuno.
Gambar. 2.7 Bagan silsilah Kerajaan Silla masa kejayaan

b)      Diagram
Diagram biasanya digunakan untuk memperlihatkan adanya hubungan dan keterkaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Diagram juga dapat digunakan untuk menggambarkan suatu proses atau urutan kejadian dan herarki. Diagram sering dijumpai dalam buku teks, jurnal, dan majalah ilmiah. Diagram memiliki kesamaan dengan chart yaitu dapat menggambarkan adanya hubungan antara suatu konsep dengan konsep yang lain. Pada buku, chart dapat dijumpai dalam bentuk tabel dan flowchart.
Hal ini sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.








Gambar.2.8  Diagram prosentase Samhan (Negara Konfederasi)

c)      Grafik
Grafik digunakan untuk memberikan penjelasan tentang data numerik. Setiap unsur visual yang terdapat di dalam grafik mewakili suatu data numerik. Selain itu, grafik juga dapat menggambarkan adanya keterkaitan antara unit yang terdapat dalam data berikut kecenderungannya (tendency). Grafik sebagai suatu medium komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu: grafik batang, grafik gambar, grafik lingkaran, dan grafik garis.
Dalam proses belajar mengajar, utamanya dalam pembelajaran sejarah grafik mempunyai fungsi untuk memperlihatkan perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan sederhana, terutama pada penyajian secara statistik. Disini dapat diperlihatkan contohnya yaitu berupa grafik dinamika kepemimpinan dari Dinasti Silla pada masa kejayaannya. Dari grafik ini siswa dapat melihat secara jelas bagaimana dinamika kepemimpinan tersebut dan tentunya akan lebih mempermudah dalam memahaminya dan akan lebih cepat tertanan dalam memomi siswa karna disajikan dalam bentuk grafik. Tidak kebanyakan guru pada umumnya yang hanya membacakan materi tentang sejarah
Gambar. 2.9 Graafik Dinamika pertumbuhan ekonomi pasca orde baru


d)     Poster
Poster dirancang untuk menyalurkan informasi dengan visualisasi ide atau pesan yang meriah, atraktif, akan tetapi ekonomis. Poster yang baik menunjukkan adanya:
(1)   tujuan untuk sesuatu keperluan tertentu,
(2)   penampillan yang tegas dan jelas, sehingga orang yang membaca atau mengamati tidak ragu-ragu akan pesan yang terkandung,
(3)   warna-warna yang meriah dan menarik perhatian berfokus pada topik atau judul tertentu,
(4)   cukup lebar agar mudah dibaca dan dicerna dalam sekejap.
Poster merupakan konsep visual yang terdiri dari kombinasi antara garis, warna dan kata-kata (teks). Medium poster ditujukan untuk menangkap dan mempertahankan perhatian orang (eye cathing) agar mereka dapat memahami pesan yang terdapat di dalamnya.
Dalam pembelajaran sejarah media poster dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian siswa hal ini berkaitan erat dengan pandangan siwa mengenai pelajaran sejarah yang membisankan dan cenderung hanya menghafal saja. Dengan pemanfaatan media poster maka hal ini dapat disiasati. Contohnya seperti poster dari ratu pertama di keraajaan kuno Kkorea yaitu Ratu Seondeok (623-647 SM).
 








Gambar. 2.10  Poster Sejarah Kerajaan Kuno Korea


e)      Kartun
Kartun merupakan format bahan grafis yang paling populer sebagai suatu medium komunikasi. Kartun didefinisikan sebagai gambar atau karikatur yang dapat memberikan informasi tentang orang atau peristiwa. Medium ini sering diterbitkan dalam media cetak seperti koran, bahan-bahan periodik dan buku. Kartun biasanya berisi informasi yang aktual tentang tokoh, kebijakan dan peristiwa yang tengah berlangsung. Kartun merupakan medium komunikasi yang mudah dimengerti.
Medium ini seringkali digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang lucu tanpa mengurangi maksud dan tujuan informasi yang ingin disampaikan. Kartun dapat juga menunjukkan waktu terjadinya suatu peristiwa. Medium kartun dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi pada pemirsa atau audience yang beragam - usia, kondisi social, dan ekonomi.
Media Kartun Dapat Dipakai Dalam Pembelajaran Sejarah/IPS, hal ini dikarenakan beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Kartun Memiliki Pengaruh Visual Langsung
(2)   Kartun digemari oleh kalangan Usia
(3)   Pesan/isi kartun dapat segera direspons oleh setiap orang menurut interpretasi pribadi
(4)   Dapat mengembangkan beragam interpretasi untuk memperkaya materi pembelajaran. Contohnya adalah







Gambar. 2.11  Kartun Sejarah Pembakaran buku-buku dari penganuut ajaran konfusium pada masa kaisar Qin Sihuangdi (Dinasti Qin?
Kartun dapat dipakai sebagai sarana untuk mengembangkan imajinasi siswa tentang peristiwa sejarah. Dalam Pembelajaran sejarah kartun dapat digunakan untuk berbagai hal diantaranya adalah :
(1)   Mengembangkan penguasaan fakta.
(2)   Pemahaman kesejarahan
(3)   Interpretasi dan analisis kesejarahan
(4)   Kemampuan melakukan penelitian kesejarahan
(5)   Kemampuan dalam mengembil keputusan dan analisis mengenai isu sejarah
(6)   Kartun dapat dipakai sebagai sarana untuk mengembangkan pemahaman siswa
(7)   Kartun dapat dipakai sebagai sarana untuk mengevaluasi pembelajaran.
 

  
BAB 3. PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Penggunaan berbagai jenis media dalam proses pembelajaran dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Banyak sekali media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan di dalam menyampaikan materi ajar agar lebih efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Namun kalau kurang tahu  jenis-jenisnya maupun kelebihan dan keterbatasannya setiap media tersebut tentunya hasilnya tidak akan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk seorang guru yang profesional, pengetahuan tentang macam-macam media pembelajaran adalah sesuatu hal yang sangat diperlukan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, seorang guru dalam menyampaikan materi (proses belajar mengajar) akan lebih menarik bagi peserta didik (siswa). Media pembelajaran ini dapat dibuat oleh guru atau bersama-sama dengan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA


1.        Dr. Benny A. Pri. Modul Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya. Rumah Belajar. http://belajar.kemendikbud.go.id
2.        Ari Nuryanto.  Materi Mediai Pembelajaran. Universitas Negeri Yogyakarta.
3.        I Wayan Santyasa. Media Pembelajaran. Universitas Pendidikan Ganesha
4.        UNIMED-Undergraduate-22802-6. BAB II HERRYSON



Tidak ada komentar:

BENTUK DAN PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH

 





(Disusun guna untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.




Disusun oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelas B






PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bovee menyatakan media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Sanaky,2011:3). Media juga merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar baik dalam pendidikan formal maupun informal (Widada, 2010:99). Dalam proses pembelajaran media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar (Santyasa, 2007:3). Heinich, Molenda, dan Russell (1993) mendefinisikan media sebagai alat saluran komunikasi. Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat proses belajar mengajar yang pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut, guru bertindak sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan (message) kepada penerima pesan (communican) yaitu anak. Agar pesan-pesan pendidikan yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi pendidikan tersebut diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media pendidikan/pembelajaran.
Seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus memiliki gagasan yang ditunjukan dalam desain pembelajaran, sebagai titik awal dalam melaksanakan komunikasi dengan siswa. Karena itu, diperlukan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat menunjang proses komunikasi serta tujuan dari komunikasi. Agar proses komunikasi pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien, guru perlu menggunakan media untuk merangsang siswa dalam belajar. Jadi pada prinsipnya media bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, hal ini bukan saja membuat penyajian menjadi lebih konkrit, tetapi juga ada beberapa kegunaan yang lain.


1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, yang menjadi pokok penulisan pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)      Bagaimana hakekat dari Media Pembelajaran ?
2)      Bagaimana jenis – jenis dari Media Pembelajaran ?
3)      Bagaimana pemanfaatan Media dalam pembelajaran Sejarah ?

1.3  Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini diantaranya adalah :
1)      Untuk mengetahui dan memahami hakekat dari Media Pembelajaran.
2)      Untuk mengetahui dan memahami jenis – jenis dari Media Pembelajaran.
3)      Untuk mengetahui dan memahami pemanfaatan Media dalam pembelajaran Sejarah.


BAB 2. PEMBAHASAN

2.1    Media Pembelajaran
a.    Pengertian Media Pengertian
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’ atau ’pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian media adalah alat atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien (Agung, 2011). Tanpa adanya media, kemungkinan besar tidak akan terjadi proses pembelajaran. Oleh sebab itu, penting sekali bagi pengajar untuk menyediakan dan menggunakan media untuk proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar ( Sanaky, 2011:3). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2010:57). Manusia terlibat dalam system pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenagalainnya, seperti tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik belajar, ujian dan sebagainya.
Sementara Arif S. Sadiman, dkk dalam Sanaky (2011) menyatakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima melalui saluran atau media tertentu. Untuk itu proses komunikasi harus diciptakan dan diwujudkan melalui kegiatan peyampaian pesan, tukar menukar pesan atau informasi dari setiap pengajar kepada pembelajar atau sebaliknya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan sarana komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran juga harus disesuaikan, oleh sebab itu pengajar harus dapat memilih media pembelajaran yang baik untuk digunakan saat mengajar. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain: kesesuaian dengan materi pembelajaran, kemudahan dalam penggunaan, dan menarik bagi peserta didik, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang optimal (Widada, 2010:99).

b. Posisi media pembelajaran.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan pada

b. Fungsi Media Pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalahm prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran (Santyasa, 2007). Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al 2001 dalam Santyasa, 2007), yaitu : Pertama, kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.
Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. Kedua, salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.
Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.
Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran.
Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1)      Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2)      Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
3)      Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.
4)      Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
5)      Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.
6)      Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.
7)      Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan sebagainya.
8)      Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.
9)      Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
10)  Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan film atau video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya.
11)  Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram, bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.
12)  Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing. (Santyasa, 2007).

c. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.
1)      Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2)      Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Suatu kejadian dapat dipercepat dan dapat juga diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.
3)      Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

d. Tujuan media pembelajaran
Sanaky (2011) mengemukakan tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)      Mempermudah proses pembelajaran dikelas,
2)      Meningkatkan efisiensi prosesmpembelajaran,
3)      Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan
4)      Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

e. Manfaat media pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud membantu siswa belajar secara optimal. Namun demikian, secara khusus manfaat media pembelajaran dikemukakan oleh Kemp dan Dayton (1985), yaitu :
1)      Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa secara seragam.
2)      Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan prinsip, konsep, proses atau prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
3)      Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang dengan benar, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa media, guru mungkin akan cenderung berbicara “satu arah” kepada siswa.
4)      Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
Sering kali terjadi, para guru banyak menghabiskan waktu untuk menjelaskan materi ajar. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu, jika mereka memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.
5)      Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi ajar secara lebih mendalam dan utuh.
6)      Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaan guru.
7)      Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Dan hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pegetahuan dan proses pencarian ilmu.
8)      Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan media, guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan dan mengurangi penjelasan verbal (lisan), sehingga guru dapat memberikan perhatian lebih banyak kepada aspek pemberian motivasi, perhatian, bimbingan dan sebagainya.


2.2    Jenis – Jenis Media dan Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran Sejarah
Jenis – jenis media dalam pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
1)        Peninggalan Sejarah
a)  Pengertian
Manusia merupakan makhluk yang dianugrai akal dan pikiran. Sehingga mereka selalu melakukan aktivitas yang dimulai pada masa lampau. Aktivitas manusia pada masa lampau inilah yang dinamakan sejarah. Didalam aktivitas yang dilakukan manusia pada masa lampau biasanya meninggalkan jejak-jejak sejarah. Jejak-jejak sejarah inilah yang akan menuntun generasi selanjutnya untuk mengetahui bagaimana gambaran hidup manusia pada masa lampau. Contoh dari peninggalan sejarah antara lain :
(1)   Patung (Arca).
Kebanyakan patung atau arca ini berasal dari kerajaan Hindu dan Budha. Bentuk Patung itu bermacam-macam. Ada patung dewa-dewa, ada patung Budha, ada patung yang berupa binatang dan lain-lain. Patung-patung itu terbuat dari batu, perunggu, atau bahkan emas.
(2)   Bangunan. Bangunan yang bernilai sejarah antara lain.
(a)    Candi, adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu. Candi didirikan sebagai tempat untuk melaksanakan upacara keagamaan. Contohnya: Candi Borobudur, Candi Prambanan.
(b)   Gedung, adalah suatu bangunan rumah. Banyak gedung yang mempunyai nilai sejarah. Contonya: Gedung Stovia, Gedung Soempah Pemuda.
b) Pemanfaatan Media Peninggalan Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah
Untuk memanfaatkan peninggalan sejarah dalam pembelajaran sejarah, dapat dilakukan karya wisata mengunjungi situs-situs atau peninggalan-peninggalan sejarah yang sesuai dengan materi. Menurut Muhibbin Syah ( 2000 ),  adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dimana proses pembelajarannya dilaksanakan dengan melakukan perjalanan/peninjauan langsung kesuatu tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik yang kemudian dibukukan. Adapun langkah – langkah yang dapat dialkukan untuk melakukan karya wisata ( Roestiyah; 2001:87) adalah sebagai berikut :
(1)   Persiapan
Guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
(2)   Pelaksanaan karya wisata
Pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu,
(3)   Akhir karya wisata,
pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Tiap-tiap jenis penelitian memerlukan metodologi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penguasaan metodologi penelitian sosial budaya menjadi syarat mutlak bagi para guru apabila ingin melakukan pengkajian ilmiah. Sehubungan dengan hal ini para guru perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang penelitian. Sekali lagi MGMP dan MSI Komisariat dapat berinisiatif dan berperan sebagai penyelenggara kegiatan-kegiatan untuk peningkatan kemampuan penelitian para guru dalam bentuk lokakarya (workshop) penyusunan proposal penelitian, metodologi penelitian, dan penulisan laporan atau artikel ilmiah. Dengan menggunakan cara-cara seperti yang telah diuraikan di atas, maka kualitas pembelajaran sejarah dan IPS-Sejarah di sekolah dapat ditingkatkan, yang pada gilirannya dapat menumbuhkan kesadaran sejarah dan kesadaran kultural peserta didik (siswa).
Peninggalan peninggalan sejarah ini dapat diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar mata pelajaran sejarah. Namun meski penggunakan media pembelajaran berupa peninggalan sejarah dapat diaplikasikan tetapi didalamnya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari media peningaalan sejarah ini kaitannya dengann pemanfaatannya untuk pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Dapat mengetahui benda aslinya
(2)   Siswa lebih mudah mengapresiasi dan menilai suatu karya sejarah
(3)   Memudahkan siswa untuk mensimulasi sendiri suatu peristiwa sejarah melalui peninggalan sejarah
Kekurangan dari media peningaalan sejarah ini kaitannya dengann pemanfaatannya untuk pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Tidak bisa dibawa kedalam kelas untuk dipamerkan kepada siswa
(2)   Membutuhkan biaya untuk bisa melihatnya
(3)   Tidak mampu mewakili suatu peristiwa sejarah secara keseluruhan
(4)   Keutuhan dan keasliannya tergantung perawatan

2)        Model: diorama, maket, replika candi, patung
a)   Pengertian Media Model
Media model diartikan sebagai alat bantu mengajar sejarah yang berupa bentuk-bentuk khusus yang bersifat tiga dimensi yang merupakan tiruan dari unsur-unsur peristiwa sejarah. Dapat berupa istana raja dengan berbagai kelengkapannya dari suatu jaman tertentu, berbagai peralatan perang kuno, alat-alat transport dari jaman tertentu, juga bisa berupa orang-orang (pelaku) sejarah yang terlibat dalam suatu peristiwa atau miniatur candi.
Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia. Model suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan benda sesungguhnya. Model juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang penting.
Macam – macam dari media model diantaranya adalah diorama, maket, replika candi dan patung
(1)   Diorama
(a)    Pengertian
Diorama adalah sebuah pameran statis atau diam yang didesain untuk menyampaikan informasi tentang kejadian nyata yang terjadi di masa lalu atau sekarang atau menggambarkan masa depan dalam bentuk tiga dimensi. Untuk lebih menghadirkan efek kehidupan yang nyata, pemandangan tersebut diberi suatu latar belakang yang sesuai.
(b)   Contoh
Anda dapat melihat diorama peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia di ruang bagian bawah Monumen Nasional atau Monas Jakarta. Ataupun diorama yang ada di benteng vrederburg yang ada di Yogyakarta.
(c)    Pemanfaatan Dalam Pembelajaran Sejarah
Pada proses pembelajar sejarah, diorama digunakan oleh guru untuk melukiskan suatu pelajaran atau untuk memperkenalkan suatu topik utama, misalnya dalam pelajaran sejarah diorama digunakan untuk melukiskan epik perang di masa lalu.

(2)   Maket
(a)    Pengertian
Maket adalah sebuah bentuk tiga dimensi yang meniru sebuah benda atau objek dan biasanya memiliki skala. Maket  biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sebuah keadaan. Jadi , maket digunakan sebagai sebuah representasi dari keadaaan sebenarnya menuju keadaan yang akan diciptakan.
(b)   Contoh
Karena tidak mungkin atau lebih sulit menghadirkan banda aslinya di kelas, bisa diatasi dengan memakai benda tiruannya atau miniaturnya. Misalnya, untuk menerangkan lokasi candi prambanan dan daerah sekitarnya, bisa dibuatkan miniatur atau maket tentang lokasi kajian tersebut. untuk mengatasi kendala  tertentu untuk pengadaan realia. miniatur suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan benda sesungguhnya. Miniatur juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang penting.
(c)    Pemanfaatan Maket Dalam Pembelajaran Sejarah
Pemanfaatn miniatur dalam media sejarah jelas sangat bermanfaat untuk menjelaskan kepada pesera didik materi yang sedang dijelaskan. Misalnya saja pendidik sedang menerangkan materi mengenai peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945. Untuk memperjelas peristiwa tersebut maka akan lebih mudah dan siswa tidak akan bingung lagi dalam mengambarkan hal tersebut akan sangan maksimal apabila mnegunakan media miniatur ini.

(3)   Miniatur candi
(a)    Pengertian
Media tiruan atau miniatur merupakan media tiruan dari candi yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian rupa dalam bentuk dan tidak sama dalam hal-hal lainnya. Jadi penggunaannya dalam pendidikan sejarah, merupakan suatu gambaran tentang suatu yangnyata tetapi di perkecil atau di replikakan.
Contohnya yaitu seperti replika dari candi prambanan yang ada di Yogyakarta
(b)   Pemanfaatan Miniatur Dalam Pembelajaran Sejarah
Pemanfaatan media miniatur candi dalam pembelajaran sejarah yaitu untuk memberikan gambaran epada siswa seperti apa wujud daricandi prambanan siswa jugadapat mengamati bagaimana candi prambanan itu tanpa harus membuang uang untuk pergi ke Jogja. Hal ini akan memperjelas pemahaman siswa dan tidak akan membuat kabur pemahaman siswa pengenai candi yang ada di Indonesia khususnya candi prambanan.

(4)   Patung
(a)    Pengertian
Patung adalah benda tiga dimensi karya manusia yang diakui secara khusus sebagai suatu karya seni. Orang yang menciptakan patung disebut pematung. Tujuan penciptaan patung adalah untuk menghasilkan karya seni yang dapat bertahan selama mungkin. Karenanya, patung biasanya dibuat dengan menggunakan bahan yang tahan lama dan sering kali mahal, terutama dari perunggu dan batu seperti marmer, kapur, dan granit. Kadang, walaupun sangat jarang, digunakan pula bahan berharga seperti emas, perak, jade, dan gading. Bahan yang lebih umum dan tidak terlalu mahal digunakan untuk tujuan yang lebih luar, termasuk kayu, keramik, dan logam.
(b)   Pemanfaatan Patung dalam pembelajaran sejarah
Pemanfaatan media patung dalam pembelajaran sejarah yaitu untuk memberikan gambaran secara jelas kepada siswa mengenai tokoh yang ada dalamperistiwa sejarah yang sedang dijelaskan. Misalnya saja sang proklamator Indonesia Ir. Soekarno. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak lagi membanyangkan seperti apa Ir. Soekarno itu, meskipun hal ini sebenarnya bisa saja mengumakan media lan. Tapi dengan pengumaan media patung dirasa akan memberikan kesan seperti aslinya karna sifatnya yang tiga dimensi.

b) Pemanfaatan Media Model dalam Pembelajaran Sejarah
Penggunaan model dalam pengajaran sejarah sebaiknya ditekankan kepada model buatan siswa sendiri, karena akan lebih menggugah imajinansi siswa. Tentang bahan-bahan yang digunakan, usahakan yang murah-murah saja (ambil dari lingkungan setempat). Termasuk jenis model ini ialah diorama, menggambarkan episode peristiwa sejarah lengkap dengan lingkungan alam di mana peristiwa itu terjadi. Akan lebih menarik apabila peninggalan sejarah dan model-model tersebut dikumpulkan dalam suatu tempat, dipamerkan. Pameran dapat diadakan secara periodik. Hal ini dapat menumbuhkan kebanggaan tersendiri kepada siswa akan hasil karyanya. Di samping itu, siswa masih dapat mengunjungi pameran di tempat lain, misalnya di museum-museum.
            Kelebihan dari media model ini kaitannya dengan pemannfaatannya dalam pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Dengan bantuan model ini, diharapkan siswa menjadi lebih mampu memvisualisasikan peristiwanya
(2)   Siswa menjadi lebih tertarik kepada apa yang sedang dipelajarinya.
(3)    Sudah bisa mewakili benda aslinya
(4)   Siswa mudah mengapresiasi dan menilai suatu karya sejarah melalui apa yang dilihatnya (model/ miniatur tersebut)
(5)   Bisa dibawa dan dimasukkan kedalam kelas, bisa dibawa kemana-mana
Dengan bantuan model ini, diharapkan siswa menjadi lebih mampu memvisualisasikan peristiwanya, dan karena itu menjadi lebih tertarik kepada apa yang sedang dipelajarinya. Penggunaan model dalam pengajaran sejarah sebaiknya ditekankan kepada model buatan siswa sendiri, karena akan lebih menggugah imajinansi siswa.

3)   Peta: atlas, peta dinding, peta sketsa, peta lukisan
a)        Pengertian Peta
Peta merupakan hasil potretan dari berbagai peristiwa / kejadian, obyek yang dituangkan dalam bentuk gambar, garis, simbol-simbol maupungambaran dari obyek tertentu. Pete dalam pembelajaran pengatahuan sosial berfunsi untuk penyamapaian materi agar lebih mudah diterima siswa sehigga dapat membantu kelancaran efektivitas dan efesiensi dalam mancapai tujuan materi pembelajaran.
Menurut Suharyono peta adalah gambaran permukaan bumi yang digambarkan dalam suatu bidang datar (Afrid, 2002). Dilihat dari keunggulan menggunakan peta dalam media pembelajaran khusunya pada topik lingkungan sekitar dapat memberi pengatuhan dan pengalaman pada siswa baik tentang posis geografis, keadaan alam serta persebaran penduduk didaerah / lokasi tertentu. Demikian pulan dilihat dari keefektifan bagi guru dengan menggunakan media peta dapat membantu dalam menyampaikan pesan materi secara lebih mudah kepada siswa
Manfaat yang dirasakan guru dalam menggunakan media peta yaitu pembelajaran lebih efektif sehingga tujuannya berhasil dengan baik dan memberi pengatahuan kepada siswa untuk mengkomgritkan pesan-pesan materi yang abstrak. Hal ini sesuai pendapa Piaget, bahwa anak-anak yang berusia 6-12 tahun masih berada pada tahap kemampuan berpikir kongkrit. Untuk memahami konsep-konsep yang abstrak, diperlukan alat bantu media, antara lain peta sebagai visualisasi. Dengan media peta membuat materi pelajaran lebih menetap atau tida mudah dilupakan siswa.

b)   Pemanfaatan media Peta dalam pembelajaran sejarah
Peristiwa sejarah pasti tidak dapat dilepaskan dari tempat di mana peristiwa  tersebut terjadi. Siswa tidak cukup hanya mengetahui mengapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi, tetapi juga di mana peristiwa itu terjadi. Apabila faktor tempat ini diabaikan, maka pengetahuan siswa tentang suatu peristiwa bisa menjadi pincang.  Apalagi bila tinjauan geografis yang dipakai, maka  peran peta sejarah menjadi demikian  mutlak. Dalam banyak hal, penggunaan peta sejarah sebagai media pengajaran sejarah bukanlah sekedar alat bantu, tetapi merupakan bagian integral dari bahan pengajaran itu sendiri (Widja, 1989: 65).
Tentang hal ini mudah saja dipahami, apabila diingat bahwa suatu peristiwa sejarah itu di samping memiliki unsur waktu juga memiliki unsur tempat atau ruang yang tidak bisa diabaikan. Dengan demikian, penggunaan peta sejarah, yang tidak lain adalah lukisan visual dari ruang/tempat di mana peristiwa itu terjadi (Widja, 1989: 66), adalah mutlak dalam pengajaran sejarah. Hanya dengan menggunakan peta sejarah, visualisasi yang menyangkut posisi ruang sauatu kejadian bisa diwujudkan dengan lebih jelas di hadapan siswa. Misalnya dalam hubungan penggambaran luas wilayah suatu kerajaan (dengan batas-batas wilayahnya), geomorfologis, tofografis wilayah tersebut, distribusi penduduk, agama maupun bahasa serta mata pencaharian tertentu, kaitan wilayah dengan lautan yang menentukan kemajuan perdagangan/pelayaran suatu bangsa, dsb. (Widja : 66).
Tentang pentingnya peta sejarah dalam pengajaran sejarah, CP Hill (1956: 46-47) menyebutkan, pertama, memberikan pengertian tentangsuatu tempat, sekecil apapun, itu adalah penting bagi pengajaran sejarah (bandingkan dengan pendapat Widja di atas); dan kedua, peta sering kali merupakan alat pendorong yang tepat untuk penerangan dalam pikiran anak-anak. Lebih jauh Hillmenyarankan agar sebaiknya setiap anak memiliki atlas sejarah sejak umur 10 tahun. Sedangkan Daldjoeni (1982: 7) berpendapat bahwa, geografi tanpa sejarah itu bagaikan jerangkong tanpa gerak, sedangkan sejarah tanpa geografi itu bagaikan kelana tanpa tempat tinggal.
Dalam mata pelajaran sejarah perlu untuk menunjukkan daerah-daerah yang sedang menjadi topik pembicaraan, contohnya yaitu ketika mata pelajaran sejarah sedang membahas daerah-daerah yang menjadi pusat peradaban Islam pada masa lampau. Sebagai contoh adalah pada pembahasan Kejayaan Islam pada Masa Daulah Umayyah di Andalusia, perlu untuk ditunjukkan letak Andalusia supaya peserta didik dapat mengetahui di manakah letak Andalusia. Selain peta, lebih baik lagi dengan didukung globe, sehingga peserta didik diharapkan dapat lebih memahami daerah Andalusia, letak dan posisinya secara geografis, posisi belahan dunia Andalusia, dapat pula menunjukkan posisi Andalusia terhadap Indonesia, dengan menunjukkan keadaan yang terlihat lebih nyata, dan lebih mudah dibayangkan oleh peserta didik. Selain itu, dengan globe, maka dapat dilihat pembagian darat dengan lautan secara jelas. Dengan menggunakan globe dalam pembelajaran sejarah Islam dapat ditunjukkan:
(1)   Benua satu dengan benua lain secara keseluruhan. Jika dicontohkan pada pembahasan Kejayaan Islam pada Masa Daulah Umayyah di Andalusia maka dapat dilihat batas-batas kekuasaan secara keseluruhan.
(2)   Bagian bumi yang berputar pada sumbunya, maka dapat diketahui tentang musim yang ada di Andalusia dan yang berhubungan dengan perputaran bumi pada sumbunya.
(3)   Garis Khatulistiwa, garis lintang utara dan selatan, garis bujur barat dan timur, sehingga dapat diketahui letak Andalusia secara geografis.
Mengenai jenis-jenisnya, atas dasar penggunaannya, Widja membaginya sebagai berikut (1989: 66-67):
a)      Atlas,
Atlas merupakan peta-peta yang disusun dalam bentuk atlas yang khusus disiapkan untuk tujuan menunjang pengajaran sejarah untuk berbagai periode dan skup. Peta semacam ini sering disebut "Atlas Sejarah". Di Indonesia belum merupakan tradisi membuat "Atlas Sejarah". Satu-satunya yang pernah ada adalah Atlas Sejarah yang disusun Muh. Yamin pada tahun 1956.
Dalam mata pelajaran sejarah, atlas diperlukan untuk menunjukkan daerah-daerah yang sedang menjadi materi dan topik pembicaraan atau pembahasan. Contohnya yaitu ketika mata pelajaran sejarah sedang membahas daerah-daerah yang menjadi pusat Peradaban Islam pada masa lampau.
b)      Peta Dinding,
Peta diinding merupakan  peta yang sengaja dibuat dengan ukuran yang cukup besar untuk bisa digantungkan di dinding, sehingga lebih mudah dipajang di depan klas, dan dengan mudah dapat dilihat seluruh siswa. Sebagai peta sejarah, peta dinding perlu mencantumkan berbagai informasi yang dapat menunjang berbagai uraian sejarah, seperti tempat-tempat peristiwa terjadi, luas wilayah, garis-garis dengan ujung panah untuk menunjukkan gerakan suatu kejadian, dsb.
Bahan pembelajaran peta berupaya menjelaskan perubahan yang terjadi pada suatu tempat. Perubahan yang terjadi di suatu tempat tersebut dapat digambarkan pada peta sesuai dengan temporalnya. Contoh peta pada masa prasejarah yang akan lebih tampak yaitu simbol-simbol kebudayaan karena pada masa tersebut yang tampak perubahannya adalah kebudayaannya.

 Gambar.2.4  peta dinding tentang wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit
c)      Peta Sketsa
Berbeda dengan atlas dan peta dinding yang memuat berbagai macam detail seperti digambarkan di atas, maka peta sketsa hanya bersifat sederhana, hanya memuat lukisan ruang secara garis besar saja, dan biasanya hanya berisi ilustrasi yang bersifat sketsa tentang fakta-fakta khusus dalam hubungan suatu peristiwa yang dikerjakan sendiri oleh guru/siswa di papan tulis atau di kertas khusus. Adakalanya bisa berupa peta "buta".
Pemanfaatan peta sketsa dalam pembelajaran sejarah, selain untuk menunjukan letak suatu wilayah. Pemanfaatan dari peta sketsa dalam pembelajaran sejarah diantaranya adalah untuk mempermudah dalam pendidik menerangkan materi kesejarahan pada siswa misalnya saja ingin menerangkan persebaran penduduk di wilayah asia tenggara. Maka pendidik harus menunjukan bagaimana alur persebaran penduduk atau imigrasi yang akhirnya membentuk masyarakat di wilayah asia tenggra.

 Gambar. 2.6 Peta Gambar dari Jalan KA Maut Muaro-Pekanbaru, kerja pksa pada msa pemerintahan belanda tahun 1920-an
d)     Peta Lukisan/Gambar
Berbeda dengan jenis-jenis di atas, maka peta jenis ini ditambahkan banyak lukisan/gambar/foto dari peristiwa-peristiwa yang disebut. Bila peta pelayaran/perdagangan, maka perlu ditampilkan gambar/foto kapalnya, nakodanya, dsb. 

 Gambar. 2.6 Peta Gambar dari Francoiis Valentine abad XVIII
Alat Informasi Peta lukisan mengandung banyak informasi. Informasi itu ditampilkan dalam bentuk simbol-simbol. Biasanya mengambarkan keadaan di suatu wilayan. Hal ini memberikan manfaat utamanya untuk pembelajaran sejarah adalah memberikan penjelasan kepada siswa bagaimana kontur dari suatu wilayah yang sedang dibicarakan. Sehingga tidak terjadi salah tafsir.


4)        Ruang sejarah
a)      Pengertian
            Widja (1989: 70) menyebutnya dengan "Ruang Sejarah", yaitu suatu ruangan khusus yang merupakan tempat peragaan dan pemantapan pelajaran sejarah. Tempat ini bukan sekedar berfungsi memperagakan benda-benda sejarah, namun lebih dari itu adalah tempat pemantapan pelajaran sejarah, sebab di situ termasuk juga kegiatan-kegiatan yang memungkinkan murid menghayati arti sejarah secara lebih mendalam..
Harus diakui bahwa, jenis media ini memang masih tergolong ideal. Di samping memerlukan dana yang tinggi, juga barangkali dipandang belum perlu. Hal ini berkaitan dengan penilaian umum terhadap mata pelajaran sejarah, yang tidak lebih dari pelajaran yang hanya menghafalkan fakta-fakta mati dan lepas-lepas, seperti nama-nama raja dan angka-angka tahun.
Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup di mana percobaan eksperimen dan penelitian dilakukan (Depdikbud : 1995, 2003). Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
            Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
b)        Contoh
Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) telah mengembangkan Laboratorium sejarah untuk mendukung proses belajar mengajar pada Prodi Sejarah, sehingga paserta didik dapat mengoptimalkan diri dan lebih aktif, inofatf serta kreatif dalam belajar di kampus. Selain mendapatkan cakupan materi sejarah tematis peserta didik juga mendapatkan tambahan ilustrasi peristiwa dari model alat peraga yang disajikan sehingga akan mendukung imajinasi peserta didik dalam merekontruksi peristiwa tersebut.
c)        Pemaanfaatan dalam Pembelajaran Sejarah
Laboratorium Sejarah merupakan suatu media pembelajaran sejarah yang efektif karena di dalam Lab. Sejarah peserta didik dapat mengadakan pembelajaran sejarah, kajian ilmiah, persentasi, diskusi, praktikum dan lain-lain. Selain itu juga  di dalam Lab. Sejarah disajikan berbagai  perangkat  pembelajaran sejarah diantaranya: alat peraga, kolesi maket, koleksi diorama, koleksi repro, koleksi numistik, koleksi peta, koleksi artefak dan lain-lain, sehingga memudahkan para peserta didik untuk lebih mendalami materi yang sedang di pelajari.

d)       Media Audio: tape recorder, radio
a)      Pengertian
Media audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal (kedalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal. Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Media audio merupakan jenis media spesifik yang efektif dan efisien untuk digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Walaupun jenis media ini dapat digunakan untuk menyampaikan hampir semua jenis informasi dan pengetahuan, namun sejumlah ahli berpandangan bahwa media audio sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran tentang kemampuan berbahasa dan juga seni.
Jenis – jenis  dari media audio diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Radio
(a)    Pengertian
Radio adalah media auditif yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio. Radio adalah sistem komunikasi yang menggunakan udara atau ruang antariksa sebagai bahan antara (medium) yang  bentuk umum sistemya adalah sebuah pemancar yang memancarkan dayanya melalui antena kearah tujuan dalam bentuk gelombang elektromagnetis.
(b)   Contoh
Pada tahun-tahun lalu pernah radio swasta menyiarkan serial "Saur Sepuh" dan "Tutur Tinular". Pengamatan sepintas menunjukkan bahwa penggemar drama radio itu cukup luas. Apabila "cerita sejarah" itu diperbanyak muatan sejarahnya, maka tak ayal lagi radio adalah media bagus untuk memasyarakatkan sejarah. Apabila cerita itu direkam, maka media tape recorderlah yang berperan. Kelebihannya dari radio, tape lebih praktis, tidak terikat oleh jam siaran, yang berarti dapat diputar setiap saat dan dapat diulang-ulang.
(c)    Pemanfaatan Radio dalam pembelajaran sejarah
Penggunaan radio sebagai media pendidikan cukup efektif karena radio memiliki jangkauan yang luas. Penduduk yang buta huruf dapat mendengarkan dan mengerti secara efektif informasi-informasi dengan bahasa lisan, yaitu melalui radio.
Pemanfaatan media radio dalam pembelajaran Sejarah, Radio menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk pendidikan, karena memperkaya pengalaman pendidikan dan ide-ide yang kreatif. Dengan demikian, alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang berpengaruh dalam pendidikan. Masalah penggunaannya tergantung bagaimana filsafat pendidikan yang dianut, dan kesadaran atas potensi yang dimaksud tadi. Melalui siarannya (bila dikemas secara khusus) dapat menyampaikan cerita-cerita sejarah. Cerita-cerita kepahlawanan lokal (bahkan bisa dongeng atau legenda), dapat diangkat ke tingkat nasional melalui radio. Apalagi siaran radio berlangsung pada pagi hari, siang dan malam hari. Apabila dikemas secara khusus (oleh tim ahli sejarah), maka semua sekolah dapat memanfaatkan media radio ini.

(2)   Tape Recorder
(a)    Pengertian
Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa Tape Recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware dan software. Hardware berupa Tape Recorder, sementara itu software-nya adalah kaset yang berisi pesan. Tape Recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain seperti berbicara, menulis, sastra, dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.
(b)   Contoh
Pada tahun-tahun lalu pernah radio swasta menyiarkan serial "Saur Sepuh" dan "Tutur Tinular". Pengamatan sepintas menunjukkan bahwa penggemar drama radio itu cukup luas. Apabila "cerita sejarah" itu diperbanyak muatan sejarahnya, maka tak ayal lagi radio adalah media bagus untuk memasyarakatkan sejarah.

(c)    Pemanfaatan tape recorder dalam pembelajaran sejarah
Pemanfaatan media Tape Recorder sebagai Media Pembelajaran Sejarah, Melalui siarannya (bila dikemas secara khusus) dapat menyampaikan cerita-cerita sejarah. Cerita-cerita kepahlawanan lokal (bahkan bisa dongeng atau legenda), dapat diangkat ke tingkat nasional melalui radio. Apalagi siaran radio berlangsung pada pagi hari, siang dan malam hari. Apabila dikemas secara khusus (oleh tim ahli sejarah), maka semua sekolah dapat memanfaatkan media radio ini. Apabila cerita itu direkam, maka media tape recorderlah yang berperan. Kelebihannya dari radio, tape lebih praktis, tidak terikat oleh jam siaran, yang berarti dapat diputar setiap saat dan dapat diulang-ulang.
Dengan radio dan Tape Recorder guru akan lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran serta mengurangi tingkat kebosanan siswa dalam pembelajaran. Dongeng yang diceritakan melalui radio memberikan kesan yang lebih menarik karena sudah disempurnakan dengan kombinasi suara yang dapat menambah motivasi siswa untuk mendengarkan cerita. Fungsi lain dari radio yaitu dapat memberikan informasi secara serentak kepada seluruh siswa, sehingga dapat mengefisiensikan waktu.

e)        Media Audio visual : TV, film, video
Media Pembelajaran Audiovisual adalah satu unit media pembelajaran elektronik yang secara bersama-sama menampilkan auditif (pendengaran ) dan visual ( penglihatan ) sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan – bahan pelajaran yang disampaikan guru kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar. Contoh jenis media ini yaitu TV, film dan video. Ketiga jenis media ini merupakan gabungan dari media dengar dengan media pandang. Perbedaan nyata terletak pada tingkat kesulitan pengadaannya, yang bertalian erat dengan tingkat kemahalannya.
Jenis jenis darimedia audio visual diantaranya termasuk Film, Video dan TV berikut ini :
a)        Film
(1)   Pengertian
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.
(2)   Contoh
Memang film sejarah selalu identik dengan film dokumenter, hingga pertanyaan siswa tersebut pun tidak bisa disalahkan juga. Tapi mereka berubah mimik wajahnya menjadi lebih ceria ketika penulis menyebutkan film sejarah yang akan ditonton adalah film sejarah Soe Hok Gie, yang diperankan oleh Nicholas Saputra, garapan Riri Riza, yang pada tahun 2005 sempat menjadi box office di bioskop-bioskop 21 di Indonesia.
Lalu apakah film sejarah Soe Hok Gie sudah menjadi jaminan anak-anak akan memperhatikan, sejak dari awal film tersebut di putar sampai habis. Pastinya Tidak!. Karena sebagus apa pun film sejarah, pasti ada saja beberapa siswa yang kurang begitu suka dengan film sejarah. Dan penulis sebagai pengajar tidak mau kehabisan akal, bagaimana sistemnya agar siswa mau belajar dari film tersebut dan menyimak dari awal sampai selesai?.
(3)   Pemanfaatan Film dalam pembelajaran Sejarah
Pemanfaatan media film dalam pembelajaran sejarah dianggap sangat ampuh hal ini dikarenkan sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens. Penggunaan yang bijaksana dari jenis media ini akan memberikan pengalaman belajar yang luar biasa efektif bagi siswa. Film dirasa sangat cocok sebagai media pembelajaran sejarah, hal ini dikarenakan peristiwa sejarah yang telah lewat kejadiannya dan tidak bisa dihadirkan kembali kehadapan siswa peristiwa tadi. Oleh karena itu melalui fisualisasi dalam bentuk film dirasa akan sangat membantu dalam hal pembelajaran.
Dalam pengajaran, manfaat film sangat jelas. Tapi tidak semua peristiwa sejarah yang ada di filmkan. Alangkah beruntungnya pengajaran sejarah seandainya semua peristiwa dapat difilmkan. Apalagi bila pengadaannyapun relatif gampang dan murah. Sebagai media pengajaran sejarah, film memang sangat efektif. Namun harus diakui bahwa, biayanya memang sangat mahal, dan memperolehnyapun tidak mudah.

b)        Video
(1)   Pengertian
Video sebagai media Audio-Visual yang menampilkan gerak. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta, fiktif, informative, edukatif, instruksional. Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
(2)   Contoh
(3)   Pemanfaatan Video dalam pembelajaran sejarah
Video sebagai media pembelajaran sejarah mempunyai kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut :
(a)    Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat
(b)   Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis
(c)    Menghemat waktu
(d)   Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak
Agak lebih murah dari film adalah video. Manfaat video bagi pengajaran sejarah tidak jauh berbeda dengan film. Walaupun media ini lebih murah dibanding film, toh baru sedikit sekolah yang memilikinya. Itupun belum tentu pernah dimanfaatkan untuk pengajaran sejarah. Mengapa? Boleh jadi karena kaset rekaman video tentang materi pelajaran sejarah memang masih sulit ditemukan.

c)        TV
(1)   Pengertian
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. (Kamus Internasional Populer: 196).Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
(2)   Contoh
Siaran-siaran televisi mengenai kesejarahan yang biasanya ditayangkan pada waktu-waktu tertentu. Misalnyasaja pada 17 Agustus yang biasanya akan banyak stasiun Televisi yang akan menyiarkan bagaimana sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
(3)   Pemanfaatan TV dalam pembelajaran Sejarah
Tayangan TV banyak berisi informasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPS SMP/SMA seperti misalnya permasalahan sosial yang nampak dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan sosial seperti pengangguran, kriminalitas, kenakalan remaja dan anak-anak, konflik antarwarga, dan lain-lain yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari juga sering disiarkan dalam berita di TV tidak terkecuali hal-hal yang berkaitan dengan sejarah. Oleh karena itu, agar para siswa menjadi pembelajar yang aktif yang bisa menemukan dan melaporkan  apa yang mereka lihat dan rasakan maka fasilitasilah mereka dengan kegiatan menonton beritadi TV.
Dibanding dengan film dan video, televisi (TV) lebih murah lagi. Tingkat pemilikannyapun lebih luas, dan pengoperasiannya sudah ditangani secara khusus. Hanya saja, materi sejarah dalam siarannya belum ditangani secara khusus. Dulu pernah ada tayangan cukilan-cukilan sejarah (pahlawan) lokal, namun sekarang sudah tidak ada lagi. Sudah adanya siaran TV pada pagi hari, bisa sangat menguntungkan pihak sekolah seandainya ada program siaran pendidikan (tak terkecuali pelajaran sejarah). Akhir-akhir ini, TV swasta menyiarkan sebuah serial "Tutur Tinular" yang cukup digemari pemirsa. Apabila serial itu muatan sejarahnya ditambah, maka bisa dipakai untuk media pengajaran sejarah.
Tugasilah para siswa untuk menyaksikan berita tersebut serta melaporkannya secara tertulis atau lisan mengenai topik yang mereka saksikan. Untuk menyaksikan  tayangan TV yang dianggap akan berpengaruh buruk pada para siswa maka mintalah orang tua mereka untuk mendampinginya. Orang tua dapat diminta menjelaskan tentang pentingnya perbuatan untuk menghindari perbuatan - perbuatan buruk yang disaksikan di TV. Langkah berikut dapat dilakukan diantaranya adalah :
(1)   Mintalah para siswa untuk membaca terlebih dahulu buku teks yang relevan dengan pokok bahasan yang akan dikembangkan.
(2)   Tugasi mereka untuk menyaksikan salah satu atau beberapa satasiun TV pada jam tertentu, misalnya pagi hari sebelum sekolah dan sore hari sepulang sekolah.
(3)   Mintalah para siswa untuk mencatat informasi dari berita TV tersebut megnenai topik yang relevan.
(4)   Tugasi mereka untuk membat laporan mengenai apa yang mereka saksikan dalam berita TV tertentu mengenai topik tertentu secara tertulis sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
(5)   Apabila sarana tersedia, para siswa dapat difasilitasi dengan kegaitan menonton berita TV bersama - sama di kelas.
(6)   Kegitan mengumpulkanninformasi dari berita TV dapat dikembangkan bersama-sama dengan ekgitan menyimak dari berita Radio.

f)         Media Proyeksi: OHP, film strip, slide, LCD
Dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan. Yang dimaksud dengan gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna ataupun hitam = putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa di dalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar (screen) .
Jenis – jenis dari media proyeksi yang dapapt dimanfaatkan dalam rangka pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Overhead Projector  + Overheat Transparance (OHP + OHT)
(a)    Pengertian
Overhead Projector (OHP), adalah projektor yang dipergunakan untuk memprojeksikan objek diam yang tembus cahaya (transparan). Projeksi diterima oleh layar atau alternatifnya, sebagai misal dinding. Objek yang dimaksud adalah filem transparansi (misal: polifinil asetat) yang diberi tulisan atau gambar, sehingga bila diprojeksikan, pada layar akan tergambar bayangan tulisan atau gambar yang ada pada filem transparansi. Sesekali objek dapat berupa benda yang tidak tembus cahaya, akan tetapi mempunyai bentuk tertentu yang bila diprojeksikan akan dapat memvisualisasikan suatu gagasan. Sebagai misal, gagasan tentang fondasi atau posisi duduk pada suatu diskusi, dapat divisualisasikan dengan menggunakan beberapa uang logam limapuluh rupiahan, menggambarkan peserta diskusi, dan sebuah uang logam seratus rupiahan menggambarkan moderator. Letak uang logam limapuluh rupiahan dapat dipindah-pindahkan sebagai variasi formasi atau posisi dalam suatu diskusi.
(b)   Pemanfaatan OHP dalam pembelajaran Sejarah
Pada dasarnya OHP/OHT berguna untuk memproyeksikan transparan ke arah layar yang jaraknya relatip pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup besar.  Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru dengan siswa.


(2)   Slides/film bingkai
Film bingkai adalah suatu film positif baik hitam putih ataupun berwarna yang berukuran 35 mm, dan umumnya dibingkai dengan ukuran 2 x 2 inchi. Untuk melihatnya perlu ditayangkan dengan proyektor slide. Kegunaanya dalam media pembelajaran sejarah hampir samam dengan film dan lainnya yaitu selain untuk menarik perhatian dari peserta didik mengenaimetri yang ditayangkan juga bertujuan untuk seolah –oleh membawa peserta didik hadir pada suatu peristiwa sejarah yang sedang diterangkan. Sehingga diharapkan materi yang diajarkan akan lebih mudah diterima dan tertanam dalam memori peserta didik.

(3)   Film strip/film rangkai
Film rangkai hampir sama dengan film bingkai, bedanya pada film rangkai frame atau gambar tidak memerlukan bingkai dan merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar tertentu. Jumlah gambar pada 1 rol film rangkai adalah sekitar 50 sampai dengan 75 gambar dengan panjang kurang lebih 100 sampai dengan 130 cm tergantung pada isi film itu. Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pembelajaran yang berbeda dalam satu rangkai sehingga cocok untuk mengajarkan keterampilan, penyimpanannya mudah serta dapat digunakan untuk bahan belajar kelompok atau individu. Yang sangat bermanfaat salah satunya bagi pembelajaran sejarah.

(4)   LCD
LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. Kini LCD mendominasi jenis tampilan untuk komputer meja maupun notebook karena membutuhkan daya listrik yang rendah, bentuknya tipis, mengeluarkan sedikit panas, dan memiliki resolusi tinggi.
Pemanfaatan LCD dalam pembelajaran sejarah adalah, dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan. Yang dimaksud dengan gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna ataupun hitam = putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa di dalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar (screen).

g)        Media modern: komputer dan internet à power point & Blog
Media modern merupakan media dalam bentuk teknologi. Pemanfaatan teknologi di era modern ini sangat penting. Terutama dalam bidang pendidikan yaitu untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar seperti halnya untuk pelajaran sejarah. Persoalan yang muncul dalam pembelajaran sejarah antara lain kejenuhan siswa dalam belajar dan kurangnya motivasi belajar. Jika hal tersebut dibiarkan tentunya hal ini akan berdampak kepada prestasi belajar siswa karena siswa juga tidak akan memahami materi pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan memanfaatkan media pembelajaran sejarah.
Macam media modern yang dapat diterapkan dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :
a)        Internet
(1)      Pengertian
Kata internet  merupakan singkatan kata dari interconnection-networking, bila dijabarkan secara sistem global maka internet merupakan jaringan komputer diseluruh penjuru dunia yang saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sehingga antara komputer dapat saling mengakses informasi dan bertukar data. Internet mencangkup segala sesuatu secara luas baik itu dalam bidang komputerisasi maupun telekomunikasi.
Internet juga dapat dipakai  media/sumber belajar yang sangat berharga bagi pembelajaran Sejarah. Hampir semua informasi mengenai berbagai aspek kehidupan dapat  diperoleh di internet. Di media ini tidak hanya tayangan audio (suara), video (gambar bergerak) melainkan juga teks tertulis. Teks tertulis yang tersedia di internet tidak terbatas jumlahnya. Teks tersebut tidak hanya menggunakan Bahasa Asing seperti Inggeris, Perancis, Arab dan lain-lain melainkan juga Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Oleh karena itu, guru Sejarah SMP/SMA dapat menggunakan media internet sebagai media/sumber belajar yang sangat berharga dengan cara melatih terlebih dahulu para siswa cara menggunakannya. Selain itu, melalui internet, para siswa dapat diperkenalkan dengan tradisi baru dalam hal berkorespondensi. Apabila orang tua serta kakek-nenek mereka berkorenspondensi (surat-menyurat) dengan sahabat atau kerabatnya beberapa tahun yang lalu dengan menggunakan surat melalui kantor pos maka para siswa sekarang dapat diperkenalkan Nana Supriatna
 Bentuk – Bentuk Media Pembelajaran yang di dapat melalui Internet diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Blog
Istilah Weblog yang kemudian disingkat menjadi Blog sebenarnya mulai dikenal sejak tahun 1997, namun baru populer pada tahun 2000. Blog adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian.
Didalam Blog para pengajar maupun pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dapat mem-posting materi-materi yang mereka anggap berguna bagi para pencari informasi pendidikan. Sedangkan pencari informasi pendidikan pun dapat berpartisipasi mengembangkan maupun sekedar memberikan komentar dari isi Blog yang telah dilihat.
Blog juga dapat dimanfaatkan oleh para guru untuk media pembelajaran sejarah, yaitu Blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menuliskan materi belajar, tugas, maupun bahan diskusi di blognya, kemudian para muridnya bisa berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog gurunya tersebut. Selain itu blog guru dan murid juga dapat saling berinteraksi. Guru, yang harus memiliki Blog, mengharuskan murid memiliki blognya masing-masing, sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Metode ini bisa memacu iklim kompetisi antar siswa, karena tentu saja para siswa ingin blognya menjadi yang terbaik. Setelah semua siswa memiliki Blog dibuatlah suatu komunitas blogger pebelajar. Ada sebuah Blog sebagai pusat pembelajaran sejarah (bisa berupa blog aggregator atau blog dengan beberapa kontributor), dengan guru-guru dan siswa dari berbagai sekolah bisa tergabung dalam komunitas blogger pebelajar tersebut. Hal ini dirasa akan memicu rasa semangat dari para siswa untuk mempelajari pelajaran sejarah sehingga pembelaljaran sejarah tidak lagi dirasa membosankan oleh siswa.

b)        Komputer
Dalam era kemajuan teknologi di abad moderen ini, komputer merupakan sarana penunjang aktifitas manusia di dalam bekerja dan berusaha demi tercapainya hasil kerja yang optimal (efisien, efektif, dan ekonomis). Di dunia pendidikan misalnya, proses pengolahan nilai siswa, pembuatan modul pembelajaran, demonstrasi materi belajar, dan proses penerimaan siswa merupakan contoh-contoh aktifitas pendidikan yang akhir-akhir telah menggunakan teknologi komputer.
Setting kegiatan pembelajaran dengan menggunakan komputer dibagi menjadi 2 yaitu ada yang disebut dengan Computer Based Instruction (CBI) merupakan istilah umum untuk segala kegiatan belajar yang berbasis pada komputer, baik sebagian maupun secara keseluruhan. Pembelajaran Berbasis Komputer (CBI) adalah sebuah konsep baru yang sampai saat ini banyak jenis desain dan implementasinya, tentunya dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Kedua adalah CAI (Computer Assisted Instruction), kemudian mengalami perbaikan menjadi ICAI (Intelligent Computer Assisted Instruction), dengan dasar orientasi aktifitas yang berbeda muncul pula CAL (Computer Assisted Learning), CBL (Computer Based Learning), CAPA (Computer Assisted Personalized Assigment), dan ITS (Intelligent Tutoring System ). CAI adalah pembelajaran dengan menggunakan alat bantu komputer, seperti untuk presentasi, sebagai alat peraga dan sebagainya.
Beberapa bentuk penggunaan komputer media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
(1)   Penggunaan Multimedia Presentasi.
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak diatas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditrif maupun kinestetik .
Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor, chard video, sound chard serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat ini, dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Contohnya adalah ketika siswa akan memaparkan hasil diskusinya berkaitan dengan materi kesejarahan misalnya materi sejarah asia timur (jepang pada masa dinasti Qin). Untuk lebih efektif siwa dapat menyajikannya dalam bentuk media power point. Pada media tersebut hanya perlu dituliskan point – pointnya saja mengenai sejarah Dinasti Qin, untuk penjelasan lebih lanjutnya dapat diterangkan oleh siswa sendiri.
Pemanfaatan media komputer dalam hal ini adalah media power point dalam pembelajran sejarah dirasa sangat penting. hal ini dikarenakan dalam kita sebagai pendidik akan menerangkan materi tentang kesejarahan kepada siswa jika hanya bercerita saja maka akan dirasa sangat membosankan, dengan diterapkannya media power point dalam pembelajaran sejarah maka akan sangat membantu selain untuk menarik perhatian siswa juga berguna untuk memfokuskan perhatian siswa pada slide yang sedang di terangkan maka materi yang disampapikan akan dapat diterima oleh siswa dengan baik.


h)       Media Cetak: Buku, majalah, koran
Media cetak merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai bahan untuk belajar. Media cetak juga dipandang sebagai jenis media yang relatif murah dan sangat fleksibel penggunaannya. Media cetak atau teks memiliki ragam yang bervariasi yang meliputi: buku, brosur, leaflet, dan hand out. Siswa dapat memanfaatkan media cetak di mana saja, kapan saja, dan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Media cetak dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran karena media ini banyak menyimpan pesan tertulis yang mudah diterima. Macam media cetak diantaranya adalah
a)      Buku Pelajaran
Buku pelajaran sering disebut buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu.
Contoh bukupelajaran tentang kesejarahan adalah buku SNI babon jilid 1 sampai 6 yang digunakan sebagai panduan perkuliahan mahasiswa sejarah.
Pemanfaatan buku pelajaran dalam pembelajaran sejarah adalah sebagai alat pelajaran individual, sebagai pedoman guru dalam mengajar, sebagai alat mendorong murid memilih teknik belajar yang sesuai, sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan guru dalam mengorganisasi bahan pelajaran. Dari semua manfaat yang diberikan oleh media buku pelajaran ini maka memberikan keuntungan penggunaan buku pelajaran adalah ekonomis, komprehensif dan sistematis, mengembangkan sikap mandiri dalam belajar.
b)      Koran
Koran adalah barang cetakan yang berisi berita, informasi, dan pendidikan yang terbit secara kontinyu yang biasanya harian. Contohnya adalah koran jawa pos yang menginformasikan mengenai kesejarahan dari indonesia masa perjuangan. Pemanfatan koran dalam media pembelajaran sejarah yaitu dapat dimanfaat kan sebagai media pennunjang dalam guru memaparkan materi kepada muridnya atau dapat juga dijadikan sebagai media untuk penugasan kepada murid beraitan dengan pelajaran yang sedang dibahas.
c)      Majalah
Majalah adalah kumpulan berita, artikel, cerita, dan iklan yang dicetak dalam lembaran kertas dan dijilid dalan bentuk buku, serta diterbitkan secara berkalam, sperti seminggu sekali, dua minggu sekali, dan bahkan sebulan sekali. Ditinjau dari segi isinya, majalah dapat dibedakan menjadi majalah umum dan majalah sekolah. Contohnya seperti majalah nasional geo yang menginformasikan mengenai masalah PKI yang menjelaskan kemungkinan dalang dibalik kejadian tersebut dalam berbagai versi.
Pemanfaatn majalah kaitannya dalam pembelajaran sejarah adalah memberikan informasi terbaru kaitannya dengan sejarah. Pembaharuan dalam sejarah bukanlalh hal yang tabu, hal ini dikarenakan ditemukannya fakta – fakta baru dalam sebuah peristiwqa sejarah yang akan semakin memperkaya pemahaman sejarah tersebut. Hal ini dikarenakan dalam majalah mengandung bahan bacaan hangat dan aktual, memuat data terakhir tentang hal yang menarik perhatian, sebagai sarana belajar menulis artikel, memuat bahan kliping yang dapat digunakan sebagai bahan display untuk papan tempel, memperkaya perbendaharaan pengetahuan, meningkatkan kemampuan membaca kritis dan keterampilan berdiskusi. Langkah-langkah yang harus diambil guru agar surat kabar dan majalah berfungsi dengan baik adalah: membangkitkan motivasi membaca, memberi tugas-tugas yang kontekstual, tampilkan kliping-kliping siswa yang bagus agar menarik minat siswa yang lain, mengadakan diskusi dengan topik berkaitan dengan isi surat kabar dan majalah, memberikan penghargaan yang wajar atas karya para siswa.

i)          Media Grafis: bagan, diagram, grafik, poster, kartun.
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual dalam bentuk simbol-simbol komunikasi verbal yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbul visual yang lain dengan maksud untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian. Simbol-simbol tersebut artinya perlu difahami dengan benar, agar proses penyampaian pesannya dapat berhasil dengan balk dan efisien. Fungsi umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Sedangkan fungsi khususnya adalah untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Bentuk-bentuk media grafis antara lain adalah bagan, diagram, grafik, poster, kartun, dan foto.
a)      Bagan
Media bagan/chart adalah merupakan media atau alat bantu mengajar bagi guru dalam menyajikan ide-ide atau konsep bahan pengajaran sehingga lebih mudah bagi siswa memahaminya. Media bagan merupakan media visual yang disampaikan secara tertulis atau lisan yang disajikan dalam bentuk grafik seperti gambar,diagram,kartun,atau lambang verbal .
Penggunaan Media Bagan dalam Pembelajaran Sejarah. Pengajaran sejarah dapat mengarahkan siswa untuk menjadi seorang warga masyarakat yang lebih baik dan sebagai warganegara yang menghargai jasa para pahlawannya. Bahan pelajaran yang dipelajari dalam IPS khususnya sejarah sangat banyak probelmnya,diantaranya kurang menarik bagi siswa manakala gurunya tidak dapat menyampaikan dengan baik,dan tidak menggunakan media yang tepat. Seperti halnya menerangkan silsilah kerajaan Mataram sangat diperlukan bagan atau peta konsep,agar pemahaman siswa lebih bermakna dan lebih cepat. Guru harus mampu memformulasikan media sesuai dengan karakter materi pelajaran , kalau tidak sejarah hanya akan dianggap cerita dongeng yang tidak diyakini kebenarannya. Apalagi di MA yang siswanya masih dalam tahap pengenalan sejarah bangsa perlu memformulasikan sejarah itu dalam sajian yang menarik. Maka sangatlah tepat guru menggunakan media.
Pada umumnya bahwa jarang guru yang menggunakan media dalam pembelajaran sejarah. Guru lebih banyak bercerita,dan hanya sekali-sekali memberikan pertanyaan pada siswa. Termasuk dalam menerangkan silsilah kerajaan Mataram guru tidak menggunakan bagan atau peta konsep sehingga siswa terlalu lama untuk memahami pelajaran tersebut.
Langkah-Langkah Penggunaan Media Bagan dalam Pembelajaran Sejarah  Media bagan dapat dijadikan sebagai alat bantu atau media dalam pembelajaran sejarah terutama dalam penyampaian materi silsilah kerajaan,struktur organisasi dan bebagai peta konsep lainnya.Dalam penggunaan media bagan ini guru dapat melakukan kegiatan sebagai berikut :
a)    Menentukan dan mempersiapkan tema yang akan diajarkan pada siswa
b)   Menetapkan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
c)    Mempersiapkan sarana dan prasarana serta media yang tepat sesuai karakter materi
d)   Kalau materi mengenai silsilah atau ranji kerajaan,memang media bagan lebih tepat digunakan guru. Berikut contoh pembuatan media bagan tentang silsilah kerajaan Silla Kuno.
Gambar. 2.7 Bagan silsilah Kerajaan Silla masa kejayaan

b)      Diagram
Diagram biasanya digunakan untuk memperlihatkan adanya hubungan dan keterkaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Diagram juga dapat digunakan untuk menggambarkan suatu proses atau urutan kejadian dan herarki. Diagram sering dijumpai dalam buku teks, jurnal, dan majalah ilmiah. Diagram memiliki kesamaan dengan chart yaitu dapat menggambarkan adanya hubungan antara suatu konsep dengan konsep yang lain. Pada buku, chart dapat dijumpai dalam bentuk tabel dan flowchart.
Hal ini sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.








Gambar.2.8  Diagram prosentase Samhan (Negara Konfederasi)

c)      Grafik
Grafik digunakan untuk memberikan penjelasan tentang data numerik. Setiap unsur visual yang terdapat di dalam grafik mewakili suatu data numerik. Selain itu, grafik juga dapat menggambarkan adanya keterkaitan antara unit yang terdapat dalam data berikut kecenderungannya (tendency). Grafik sebagai suatu medium komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu: grafik batang, grafik gambar, grafik lingkaran, dan grafik garis.
Dalam proses belajar mengajar, utamanya dalam pembelajaran sejarah grafik mempunyai fungsi untuk memperlihatkan perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan sederhana, terutama pada penyajian secara statistik. Disini dapat diperlihatkan contohnya yaitu berupa grafik dinamika kepemimpinan dari Dinasti Silla pada masa kejayaannya. Dari grafik ini siswa dapat melihat secara jelas bagaimana dinamika kepemimpinan tersebut dan tentunya akan lebih mempermudah dalam memahaminya dan akan lebih cepat tertanan dalam memomi siswa karna disajikan dalam bentuk grafik. Tidak kebanyakan guru pada umumnya yang hanya membacakan materi tentang sejarah
Gambar. 2.9 Graafik Dinamika pertumbuhan ekonomi pasca orde baru


d)     Poster
Poster dirancang untuk menyalurkan informasi dengan visualisasi ide atau pesan yang meriah, atraktif, akan tetapi ekonomis. Poster yang baik menunjukkan adanya:
(1)   tujuan untuk sesuatu keperluan tertentu,
(2)   penampillan yang tegas dan jelas, sehingga orang yang membaca atau mengamati tidak ragu-ragu akan pesan yang terkandung,
(3)   warna-warna yang meriah dan menarik perhatian berfokus pada topik atau judul tertentu,
(4)   cukup lebar agar mudah dibaca dan dicerna dalam sekejap.
Poster merupakan konsep visual yang terdiri dari kombinasi antara garis, warna dan kata-kata (teks). Medium poster ditujukan untuk menangkap dan mempertahankan perhatian orang (eye cathing) agar mereka dapat memahami pesan yang terdapat di dalamnya.
Dalam pembelajaran sejarah media poster dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian siswa hal ini berkaitan erat dengan pandangan siwa mengenai pelajaran sejarah yang membisankan dan cenderung hanya menghafal saja. Dengan pemanfaatan media poster maka hal ini dapat disiasati. Contohnya seperti poster dari ratu pertama di keraajaan kuno Kkorea yaitu Ratu Seondeok (623-647 SM).
 








Gambar. 2.10  Poster Sejarah Kerajaan Kuno Korea


e)      Kartun
Kartun merupakan format bahan grafis yang paling populer sebagai suatu medium komunikasi. Kartun didefinisikan sebagai gambar atau karikatur yang dapat memberikan informasi tentang orang atau peristiwa. Medium ini sering diterbitkan dalam media cetak seperti koran, bahan-bahan periodik dan buku. Kartun biasanya berisi informasi yang aktual tentang tokoh, kebijakan dan peristiwa yang tengah berlangsung. Kartun merupakan medium komunikasi yang mudah dimengerti.
Medium ini seringkali digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang lucu tanpa mengurangi maksud dan tujuan informasi yang ingin disampaikan. Kartun dapat juga menunjukkan waktu terjadinya suatu peristiwa. Medium kartun dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi pada pemirsa atau audience yang beragam - usia, kondisi social, dan ekonomi.
Media Kartun Dapat Dipakai Dalam Pembelajaran Sejarah/IPS, hal ini dikarenakan beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)   Kartun Memiliki Pengaruh Visual Langsung
(2)   Kartun digemari oleh kalangan Usia
(3)   Pesan/isi kartun dapat segera direspons oleh setiap orang menurut interpretasi pribadi
(4)   Dapat mengembangkan beragam interpretasi untuk memperkaya materi pembelajaran. Contohnya adalah







Gambar. 2.11  Kartun Sejarah Pembakaran buku-buku dari penganuut ajaran konfusium pada masa kaisar Qin Sihuangdi (Dinasti Qin?
Kartun dapat dipakai sebagai sarana untuk mengembangkan imajinasi siswa tentang peristiwa sejarah. Dalam Pembelajaran sejarah kartun dapat digunakan untuk berbagai hal diantaranya adalah :
(1)   Mengembangkan penguasaan fakta.
(2)   Pemahaman kesejarahan
(3)   Interpretasi dan analisis kesejarahan
(4)   Kemampuan melakukan penelitian kesejarahan
(5)   Kemampuan dalam mengembil keputusan dan analisis mengenai isu sejarah
(6)   Kartun dapat dipakai sebagai sarana untuk mengembangkan pemahaman siswa
(7)   Kartun dapat dipakai sebagai sarana untuk mengevaluasi pembelajaran.
 

  
BAB 3. PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Penggunaan berbagai jenis media dalam proses pembelajaran dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Banyak sekali media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan di dalam menyampaikan materi ajar agar lebih efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Namun kalau kurang tahu  jenis-jenisnya maupun kelebihan dan keterbatasannya setiap media tersebut tentunya hasilnya tidak akan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk seorang guru yang profesional, pengetahuan tentang macam-macam media pembelajaran adalah sesuatu hal yang sangat diperlukan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, seorang guru dalam menyampaikan materi (proses belajar mengajar) akan lebih menarik bagi peserta didik (siswa). Media pembelajaran ini dapat dibuat oleh guru atau bersama-sama dengan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA


1.        Dr. Benny A. Pri. Modul Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya. Rumah Belajar. http://belajar.kemendikbud.go.id
2.        Ari Nuryanto.  Materi Mediai Pembelajaran. Universitas Negeri Yogyakarta.
3.        I Wayan Santyasa. Media Pembelajaran. Universitas Pendidikan Ganesha
4.        UNIMED-Undergraduate-22802-6. BAB II HERRYSON



Tidak ada komentar: