(Disusun
guna untuk memenuhi tugas UAS mata
kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi)
Dosen
Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.
Disusun oleh:
Eka Ariska Putri (120210302005)
Kelas B
PRODI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bovee menyatakan media adalah
sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Sanaky,2011:3). Media
juga merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar baik dalam pendidikan
formal maupun informal (Widada, 2010:99). Dalam proses pembelajaran media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan
siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar (Santyasa, 2007:3). Heinich,
Molenda, dan Russell (1993) mendefinisikan media sebagai alat saluran
komunikasi. Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti
"perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan
penerima pesan (a receiver).
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat proses belajar
mengajar yang pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses
komunikasi tersebut, guru bertindak sebagai komunikator (communicator) yang
bertugas menyampaikan pesan pendidikan (message) kepada penerima pesan (communican)
yaitu anak. Agar pesan-pesan pendidikan yang disampaikan guru dapat
diterima dengan baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi pendidikan
tersebut diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media
pendidikan/pembelajaran.
Seorang guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran harus memiliki gagasan yang ditunjukan
dalam desain pembelajaran, sebagai titik awal dalam melaksanakan komunikasi
dengan siswa. Karena itu, diperlukan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat
menunjang proses komunikasi serta tujuan dari komunikasi. Agar proses
komunikasi pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien, guru perlu
menggunakan media untuk merangsang siswa dalam belajar. Jadi pada prinsipnya
media bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, hal ini bukan saja
membuat penyajian menjadi lebih konkrit, tetapi juga ada beberapa kegunaan yang
lain.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, yang menjadi pokok penulisan pada makalah
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)
Bagaimana hakekat
dari Media Pembelajaran ?
2)
Bagaimana jenis –
jenis dari Media Pembelajaran ?
3)
Bagaimana
pemanfaatan Media dalam pembelajaran Sejarah ?
1.3
Tujuan
Sejalan dengan
rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini diantaranya adalah :
1) Untuk mengetahui dan memahami hakekat
dari Media Pembelajaran.
2) Untuk mengetahui dan memahami jenis –
jenis dari Media Pembelajaran.
3) Untuk mengetahui dan memahami pemanfaatan
Media dalam pembelajaran Sejarah.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Media Pembelajaran
a.
Pengertian Media Pengertian
Kata media berasal dari bahasa
latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’ atau
’pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Menurut kamus besar bahasa
indonesia, pengertian media adalah alat atau sarana komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media disebut juga
alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang
dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara
berkomunikasi lebih efektif dan efisien (Agung, 2011). Tanpa adanya media,
kemungkinan besar tidak akan terjadi proses pembelajaran. Oleh sebab itu,
penting sekali bagi pengajar untuk menyediakan dan menggunakan media untuk
proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar ( Sanaky, 2011:3).
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2010:57). Manusia terlibat
dalam system pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenagalainnya, seperti
tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur,
fotografi, slide, film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan
terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur
meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik belajar, ujian dan
sebagainya.
Sementara Arif S. Sadiman, dkk
dalam Sanaky (2011) menyatakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima
melalui saluran atau media tertentu. Untuk itu proses komunikasi harus
diciptakan dan diwujudkan melalui kegiatan peyampaian pesan, tukar menukar
pesan atau informasi dari setiap pengajar kepada pembelajar atau sebaliknya.
Dari beberapa pendapat diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan sarana komunikasi
yang dipakai untuk menyampaikan pesan dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
Proses pembelajaran mengandung lima
komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media
pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Penggunaan media dalam proses
pembelajaran juga harus disesuaikan, oleh sebab itu pengajar harus dapat
memilih media pembelajaran yang baik untuk digunakan saat mengajar. Media
pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
kesesuaian dengan materi pembelajaran, kemudahan dalam penggunaan, dan menarik
bagi peserta didik, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang optimal (Widada,
2010:99).
b. Posisi
media pembelajaran.
Oleh karena proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media
pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan pada
b. Fungsi Media Pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran,
media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju
penerima (siswa). Sedangkan metode adalahm prosedur untuk membantu siswa dalam
menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran (Santyasa,
2007). Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media
dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin
timbul dalam proses pembelajaran.
Tiga kelebihan kemampuan media
(Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al 2001 dalam Santyasa, 2007),
yaitu : Pertama, kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap,
menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan
kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan,
kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan
diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif,
artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai
macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya,
kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga,
kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar
jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.
Hambatan-hambatan komunikasi
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, verbalisme, artinya
siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi
karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa
cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. Kedua, salah tafsir, artinya
dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini
terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa
menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan
sebagainya.
Ketiga, perhatian tidak
berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan
fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa
melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa
variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.
Keempat, tidak terjadinya
pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang
diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir
yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.
Pengembangan media pembelajaran
hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh
media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul
dalam proses pembelajaran.
Secara rinci, fungsi media
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Menyaksikan
benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan
gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat
memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2) Mengamati
benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya,
atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan
kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
3) Memperoleh
gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung
karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau
terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh
gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan
slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.
4) Mendengar
suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman
suara denyut jantung dan sebagainya.
5) Mengamati
dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar
ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa dapat
mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.
6) Mengamati
peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan
slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus,
pertempuran, dan sebagainya. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah
rusak/sukar diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti
jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.
7) Dengan
mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa dapat
dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan
sebagainya.
8) Dapat
melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video,
proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya
dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung
beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.
9) Dapat
melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan
bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi,
teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu
dihentikan.
10) Mengamati
gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan film atau
video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan
sebagainya.
11) Melihat
bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram, bagan, model,
siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.
12) Dapat
belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing. Dengan
modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan,
kesempatan, dan kecepatan masing-masing.
(Santyasa, 2007).
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien)
melakukannya.
1)
Ciri Fiksatif (Fixative
Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan
ciri fiksatif, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang
terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2)
Ciri Manipulatif
(Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan
karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan
teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Suatu kejadian dapat dipercepat
dan dapat juga diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman
video.
3)
Ciri Distributif
(Distributive Property)
Ciri
distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan
melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah
besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
d. Tujuan media pembelajaran
Sanaky (2011) mengemukakan
tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1)
Mempermudah proses
pembelajaran dikelas,
2)
Meningkatkan
efisiensi prosesmpembelajaran,
3)
Menjaga relevansi
antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan
4)
Membantu
konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
e. Manfaat media
pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam
pembelajaran adalah memperlancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud
membantu siswa belajar secara optimal. Namun demikian, secara khusus manfaat
media pembelajaran dikemukakan oleh Kemp dan Dayton (1985), yaitu :
1)
Penyampaian
materi pembelajaran dapat diseragamkan
Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam
tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat direduksi
dan disampaikan kepada siswa secara seragam.
2)
Proses
pembelajaran menjadi lebih menarik
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar
(audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan prinsip,
konsep, proses atau prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi
lebih jelas dan lengkap.
3)
Proses pembelajaran
menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang dengan benar, media dapat
membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa
media, guru mungkin akan cenderung berbicara “satu arah” kepada siswa.
4)
Jumlah waktu
belajar-mengajar dapat dikurangi
Sering kali terjadi, para guru banyak menghabiskan
waktu untuk menjelaskan materi ajar. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu
sebanyak itu, jika mereka memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.
5)
Kualitas belajar
siswa dapat ditingkatkan
Penggunaan media tidak hanya membuat proses
pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi ajar
secara lebih mendalam dan utuh.
6)
Proses
pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa
tergantung pada keberadaan guru.
7)
Sikap positif
siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih
menarik. Dan hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap
ilmu pegetahuan dan proses pencarian ilmu.
8)
Peran guru dapat
berubah ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan
media, guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan dan mengurangi penjelasan
verbal (lisan), sehingga guru dapat memberikan perhatian lebih banyak kepada
aspek pemberian motivasi, perhatian, bimbingan dan sebagainya.
2.2
Jenis – Jenis Media dan Pemanfaatan Media Dalam
Pembelajaran Sejarah
Jenis
– jenis media dalam pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
1)
Peninggalan Sejarah
a) Pengertian
Manusia
merupakan makhluk yang dianugrai akal dan pikiran. Sehingga mereka selalu
melakukan aktivitas yang dimulai pada masa lampau. Aktivitas manusia pada masa lampau
inilah yang dinamakan sejarah. Didalam aktivitas yang dilakukan manusia pada
masa lampau biasanya meninggalkan jejak-jejak sejarah. Jejak-jejak sejarah
inilah yang akan menuntun generasi selanjutnya untuk mengetahui bagaimana
gambaran hidup manusia pada masa lampau. Contoh dari peninggalan sejarah antara
lain :
(1) Patung
(Arca).
Kebanyakan patung atau arca ini berasal dari kerajaan Hindu dan Budha.
Bentuk Patung itu bermacam-macam. Ada patung dewa-dewa, ada patung Budha, ada
patung yang berupa binatang dan lain-lain. Patung-patung itu terbuat dari batu,
perunggu, atau bahkan emas.
(2) Bangunan.
Bangunan yang bernilai sejarah antara lain.
(a) Candi,
adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu. Candi didirikan sebagai
tempat untuk melaksanakan upacara keagamaan. Contohnya: Candi Borobudur, Candi
Prambanan.
(b) Gedung,
adalah suatu bangunan rumah. Banyak gedung yang mempunyai nilai sejarah.
Contonya: Gedung Stovia, Gedung Soempah Pemuda.
b) Pemanfaatan Media Peninggalan Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah
Untuk
memanfaatkan peninggalan sejarah dalam pembelajaran sejarah, dapat dilakukan
karya wisata mengunjungi situs-situs atau peninggalan-peninggalan sejarah yang
sesuai dengan materi. Menurut Muhibbin Syah ( 2000 ), adalah suatu metode mengajar yang dirancang
terlebih dahulu oleh pendidik dimana proses pembelajarannya dilaksanakan dengan
melakukan perjalanan/peninjauan langsung kesuatu tempat yang sesuai dengan
materi pembelajaran dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan
bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik yang
kemudian dibukukan. Adapun langkah – langkah yang dapat dialkukan untuk
melakukan karya wisata ( Roestiyah; 2001:87) adalah sebagai berikut :
(1)
Persiapan
Guru perlu
menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik,
menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala
sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan
sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
(2)
Pelaksanaan karya wisata
Pemimpin
rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata
tertib yang telah ditentukan bersama mengawasi petugas-petugas pada setiap
seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta
memberi petunjuk bila perlu,
(3)
Akhir karya wisata,
pada waktu
itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun
laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil
kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram,
serta alat-alat lain dan sebagainya.
Tiap-tiap
jenis penelitian memerlukan metodologi yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
penguasaan metodologi penelitian sosial budaya menjadi syarat mutlak bagi para
guru apabila ingin melakukan pengkajian ilmiah. Sehubungan dengan hal ini para
guru perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam bidang penelitian. Sekali lagi MGMP dan MSI Komisariat dapat berinisiatif
dan berperan sebagai penyelenggara kegiatan-kegiatan untuk peningkatan
kemampuan penelitian para guru dalam bentuk lokakarya (workshop) penyusunan
proposal penelitian, metodologi penelitian, dan penulisan laporan atau artikel
ilmiah. Dengan menggunakan cara-cara seperti yang telah diuraikan di atas, maka
kualitas pembelajaran sejarah dan IPS-Sejarah di sekolah dapat ditingkatkan,
yang pada gilirannya dapat menumbuhkan kesadaran sejarah dan kesadaran kultural
peserta didik (siswa).
Peninggalan
peninggalan sejarah ini dapat diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar
mata pelajaran sejarah. Namun meski penggunakan media pembelajaran berupa
peninggalan sejarah dapat diaplikasikan tetapi didalamnya memiliki kelebihan
dan kekurangan.
Kelebihan
dari media peningaalan sejarah ini kaitannya dengann pemanfaatannya untuk
pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)
Dapat mengetahui benda aslinya
(2)
Siswa lebih mudah mengapresiasi dan
menilai suatu karya sejarah
(3)
Memudahkan siswa untuk mensimulasi
sendiri suatu peristiwa sejarah melalui peninggalan sejarah
Kekurangan
dari media peningaalan sejarah ini kaitannya dengann pemanfaatannya untuk
pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)
Tidak bisa dibawa kedalam kelas
untuk dipamerkan kepada siswa
(2)
Membutuhkan biaya untuk bisa melihatnya
(3)
Tidak mampu mewakili suatu peristiwa
sejarah secara keseluruhan
(4)
Keutuhan dan keasliannya tergantung
perawatan
2)
Model: diorama, maket, replika candi, patung
a) Pengertian Media Model
Media model diartikan sebagai alat bantu
mengajar sejarah yang berupa bentuk-bentuk khusus yang bersifat tiga dimensi
yang merupakan tiruan dari unsur-unsur peristiwa sejarah. Dapat berupa istana
raja dengan berbagai kelengkapannya dari suatu jaman tertentu, berbagai
peralatan perang kuno, alat-alat transport dari jaman tertentu, juga bisa
berupa orang-orang (pelaku) sejarah yang terlibat dalam suatu peristiwa atau
miniatur candi.
Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk
mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia. Model suatu benda dapat
dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan benda
sesungguhnya. Model juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti aslinya,
bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang penting.
Macam – macam dari media model diantaranya adalah
diorama, maket, replika candi dan patung
(1)
Diorama
(a)
Pengertian
Diorama
adalah sebuah pameran statis atau diam
yang didesain untuk menyampaikan informasi tentang kejadian nyata yang terjadi
di masa lalu atau sekarang atau menggambarkan masa depan dalam bentuk tiga
dimensi. Untuk lebih menghadirkan efek kehidupan yang nyata, pemandangan
tersebut diberi suatu latar belakang yang sesuai.
(b)
Contoh
Anda dapat melihat diorama
peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia di ruang bagian bawah
Monumen Nasional atau Monas Jakarta. Ataupun diorama yang ada di benteng
vrederburg yang ada di Yogyakarta.
(c)
Pemanfaatan Dalam
Pembelajaran Sejarah
Pada proses pembelajar sejarah, diorama digunakan
oleh guru untuk melukiskan suatu pelajaran atau untuk memperkenalkan suatu
topik utama, misalnya dalam pelajaran sejarah diorama digunakan untuk
melukiskan epik perang di masa lalu.
(2)
Maket
(a)
Pengertian
Maket adalah sebuah bentuk tiga dimensi
yang meniru sebuah benda atau objek dan biasanya memiliki skala. Maket
biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sebuah keadaan. Jadi , maket
digunakan sebagai sebuah representasi dari keadaaan sebenarnya menuju keadaan
yang akan diciptakan.
(b)
Contoh
Karena tidak mungkin atau lebih sulit menghadirkan
banda aslinya di kelas, bisa diatasi dengan memakai benda tiruannya atau
miniaturnya. Misalnya, untuk menerangkan lokasi candi prambanan dan daerah
sekitarnya, bisa dibuatkan miniatur atau maket tentang lokasi kajian tersebut. untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia. miniatur
suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama
dengan benda sesungguhnya. Miniatur juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti
aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang
penting.
(c)
Pemanfaatan Maket
Dalam Pembelajaran Sejarah
Pemanfaatn miniatur dalam media sejarah jelas
sangat bermanfaat untuk menjelaskan kepada pesera didik materi yang sedang
dijelaskan. Misalnya saja pendidik sedang menerangkan materi mengenai peristiwa
proklamasi 17 Agustus 1945. Untuk memperjelas peristiwa tersebut maka akan
lebih mudah dan siswa tidak akan bingung lagi dalam mengambarkan hal tersebut
akan sangan maksimal apabila mnegunakan media miniatur ini.
(3) Miniatur candi
(a) Pengertian
Media tiruan atau miniatur merupakan media tiruan
dari candi yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian rupa dalam
bentuk dan tidak sama dalam hal-hal lainnya. Jadi penggunaannya dalam
pendidikan sejarah, merupakan suatu gambaran tentang suatu yangnyata tetapi di
perkecil atau di replikakan.
Contohnya yaitu seperti replika dari candi
prambanan yang ada di Yogyakarta
(b)
Pemanfaatan Miniatur Dalam
Pembelajaran Sejarah
Pemanfaatan media miniatur candi dalam pembelajaran
sejarah yaitu untuk memberikan gambaran epada siswa seperti apa wujud daricandi
prambanan siswa jugadapat mengamati bagaimana candi prambanan itu tanpa harus
membuang uang untuk pergi ke Jogja. Hal ini akan memperjelas pemahaman siswa
dan tidak akan membuat kabur pemahaman siswa pengenai candi yang ada di
Indonesia khususnya candi prambanan.
(4) Patung
(a) Pengertian
Patung
adalah benda tiga dimensi karya manusia yang diakui secara khusus sebagai suatu
karya seni.
Orang yang menciptakan patung disebut pematung.
Tujuan penciptaan patung adalah untuk menghasilkan karya seni yang dapat
bertahan selama mungkin. Karenanya, patung biasanya dibuat dengan menggunakan
bahan yang tahan lama dan sering kali mahal, terutama dari perunggu
dan batu seperti marmer,
kapur,
dan granit.
Kadang, walaupun sangat jarang, digunakan pula bahan berharga seperti emas,
perak,
jade,
dan gading.
Bahan yang lebih umum dan tidak terlalu mahal digunakan untuk tujuan yang lebih
luar, termasuk kayu,
keramik,
dan logam.
(b) Pemanfaatan Patung dalam pembelajaran sejarah
Pemanfaatan media patung dalam
pembelajaran sejarah yaitu untuk memberikan gambaran secara jelas kepada siswa
mengenai tokoh yang ada dalamperistiwa sejarah yang sedang dijelaskan. Misalnya
saja sang proklamator Indonesia Ir. Soekarno. Hal ini dimaksudkan agar siswa
tidak lagi membanyangkan seperti apa Ir. Soekarno itu, meskipun hal ini
sebenarnya bisa saja mengumakan media lan. Tapi dengan pengumaan media patung
dirasa akan memberikan kesan seperti aslinya karna sifatnya yang tiga dimensi.
b) Pemanfaatan Media Model dalam Pembelajaran
Sejarah
Penggunaan model dalam pengajaran sejarah sebaiknya ditekankan kepada model
buatan siswa sendiri, karena akan lebih menggugah imajinansi siswa. Tentang
bahan-bahan yang digunakan, usahakan yang murah-murah saja (ambil dari
lingkungan setempat). Termasuk jenis model ini ialah diorama, menggambarkan
episode peristiwa sejarah lengkap dengan lingkungan alam di mana peristiwa itu
terjadi. Akan lebih menarik apabila peninggalan sejarah dan model-model
tersebut dikumpulkan dalam suatu tempat, dipamerkan. Pameran dapat diadakan
secara periodik. Hal ini dapat menumbuhkan kebanggaan tersendiri kepada siswa
akan hasil karyanya. Di samping itu, siswa masih dapat mengunjungi pameran di
tempat lain, misalnya di museum-museum.
Kelebihan dari media model ini kaitannya dengan pemannfaatannya dalam
pembelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)
Dengan bantuan model ini,
diharapkan siswa menjadi lebih mampu memvisualisasikan peristiwanya
(2)
Siswa menjadi lebih tertarik
kepada apa yang sedang dipelajarinya.
(3)
Sudah bisa mewakili benda aslinya
(4)
Siswa mudah mengapresiasi dan
menilai suatu karya sejarah melalui apa yang dilihatnya (model/ miniatur
tersebut)
(5)
Bisa dibawa dan dimasukkan
kedalam kelas, bisa dibawa kemana-mana
Dengan bantuan model ini,
diharapkan siswa menjadi lebih mampu memvisualisasikan peristiwanya, dan karena
itu menjadi lebih tertarik kepada apa yang sedang dipelajarinya. Penggunaan
model dalam pengajaran sejarah sebaiknya ditekankan kepada model buatan siswa
sendiri, karena akan lebih menggugah imajinansi siswa.
3)
Peta: atlas, peta dinding, peta sketsa, peta lukisan
a)
Pengertian
Peta
Peta merupakan hasil potretan dari berbagai peristiwa /
kejadian, obyek yang dituangkan dalam bentuk gambar, garis, simbol-simbol maupungambaran
dari obyek tertentu. Pete dalam pembelajaran pengatahuan sosial berfunsi untuk
penyamapaian materi agar lebih mudah diterima siswa sehigga dapat membantu
kelancaran efektivitas dan efesiensi dalam mancapai tujuan materi pembelajaran.
Menurut Suharyono peta adalah gambaran permukaan bumi yang
digambarkan dalam suatu bidang datar (Afrid, 2002). Dilihat dari keunggulan
menggunakan peta dalam media pembelajaran khusunya pada topik lingkungan
sekitar dapat memberi pengatuhan dan pengalaman pada siswa baik tentang posis
geografis, keadaan alam serta persebaran penduduk didaerah / lokasi tertentu.
Demikian pulan dilihat dari keefektifan bagi guru dengan menggunakan media peta
dapat membantu dalam menyampaikan pesan materi secara lebih mudah kepada siswa
Manfaat yang dirasakan guru dalam menggunakan media peta
yaitu pembelajaran lebih efektif sehingga tujuannya berhasil dengan baik dan
memberi pengatahuan kepada siswa untuk mengkomgritkan pesan-pesan materi yang
abstrak. Hal ini sesuai pendapa Piaget, bahwa anak-anak yang berusia 6-12 tahun
masih berada pada tahap kemampuan berpikir kongkrit. Untuk memahami
konsep-konsep yang abstrak, diperlukan alat bantu media, antara lain peta
sebagai visualisasi. Dengan media peta membuat materi pelajaran lebih menetap
atau tida mudah dilupakan siswa.
b)
Pemanfaatan
media Peta dalam pembelajaran sejarah
Peristiwa sejarah pasti tidak dapat
dilepaskan dari tempat di mana peristiwa
tersebut terjadi. Siswa tidak cukup hanya mengetahui mengapa dan
bagaimana peristiwa itu terjadi, tetapi juga di mana peristiwa itu terjadi.
Apabila faktor tempat ini diabaikan, maka pengetahuan siswa tentang suatu
peristiwa bisa menjadi pincang. Apalagi
bila tinjauan geografis yang dipakai, maka
peran peta sejarah menjadi demikian
mutlak. Dalam banyak hal, penggunaan peta sejarah sebagai media
pengajaran sejarah bukanlah sekedar alat bantu, tetapi merupakan bagian
integral dari bahan pengajaran itu sendiri (Widja, 1989: 65).
Tentang hal ini mudah saja dipahami,
apabila diingat bahwa suatu peristiwa sejarah itu di samping memiliki unsur
waktu juga memiliki unsur tempat atau ruang yang tidak bisa diabaikan. Dengan
demikian, penggunaan peta sejarah, yang tidak lain adalah lukisan visual dari
ruang/tempat di mana peristiwa itu terjadi (Widja, 1989: 66), adalah mutlak
dalam pengajaran sejarah. Hanya dengan menggunakan peta sejarah, visualisasi
yang menyangkut posisi ruang sauatu kejadian bisa diwujudkan dengan lebih jelas
di hadapan siswa. Misalnya dalam hubungan penggambaran luas wilayah suatu kerajaan
(dengan batas-batas wilayahnya), geomorfologis, tofografis wilayah tersebut,
distribusi penduduk, agama maupun bahasa serta mata pencaharian tertentu,
kaitan wilayah dengan lautan yang menentukan kemajuan perdagangan/pelayaran
suatu bangsa, dsb. (Widja : 66).
Tentang pentingnya peta sejarah
dalam pengajaran sejarah, CP Hill (1956: 46-47) menyebutkan, pertama,
memberikan pengertian tentangsuatu tempat, sekecil apapun, itu adalah penting
bagi pengajaran sejarah (bandingkan dengan pendapat Widja di atas); dan kedua,
peta sering kali merupakan alat pendorong yang tepat untuk penerangan dalam
pikiran anak-anak. Lebih jauh Hillmenyarankan agar sebaiknya setiap anak
memiliki atlas sejarah sejak umur 10 tahun. Sedangkan Daldjoeni (1982: 7)
berpendapat bahwa, geografi tanpa sejarah itu bagaikan jerangkong tanpa gerak,
sedangkan sejarah tanpa geografi itu bagaikan kelana tanpa tempat tinggal.
Dalam mata pelajaran sejarah perlu untuk menunjukkan
daerah-daerah yang sedang menjadi topik pembicaraan, contohnya yaitu ketika
mata pelajaran sejarah sedang membahas daerah-daerah yang menjadi pusat
peradaban Islam pada masa lampau. Sebagai contoh adalah pada pembahasan
Kejayaan Islam pada Masa Daulah Umayyah di Andalusia, perlu untuk ditunjukkan
letak Andalusia supaya peserta didik dapat mengetahui di manakah letak
Andalusia. Selain peta, lebih baik lagi dengan didukung globe, sehingga peserta
didik diharapkan dapat lebih memahami daerah Andalusia, letak dan posisinya
secara geografis, posisi belahan dunia Andalusia, dapat pula menunjukkan posisi
Andalusia terhadap Indonesia, dengan menunjukkan keadaan yang terlihat lebih
nyata, dan lebih mudah dibayangkan oleh peserta didik. Selain itu, dengan
globe, maka dapat dilihat pembagian darat dengan lautan secara jelas. Dengan menggunakan
globe dalam pembelajaran sejarah Islam dapat ditunjukkan:
(1) Benua
satu dengan benua lain secara keseluruhan. Jika dicontohkan pada pembahasan
Kejayaan Islam pada Masa Daulah Umayyah di Andalusia maka dapat dilihat
batas-batas kekuasaan secara keseluruhan.
(2) Bagian
bumi yang berputar pada sumbunya, maka dapat diketahui tentang musim yang ada
di Andalusia dan yang berhubungan dengan perputaran bumi pada sumbunya.
(3) Garis
Khatulistiwa, garis lintang utara dan selatan, garis bujur barat dan timur,
sehingga dapat diketahui letak Andalusia secara geografis.
Mengenai jenis-jenisnya, atas dasar
penggunaannya, Widja membaginya sebagai berikut (1989: 66-67):
a)
Atlas,
Atlas merupakan peta-peta yang disusun dalam bentuk
atlas yang khusus disiapkan untuk tujuan menunjang pengajaran sejarah untuk
berbagai periode dan skup. Peta semacam ini sering disebut "Atlas
Sejarah". Di Indonesia belum merupakan tradisi membuat "Atlas
Sejarah". Satu-satunya yang pernah ada adalah Atlas Sejarah yang disusun
Muh. Yamin pada tahun 1956.
Dalam
mata pelajaran sejarah, atlas
diperlukan untuk menunjukkan daerah-daerah yang sedang menjadi materi dan topik
pembicaraan atau pembahasan. Contohnya yaitu ketika mata pelajaran sejarah
sedang membahas daerah-daerah yang menjadi pusat Peradaban Islam pada masa
lampau.
b)
Peta Dinding,
Peta diinding merupakan peta yang sengaja dibuat dengan ukuran yang
cukup besar untuk bisa digantungkan di dinding, sehingga lebih mudah dipajang
di depan klas, dan dengan mudah dapat dilihat seluruh siswa. Sebagai peta
sejarah, peta dinding perlu mencantumkan berbagai informasi yang dapat
menunjang berbagai uraian sejarah, seperti tempat-tempat peristiwa terjadi,
luas wilayah, garis-garis dengan ujung panah untuk menunjukkan gerakan suatu
kejadian, dsb.
Bahan pembelajaran peta berupaya menjelaskan perubahan yang terjadi pada suatu
tempat. Perubahan yang terjadi di suatu tempat tersebut dapat digambarkan pada
peta sesuai dengan temporalnya. Contoh peta pada masa prasejarah yang akan
lebih tampak yaitu simbol-simbol kebudayaan karena pada masa tersebut yang
tampak perubahannya adalah kebudayaannya.
Gambar.2.4 peta dinding tentang
wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit
c)
Peta Sketsa
Berbeda dengan atlas dan peta dinding yang memuat
berbagai macam detail seperti digambarkan di atas, maka peta sketsa hanya
bersifat sederhana, hanya memuat lukisan ruang secara garis besar saja, dan
biasanya hanya berisi ilustrasi yang bersifat sketsa tentang fakta-fakta khusus
dalam hubungan suatu peristiwa yang dikerjakan sendiri oleh guru/siswa di papan
tulis atau di kertas khusus. Adakalanya bisa berupa peta "buta".
Pemanfaatan peta sketsa dalam pembelajaran sejarah,
selain untuk menunjukan letak suatu wilayah. Pemanfaatan dari peta sketsa dalam
pembelajaran sejarah diantaranya adalah untuk mempermudah dalam pendidik
menerangkan materi kesejarahan pada siswa misalnya saja ingin menerangkan
persebaran penduduk di wilayah asia tenggara. Maka pendidik harus menunjukan
bagaimana alur persebaran penduduk atau imigrasi yang akhirnya membentuk
masyarakat di wilayah asia tenggra.
Gambar. 2.6 Peta Gambar dari
Jalan KA Maut
Muaro-Pekanbaru, kerja pksa pada msa pemerintahan belanda tahun 1920-an
d)
Peta Lukisan/Gambar
Berbeda dengan jenis-jenis di atas, maka peta jenis
ini ditambahkan banyak lukisan/gambar/foto dari peristiwa-peristiwa yang
disebut. Bila peta pelayaran/perdagangan, maka perlu ditampilkan gambar/foto
kapalnya, nakodanya, dsb.
Gambar. 2.6 Peta Gambar dari
Francoiis Valentine abad XVIII
Alat Informasi Peta lukisan mengandung banyak
informasi. Informasi itu ditampilkan dalam bentuk simbol-simbol. Biasanya mengambarkan keadaan di suatu wilayan. Hal ini
memberikan manfaat utamanya untuk pembelajaran sejarah adalah memberikan
penjelasan kepada siswa bagaimana kontur dari suatu wilayah yang sedang
dibicarakan. Sehingga tidak terjadi salah tafsir.
4)
Ruang sejarah
a) Pengertian
Widja (1989: 70) menyebutnya dengan
"Ruang Sejarah", yaitu suatu ruangan khusus yang merupakan tempat
peragaan dan pemantapan pelajaran sejarah. Tempat ini bukan sekedar berfungsi
memperagakan benda-benda sejarah, namun lebih dari itu adalah tempat pemantapan
pelajaran sejarah, sebab di situ termasuk juga kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan murid menghayati arti sejarah secara lebih mendalam..
Harus diakui
bahwa, jenis media ini memang masih tergolong ideal. Di samping memerlukan dana
yang tinggi, juga barangkali dipandang belum perlu. Hal ini berkaitan dengan
penilaian umum terhadap mata pelajaran sejarah, yang tidak lebih dari pelajaran
yang hanya menghafalkan fakta-fakta mati dan lepas-lepas, seperti nama-nama
raja dan angka-angka tahun.
Laboratorium
adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat
merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Laboratorium adalah
suatu ruangan yang tertutup di mana percobaan eksperimen dan penelitian
dilakukan (Depdikbud : 1995, 2003). Laboratorium adalah tempat belajar mengajar
melalui metode pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar di mana
siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi
gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
Berdasarkan definisi tersebut,
laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan
maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau
bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan
terbuka seperti kebun dan lain-lain.
b)
Contoh
Universitas PGRI
Yogyakarta (UPY) telah mengembangkan Laboratorium sejarah untuk mendukung
proses belajar mengajar pada Prodi Sejarah, sehingga paserta didik dapat mengoptimalkan
diri dan lebih aktif, inofatf serta kreatif dalam belajar di kampus. Selain
mendapatkan cakupan materi sejarah tematis peserta didik juga mendapatkan
tambahan ilustrasi peristiwa dari model alat peraga yang disajikan sehingga
akan mendukung imajinasi peserta didik dalam merekontruksi peristiwa tersebut.
c)
Pemaanfaatan
dalam Pembelajaran Sejarah
Laboratorium
Sejarah merupakan suatu media pembelajaran sejarah yang efektif karena di dalam
Lab. Sejarah peserta didik dapat mengadakan pembelajaran sejarah, kajian
ilmiah, persentasi, diskusi, praktikum dan lain-lain. Selain itu juga di
dalam Lab. Sejarah disajikan berbagai perangkat pembelajaran
sejarah diantaranya: alat peraga, kolesi maket, koleksi diorama, koleksi repro,
koleksi numistik, koleksi peta, koleksi artefak dan lain-lain, sehingga
memudahkan para peserta didik untuk lebih mendalami materi yang sedang di
pelajari.
d)
Media Audio: tape recorder, radio
a)
Pengertian
Media audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media
untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang
auditif, baik verbal (kedalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non
verbal. Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) media audio untuk
pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara
atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Media
audio merupakan jenis media
spesifik yang efektif dan efisien untuk digunakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Walaupun jenis media ini dapat digunakan untuk
menyampaikan hampir semua jenis informasi dan pengetahuan, namun sejumlah ahli
berpandangan bahwa media audio sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran
tentang kemampuan berbahasa dan juga seni.
Jenis – jenis
dari media audio diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)
Radio
(a) Pengertian
Radio adalah media auditif yang hanya bisa dinikmati
dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan
melalui gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio. Radio adalah
sistem komunikasi yang menggunakan udara atau ruang antariksa sebagai bahan
antara (medium) yang bentuk umum sistemya adalah sebuah pemancar yang
memancarkan dayanya melalui antena kearah tujuan dalam bentuk gelombang
elektromagnetis.
(b)
Contoh
Pada
tahun-tahun lalu pernah radio swasta menyiarkan serial "Saur Sepuh"
dan "Tutur Tinular". Pengamatan sepintas menunjukkan bahwa penggemar
drama radio itu cukup luas. Apabila "cerita sejarah" itu diperbanyak
muatan sejarahnya, maka tak ayal lagi radio adalah media bagus untuk
memasyarakatkan sejarah. Apabila
cerita itu direkam, maka media tape recorderlah yang berperan. Kelebihannya
dari radio, tape lebih praktis, tidak terikat oleh jam siaran, yang berarti
dapat diputar setiap saat dan dapat diulang-ulang.
(c)
Pemanfaatan Radio dalam
pembelajaran sejarah
Penggunaan radio sebagai media pendidikan cukup
efektif karena radio memiliki jangkauan yang luas. Penduduk yang buta huruf
dapat mendengarkan dan mengerti secara efektif informasi-informasi dengan
bahasa lisan, yaitu melalui radio.
Pemanfaatan media radio dalam pembelajaran Sejarah, Radio
menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk pendidikan, karena
memperkaya pengalaman pendidikan dan ide-ide yang kreatif. Dengan demikian,
alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang berpengaruh dalam pendidikan.
Masalah penggunaannya tergantung bagaimana filsafat pendidikan yang dianut, dan
kesadaran atas potensi yang dimaksud tadi. Melalui
siarannya (bila dikemas secara khusus) dapat menyampaikan cerita-cerita
sejarah. Cerita-cerita kepahlawanan lokal (bahkan bisa dongeng atau legenda),
dapat diangkat ke tingkat nasional melalui radio. Apalagi siaran radio
berlangsung pada pagi hari, siang dan malam hari. Apabila dikemas secara khusus
(oleh tim ahli sejarah), maka semua sekolah dapat memanfaatkan media radio ini.
(2) Tape Recorder
(a)
Pengertian
Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa Tape
Recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware
dan software. Hardware berupa Tape Recorder, sementara itu software-nya adalah
kaset yang berisi pesan. Tape Recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran
menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain
seperti berbicara, menulis, sastra, dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media
ini.
(b)
Contoh
Pada
tahun-tahun lalu pernah radio swasta menyiarkan serial "Saur Sepuh"
dan "Tutur Tinular". Pengamatan sepintas menunjukkan bahwa penggemar
drama radio itu cukup luas. Apabila "cerita sejarah" itu diperbanyak
muatan sejarahnya, maka tak ayal lagi radio adalah media bagus untuk memasyarakatkan
sejarah.
(c)
Pemanfaatan tape recorder dalam
pembelajaran sejarah
Pemanfaatan media Tape Recorder sebagai Media Pembelajaran Sejarah, Melalui
siarannya (bila dikemas secara khusus) dapat menyampaikan cerita-cerita
sejarah. Cerita-cerita kepahlawanan lokal (bahkan bisa dongeng atau legenda),
dapat diangkat ke tingkat nasional melalui radio. Apalagi siaran radio
berlangsung pada pagi hari, siang dan malam hari. Apabila dikemas secara khusus
(oleh tim ahli sejarah), maka semua sekolah dapat memanfaatkan media radio ini.
Apabila cerita itu direkam, maka media tape recorderlah yang berperan.
Kelebihannya dari radio, tape lebih praktis, tidak terikat oleh jam siaran,
yang berarti dapat diputar setiap saat dan dapat diulang-ulang.
Dengan radio dan Tape Recorder guru akan lebih
memotivasi siswa dalam pembelajaran serta mengurangi tingkat kebosanan siswa
dalam pembelajaran. Dongeng yang diceritakan melalui radio memberikan kesan
yang lebih menarik karena sudah disempurnakan dengan kombinasi suara yang dapat
menambah motivasi siswa untuk mendengarkan cerita. Fungsi lain dari radio yaitu
dapat memberikan informasi secara serentak kepada seluruh siswa, sehingga dapat
mengefisiensikan waktu.
e)
Media Audio visual : TV, film, video
Media Pembelajaran Audiovisual adalah
satu unit media pembelajaran elektronik yang secara bersama-sama menampilkan auditif
(pendengaran ) dan visual ( penglihatan ) sebagai sumber belajar dan sebagai
penyalur informasi dari bahan – bahan pelajaran yang disampaikan guru kepada
peserta didik dalam proses belajar mengajar. Contoh jenis media ini yaitu TV,
film dan video. Ketiga jenis media ini merupakan gabungan dari media dengar
dengan media pandang. Perbedaan nyata terletak pada tingkat kesulitan pengadaannya,
yang bertalian erat
dengan tingkat kemahalannya.
Jenis jenis darimedia audio
visual diantaranya termasuk Film, Video dan TV berikut ini :
a)
Film
(1)
Pengertian
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan
suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu.
(Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa
saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat
mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.
Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada
pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.
(2)
Contoh
Memang film sejarah selalu identik dengan film
dokumenter, hingga pertanyaan siswa tersebut pun tidak bisa disalahkan juga.
Tapi mereka berubah mimik wajahnya menjadi lebih ceria ketika penulis
menyebutkan film sejarah yang akan ditonton adalah film sejarah Soe Hok Gie,
yang diperankan oleh Nicholas Saputra, garapan Riri Riza, yang pada tahun 2005
sempat menjadi box office di bioskop-bioskop 21 di Indonesia.
Lalu apakah film sejarah Soe Hok Gie sudah menjadi
jaminan anak-anak akan memperhatikan, sejak dari awal film tersebut di putar
sampai habis. Pastinya Tidak!. Karena sebagus apa pun film sejarah, pasti ada
saja beberapa siswa yang kurang begitu suka dengan film sejarah. Dan penulis
sebagai pengajar tidak mau kehabisan akal, bagaimana sistemnya agar siswa mau
belajar dari film tersebut dan menyimak dari awal sampai selesai?.
(3)
Pemanfaatan Film
dalam pembelajaran Sejarah
Pemanfaatan
media film dalam pembelajaran sejarah dianggap sangat ampuh hal ini dikarenkan sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan
gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika
menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat
menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens.
Penggunaan yang bijaksana dari jenis media ini akan memberikan pengalaman
belajar yang luar biasa efektif bagi siswa. Film dirasa sangat cocok sebagai
media pembelajaran sejarah, hal ini dikarenakan peristiwa sejarah yang telah
lewat kejadiannya dan tidak bisa dihadirkan kembali kehadapan siswa peristiwa
tadi. Oleh karena itu melalui fisualisasi dalam bentuk film dirasa akan sangat
membantu dalam hal pembelajaran.
Dalam
pengajaran, manfaat film sangat jelas. Tapi tidak semua peristiwa sejarah yang
ada di filmkan. Alangkah beruntungnya pengajaran sejarah seandainya semua
peristiwa dapat difilmkan. Apalagi bila pengadaannyapun relatif gampang dan
murah. Sebagai media pengajaran sejarah, film memang sangat efektif. Namun
harus diakui bahwa, biayanya memang sangat mahal, dan memperolehnyapun tidak
mudah.
b)
Video
(1)
Pengertian
Video sebagai media Audio-Visual yang menampilkan
gerak. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta, fiktif, informative, edukatif,
instruksional. Media video merupakan salah satu jenis media audio visual,
selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa
dikemas dalam bentuk VCD.
(2)
Contoh
(3)
Pemanfaatan Video dalam
pembelajaran sejarah
Video sebagai media pembelajaran sejarah mempunyai
kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut :
(a)
Dapat menarik perhatian untuk
periode-periode yang singkat
(b)
Dengan alat perekam pita video
sejumlah besar penonton memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis
(c)
Menghemat waktu
(d)
Bisa mengamati lebih dekat objek
yang sedang bergerak
Agak
lebih murah dari film adalah video. Manfaat video bagi pengajaran sejarah tidak
jauh berbeda dengan film. Walaupun media ini lebih murah dibanding film, toh
baru sedikit sekolah yang memilikinya. Itupun belum tentu pernah dimanfaatkan
untuk pengajaran sejarah. Mengapa? Boleh jadi karena kaset rekaman video
tentang materi pelajaran sejarah memang masih sulit ditemukan.
c)
TV
(1)
Pengertian
Televisi
berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh
dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau
penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. (Kamus Internasional Populer:
196).Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita jumpai dan
dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau
komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman
dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah,
rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan
lain-lain.
(2)
Contoh
Siaran-siaran televisi mengenai kesejarahan yang biasanya
ditayangkan pada waktu-waktu tertentu. Misalnyasaja pada 17 Agustus yang
biasanya akan banyak stasiun Televisi yang akan menyiarkan bagaimana sejarah
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
(3)
Pemanfaatan TV
dalam pembelajaran Sejarah
Tayangan TV
banyak berisi informasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPS SMP/SMA
seperti misalnya permasalahan sosial yang nampak dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahan sosial seperti pengangguran, kriminalitas, kenakalan remaja dan
anak-anak, konflik antarwarga, dan lain-lain yang dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari juga sering disiarkan dalam berita di TV tidak terkecuali
hal-hal yang berkaitan dengan sejarah. Oleh karena itu, agar para siswa menjadi
pembelajar yang aktif yang bisa menemukan dan melaporkan apa yang mereka lihat dan rasakan maka
fasilitasilah mereka dengan kegiatan menonton beritadi TV.
Dibanding
dengan film dan video, televisi (TV) lebih murah lagi. Tingkat pemilikannyapun
lebih luas, dan pengoperasiannya sudah ditangani secara khusus. Hanya saja,
materi sejarah dalam siarannya belum ditangani secara khusus. Dulu pernah ada
tayangan cukilan-cukilan sejarah (pahlawan) lokal, namun sekarang sudah tidak
ada lagi. Sudah adanya siaran TV pada pagi hari, bisa sangat menguntungkan
pihak sekolah seandainya ada program siaran pendidikan (tak terkecuali
pelajaran sejarah). Akhir-akhir ini, TV swasta menyiarkan sebuah serial "Tutur
Tinular" yang cukup digemari pemirsa. Apabila serial itu muatan sejarahnya
ditambah, maka bisa dipakai untuk media pengajaran sejarah.
Tugasilah
para siswa untuk menyaksikan berita tersebut serta melaporkannya secara
tertulis atau lisan mengenai topik yang mereka saksikan. Untuk menyaksikan tayangan TV yang dianggap akan berpengaruh
buruk pada para siswa maka mintalah orang tua mereka untuk mendampinginya.
Orang tua dapat diminta menjelaskan tentang pentingnya perbuatan untuk
menghindari perbuatan - perbuatan buruk yang disaksikan di TV. Langkah berikut
dapat dilakukan diantaranya adalah :
(1)
Mintalah para siswa untuk membaca
terlebih dahulu buku teks yang relevan dengan pokok bahasan yang akan
dikembangkan.
(2)
Tugasi mereka untuk menyaksikan
salah satu atau beberapa satasiun TV pada jam tertentu, misalnya pagi hari
sebelum sekolah dan sore hari sepulang sekolah.
(3)
Mintalah para siswa untuk mencatat
informasi dari berita TV tersebut megnenai topik yang relevan.
(4)
Tugasi mereka untuk membat laporan
mengenai apa yang mereka saksikan dalam berita TV tertentu mengenai topik
tertentu secara tertulis sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
(5)
Apabila sarana tersedia, para siswa
dapat difasilitasi dengan kegaitan menonton berita TV bersama - sama di kelas.
(6)
Kegitan mengumpulkanninformasi dari
berita TV dapat dikembangkan bersama-sama dengan ekgitan menyimak dari berita
Radio.
f)
Media Proyeksi: OHP, film strip, slide, LCD
Dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan
disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan,
gambar, bagan dll akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa.
Penggunaan media proyeksi ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan
penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang
telah disiapkan. Yang dimaksud dengan gambar mati (still picture) adalah
berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna ataupun
hitam = putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat
atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa di dalam kelas dengan jalan
diproyeksikan ke suatu layar (screen) .
Jenis
– jenis dari media proyeksi yang dapapt dimanfaatkan dalam rangka pembelajaran
diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)
Overhead Projector + Overheat
Transparance (OHP + OHT)
(a) Pengertian
Overhead
Projector (OHP), adalah projektor yang dipergunakan untuk memprojeksikan objek
diam yang tembus cahaya (transparan). Projeksi diterima oleh layar atau
alternatifnya, sebagai misal dinding. Objek yang dimaksud adalah filem
transparansi (misal: polifinil asetat) yang diberi tulisan atau gambar,
sehingga bila diprojeksikan, pada layar akan tergambar bayangan tulisan atau
gambar yang ada pada filem transparansi. Sesekali objek dapat berupa benda yang
tidak tembus cahaya, akan tetapi mempunyai bentuk tertentu yang bila
diprojeksikan akan dapat memvisualisasikan suatu gagasan. Sebagai misal,
gagasan tentang fondasi atau posisi duduk pada suatu diskusi, dapat
divisualisasikan dengan menggunakan beberapa uang logam limapuluh rupiahan,
menggambarkan peserta diskusi, dan sebuah uang logam seratus rupiahan
menggambarkan moderator. Letak uang logam limapuluh rupiahan dapat
dipindah-pindahkan sebagai variasi formasi atau posisi dalam suatu diskusi.
(b)
Pemanfaatan OHP
dalam pembelajaran Sejarah
Pada
dasarnya OHP/OHT berguna untuk memproyeksikan transparan ke arah layar yang
jaraknya relatip pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup besar. Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat
digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga
tetap terjadi komunikasi antara guru dengan siswa.
(2)
Slides/film bingkai
Film bingkai adalah suatu film positif baik hitam
putih ataupun berwarna
yang berukuran 35 mm, dan umumnya dibingkai dengan ukuran 2 x 2 inchi. Untuk melihatnya
perlu ditayangkan dengan proyektor slide. Kegunaanya
dalam media pembelajaran sejarah hampir samam dengan film dan lainnya yaitu
selain untuk menarik perhatian dari peserta didik mengenaimetri yang
ditayangkan juga bertujuan untuk seolah –oleh membawa peserta didik hadir pada
suatu peristiwa sejarah yang sedang diterangkan. Sehingga diharapkan materi
yang diajarkan akan lebih mudah diterima dan tertanam dalam memori peserta
didik.
(3)
Film strip/film rangkai
Film rangkai hampir sama dengan film
bingkai, bedanya pada film rangkai frame atau gambar tidak memerlukan bingkai
dan merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar tertentu. Jumlah
gambar pada 1 rol film rangkai adalah sekitar 50 sampai dengan 75 gambar dengan
panjang kurang lebih 100 sampai dengan 130 cm tergantung pada isi film itu.
Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pembelajaran yang berbeda dalam
satu rangkai sehingga cocok untuk mengajarkan keterampilan, penyimpanannya
mudah serta dapat digunakan untuk bahan belajar kelompok atau individu. Yang sangat bermanfaat salah satunya bagi pembelajaran
sejarah.
(4)
LCD
LCD adalah suatu jenis media tampilan
yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di
berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi,
kalkulator ataupun layar komputer. Kini LCD mendominasi jenis tampilan untuk
komputer meja maupun notebook karena membutuhkan daya listrik yang
rendah, bentuknya tipis, mengeluarkan sedikit panas, dan memiliki resolusi
tinggi.
Pemanfaatan LCD dalam
pembelajaran sejarah adalah, dengan menggunakan
proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar,
sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll akan menjadi lebih besar
dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih
menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama
diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan. Yang
dimaksud dengan gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto, diagram,
tabel, ilustrasi dll, baik berwarna ataupun hitam = putih yang relatif
berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan
jelas oleh seluruh siswa di dalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu
layar (screen).
g)
Media modern: komputer dan internet à power point
& Blog
Media modern merupakan media dalam
bentuk teknologi. Pemanfaatan teknologi di era modern ini sangat penting.
Terutama dalam bidang pendidikan yaitu untuk mengatasi permasalahan yang
terjadi dalam kegiatan belajar mengajar seperti halnya untuk pelajaran sejarah.
Persoalan yang muncul dalam pembelajaran sejarah antara lain kejenuhan siswa
dalam belajar dan kurangnya motivasi belajar. Jika hal tersebut dibiarkan
tentunya hal ini akan berdampak kepada prestasi belajar siswa karena siswa juga
tidak akan memahami materi pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara
untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan memanfaatkan media
pembelajaran sejarah.
Macam media modern yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :
a)
Internet
(1)
Pengertian
Kata internet merupakan singkatan kata dari interconnection-networking,
bila dijabarkan secara sistem global maka internet merupakan jaringan komputer
diseluruh penjuru dunia yang saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan
standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sehingga antara komputer dapat
saling mengakses informasi dan bertukar data. Internet mencangkup segala
sesuatu secara luas baik itu dalam bidang komputerisasi maupun telekomunikasi.
Internet juga dapat dipakai media/sumber belajar yang sangat berharga
bagi pembelajaran Sejarah. Hampir semua informasi mengenai berbagai aspek
kehidupan dapat diperoleh di internet.
Di media ini tidak hanya tayangan audio (suara), video (gambar bergerak)
melainkan juga teks tertulis. Teks tertulis yang tersedia di internet tidak
terbatas jumlahnya. Teks tersebut tidak hanya menggunakan Bahasa Asing seperti
Inggeris, Perancis, Arab dan lain-lain melainkan juga Bahasa Indonesia dan
bahasa daerah.
Oleh karena itu, guru Sejarah SMP/SMA dapat
menggunakan media internet sebagai media/sumber belajar yang sangat berharga
dengan cara melatih terlebih dahulu para siswa cara menggunakannya. Selain itu,
melalui internet, para siswa dapat diperkenalkan dengan tradisi baru dalam hal
berkorespondensi. Apabila orang tua serta kakek-nenek mereka berkorenspondensi
(surat-menyurat) dengan sahabat atau kerabatnya beberapa tahun yang lalu dengan
menggunakan surat melalui kantor pos maka para siswa sekarang dapat
diperkenalkan Nana Supriatna
Bentuk – Bentuk Media Pembelajaran yang di
dapat melalui Internet diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)
Blog
Istilah Weblog yang kemudian disingkat menjadi Blog
sebenarnya mulai dikenal sejak tahun 1997, namun baru populer pada tahun 2000.
Blog adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat
sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali
dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang
lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian.
Didalam Blog para pengajar maupun pihak yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan dapat mem-posting materi-materi yang mereka
anggap berguna bagi para pencari informasi pendidikan. Sedangkan pencari
informasi pendidikan pun dapat berpartisipasi mengembangkan maupun sekedar
memberikan komentar dari isi Blog yang telah dilihat.
Blog juga dapat dimanfaatkan oleh para guru untuk
media pembelajaran sejarah, yaitu Blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru
dapat menuliskan materi belajar, tugas, maupun bahan diskusi di blognya,
kemudian para muridnya bisa berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog gurunya
tersebut. Selain itu blog guru dan murid juga dapat saling berinteraksi. Guru,
yang harus memiliki Blog, mengharuskan murid memiliki blognya masing-masing,
sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Metode ini
bisa memacu iklim kompetisi antar siswa, karena tentu saja para siswa ingin
blognya menjadi yang terbaik. Setelah semua siswa memiliki Blog dibuatlah suatu
komunitas blogger pebelajar. Ada sebuah Blog sebagai pusat pembelajaran sejarah
(bisa berupa blog aggregator atau blog dengan beberapa kontributor), dengan
guru-guru dan siswa dari berbagai sekolah bisa tergabung dalam komunitas
blogger pebelajar tersebut. Hal ini dirasa akan memicu rasa semangat dari para
siswa untuk mempelajari pelajaran sejarah sehingga pembelaljaran sejarah tidak
lagi dirasa membosankan oleh siswa.
b)
Komputer
Dalam
era kemajuan teknologi di abad moderen ini, komputer merupakan sarana penunjang
aktifitas manusia di dalam bekerja dan berusaha demi tercapainya hasil kerja
yang optimal (efisien, efektif, dan ekonomis). Di dunia pendidikan misalnya,
proses pengolahan nilai siswa, pembuatan modul pembelajaran, demonstrasi materi
belajar, dan proses penerimaan siswa merupakan contoh-contoh aktifitas
pendidikan yang akhir-akhir telah menggunakan teknologi komputer.
Setting kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan komputer dibagi menjadi 2 yaitu ada yang disebut dengan Computer
Based Instruction (CBI) merupakan istilah umum untuk segala kegiatan
belajar yang berbasis pada komputer, baik sebagian maupun secara keseluruhan.
Pembelajaran Berbasis Komputer (CBI) adalah sebuah konsep baru yang sampai saat
ini banyak jenis desain dan implementasinya, tentunya dalam dunia pendidikan
dan pembelajaran. Kedua adalah CAI (Computer Assisted Instruction), kemudian
mengalami perbaikan menjadi ICAI (Intelligent Computer Assisted Instruction),
dengan dasar orientasi aktifitas yang berbeda muncul pula CAL (Computer
Assisted Learning), CBL (Computer Based Learning), CAPA (Computer Assisted
Personalized Assigment), dan ITS (Intelligent Tutoring System ). CAI adalah
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu komputer, seperti untuk presentasi,
sebagai alat peraga dan sebagainya.
Beberapa bentuk penggunaan
komputer media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
(1)
Penggunaan Multimedia Presentasi.
Multimedia presentasi
digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan
dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak diatas 50
orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang
memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan
semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi
satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar
siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual,
auditrif maupun kinestetik .
Berbagai perangkat
lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis
dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh
perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang
paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat
ini adalah perkembangan monitor, chard video, sound chard serta perkembangan
proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi
dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai
kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience.
Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi
saat ini, dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
Contohnya adalah ketika
siswa akan memaparkan hasil diskusinya berkaitan dengan materi kesejarahan
misalnya materi sejarah asia timur (jepang pada masa dinasti Qin). Untuk lebih
efektif siwa dapat menyajikannya dalam bentuk media power point. Pada media
tersebut hanya perlu dituliskan point – pointnya saja mengenai sejarah Dinasti
Qin, untuk penjelasan lebih lanjutnya dapat diterangkan oleh siswa sendiri.
Pemanfaatan media
komputer dalam hal ini adalah media power point dalam pembelajran sejarah
dirasa sangat penting. hal ini dikarenakan dalam kita sebagai pendidik akan
menerangkan materi tentang kesejarahan kepada siswa jika hanya bercerita saja
maka akan dirasa sangat membosankan, dengan diterapkannya media power point
dalam pembelajaran sejarah maka akan sangat membantu selain untuk menarik
perhatian siswa juga berguna untuk memfokuskan perhatian siswa pada slide yang
sedang di terangkan maka materi yang disampapikan akan dapat diterima oleh
siswa dengan baik.
h)
Media Cetak: Buku, majalah, koran
Media cetak merupakan jenis media yang
telah lama digunakan sebagai bahan untuk belajar. Media cetak juga dipandang
sebagai jenis media yang relatif murah dan sangat fleksibel penggunaannya.
Media cetak atau teks memiliki ragam yang bervariasi yang meliputi: buku,
brosur, leaflet, dan hand out. Siswa dapat memanfaatkan media cetak di mana
saja, kapan saja, dan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Media cetak
ini bisa dibuat untuk membantu fasilitator melakukan komunikasi interpersonal
saat pelatihan atau kegiatan kelompok. Media ini juga bisa dijadikan sebagai
bahan referensi (bahan bacaan) atau menjadi media instruksional atau
mengkomunikasikan teknologi baru dan cara-cara melakukan sesuatu (leaflet,
brosur, buklet). Bisa juga mengkomunikasikan perhatian dan peringatan serta
mengkampanyekan suatu isu (poster) dan menjadi media ekspresi dan karya
personal (poster, gambar, kartun, komik).
Media cetak dapat digunakan sebagai
media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran
karena media ini banyak menyimpan pesan tertulis yang mudah diterima. Macam
media cetak diantaranya adalah
a)
Buku Pelajaran
Buku pelajaran sering
disebut buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan secara
logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi
tertentu.
Contoh
bukupelajaran tentang kesejarahan adalah buku SNI babon jilid 1 sampai 6 yang
digunakan sebagai panduan perkuliahan mahasiswa sejarah.
Pemanfaatan buku pelajaran
dalam pembelajaran sejarah adalah sebagai alat pelajaran individual, sebagai
pedoman guru dalam mengajar, sebagai alat mendorong murid memilih teknik
belajar yang sesuai, sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan guru dalam
mengorganisasi bahan pelajaran. Dari semua manfaat yang diberikan oleh media
buku pelajaran ini maka memberikan keuntungan penggunaan buku pelajaran adalah
ekonomis, komprehensif dan sistematis, mengembangkan sikap mandiri dalam
belajar.
b)
Koran
Koran adalah barang cetakan yang berisi berita,
informasi, dan pendidikan yang terbit secara kontinyu yang biasanya harian. Contohnya adalah koran jawa pos yang menginformasikan mengenai kesejarahan
dari indonesia masa perjuangan. Pemanfatan koran dalam media
pembelajaran sejarah yaitu dapat dimanfaat kan sebagai media pennunjang dalam
guru memaparkan materi kepada muridnya atau dapat juga dijadikan sebagai media
untuk penugasan kepada murid beraitan dengan pelajaran yang sedang dibahas.
c)
Majalah
Majalah adalah kumpulan
berita, artikel, cerita, dan iklan yang dicetak dalam lembaran kertas dan
dijilid dalan bentuk buku, serta diterbitkan secara berkalam, sperti seminggu
sekali, dua minggu sekali, dan bahkan sebulan sekali. Ditinjau
dari segi isinya, majalah dapat dibedakan menjadi majalah umum dan majalah
sekolah. Contohnya seperti majalah
nasional geo yang menginformasikan mengenai masalah PKI yang menjelaskan
kemungkinan dalang dibalik kejadian tersebut dalam berbagai versi.
Pemanfaatn majalah kaitannya dalam
pembelajaran sejarah adalah memberikan informasi terbaru kaitannya dengan
sejarah. Pembaharuan dalam sejarah bukanlalh hal yang tabu, hal ini dikarenakan
ditemukannya fakta – fakta baru dalam sebuah peristiwqa sejarah yang akan
semakin memperkaya pemahaman sejarah tersebut. Hal ini dikarenakan dalam
majalah mengandung bahan bacaan hangat dan aktual, memuat data terakhir tentang
hal yang menarik perhatian, sebagai sarana belajar menulis artikel, memuat
bahan kliping yang dapat digunakan sebagai bahan display untuk papan tempel,
memperkaya perbendaharaan pengetahuan, meningkatkan kemampuan membaca kritis
dan keterampilan berdiskusi. Langkah-langkah yang harus diambil guru agar surat
kabar dan majalah berfungsi dengan baik adalah: membangkitkan motivasi membaca,
memberi tugas-tugas yang kontekstual, tampilkan kliping-kliping siswa yang
bagus agar menarik minat siswa yang lain, mengadakan diskusi dengan topik
berkaitan dengan isi surat kabar dan majalah, memberikan penghargaan yang wajar
atas karya para siswa.
i)
Media Grafis: bagan, diagram, grafik, poster, kartun.
Media grafis adalah suatu penyajian
secara visual dalam bentuk simbol-simbol komunikasi verbal yang menggunakan
titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbul visual
yang lain dengan maksud untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum
suatu ide, data atau kejadian. Simbol-simbol tersebut artinya perlu difahami
dengan benar, agar proses penyampaian pesannya dapat berhasil dengan balk dan efisien.
Fungsi umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima
pesan. Sedangkan fungsi khususnya adalah untuk menarik perhatian, memperjelas
ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan
atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Bentuk-bentuk
media grafis antara lain adalah bagan, diagram, grafik, poster, kartun, dan
foto.
a) Bagan
Media bagan/chart adalah merupakan
media atau alat bantu mengajar bagi guru dalam menyajikan ide-ide atau konsep
bahan pengajaran sehingga lebih mudah bagi siswa memahaminya. Media bagan
merupakan media visual yang disampaikan secara tertulis atau lisan yang
disajikan dalam bentuk grafik seperti gambar,diagram,kartun,atau lambang verbal
.
Penggunaan
Media Bagan dalam Pembelajaran Sejarah.
Pengajaran sejarah dapat mengarahkan siswa untuk menjadi seorang warga
masyarakat yang lebih baik dan sebagai warganegara yang menghargai jasa para
pahlawannya. Bahan pelajaran yang dipelajari dalam IPS khususnya sejarah sangat
banyak probelmnya,diantaranya kurang menarik bagi siswa manakala gurunya tidak
dapat menyampaikan dengan baik,dan tidak menggunakan media yang tepat. Seperti
halnya menerangkan silsilah kerajaan Mataram sangat diperlukan bagan atau peta
konsep,agar pemahaman siswa lebih bermakna dan lebih cepat. Guru harus mampu
memformulasikan media sesuai dengan karakter materi pelajaran , kalau tidak
sejarah hanya akan dianggap cerita dongeng yang tidak diyakini kebenarannya.
Apalagi di MA yang siswanya masih dalam tahap pengenalan sejarah bangsa perlu
memformulasikan sejarah itu dalam sajian yang menarik. Maka sangatlah tepat
guru menggunakan media.
Pada umumnya bahwa jarang guru yang
menggunakan media dalam pembelajaran sejarah. Guru lebih banyak bercerita,dan
hanya sekali-sekali memberikan pertanyaan pada siswa. Termasuk dalam
menerangkan silsilah kerajaan Mataram guru tidak menggunakan bagan atau peta
konsep sehingga siswa terlalu lama untuk memahami pelajaran tersebut.
Langkah-Langkah Penggunaan Media Bagan
dalam Pembelajaran Sejarah Media bagan
dapat dijadikan sebagai alat bantu atau media dalam pembelajaran sejarah
terutama dalam penyampaian materi silsilah kerajaan,struktur organisasi dan
bebagai peta konsep lainnya.Dalam penggunaan media bagan ini guru dapat
melakukan kegiatan sebagai berikut :
a) Menentukan
dan mempersiapkan tema yang akan diajarkan pada siswa
b) Menetapkan
metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
c) Mempersiapkan
sarana dan prasarana serta media yang tepat sesuai karakter materi
d) Kalau
materi mengenai silsilah atau ranji kerajaan,memang media bagan lebih tepat
digunakan guru. Berikut contoh pembuatan media bagan tentang silsilah kerajaan Silla Kuno.
Gambar.
2.7
Bagan
silsilah Kerajaan Silla masa kejayaan
b) Diagram
Diagram biasanya digunakan untuk
memperlihatkan adanya hubungan dan keterkaitan antara konsep yang satu dengan
konsep yang lain. Diagram juga dapat digunakan untuk menggambarkan suatu proses
atau urutan kejadian dan herarki. Diagram sering dijumpai dalam buku teks,
jurnal, dan majalah ilmiah. Diagram memiliki kesamaan dengan chart yaitu
dapat menggambarkan adanya hubungan antara suatu konsep dengan konsep yang
lain. Pada buku, chart dapat dijumpai dalam bentuk tabel dan flowchart.
Hal ini sangat membantu bagi
guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram
merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang
akan diuraikan.
Gambar.2.8 Diagram prosentase Samhan (Negara Konfederasi)
c) Grafik
Grafik digunakan untuk memberikan
penjelasan tentang data numerik. Setiap unsur visual yang terdapat di dalam
grafik mewakili suatu data numerik. Selain itu, grafik juga dapat menggambarkan
adanya keterkaitan antara unit yang terdapat dalam data berikut
kecenderungannya (tendency). Grafik sebagai suatu medium komunikasi
dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu: grafik batang, grafik gambar,
grafik lingkaran, dan grafik garis.
Dalam proses belajar mengajar, utamanya
dalam pembelajaran sejarah grafik mempunyai fungsi untuk memperlihatkan
perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan
sederhana, terutama pada penyajian secara statistik. Disini dapat diperlihatkan
contohnya yaitu berupa grafik dinamika kepemimpinan dari Dinasti Silla pada
masa kejayaannya. Dari grafik ini siswa dapat melihat secara jelas bagaimana
dinamika kepemimpinan tersebut dan tentunya akan lebih mempermudah dalam
memahaminya dan akan lebih cepat tertanan dalam memomi siswa karna disajikan
dalam bentuk grafik. Tidak kebanyakan guru pada umumnya yang hanya membacakan
materi tentang sejarah
Gambar. 2.9 Graafik
Dinamika pertumbuhan ekonomi pasca orde baru
d) Poster
Poster dirancang untuk
menyalurkan informasi dengan visualisasi ide atau pesan yang meriah, atraktif,
akan tetapi ekonomis. Poster yang baik menunjukkan adanya:
(1)
tujuan untuk
sesuatu keperluan tertentu,
(2)
penampillan yang
tegas dan jelas, sehingga orang yang membaca atau mengamati tidak ragu-ragu
akan pesan yang terkandung,
(3)
warna-warna yang
meriah dan menarik perhatian berfokus pada topik atau judul tertentu,
(4)
cukup lebar agar
mudah dibaca dan dicerna dalam sekejap.
Poster merupakan konsep visual
yang terdiri dari kombinasi antara garis, warna dan kata-kata (teks). Medium
poster ditujukan untuk menangkap dan mempertahankan perhatian orang (eye
cathing) agar mereka dapat memahami pesan yang terdapat di dalamnya.
Dalam pembelajaran sejarah media poster
dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian siswa hal ini berkaitan erat dengan
pandangan siwa mengenai pelajaran sejarah yang membisankan dan cenderung hanya
menghafal saja. Dengan pemanfaatan media poster maka hal ini dapat disiasati.
Contohnya seperti poster dari ratu pertama di keraajaan kuno Kkorea yaitu Ratu
Seondeok (623-647 SM).
Gambar. 2.10 Poster Sejarah Kerajaan Kuno Korea
e) Kartun
Kartun merupakan format bahan
grafis yang paling populer sebagai suatu medium komunikasi. Kartun
didefinisikan sebagai gambar atau karikatur yang dapat memberikan informasi
tentang orang atau peristiwa. Medium ini sering diterbitkan dalam media cetak
seperti koran, bahan-bahan periodik dan buku. Kartun biasanya berisi informasi
yang aktual tentang tokoh, kebijakan dan peristiwa yang tengah berlangsung.
Kartun merupakan medium komunikasi yang mudah dimengerti.
Medium ini seringkali digunakan untuk
mengungkapkan sesuatu yang lucu tanpa mengurangi maksud dan tujuan informasi
yang ingin disampaikan. Kartun dapat juga menunjukkan waktu terjadinya suatu
peristiwa. Medium kartun dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi
pada pemirsa atau audience yang beragam - usia, kondisi social, dan
ekonomi.
Media
Kartun Dapat Dipakai Dalam Pembelajaran Sejarah/IPS, hal ini dikarenakan
beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut :
(1) Kartun
Memiliki Pengaruh Visual Langsung
(2) Kartun
digemari oleh kalangan Usia
(3) Pesan/isi
kartun dapat segera direspons oleh setiap orang menurut interpretasi pribadi
(4)
Dapat mengembangkan beragam interpretasi untuk
memperkaya materi pembelajaran. Contohnya adalah
Gambar. 2.11 Kartun Sejarah Pembakaran
buku-buku dari penganuut ajaran konfusium pada masa kaisar Qin Sihuangdi
(Dinasti Qin?
Kartun dapat dipakai sebagai sarana
untuk mengembangkan imajinasi siswa tentang peristiwa sejarah. Dalam
Pembelajaran sejarah kartun dapat digunakan untuk berbagai hal diantaranya
adalah :
(1) Mengembangkan
penguasaan fakta.
(2) Pemahaman
kesejarahan
(3) Interpretasi
dan analisis kesejarahan
(4) Kemampuan
melakukan penelitian kesejarahan
(5) Kemampuan
dalam mengembil keputusan dan analisis mengenai isu sejarah
(6) Kartun
dapat dipakai sebagai sarana untuk mengembangkan pemahaman siswa
(7) Kartun
dapat dipakai sebagai sarana untuk mengevaluasi pembelajaran.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan berbagai jenis media
dalam proses pembelajaran dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar,
baik di kelas maupun di luar kelas. Banyak sekali media pembelajaran yang bisa
dimanfaatkan di dalam menyampaikan materi ajar agar lebih efektif dan efisien
serta dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Namun kalau kurang
tahu jenis-jenisnya maupun kelebihan dan
keterbatasannya setiap media tersebut tentunya hasilnya tidak akan seperti yang
diharapkan. Oleh karena itu, untuk seorang guru yang profesional, pengetahuan
tentang macam-macam media pembelajaran adalah sesuatu hal yang sangat
diperlukan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, seorang guru
dalam menyampaikan materi (proses belajar mengajar) akan lebih menarik bagi
peserta didik (siswa). Media pembelajaran ini dapat dibuat oleh guru atau
bersama-sama dengan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di
lingkungan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Dr. Benny A. Pri. Modul Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar
yang Melandasinya. Rumah
Belajar. http://belajar.kemendikbud.go.id
2.
Ari Nuryanto.
Materi Mediai Pembelajaran. Universitas Negeri Yogyakarta.
3.
I Wayan Santyasa. Media
Pembelajaran. Universitas Pendidikan Ganesha
4.
UNIMED-Undergraduate-22802-6.
BAB II HERRYSON
Tidak ada komentar:
Posting Komentar